Anda di halaman 1dari 16

CHRONIC KIDNEY DISEASE

Oleh:
Benny Kurniawan
Fia Mentari
Noy Parida Yanti
Vennylia Wijaya

Pembimbing:
dr. Monalisa, Sp.PD
PENDAHULUAN
01
Penyakit ginjal kronik atau Chronic kidney disease (CKD)
menggambarkan suatu keadaan ginjal yang abnormal baik secara
struktural maupun fungsinya yang terjadi secara progresif dan menahun,
umumnya bersifat ireversibel.

02
Menurut world health organization (WHO), data hingga 2015
diperkirakan tingkat presentase dari 2009 sampai 2011 ada sebanyak 36
juta warga dunia meninggal akibat chronic kidney disease (CKD).

03
Indonesia termasuk pada tingkat gagal ginjal yang cukup tinggi, sampai
januari 2011 diperkirakan terdapat 70.000 penderita gagal ginjal di
Indonesia yang membutuhkan cangkok ginjal, menurut Persatuan
Nefrologi Indonesia
Definisi
Menurut National Kidney Foundation
kriteria penyakit ginjal kronik adalah:

• Kerusakan ginjal ≥3 bulan, berupa


kelainan struktural atau fungsional
dari ginjal, dengan atau tanpa
berkurangnya laju filtrasi glomerulus
(LFG), dengan manifestasi berupa
kelainan patologi atau kelainan Contents
laboratorik pada darah, urin, atau Title
kelainan pada pemeriksaan radiologi.

•LGF <60 ml/menit per 1,73 m2 luas


permukaan tubuh selama >3 bulan,
dengan atau tanpa kerusakan ginjal
Gambaran Klinis

Sindroma Uremia Option D Option A Kelainan Mata

Option E Option B Kelainan Kulit


Kelainan Hemopoesis

Text Here
Option F Option C
Kelainan Saluran Cerna Kelainan Kardiovaskular

*Gambaran klinis berdasarkan pada penyakit yang mendasari CKD


PEMERIKSAAN PENUNJANG

GAMBARAN LABORATORIUM

 TES KLIREN KREATININ : LFR pada umumnya ↓


 KIMIA DARAH : urea/BUN ↑, serum kreatinin↑, dapat terjadi
hipoalbunemia, dislipidemia, hiperfosfatase.

 DARAH LENGKAP : Hb, trombosit, hematokrit, Fe serum dan feritin ↓ ,


lekosit ↑
 ANALISA GAS DARAH: pH↓, pCO, HCO3, dan kadang-kadang
terjadi penurunan pO2.
 HAPUSAN DARAH : leukosit ↑, trombosit ↓ dan eritrosit normokrom
normositer.
 PEMERIKSAAN URINE : dapat terjadi hematuri, proteinuri, albuminuri,
bakteriuri.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

 Intravenous Infusion Pyelographi (IVP) : menilai sistem


pelviokalises dan ureter.
 USG : menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal,
anatomi ureter proksimal, kandung kemih dan prostat.
 Ro thorak : mengetahui tanda-tanda kardiomegali dan odema
paru.
 EKG : untuk mengetahui kemungkinan hipertropi ventrikel kiri
dan kanan, tanda-tanda perikarditis, disritmia, gangguan
elektrolit.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN NEUROLOGI

Tingkat kesadaran dapat apatis sampai dengan koma. Hal ini


terjadi karena keadaan azotemia/toksik uremia yang menyebar ke
otak.
PENATALAKSANAAN
Klasifikasi penyakit ginjal kronik atas dasar derajat
penyakit
 Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya
Dera LFG Rencana tatalaksana
 Pencegahan dan terapi terhadap kondisi jat (ml/menit/1,
73m)
komorbid
1 ≥ 90 Terapi penyakit dasar, kondisi
 Memperlambat pemburukan fungsi ginjal
komorbid,evaluasi perburukkan fungsi
ginjal, memperkecil resiko
 Pencegahan dan terapi terhadap kardiovaskula
penyakit kardiovaskular
 Pencegahan dan terapi terhadap 2 60 – 89 Menghambat perburukkan fungsi
ginjal
komplikasi
3 30 – 59 Evaluasi dan terapi komplikasi
 Terapi penggti ginjal berupa dialisis atau
4 15 – 29 Persiapan terapi pengganti ginjal
transplantasi ginjal
5 < 15 Terapi pengganti ginjal
1. Pembatasan Asupan Protein Dilakukan pada LFG ≤ 60 ml/menit.

• Asupan protein : 0,6 – 0,8gr/kgBB/hari  0,35 - 0,50gr diantaranya


protein dengan nilai biologis tinggi.

• Protein tidak disimpan dalam tubuh  dipecah menjadi urea dan substansi nitrogen lain 
akan dieksresi ginjal

• Asupan protein tinggi  penimbunan substansi nitrogen dan ion anorganik lain  uremia

• Asupan protein berlebih  perubahan hemodinamik ginjal  meningkatkan aliran darah dan
tekanan intraglomerulus (intraglomerulus hyperfiltration)  meningkatkan perburukan fungsi
ginjal
2. Terapi farmakologis
 Untuk mengurangi HT intraglomerulus
Obat anti HT  menurangi resiko kardiovasular dan perlambat perburukan fungsi ginjal (<<
hipertensi intergomelurus dan hipertrofi glomerulus)
ACE Inhibitor  memperlambat perburukan fungsi ginjal
3. Pembatasan Cairan dan Elektrolit
 Bertujuan mencegah terjadinya edema dan komplikasi kardiovaskular
 Air yang masuk tubuh harus sama dengan air yang keluar tubuh
 Air yang keluar tubuh = insensible water loss (IWL) 500 – 800 ml/hari (sesuai luas permukaan
tubuh) + jumlah urin.
 Pantau asupan kalium dan natrium
 Kalium. Hiperkalemi  aritmia jantung. Anjuran: 3,5 – 5,5 mEq/lt.
 Natrium. Mengendalikan HT dan edema. Disesuaikan dengan tingginya TD dan derahat
edema
4. Terapi pengganti ginjal
 Dilakukan pada penderita penyakit ginjal kronik stadium 5 (LFG <
15ml/mnt)
 Hemodialisis
 Peritoneal dialisis
 Transplantasi ginjal
Hemodialysis
Peritoneal dialysis
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai