Oleh :
Yohana Fadhila sulianto, S.Ked
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : Ny. X
Umur : 70 tahun
Jenis kelamin :
Perempuan
Status : Menikah
Pekerjaan : IRT
Anamnesis
Keluhan Utama: perut kembung ± 5 hari yang lalu
Leher Mulut
Pembesaran Kelenjar Bibir kering (+), pucat (+),
Getah Bening (-) hiperemis (-)
Ekstremitas inf
PEMERIKSAAN FISIK Akral hangat, Capilary refill
time >2 detik, edema (-),
Rectal Toucher
pitting edema (-)
Tonus sfingter ani: menjepit kuat
Ampula recti : kolaps
STATUS LOKALISATA
Abdomen
8
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Elektrolit :
Darah Rutin :
Natrium (Na): 139,55 (135-148)
WBC : 8,43 109/L (4-10)
Kalium (K) : 2,5 (3,5-5,3)
RBC : 4,77 10 /L
12
(3,50- 5,50)
Chlorida (Cl) : 107,79 (98-110)
HGB : 7,5 g/dl (11,0-16,0)
Calcium (Ca) : 1,27 (1,19-1,23)
HCT : 46,5 % (35-50)
PLT : 200 10 /L
9
(100-300)
GDS : 126 (<200)
Faal Hati :
Total Protein : 7,4 (6,4-8,2)
Faal Ginjal : Albumin : 3,6 (3,4-5,0)
Globulin : 4,0 (2,5-3,5) SGOT : 30 (15-37)
Ureum : 16 (15-39)
SGPT : 19 (14-63)
Kreatinin : 0,19 (0,6-1,3) 9
DIAGNOSIS
Hipokalemi + Anemi
TATALAKSANA
Non Farmakologi Farmakologi
= 3000 x 20
24 x 60
= 60000
1440
= 41,6 gtt/menit
TATALAKSANA
• Koreksi Hipokalemi
Rumus = nilai kalum normal – nilai kalium pasien x KgBB
3
= (4,5-2,5)x70
3
= (2)x70
3 Setyohadi B, Arsana P, Suryanto A. Syok
= 140 dalam EIMED PAPDI, Kegawatdaruratan
Penyakit Dalam [Emergency in Internal
3
Medicine]. Buku 1, Edisi I.
= 46,6 meq Jakarta.September 2011. Penerbit
TATALAKSANA
Pemberian kalium oral :
• Pemberian 40-60 meq kadar kalium sebesar 1-1,5 meq/L
• Pemberian 135-160 meq dapat meningkatkan kadar
kalium 2,5-3,5 meq/L
Setyohadi B, Arsana P, Suryanto A. Syok dalam EIMED PAPDI, Kegawatdaruratan Penyakit Dalam [Emergency in Internal
Medicine]. Buku 1, Edisi I. Jakarta.September 2011. Penerbit InternalPublising. Hal 369-373
TATALAKSANA
Pemberian kalium intravena :
• Kecepatan pemberian KCl melalui intravena perifer 10
meq/jam
• Konsentrasi cairan infus KCl bila melalui inravena
perifer, KCl maksimal 60 meq dilarutkan dalam NaCl
Isotonik 1000 mL
Setyohadi B, Arsana P, Suryanto A. Syok dalam EIMED PAPDI, Kegawatdaruratan Penyakit Dalam [Emergency in Internal
Medicine]. Buku 1, Edisi I. Jakarta.September 2011. Penerbit InternalPublising. Hal 369-373
TATALAKSANA
• Koreksi anemia → PRC
Rumus = Hb target – Hb pasien x BB x 3
= 11 – 8,5 x 70 x 3
= 2,5 x 210
Rumus = jumlah darah yang ditranfusi x fakyor tetesan (20 gtt)
= 525 ml Lama waktu pemberian x 60
= 525 x 20
4 x 60
= 10500
240
= 43,75 gtt/menit
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad Fungsionam : Bonam
Quo ad Sanationam : Bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
ANATOMI
20
FISIOLOGI
Sekresi cairan gastrointestinal sehari ( jumlah 5 L)
Liur 1500 mL
Proses keluar cairan
Cairan 1000 mL Difusi
Osmosis
Sekret pankreas 2000 mL Pengaruh hidrostatik
Empedu 500 mL
21
FISIOLOGI
Kadar rata-rata elektrolit cairan gastrointestinal
22
ILEUS OBSTRUKSI
DEFINISI
Gangguan pasase usus akibat adanya sumbatan atau
hambatan lumen usu akibat perlengketan, atau masa tumor
Patrick G. Jackson, MD, and Manish Raiji, MD, Georgetown University Hospital, Washington, 2015 “Evaluation and
24 Family Physcian.
Management of IntestinalObstruction”; American
ETIOLOGI
Invaginasi
Hernia inkarserata
Volvulus
Adhesi atau pita
a. Usus
sebelah oral
Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. kembung
Jakarta : EGC. karena
Patrick G. Jackson, MD, and Manish Raiji, MD, Georgetown Tumor usus Kumpulan cacing obstruksi
University Hospital, Washington, 2015 “Evaluation and 25 askariasis b. Usus aboral
Management of IntestinalObstruction”; American Family Physcian kosong
KLASIFIKASI
Letak Sumbatan
• Obstruksi tinggi, bila mengenai usus halus Sifat Sumbatan
(dari gaster sampai ileum terminal)
• Obstruksi rendah, bila mengenai usus • Partial obstruction: sumbatan terjadi
besar (dari ileum terminal sampai anus) sebagian sehingga makan masih
bisa lewat sedikit, dapat flatus dan
defekasi
• Simple obstruction : sumbatan
tanpa disertai gangguan aliran
darah
• Strangulated obstruction : sumbatan
Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. disertai gangguan aliran darah
Jakarta : EGC.
Patrick G. Jackson, MD, and Manish Raiji, MD, Georgetown University
sehingga timbul nekrosis, gangren
Hospital, Washington, 2015 “Evaluation and Management 26 of dan perforasi
IntestinalObstruction”; American Family Physcian
Obstruksi usus
nekrosis
Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3.
Jakarta : EGC.
Brian J Daley, MD,MBA”Open aAdhesiolysis”2017; Medscape perforasi
J.Corwin, Elizabeth.,2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Penerbit
Buku Kedokteran. EGC. Jakarta
GAMBARAN KLINIS
Kelainan atau Penyakit Akibat Obstruksi Usus Halus
Sistemik
• Hipovolemik
• Syok
• Oliguria
• Gangguan elektrolit
Perut gembung
• Kelebihan cairan usus
• Kelebihan gas dalam usus (timpani)
Serangan kolik
• Nyeri perut berkala
• Mual/muntah
• Gelisah/menggeliat
• Hiperperistaltis tampak sewaktu kolik
• Nada tinggi
Halangan pasase
• Obstipasi
• Tidak flatus
Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah.
29 Edisi 3. Jakarta : EGC.
GAMBARAN KLINIS
Ileus Obstruktif Letak Tinggi
(Obstruksi Usus Halus)
Nyeri kolik hebat
Anoreksi, mual dan muntah yang
lebih sering
Distensi perut Ileus Obstruktif Letak Rendah
Peningkatan bisisng usus (Obstruksi Usus Besar)
Tidak dapat flatus dan BAB Nyeri kolik ringan
muntah tidak menonjol
Distensi perut tampak jelas
Peningkatan bisisng usus
penderita dapat flatus dan BAB
Patrick G. Jackson, MD, and Manish Raiji, MD, Georgetown University Hospital, Washington, 2015 “Evaluation and Management of
32
IntestinalObstruction”; American Family Physcian. Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
DIAGNOSIS
Macam ileus Nyeri Usus Distensi Bising usus Ketegangan
abdomen
Obstruksi simple ++ + Meningkat, -
tinggi metalic sound
(kolik)
Obstruksi simple +++ +++ Meningkat , -
rendah metalic sound
(Kolik)
33
DIAGNOSIS
Patrick G. Jackson, MD, and Manish Raiji, MD, Georgetown University Hospital, Washington, 2015 “Evaluation and Management of
IntestinalObstruction”; American Family Physcian. Sjamsuhidajat r,34De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Burkhard S, Crhristian S, Hans H. German, 2017.” Ileus in Adults pathogenesis, investigation and treatment”. Born University Hospital.
DIAGNOSIS
RADIOLOGI
• Posisi supine (terlentang): tampak herring bone
appearance.
• Posisi setengah duduk atau LLD: tampak step
ladder appearance atau cascade.
• Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran “step
ladder” dan “air fluid level” pada rontgen abdomen
dapat disimpulkan bahwa adanya suatu obstruksi.
Patrick G. Jackson, MD, and Manish Raiji, MD, Georgetown University Hospital, Washington, 2015 “Evaluation and Management of Intestinal
Obstruction”; American Family Physcian. 35
Burkhard S, Crhristian S, Hans H. German, 2017.” Ileus in Adults pathogenesis, investigation and treatment”. Born University Hospital.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Patrick G. Jackson, MD, and Manish Raiji, MD, Georgetown University Hospital, Washington, 2015 “Evaluation and Management of Intestinal
Obstruction”; American Family Physcian. Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010.
36 Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Burkhard S, Crhristian S, Hans H. German, 2017.” Ileus in Adults pathogenesis, investigation and treatment”. Born University Hospital.
TATALAKSANA
PERSIAPAN
- Dekompresi → NGT
- Pasien dipuasakan
- Rehidrasi cairan → kateter urin
- Koreksi elektrolit
- Operasi
Patrick G. Jackson, MD, and Manish Raiji, MD, Georgetown University Hospital, Washington, 2015 “Evaluation and Management of Intestinal
Obstruction”; American Family Physcian. Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010.
37 Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Burkhard S, Crhristian S, Hans H. German, 2017.” Ileus in Adults pathogenesis, investigation and treatment”. Born University Hospital.
TATALAKSANA→ OPERATIF
Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
38th edition, McGraw-Hill, New York, 2015
Brunicardi, F.C., et all, Schwartz’s Principles of Surgery, volume II, 10
TATALAKSANA→ PASCA OPERATIF
Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
39th edition, McGraw-Hill, New York, 2015
Brunicardi, F.C., et all, Schwartz’s Principles of Surgery, volume II, 10
PROGNOSIS
Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
40
Brunicardi, F.C., et all, Schwartz’s Principles of Surgery, volume II, 10th edition, McGraw-Hill, New York, 2015
HERNIA FEMORALIS
DEFINISI
⊳ Hernia femoralis umunya dijumpai pada wanita tua.
⊳ Pintu masuk hernia femoralis→anulus femoralis
⊳ Isi hernia masuk kedalam kanalis femoralis yang berbentuk
corong sejajar dengan vena femoralis sepanjang ± seperti
mengangkat barang atau batuk.
⊳ Benjolan ini akan hilang saat berbaring
Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
42 Obstruction due to bilateral strangulated
ioanisN, Eshan O, Eleni N, Begt K. 2014. case report surgery Intestinal
femoral hernias. General surgery, lewisham and grewich NHS trust. London. Hindawi publising coporation
DIAGNOSTIC
ANAMNESIS
⊳ Keluhan benjolan di lipat paha saat melakukan
kegiatan yang meningkatkan tekanan
intraabdomen
⊳ seperti : mengangkat barang, batuk.
⊳ Benjolan hilang saat berbaring
44
Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
DIAGNOSIS BANDING
⊳ Hernia inguinalis
⊳ Limfadenopati femoral
⊳ Limfadenitis yang disetrai tanda radang lokal
umum dengan sumber infeksi di tungkai bawah
perineum, anus
45
Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
TATALAKSANA
Tindakan operasi
⊳ Herniotomi
⊳ Hernioplasti
Sjamsuhidajat r, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.
46 Obstruction due to bilateral strangulated
ioanisN, Eshan O, Eleni N, Begt K. 2014. case report surgery Intestinal
femoral hernias. General surgery, lewisham and grewich NHS trust. London. Hindawi publising coporation
TATALAKSANA
ioanisN, Eshan O, Eleni N, Begt K. 2014. case report surgery Intestinal Obstruction due to bilateral strangulated
47
femoral hernias. General surgery, lewisham and grewich NHS trust. London. Hindawi publising coporation
TATALAKSANA
ioanisN, Eshan O, Eleni N, Begt K. 2014. case report surgery Intestinal Obstruction due to bilateral strangulated
48
femoral hernias. General surgery, lewisham and grewich NHS trust. London. Hindawi publising coporation
BAB IV
ANALISIS MASALAH
ANALISIS MASALAH
⊳ ANAMNESIS
⊳ Berdasarkan anamnesis dengan pasien, keluhan
mengarah ke ileus obstruksi letak tinggi. Berdasarkan
teori, gejala klinis dari ileus obstruksi adalah nyeri kolik
abdomen, mual, muntah yang sering, konstipasi, perut
kembung
50
ANALISIS MASALAH
⊳ PEMERIKSAAN FISIK
⊳ Berdasarkan teori, pemerikaan fisik yang didapatkan dari ileus
obstruksi adalah distensi abdomen, tampak gambaran darm
contour dan darm staefung, distensi abdomen, bising usus
meningkat, metalic sound, benjolan pada inguinal dextra,
benjolan mobile,kolaps ampula recti.
51
ANALISIS MASALAH
⊳ PEMERIKSAAN PENUNJANG
⊳ Pada pemeriksaaan laboratorium didapatkan hasil hipokalemi yang
memberi kesan adanya ileus obstruksi letak
52
ANALISIS MASALAH
DIAGNOSIS
⊳ Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang telah dilakukan maka Ny. X dapat didiagnosa
dengan susp.ileus obstruksi ec hernia femoralis dextra
inkarserata+ hipokalemi + anemia
53
BAB V
KESIMPULAN
• Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya
obstruksi usus akut yang segera memerlukan pertolongan atau
tindakan.
• Etiologi ileus obtruksi adalah adhesi, hernia inkaserata, neoplasma,
volvulus, cacing askaris, radang usus.
• Gejala yang sering ditemukan pada ileus adalah nyeri kolik, mual,
muntah, perut distensi, obstipasi.
55
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan hipotensi, takikardi, adanya distensi
abdomen, hiperperistaltik, methallic sound.
• Penanganan pada ileus adalah koreksi keseimbangan cairan dan
menghilangkan obstruksi dengan herniotomi. Prognosis ileus jika > dari
36 jam tidak segera ditangani 25 % menyebabkan kematian.
56