Anda di halaman 1dari 57

LONG CASE

Ileus Obstruktif ec Hernia


Femoralis Dextra
Inkarserata + Hipokalemi
+ Anemi
Pembimbing :
dr. H. Mohammad Rizal Syafiie, Sp. B-KBD

Oleh :
Yohana Fadhila sulianto, S.Ked
Laporan Kasus
Identitas Pasien

 Nama : Ny. X

 Umur : 70 tahun
 Jenis kelamin :
Perempuan
 Status : Menikah

 Pekerjaan : IRT
Anamnesis
Keluhan Utama: perut kembung ± 5 hari yang lalu

Riwayat Penyakit sekarang


Pasien datang ke IGD RSUD Raden Mattaher dengan
keluhan perut kembung ± 5 hari SMRS. Pasien
mengeluhkan nyeri perut hilang timbul, perut terasa
tegang.pasien juga mengeluhkan mual dan muntah.
Pasien memuntahkan apa yang dimakan dan diminum.
Frekuensi muntah tidak terhitung. Untuk keluhan flatus
(-), BAB (-), demam(+), tidak nafsu makan (-).
Laporan kasus

Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit Riwayat Sosial-


Dahulu Keluarga Ekonomi
• Riwayat mengalami keluhan • Anggota keluarga tidak ada • Pasien seorang ibu yang
yang sama tidak ada. yang mengalami keluhan melahirkan 7 anak secara
• Riwayat batuk lama (+) yang sama. spontan
• Riwayat konstipasi(+)
• Riwayat adanya benjolan
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum Kesadaran GCS Tanda Vital


Tampak sakit sedang Compos mentis 15 (E4M6V5) TD: 150/100mmHg
Suhu : 39°C
Nadi : 120 x/menit,
kuat angkat, cepat
dan halus
RR : 30x/menit,
thorkoabdominal
PEMERIKSAAN FISIK Kulit
Turgor kembali lambat
Mata
Refleks cahaya (+/+),
Conjungtiva anemis (+), Sklera Kepala
ikterik (-) Normocephal
Hidung
Napas cuping hidung(+)
Telinga
Rinnore (-)
Sekret (-/-)
epistaksis (-)

Leher Mulut
Pembesaran Kelenjar Bibir kering (+), pucat (+),
Getah Bening (-) hiperemis (-)

Paru Inspeksi :Pergerakan dada simetris,


retraksi dinding dada (-), sikatriks (-) Jantung
I: Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi :Nyeri tekan (-), fremitus taktil P : Iktus kordis teraba
kanan sama dengan kiri P : Atas : ICS II Linea parasternalis
Perkusi : sonor (+/+) sinistra
Auskultasi :Vesikuler (+/+) Ronkhi Kanan : ICS IV Linea parasternalis dextra
(-/-),Wheezing (-/-) Kiri : ICS V Linea midclavicularis sinistra
A : BJ I/II reguler, murmur (-), Gallop (-)
Abdomen Ekstremitas sup
Akral hangat, Capilary refill
Inspeksi: darm contour (+), darm time >2 detik
steifung(+), distensi abdomen (+) edema (-), pitting edema
Auskultasi: Bising usus (+) meningkat, (-),
metalic sound(+) inguinalis
Palpasi : soepel, nyeri tekan (+), hepar, Benjolan (+) di lipat paha,
lien, ginjal kanan dan kiri tidak teraba benjolan mobile, nyeri (-),
Perkusi : Timpani hilang timbul

Ekstremitas inf
PEMERIKSAAN FISIK Akral hangat, Capilary refill
time >2 detik, edema (-),
Rectal Toucher
pitting edema (-)
Tonus sfingter ani: menjepit kuat
Ampula recti : kolaps
STATUS LOKALISATA

Abdomen

Inspeksi: darm contour (+), darm


steifung(+), distensi abdomen (+)
Auskultasi: Bising usus (+) meningkat,
metalic sound(+)
Palpasi : soepel, nyeri tekan (+), hepar,
lien, ginjal kanan dan kiri tidak teraba
Perkusi : Timpani

8
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Elektrolit :
Darah Rutin :
Natrium (Na): 139,55 (135-148)
WBC : 8,43 109/L (4-10)
Kalium (K) : 2,5 (3,5-5,3)
RBC : 4,77 10 /L
12
(3,50- 5,50)
Chlorida (Cl) : 107,79 (98-110)
HGB : 7,5 g/dl (11,0-16,0)
Calcium (Ca) : 1,27 (1,19-1,23)
HCT : 46,5 % (35-50)
PLT : 200 10 /L
9
(100-300)
GDS : 126 (<200)
Faal Hati :
Total Protein : 7,4 (6,4-8,2)
Faal Ginjal : Albumin : 3,6 (3,4-5,0)
Globulin : 4,0 (2,5-3,5) SGOT : 30 (15-37)
Ureum : 16 (15-39)
SGPT : 19 (14-63)
Kreatinin : 0,19 (0,6-1,3) 9
DIAGNOSIS

Ileus Obstruktif ec Hernia Femoralis Dextra Inkarserata +

Hipokalemi + Anemi
TATALAKSANA
Non Farmakologi Farmakologi

 Pemasangan kateter urin


• O2 Nasal canul
dan monitor cairan • Rehidrasi cairan
 Pemasangan NGT
• Koreksi elektrolit/asam basa
• Antibiotik
• Analgetik
• CITO → Herniotomi
TATALAKSANA
• Rehidrasi cairan → Kristaloid
Rumus = 1500 + (BB-20) x 20

= 1500 + (70-20) x 20 • Demam → ↑ 1C : 10%


= 1500 + (50) x 20 = 2500 x (2 x 10%)
= 1500 + 1000 = 2500 x 20 %
= 2500 cc/ hari = 500 cc
TATALAKSANA
• Total cairan
= 2500 + 500
= 3000 cc

Rumus makro = jumlah cairan x fakyor tetesan (20 gtt)


Lama waktu pemberian x 60

= 3000 x 20
24 x 60
= 60000
1440
= 41,6 gtt/menit
TATALAKSANA
• Koreksi Hipokalemi
Rumus = nilai kalum normal – nilai kalium pasien x KgBB
3

= (4,5-2,5)x70
3
= (2)x70
3 Setyohadi B, Arsana P, Suryanto A. Syok
= 140 dalam EIMED PAPDI, Kegawatdaruratan
Penyakit Dalam [Emergency in Internal
3
Medicine]. Buku 1, Edisi I.
= 46,6 meq Jakarta.September 2011. Penerbit
TATALAKSANA
Pemberian kalium oral :
• Pemberian 40-60 meq kadar kalium sebesar 1-1,5 meq/L
• Pemberian 135-160 meq dapat meningkatkan kadar
kalium 2,5-3,5 meq/L

Setyohadi B, Arsana P, Suryanto A. Syok dalam EIMED PAPDI, Kegawatdaruratan Penyakit Dalam [Emergency in Internal
Medicine]. Buku 1, Edisi I. Jakarta.September 2011. Penerbit InternalPublising. Hal 369-373
TATALAKSANA
Pemberian kalium intravena :
• Kecepatan pemberian KCl melalui intravena perifer 10
meq/jam
• Konsentrasi cairan infus KCl bila melalui inravena
perifer, KCl maksimal 60 meq dilarutkan dalam NaCl
Isotonik 1000 mL

Setyohadi B, Arsana P, Suryanto A. Syok dalam EIMED PAPDI, Kegawatdaruratan Penyakit Dalam [Emergency in Internal
Medicine]. Buku 1, Edisi I. Jakarta.September 2011. Penerbit InternalPublising. Hal 369-373
TATALAKSANA
• Koreksi anemia → PRC
Rumus = Hb target – Hb pasien x BB x 3
= 11 – 8,5 x 70 x 3
= 2,5 x 210
Rumus = jumlah darah yang ditranfusi x fakyor tetesan (20 gtt)
= 525 ml Lama waktu pemberian x 60

= 525 x 20
4 x 60
= 10500
240
= 43,75 gtt/menit
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad Fungsionam : Bonam
Quo ad Sanationam : Bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
ANATOMI

20
FISIOLOGI
Sekresi cairan gastrointestinal sehari ( jumlah 5 L)

Cairan yang masuk → cairan saluran cerna

Liur 1500 mL
Proses keluar cairan
Cairan 1000 mL  Difusi
 Osmosis
Sekret pankreas 2000 mL  Pengaruh hidrostatik
Empedu 500 mL

21
FISIOLOGI
Kadar rata-rata elektrolit cairan gastrointestinal

Fungsi usus halus


 Transportasi dan pencernaan Na (+) K (+) C(-) HCO (-)
makanan
 Absorbsi cairan Liur 1821 5 40 80
 Elektrolit
Cairan 140 6 1201 25
 Unsur makanan Lambung
Sekret 160 5 30 1201
pankreas
Empedu 145 5 40 50

22
ILEUS OBSTRUKSI
DEFINISI
 Gangguan pasase usus akibat adanya sumbatan atau
hambatan lumen usu akibat perlengketan, atau masa tumor

 Adanya sumbatan ini akan menyebabkan peristaltik usus


meningkat sebagai usaha untuk mengatasi sumbatan

Patrick G. Jackson, MD, and Manish Raiji, MD, Georgetown University Hospital, Washington, 2015 “Evaluation and
24 Family Physcian.
Management of IntestinalObstruction”; American
ETIOLOGI

Invaginasi
Hernia inkarserata

Volvulus
Adhesi atau pita

a. Usus
sebelah oral
Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. kembung
Jakarta : EGC. karena
Patrick G. Jackson, MD, and Manish Raiji, MD, Georgetown Tumor usus Kumpulan cacing obstruksi
University Hospital, Washington, 2015 “Evaluation and 25 askariasis b. Usus aboral
Management of IntestinalObstruction”; American Family Physcian kosong
KLASIFIKASI
Letak Sumbatan
• Obstruksi tinggi, bila mengenai usus halus Sifat Sumbatan
(dari gaster sampai ileum terminal)
• Obstruksi rendah, bila mengenai usus • Partial obstruction: sumbatan terjadi
besar (dari ileum terminal sampai anus) sebagian sehingga makan masih
bisa lewat sedikit, dapat flatus dan
defekasi
• Simple obstruction : sumbatan
tanpa disertai gangguan aliran
darah
• Strangulated obstruction : sumbatan
Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. disertai gangguan aliran darah
Jakarta : EGC.
Patrick G. Jackson, MD, and Manish Raiji, MD, Georgetown University
sehingga timbul nekrosis, gangren
Hospital, Washington, 2015 “Evaluation and Management 26 of dan perforasi
IntestinalObstruction”; American Family Physcian
Obstruksi usus

Patofisiologi Makanan tertumpuk dilumen


usus

Tekanan intraluminal meningkat

Tekanan dinding usus meningkat

Obstruksi vasa limfatika vena- Obstruksi arteri pada dinding


vena pada dinding usus usus
infark
Edema
ganggre
Translokasi bakteri n

nekrosis
Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3.
Jakarta : EGC.
Brian J Daley, MD,MBA”Open aAdhesiolysis”2017; Medscape perforasi
J.Corwin, Elizabeth.,2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3.  Penerbit
Buku Kedokteran. EGC. Jakarta
GAMBARAN KLINIS
Kelainan atau Penyakit Akibat Obstruksi Usus Halus
Sistemik
• Hipovolemik
• Syok
• Oliguria
• Gangguan elektrolit
Perut gembung
• Kelebihan cairan usus
• Kelebihan gas dalam usus (timpani)
Serangan kolik
• Nyeri perut berkala
• Mual/muntah
• Gelisah/menggeliat
• Hiperperistaltis tampak sewaktu kolik
• Nada tinggi
Halangan pasase
• Obstipasi
• Tidak flatus
Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah.
29 Edisi 3. Jakarta : EGC.
GAMBARAN KLINIS
Ileus Obstruktif Letak Tinggi
(Obstruksi Usus Halus)
 Nyeri kolik hebat
 Anoreksi, mual dan muntah yang
lebih sering
 Distensi perut Ileus Obstruktif Letak Rendah
 Peningkatan bisisng usus (Obstruksi Usus Besar)
 Tidak dapat flatus dan BAB  Nyeri kolik ringan
 muntah tidak menonjol
 Distensi perut tampak jelas
 Peningkatan bisisng usus
 penderita dapat flatus dan BAB

30Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.


Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar
DIAGNOSIS
Pada anamnesis obstruksi letak tinggi sering dapat ditemukan penyebab
misalnya berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi atau
terdapat hernia. Gejala umum berupa :
- Syok
- hiperperistaltik
- mual, muntah
- flatus (-)
Gejala pada obstruksi kolon adalah perubahan kebiasaan buang air
besar (obstipasi dan disertai kolik)
31 Hospital, Washington, 2015 “Evaluation and Management of Intestinal
Patrick G. Jackson, MD, and Manish Raiji, MD, Georgetown University
Obstruction”; American Family Physcian.
DIAGNOSIS
• Pada pemeriksaan fisik penderita tampak gelisah dan menggeliat
sewaktu kolik, darm contour, darm steifung, distensi abdomen
• Palpasi dilakukan bertujuan untuk mencari adanya nyeri tumpul dan
pembengkakan atau massa yang abnormal.
• Pada auskultasi ditemukan bising usus yang meningkat, dapat
ditemukan adanya borborygmus dan metalic sound (+)
• Pada perkusi ditemukan hipertimpani
• Rectal toucher : kolaps ampula recti.

Patrick G. Jackson, MD, and Manish Raiji, MD, Georgetown University Hospital, Washington, 2015 “Evaluation and Management of
32
IntestinalObstruction”; American Family Physcian. Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
DIAGNOSIS
Macam ileus Nyeri Usus Distensi Bising usus Ketegangan
abdomen
Obstruksi simple ++ + Meningkat, -
tinggi metalic sound
(kolik)    
 
Obstruksi simple +++ +++ Meningkat , -
rendah metalic sound
(Kolik)

Obstruksi ++++ ++ Tak tentu +


strangulasi
(terus-   biasanya  
menerus, meningkat
terlokalisir) Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010.
Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3.
Paralitik + ++++ Menurun - Jakarta : EGC.

Oklusi vaskuler +++++ +++ Menurun +

33
DIAGNOSIS

Tes laboratorium mempunyai keterbatasan nilai dalam


menegakkan diagnosis, tetapi sangat membantu memberikan
penilaian berat ringannya dan membantu dalam resusitasi.
Pada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium yang normal.
Selanjutnya ditemukan adanya hemokonsentrasi, leukositosis
dan nilai elektrolit yang abnormal

Patrick G. Jackson, MD, and Manish Raiji, MD, Georgetown University Hospital, Washington, 2015 “Evaluation and Management of
IntestinalObstruction”; American Family Physcian. Sjamsuhidajat r,34De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Burkhard S, Crhristian S, Hans H. German, 2017.” Ileus in Adults pathogenesis, investigation and treatment”. Born University Hospital.
DIAGNOSIS
RADIOLOGI
• Posisi supine (terlentang): tampak herring bone
appearance.
• Posisi setengah duduk  atau LLD: tampak step
ladder  appearance atau cascade.
• Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran “step
ladder” dan “air fluid level” pada rontgen abdomen
dapat disimpulkan bahwa adanya suatu obstruksi.

Patrick G. Jackson, MD, and Manish Raiji, MD, Georgetown University Hospital, Washington, 2015 “Evaluation and Management of Intestinal
Obstruction”; American Family Physcian. 35
Burkhard S, Crhristian S, Hans H. German, 2017.” Ileus in Adults pathogenesis, investigation and treatment”. Born University Hospital.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Patrick G. Jackson, MD, and Manish Raiji, MD, Georgetown University Hospital, Washington, 2015 “Evaluation and Management of Intestinal
Obstruction”; American Family Physcian. Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010.
36 Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Burkhard S, Crhristian S, Hans H. German, 2017.” Ileus in Adults pathogenesis, investigation and treatment”. Born University Hospital.
TATALAKSANA

Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian


yang mengalami obstruksi untuk mencegah perforasi

PERSIAPAN
- Dekompresi → NGT
- Pasien dipuasakan
- Rehidrasi cairan → kateter urin
- Koreksi elektrolit
- Operasi

Patrick G. Jackson, MD, and Manish Raiji, MD, Georgetown University Hospital, Washington, 2015 “Evaluation and Management of Intestinal
Obstruction”; American Family Physcian. Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010.
37 Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Burkhard S, Crhristian S, Hans H. German, 2017.” Ileus in Adults pathogenesis, investigation and treatment”. Born University Hospital.
TATALAKSANA→ OPERATIF

Tindakan bedah dilakukan bila terjadi:


• Strangulasi
• Obstruksi lengkap
• Hernia inkarserata
• Tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif (dengan
pemasangan NGT, infus, oksigen dan kateter).

Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
38th edition, McGraw-Hill, New York, 2015
Brunicardi, F.C., et all, Schwartz’s Principles of Surgery, volume II, 10
TATALAKSANA→ PASCA OPERATIF

Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal


cairan dan elektrolit. Harus dicegah terjadinya gagal ginjal dan
harus memberikan kalori yang cukup. Perlu diingat bahwa pasca
bedah, usus pasien masih dalam keadaan paralitik.

Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
39th edition, McGraw-Hill, New York, 2015
Brunicardi, F.C., et all, Schwartz’s Principles of Surgery, volume II, 10
PROGNOSIS

Mortalitas ileus obstruktif ini dipengaruhi banyak


faktor :
- Umur
- Etiologi
- tempat dan lamanya obstruksi

Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
40
Brunicardi, F.C., et all, Schwartz’s Principles of Surgery, volume II, 10th edition, McGraw-Hill, New York, 2015
HERNIA FEMORALIS
DEFINISI
⊳ Hernia femoralis umunya dijumpai pada wanita tua.
⊳ Pintu masuk hernia femoralis→anulus femoralis
⊳ Isi hernia masuk kedalam kanalis femoralis yang berbentuk
corong sejajar dengan vena femoralis sepanjang ± seperti
mengangkat barang atau batuk.
⊳ Benjolan ini akan hilang saat berbaring

Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
42 Obstruction due to bilateral strangulated
ioanisN, Eshan O, Eleni N, Begt K. 2014. case report surgery Intestinal
femoral hernias. General surgery, lewisham and grewich NHS trust. London. Hindawi publising coporation
DIAGNOSTIC

ANAMNESIS
⊳ Keluhan benjolan di lipat paha saat melakukan
kegiatan yang meningkatkan tekanan
intraabdomen
⊳ seperti : mengangkat barang, batuk.
⊳ Benjolan hilang saat berbaring

43Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.


Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu
PEMERIKSAAN FISIK

⊳ Benjolan lunak dilipat paha di bawah ligamentum


inguinal di medial vena femoralis dan lateral
tuberkulum pubikum
⊳ Tidak jarang yg lebih jelas adalah tanda
sumbatan usus

44
Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
DIAGNOSIS BANDING

⊳ Hernia inguinalis
⊳ Limfadenopati femoral
⊳ Limfadenitis yang disetrai tanda radang lokal
umum dengan sumber infeksi di tungkai bawah
perineum, anus

45
Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
TATALAKSANA

Tindakan operasi
⊳ Herniotomi
⊳ Hernioplasti

Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
46 Obstruction due to bilateral strangulated
ioanisN, Eshan O, Eleni N, Begt K. 2014. case report surgery Intestinal
femoral hernias. General surgery, lewisham and grewich NHS trust. London. Hindawi publising coporation
TATALAKSANA

ioanisN, Eshan O, Eleni N, Begt K. 2014. case report surgery Intestinal Obstruction due to bilateral strangulated
47
femoral hernias. General surgery, lewisham and grewich NHS trust. London. Hindawi publising coporation
TATALAKSANA

ioanisN, Eshan O, Eleni N, Begt K. 2014. case report surgery Intestinal Obstruction due to bilateral strangulated
48
femoral hernias. General surgery, lewisham and grewich NHS trust. London. Hindawi publising coporation
BAB IV
ANALISIS MASALAH
ANALISIS MASALAH

⊳ ANAMNESIS
⊳ Berdasarkan anamnesis dengan pasien, keluhan
mengarah ke ileus obstruksi letak tinggi. Berdasarkan
teori, gejala klinis dari ileus obstruksi adalah nyeri kolik
abdomen, mual, muntah yang sering, konstipasi, perut
kembung

50
ANALISIS MASALAH
⊳ PEMERIKSAAN FISIK
⊳ Berdasarkan teori, pemerikaan fisik yang didapatkan dari ileus
obstruksi adalah distensi abdomen, tampak gambaran darm
contour dan darm staefung, distensi abdomen, bising usus
meningkat, metalic sound, benjolan pada inguinal dextra,
benjolan mobile,kolaps ampula recti.

51
ANALISIS MASALAH

⊳ PEMERIKSAAN PENUNJANG
⊳ Pada pemeriksaaan laboratorium didapatkan hasil hipokalemi yang
memberi kesan adanya ileus obstruksi letak

52
ANALISIS MASALAH

DIAGNOSIS
⊳ Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang telah dilakukan maka Ny. X dapat didiagnosa
dengan susp.ileus obstruksi ec hernia femoralis dextra
inkarserata+ hipokalemi + anemia

53
BAB V
KESIMPULAN
• Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya
obstruksi usus akut yang segera memerlukan pertolongan atau
tindakan.
• Etiologi ileus obtruksi adalah adhesi, hernia inkaserata, neoplasma,
volvulus, cacing askaris, radang usus.
• Gejala yang sering ditemukan pada ileus adalah nyeri kolik, mual,
muntah, perut distensi, obstipasi.

55
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan hipotensi, takikardi, adanya distensi
abdomen, hiperperistaltik, methallic sound.
• Penanganan pada ileus adalah koreksi keseimbangan cairan dan
menghilangkan obstruksi dengan herniotomi. Prognosis ileus jika > dari
36 jam tidak segera ditangani 25 % menyebabkan kematian.

56

Anda mungkin juga menyukai