Anda di halaman 1dari 55

Case Report Session

G1P0A0 Gravida 39-40 Minggu Inpartu Kala I Fase


Laten dengan KPD 12 jam,JTH Intrauterin Preskep

Pembimbing:
dr. Paryanto Sp. OG
KEPANITRAAN KLINIK SENIOR
BAGIAN OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM PENDIDIKAN RADEN MATTAHER/FKIK UNJA
2018
PENDAHULUAN

Ketuban pecah dini  pecahnya selaput


01 ketuban secara spontan sebelum awitan
persalinan, baik aterm maupun preterm

Terjadi perubahan kualitas dan kuantitas


cairan amnion serta komposisinya.
02
Induksi persalinan  tindakan terhadap ibu hamil
03 yang belum inpartu, untuk merangsang timbulnya
kontraksi rahim sehingga terjadi persalinan.
LAPORAN KASUS

3
NY. M
Umur : 23 tahun Pendidikan : SMA
Suku/bangsa : Melayu Pekerjaan : IRT
Agama : Islam Alamat : RT20Danau Asri

Tn. M
Umur : 26 tahun Pendidikan : S II
Suku/bangsa : Melayu Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Alamat :RT 20 Danau Asri

MRS : 16 Oktober 2018


No. MR : 899736
Keluhan Utama

Keluar air-air dari jalan lahir


sejak 12 jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
12 jam SMRS pasien mengeluh keluar air-air dari jalan lahir,
jernih, merembes membasahi kain yang dipakai
Demam (-), coitus (-), keputihan (-), minum jamu atau obat-
obatan (-)
±1 hari SMRS nyeri perut bagian bawah menjalar ke pinggang
& keluar darah bercampur lender (-)
Kemudian os di bawa ke RSUD Raden Mattaher Jambi.
Tengkuknya terasa berat sejak beberapa hari terakhir ini,
kencing (+) sedikit, bengkak kaki (-), nyeri ulu hati (-),
mual&muntah (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi (-)
Hepatitis (-)
DM(-)
Asma (-)
PJK (-)
Malaria (-)
Penyakit Ginjal (-)
Riwayat Obstetri
 GPA : G1P0A0
 HPHT : 10-01-2018
 UK : 39 minggu
 TP : 17-10-2018
 Menarche : 13 tahun
 Lama Haid : 7 hari siklus 28 hari
 Riwayat perkawinan: sudah menikah satu satu kali pada
usia 22 tahun, lama usia pernikahan 1 tahun
RIWAYAT RIWAYAT
OBSTETRI PERSALINAN

• Ini • Imunisasi TT :-
• GPA : G1P0A0 • ANC : 1 x selama
• HPHT : 10-01-2018 kehamilan (trimester
• UK : 39 minggu pertama)
• TP : 17-10-2018
• Menarche : 13 tahun
• Lama Haid : 7 hari
siklus 28 hari
• Riwayat perkawinan :
sudah menikah satu
satu kali pada usia 22
tahun, lama usia
pernikahan 1 tahun
Keadaan umum :
Tampak Sakit Sedang
Kepala : normocephale, rambut hitam tidak mudah dicabut.
Kesadaran : CM
TB / BB

: 145 cmMata : CA -/-,
/ 55 kg SI -/-, RC +/+
Tekanan darah : THTmmHg
120/70 : dbn
Nadi : 82x/menit
 Leher : pembesaran KGB (-)
Respiratory rate TANDA-TANDA
: 20 x/menit PEMERIKSAAN STATUS
 Thorak : pergerakan dada simetris
VITAL FISIK GENERALIS
Suhu : 36,5 º C
 Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
 Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen : pembesaran perut simetris, bising usus (+), hepar dan
lien tidak teraba
 Ekstremitas : akral dingin, edema -/-, sianosis -/-, CRT< 2 detik
Pemeriksaan Obstetri

Pemeriksaan luar Palpasi


 Inspeksi : air-air (+)
Leopold I : TFU 33 cm, teraba bagian yang lunak, tidak melenting.
 Muka : cloasma gravidarum
Leopold II : Kanan (-), edema (-) bagian terbesar janin
: teraba
 Leher : pembesaran Kiri vena jugularis
: teraba (-) bagian-bagian kecil janin
teraba
 Dada : pembesaran
Leopold mammae
III : teraba simetris, putingbundar,
bagian keras, susu menonjol,
dan melenting.
 hiperpigmentasi areolaIV
Leopold mammae (+), colostrum (+)
: Konvergen
 Abdomen : perut TBJtampak: (33membesar
- 11) x 155ke depan, striae gravidarum
= 3410gram
(+),linea nigra (+),
HISsikatrik (-)
: 3 x/10’/30”
 Vulva : labia mayor/minor
Auskultasi simetris, pembengkakan kel.bartholini(-),
: DJJ = 144x/i
Pemeriksaan Obstetri

Pemeriksaan Dalam
Inspekulo:
Tampak cairan menggenang di introitus vagina, dibersihkan, kesan : tidak mengalir aktif.
Nitrazine test (-), Valsalva test (+), fluxus (-).
Portio : posisi anterior,licin, konsistensi tebal lunak
Pendataran : 20%
Pembukaan : Terbuka (1 cm)
Ketuban : (+) jernih
Penunjuk : UUK
Bagian terbawah/presentasi : kepala
Penurunan kepala : H1
Pemeriksaan Laboratorium

Darah Rutin

HGB : 11.5 L gr/dL


WBC : 19,623/mm3
HCT : 32,1 L gr/dl
RBC : 3,81 106 L/mm3
PLT : 298 103/mm3
Glukosa: 122 mg/dL
BT = 2’
CT = 4’
Diagnosis Kerja

G1P0A0 gravida 39-40 minggu inpartu kala I


fase Laten dengan KPD 12 jam, JTH Intrauterin
Preskep
Penatalaksanaan
Observasi KU, TTV
Observasi kemajuan persalinan
Edukasi os untuk tirah baring miring ke
kiri.
- Induksi persalinan
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Cefotaxime 2x1 gr
Tanggal Follow Up Ket
16 Oktober 2018 S : Os datang ke IGD dg keluhan, keluar air-air (+), ketuban jernih lendir
Pukul 16:00 WIB darah (-), nyeri perut menjalar ke pinggang.
O : TD : 130/80 N: 84x/i S: 36.60C RR: 20x/i
HIS : 3 x/10’/ 30”
L1 : Teraba masa lunak tidak melenting, TFU : 33 cm
L2 : Puka, DJJ : 154 x/i
L3 : Preskep
L4 : konvergen
Pembukaan 1 cm, Pendataran 20%, Ket (+) merembes
A : G1P0A0 gravida 39-40 minggu inpartu kala I fase Laten dengan KPD 12
Jam, JTH Intrauterin Preskep
P : - Obs KU/TTV/DJJ
- IVFD RL 20 gtt/i
- Cefotaxim 2x1g

Pukul 17.50 S : Os datang ke IGD dg keluhan, keluar air-air (+), ketuban jernih lendir darah
(-), nyeri perut menjalar ke pinggang.
O : TD : 130/80 N: 90x/i S: 36.70C RR: 20x/i
HIS : 3 /10’/30”
L1: Teraba masa lunak tidak melenting, TFU : 33 cm
L2 : Puka, DJJ : 148 x/i
L3 : Preskep
L4 : Konvergen
Tanggal Follow Up Ket
A : G1P0A0 gravida 39-40 minggu inpartu kala I fase Laten dengan KPD
12 Jam, JTH Intrauterin Preskep
P : - Obs KU/TTV/DJJ
- IVFD RL 20 gtt/i
- Drip definitive ½ amp oxytocin + RL mulai 8 tts – 40 tts
- Cefotaxim 2x1g
20.00 S : Os datang ke Bangsal Kebidanan dg keluhan, keluar air-air (+),
ketuban jernih lendir darah (-), nyeri perut menjalar ke pinggang.
O : TD : 130/80 N: 90x/i S: 36.70C RR: 20x/i
HIS : 3 x /10’/30”
L1 : Teraba masa lunak tidak melenting, TFU : 33 cm
L2 : Puka, DJJ : 148 x/i
L3 : Preskep
L4 : Konvergen
Pembukaan 1 cm, Pendataran 20%, Ket (+) merembes
A : G1P0A0 gravida 39-40 minggu inpartu kala I fase Laten dengan KPD
12 Jam, JTH Intrauterin Preskep
P : - IVFD RL 20 gtt/i
- Drip definitive ½ amp oxytocin + RL mulai 8 tts – 40 tts
- Cefotaxim 2x1g
Tanggal Follow Up Ket
22.00 WIB S :pasien merasa mulas
O : TD : 120/80 N: 80x/i S: 36.0C RR: 22x/i
HIS : 3 x 10’
30”
L1 : Teraba masa lunak tidak melenting, TFU : 31 cm
L2 : Puka, DJJ : 143 x/i
L3 : Preskep
L4 : konvergen
Pembukaan 1 cm, Pendataran 20%, Ket (+) merembes
A : G1P0A0 gravida 39-40 minggu inpartu kala I fase Laten dengan KPD 12 Jam,
JTH Intrauterin Preskep
P : - Obs KU/TTV/DJJ
- Obs kemajuan persalinan
- IVFD RL 20 gtt/i
- Drip definitive ½ amp oxytocin + RL mulai 8 tts – 40 tts
- Cefotaxim 2x1g
Tanggal Follow Up Ket
17 Oktober 2018 S : Pasien mengeluhkan mules bertambah
Pukul 00:30 WIB O : TD : 120/80 N: 86x/i S: 36.50C RR: 24x/i
HIS : 3 x 10’
30”
L1 : Teraba masa lunak tidak melenting, TFU : 33 cm
L2 : Puka, DJJ : 145 x/i
L3 : Preskep
L4 : divergen 3/5
Pembukaan 3-4 cm, Portio tebal, Ket (+) merembes, kepala bayi H1
A : G1P0A0 gravida 39-40 minggu inpartu kala I fase Laten dengan KPD 12 Jam,
JTH Intrauterin Preskep
P : - Obs KU/TTV/DJJ
- Obs kemajuan persalinan
- IVFD RL 20 gtt/i
- Drip definitive 1 amp oxytocin + RL mulai 20 tts – 40 tts (kolf ke-2)
- Cefotaxim 2x1g
Tanggal Follow Up Ket
02.30 WIB S : Pasien mengeluhkan mules bertambah sering
O : TD : 120/80 N: 84x/i S: 36.50C RR: 24x/i
HIS : 4 x 10’
30”
L1 : Teraba masa lunak tidak melenting, TFU : 33 cm
L2 : Puka, DJJ : 142 x/i
L3 : Preskep
L4 : divergen 2/5
Pembukaan 7-8 cm, Portio menipis, Ket (+) merembes, kepala bayi
3/5 PAP
A : G1P0A0 gravida 39-40 minggu inpartu kala I fase Laten dengan
KPD 12 Jam, JTH Intrauterin Preskep
P : - Obs KU/TTV/DJJ
- Obs kemajuan persalinan
- IVFD RL 20 gtt/i
- Drip definitive 1 amp oxytocin + RL mulai 20 tts – 40 tts (kolf ke-
2)
- Cefotaxim 2x1g
Tanggal Follow Up Ket
03.00 WIB S : Pasien mengeluhkan mules bertambah sering
O : TD : 120/80 N: 84x/i S: 36.50C RR: 24x/i
HIS : 5 x /10’/30”
L1 : Teraba masa lunak tidak melenting, TFU : 33 cm
L2 : Puka, DJJ : 142 x/i
L3 : Preskep
L4 : divergen 1/5
Pembukaan 9-10 cm, Portio tipis, Ket (+) merembes, kepala bayi
sudah tampak pada mulut vagina
A : G1P0A0 gravida 39-40 minggu inpartu kala I fase Laten dengan
KPD 12 Jam, JTH Intrauterin Preskep
P : - Obs KU/TTV/DJJ
- IVFD RL 20 gtt/i
- Cefotaxim 2x1gr
Tanggal Follow Up Ket
03.30 WIB S : Pasien mengeluhkan mules bertambah sering
O : TD : 120/80 N: 84x/i S: 36.50C RR: 24x/i
HIS : 5 x 10’/30”
L1 : Teraba masa lunak melenting, TFU : 33 cm
L2 : Puka, DJJ : 143 x/i
L3 : Preskep
L4 : divergen 0/5
Pembukaan 10 cm, Portio tipis, Ket (+) merembes, kepala bayi tampak
pada mulut vagina
A : G1P0A0 gravida 39-40 minggu inpartu kala I fase Laten dengan KPD
12 Jam, JTH Intrauterin Preskep
P : - Obs KU/TTV/DJJ
- IVFD RL 20 gtt/i
- Cefotaxim 2x1g
- Pimpin persalinan

Bayi lahir pervaginam,


04.25 JK : Perempuan PB : 47cm AS : 8/9
BBL : 3200 grPukul : O4.25
Tanggal Follow Up Ket
09.00 WIB S : pasien Postpartum
O : TD : 120/80 N: 80x/i S: 36.0CRR: 20x/i
A : P1A0 post partum hari 1
P : - IVFD RL 20 gtt/i
- Cefotaxime 2x1gr
- Drip ketorolac + tramadol (1:1) dalam cairan infuse RL 500cc

18 Oktober 2018
08.00 WIB S : tidak ada keluhan
O : TD : 120/70 N: 84x/i S: 36.8CRR: 20x/i
A : P1A0 post partum hari ke-2
P : - Obs KU/TTV
- IVFD RL 20 tpm

- Pasien pulang pukul 11:00 WIB


▹ TINJAUAN
▹ PUSTAKA
DEFENISI KPD
Pecahnya selaput ketuban secara spontan sebelum awitan
Pecahnya selaput ketuban secara spontan sebelum awitan
persalinan, baik aterm maupun preterm.
persalinan, baik aterm maupun preterm.
KPD saat preterm (KPDP)  usia <37 minggu
KPD saat preterm (KPDP)  usia <37 minggu
Dan disebut juga KPD bila satu jam kemudian tidak timbul tanda-
Dan disebut juga KPD bila satu jam kemudian tidak timbul tanda-
tanda awal inpartu yaitu bila pembukaan pada primigravida kurang
tanda awal inpartu yaitu bila pembukaan pada primigravida kurang
dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm
dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm
KPD
KPD memanjang
memanjang   >> 24
24 jam
jam yang
yang berhubungan
berhubungan
dengan
dengan peningkatan
peningkatan risiko
risiko infeksi
infeksi intra-amnion
intra-amnion
atau
atau lebih
lebih dari
dari 12
12 jam
jam sebelum
sebelum waktunya
waktunya
persalinan
persalinan
Epidemiologi

30% penyebab KPD


kelahiran
70% KPD pada prematur
5-10% disemua 1% pada KPD kehamilan aterm
kelahiran preterm
Etiologi
• Berkurangnya
kekuatan
membran

• Meningkatnya
• Kedua Faktor tekanan
Tersebut intrauterin
Faktor Resiko
 Inkompetensi Serviks
01 Kanalis sevikalisyang selalu terbuka oleh karena
kelainan pada servik uteri ( akibat persalinan,
kuretase).
02  Polihidramnion ( Cairan ketuban
berlebih )
03  Riwayat KPD sebelumnya
 Kelainan atau kerusakan
04 selaput ketuban
 Kehamilan Kembar
 Trauma
05  Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia
kehamilan 23 minggu
 Infeksi pada kehamilan seperti bakterial vaginosis
MANIFESTASI KLINIS

Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban


merembes melalui vagina.

Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau


amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau
menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah.

Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus


diproduksi sampai kelahiran
Penegakkan Diagnosis
Inspeksi : Pengamatan biasa

Pemeriksaan Fisik
Anamnesis
akan tampak keluarnya cairan
• Dari anamnesis dapat dari vagina, bila ketuban baru
menegakkan 90% dari pecah, dan jumlah airnya masih
diagnosis. Kadang kala banyak, pemeriksaan ini akan
cairan seperti urin dan makin jelas
vaginal discharge bisa Inspekulo : langkah pertama
untuk mendiagnosis KPD, cairan
dianggap cairan amnion.
yang keluar dari vagina perlu
• Penderita merasa basah diperiksa : warna, bau, dan PH
dari vaginanya atau nya,
mengeluarkan cairan Fluksus
banyak dari jalan lahir Pooling, valsava test
• Bau cairan ketuban yang Cairan amnion di konfirmasikan
dengan menggunakan nitrazine
khas
test. Kertas lakmus akan berubah
menjadi biru jika PH 6 – 6,5.
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan lab
Pemeriksaan darah lengkap dan kultur urinalisa
- Tes Lakmus
- Mikroskopis (tes pakis).
- Dilakukan juga kultur dari swab untuk chlamydia, gonnorhea,
dan stretococcus group B
2. Pemeriksaan USG
Penatalaksanaan
▹ Pastikan diagnosis

▹ Tentukan umur kehamilan

▹ Evaluasi ada tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi


janin
▹ Apakah dalam keadaan inpartu, terdapat kegawatan
janin.
Penatalaksanaan
Terapi konservatif, bila : Terapi aktif, bila :
▹ Komplikasi (-) ▹ Komplikasi (+)
▹ Usia gestasi 28-37 minggu ▹ Jika ketuban telah pecah >18 jam, berikan
▹ Berikan Antibiotik untuk antibiotik profilaksis untuk mengurangi resiko
menurunkan morbiditas ibu infeksi
dan janin ▹ Usia gestasi > 37 minggu atau < 28 minggu
▹ Berikan Kortikosteroid untuk ▹ Kematian janin
kematangan paru janin ▹ Indeks tokolitik > 8
Terapi Aktif

Nilai Serviks
▹ Jika serviks sudah matang, lakukan induksi persalinan
dengan oksitosin
▹ Jika serviks belum matang, matangkan dengan
prostaglandin dan infus oksitosin, atau di lahirkan
dengan seksio sesarea
KOMPLIKASI KPD

• Persalinan Prematur
• Infeksi
• Hipoksia dan asfiksia
• Sindrom Deformitas janin
INDUKSI PERSALINAN

Suatu tindakan terhadap ibu hamil yang


belum inpartu, baik secara operatif
maupun medisinal, untuk merangsang
timbulnya kontraksi rahim sehingga terjadi
persalinan.
SKOR BISHOP
Skor 0 1 2 3

Pembukaan serviks (cm) 0 1-2 3-4 5–6

Pendataran serviks 0 – 30 % 40 – 50 % 60 – 70 % 80 %

Penurunan kepala H123 (cm) - 3 - 2 - 1. 0 +1 +2

Konsistensi serviks Keras Sedang Lunak  

Posisi serviks Posterior Medial anterior  


Jenis- jenis Induksi
Secara Medis
•• Prostaglandin
Prostaglandin
•• Infus
Infus oksitosin
oksitosin
•• Cairan
Cairan hipertonik
hipertonik intrauterin
intrauterin

Secara
Secara manupulatif
manupulatif // dengan
dengan tindakan/mekanik
tindakan/mekanik
•• Amniotomi
Amniotomi
•• Melepaskan
Melepaskan selaput
selaput ketuban
ketuban dari
dari bagian
bagian bawah
bawah rahim.
rahim.
(stripping
(stripping of
of the
the membrane).
membrane).
•• Kateter
Kateter Transservikal
Transservikal (Kateter
(Kateter Foley)
Foley)
•• Dilator
Dilator Servikal
Servikal Higroskopik
Higroskopik (Batang
(Batang Laminaria)
Laminaria)
•• Pemakaian
Pemakaian rangsangn
rangsangn listrik
listrik
•• Rangsangan
Rangsangan pada pada puting
puting susu
susu
Induksi Mekanik dan Tindakan

Teknik Amniotomi

Teknik Pemasangan Kateter


Batang Laminaria
Gambar
Gambar AA :: Pemasangan
Pemasangan laminaria
laminaria
didalam
didalam kanalis
kanalis servikalis
servikalis

Gambar
Gambar B
B :: Laminaria
Laminaria mengembang
mengembang

Gambar
Gambar C C :: Ujung
Ujung laminaria
laminaria melebihi
melebihi
ostium
ostium uteriinternum
uteriinternum
Gambar
Gambar DD
:: Ujung
Ujung laminaria
laminaria tidak
tidak melewati
melewati ostium
ostium
uteri
uteri internum
internum

Teknik Stripping Membrane


INDIKASI INDUKSI PERSALINAN
Ketuban Pecah Dini

Kehamilan Lewat waktu

Diabetes dalam Kehamilan

Atas permintaan pasien pada usia kehamilan <41 minggu

Hipertensi dalam kehamilan / preeklampsia

Korioamninitis

Kematian Janin/ IUFD


KONTRAINDIKASI KONTRAINDIKASI RELATIF

• Malposisi dan malpresentasi


• Pola denyut jantung abnormal
janin
• Insufisiensi plasenta • Presentasi bokong
• CPD • Ibu dengan penyakit jantung
• Cacat Rahim, bekas SC, • Kehamilan ganda
• Polihidramnion
enukleasi mioma, Karsinoma
• Bagian terbawah janin di atas
serviks invasif
• Grande multipara PAP
• Gemelli • Preeklampsia berat
• Prolaps tali pusat
KOMPLIKASI INDUKSI
PERSALINAN

• Hiponatremia
• Atonia uteri
• Hiperstimulasi
• Fetal distress
• Prolaps tali pusat
• Solusio plasenta
• Ruptur uteri
• Hiperbilirubinemia
• Perdarahan postpartum
• Kelelahan ibu dan krisis emosional
• Infeksi intrauterin
ANALISA KASUS
Analisa Kasus
▹ Ny. M Umur 23 tahun dengan diagnosis G1P0A0 gravida 39-40
minggu inpartu kala I fase Laten dengan KPD 12 jam, JTH Intrauterin
Preskep

Diagnosa ditegakkan berdasarkan hasil anamnesa,


pemeriksaan fisik obstetri, serta pemeriksaan
penunjang.
Teori Kasus
 Pasien merasa basah pada vagina.  Pasien datang dengan keluhan keluar
 Mengeluarkan cairan banyak tiba air-air dari jalan lahir
-tiba dari jalan lahir.  Riwayat keluar air ketuban dari jalan
 Warna cairan diperhatikan. lahir sejak 12 jam sebelum masuk
 Belum ada pengeluaran lendir rumah sakit.
darah dan berbau khas  Cairan yang keluar jernih dan berbau
 His belum teratur atau belum ada. amis
Teori Kasus
Pemeriksaan dalam dilakukan : Pemeriksaan dalam dilakukan :

• Dengan inspekulo
• Seminimal mungkin untuk mencegah
infeksi. • Untuk memantau kemajuan persalinan.
• KPD sudah dalam persalinan.
• Selaput ketuban tidak dapat dievaluasi
• KPD yang dilakukan induksi
persalinan.
• Selaput ketuban negatif
Teori Kasus
 Pemeriksaan leukosit untuk  Leukosit: 19,623/mm3
mengetahui tanda-tanda infeksi

Pasien diberikan injeksi
 Pemberian antibiotik profilaksis
antibiotik Cefotaxime 2 x
dapat menurunkan infeksi pada
1gr
ibu.

 
• sudah memenuhi syarat
untuk dilakukan induksi
persalinan, dimana syarat
pada pasien ini setelah
dilakukan induksi persalinan dipantau lebih dari 8 jam
adalah Kehamilan pembukaan tidak maju.

KASUS
aterm,ukuran panggul Karena hal tersebut,
TEORI

normal, Tidak ada CPD pada pasien ini


( disproporsi antara pelvis
dan janin ), Janin dalam
diputuskan untuk
presentasi kepala dan dilakukan induksi
Serviks sudah matang yaitu, dengan infus oksitosin
porsio teraba lunak, mulai Induksi persalinan
mendatar dan sudah mulai dengan oksitosin 5 IU
membuka. skor pelvik > 5,
induksi persalinan.
dalam RL 500cc 8-40
tetes dinaikan /15menit
• indikasi induksi persalinan
pada pasien ini sudah tepat
yaitu ketuban pecah dini Pada kasus ini usia
dengan umur kehamilan >37 kehamilan 39-40 minggu kala
minggu 1 fase laten yang selama ±
• Induksi persalinan juga 12 jam pasien mengeluhkan

KASUS
dilakukan atas indikasi
TEORI

merembesnya cairan dari


sesuai teori yaitu kala 1
jalan lahir yang juga disertai
yang terdiri dari fase laten,
dimulai dari pembukaan 1 keluarnya darah bercampur
sampai dengan pembukaan lendir. Selama pemantauan
3, berlangsung selama 8 pembukaan pada pasien
jam dan fase aktif dari mengalami kemajuan, HIS
pembukaan 4 sampai semakin kuat dan pada
lengkap berlangsung selama pembukaan mengalami
4 jam. penambahan
• Timbulnya kontraksi
rahim dinilai dalam Pada pasien ini dilakukan
setiap 15 menit. Bila induksi persalinan dengan
dalam waktu 15 menit infus oksitosin, dimana
pemberian infus oksitosin 5
ini his tetap lemah,

KASUS
TEORI

IU dalam cairan infus dengan


tetesan dapat dimulai 8 tts/menit dimulai
dinaikkan. Umumnya pada pukul 17.00 wib, drip
tetesan maksimal definitive oksitosin yang ke-2
diperbolehkan sampai kali sampai pada tetesan
maksimal dan sudah
mencapai kadar dilakukan induksi 24 jam,
oksitosin 30 - 40m pasien mengalami kemajuan
iU per menit pembukaan hingga akhirnya
pasien melahirkan
pervaginam.
 
KESIMPULAN

• Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan

sebelum awitan persalinan, baik aterm maupun preterm..


• Putusan pengelolaan persalinan pervaginam atau perabdominal berdasarkan

pemeriksaan pematangan serviks dan memprediksi kesulitan persalinan dan

menilai risiko bahaya janin. Selama persalinan dilakukan pengawasan ketat

terhadap pola denyut jantung janin dan keadaan ibu.


• Induksi persalinan adalah suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum

inpartu, baik secara operatif maupun medisinal, untuk merangsang timbulnya

kontarksi rahim sehingga terjadi persalinan


TERIMA KASIH

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai