Peritonitis Difuse
e.c Rupture Caput
Pankreas
Pembimbing :
dr. H. Mohammad Rizal Syafiie, Sp. B-KBD
Oleh :
Noy Parida Yanti, S.Ked
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 37 tahun
Status : Menikah
Pekerjaan : Supir
Anamnesis
Keluhan Utama:
Leher Mulut
Pembesaran Kelenjar Bibir kering (+), pucat (+),
Getah Bening (-) hiperemis (-)
Ekstremitas inf
PEMERIKSAAN FISIK Akral hangat, Capilary refill
time >2 detik, edema (-),
Rectal Toucher
pitting edema (-)
Tonus sfingter ani: menjepit kuat
Ampula recti : kolaps
STATUS LOKALISATA
Abdomen
8
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Elektrolit :
Darah Rutin :
Natrium (Na): 139,55 (135-148)
WBC : 8,43 109/L (4-10)
Kalium (K) : 2,5 (3,5-5,3)
RBC : 4,77 10 /L
12
(3,50- 5,50)
Chlorida (Cl) : 107,79 (98-110)
HGB : 7,5 g/dl (11,0-16,0)
Calcium (Ca) : 1,27 (1,19-1,23)
HCT : 46,5 % (35-50)
PLT : 200 10 /L
9
(100-300)
GDS : 126 (<200)
Faal Hati :
Total Protein : 7,4 (6,4-8,2)
Faal Ginjal : Albumin : 3,6 (3,4-5,0)
Globulin : 4,0 (2,5-3,5) SGOT : 30 (15-37)
Ureum : 16 (15-39)
SGPT : 19 (14-63)
Kreatinin : 0,19 (0,6-1,3) 9
DIAGNOSIS
= 3000 x 20
24 x 60
= 60000
1440
= 41,6 gtt/menit
TATALAKSANA
• Koreksi Hipokalemi
Rumus = nilai kalum normal – nilai kalium pasien x KgBB
3
= (4,5-2,5)x70
3
= (2)x70
3 Setyohadi B, Arsana P, Suryanto A. Syok
= 140 dalam EIMED PAPDI, Kegawatdaruratan
Penyakit Dalam [Emergency in Internal
3
Medicine]. Buku 1, Edisi I.
= 46,6 meq Jakarta.September 2011. Penerbit
TATALAKSANA
Pemberian kalium oral :
• Pemberian 40-60 meq kadar kalium sebesar 1-1,5 meq/L
• Pemberian 135-160 meq dapat meningkatkan kadar
kalium 2,5-3,5 meq/L
Setyohadi B, Arsana P, Suryanto A. Syok dalam EIMED PAPDI, Kegawatdaruratan Penyakit Dalam [Emergency in Internal
Medicine]. Buku 1, Edisi I. Jakarta.September 2011. Penerbit InternalPublising. Hal 369-373
TATALAKSANA
Pemberian kalium intravena :
• Kecepatan pemberian KCl melalui intravena perifer 10
meq/jam
• Konsentrasi cairan infus KCl bila melalui inravena
perifer, KCl maksimal 60 meq dilarutkan dalam NaCl
Isotonik 1000 mL
Setyohadi B, Arsana P, Suryanto A. Syok dalam EIMED PAPDI, Kegawatdaruratan Penyakit Dalam [Emergency in Internal
Medicine]. Buku 1, Edisi I. Jakarta.September 2011. Penerbit InternalPublising. Hal 369-373
TATALAKSANA
• Koreksi anemia → PRC
Rumus = Hb target – Hb pasien x BB x 3
= 11 – 8,5 x 70 x 3
= 2,5 x 210
Rumus = jumlah darah yang ditranfusi x fakyor tetesan (20 gtt)
= 525 ml Lama waktu pemberian x 60
= 525 x 20
4 x 60
= 10500
240
= 43,75 gtt/menit
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad Fungsionam : Bonam
Quo ad Sanationam : Bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
⊳Peritonitis
Definisi
Peritonitis adalah peradangan
peritoneum (membran serosa
yang melapisi rongga
abdomen dan menutupi visera
abdomen) merupakan penyulit
berbahaya yang dapat terjadi
dalam bentuk akut maupun
kronis
Klasifikasi
Peritonitis sekunder
Peritonitis primer akibat hilangnya
peradangan pada integritas dari peritonitis
peritoneum yang traktus persisten rekuren
penyebabnya gastrointestinal setelah
yang umumnya
berasal dari disebabkan penanganan yang
ekstraperitoneal perforasi traktus adekuat terhadap
dan umumnya dari gastrointestinal peritonitis primer
hematogenous karena organ intra- atau sekunder
dissemination abdomen yang
terinfeksi.
Etiologi
Peritonitis primer
peritonitis tidak Peritonitis sekunder
berasal dari traktus ditemukan adanya
gastrointestinal kerusakan integritas
(infeksi yang nantinya traktus (perforasi)
terjadi tidak tersebut baik akibat
berhubungan langsung strangulasi maupun
dengan gangguan akibat infeksi.
organ
gastrointestinal),
Manifestasi klinis
⊳ Pada manifestasi lokal ditemukan adanya nyeri
perut hebat, nyeri tekan seluruh lapang
abdomen (pada peritonitis umum), nyeri
tersebut konstan dan intens, dan diperburuk
dengan gerakan.
⊳ Anoreksia, mual, dan muntah adalah gejala yang
sering. Namun demikian, tergantung pada
etiologi peritonitis dan waktu evolusi mereka,
gejalanya dapat bervariasi.
Patofisiologi
Penegakan Diagnosis
◦ Anamnesis
◦ Pemeriksaan Fisik
◦ Pemeriksaan
Penunjang
Anamnesis
Laboratorium
◦Darah lengkap :leukositosis
>11.000sel/ml, leukopenia
◦Kimia darah mungkin normal, tetapi pada
kasus yang serius dapat menunjukkan
dehidrasi parah
◦Urinalisis
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan radiologi
◦pemeriksaan radiologis seperti x-ray
dapat berguna (free air under diaphragm
yang terlihat pada posisi upright pada
perforasi ulkus peptikum.
◦Pemeriksaan CT-scan umumnya tidak
diperlukan
◦Diagnostic peritoneal lavage (DPL)
⊳ ANAMNESIS
⊳ Berdasarkan anamnesis dengan pasien, keluhan
mengarah ke ileus obstruksi letak tinggi. Berdasarkan
teori, gejala klinis dari ileus obstruksi adalah nyeri kolik
abdomen, mual, muntah yang sering, konstipasi, perut
kembung
37
ANALISIS MASALAH
⊳ PEMERIKSAAN FISIK
⊳ Berdasarkan teori, pemerikaan fisik yang didapatkan dari ileus
obstruksi adalah distensi abdomen, tampak gambaran darm
contour dan darm staefung, distensi abdomen, bising usus
meningkat, metalic sound, benjolan pada inguinal dextra,
benjolan mobile,kolaps ampula recti.
38
ANALISIS MASALAH
⊳ PEMERIKSAAN PENUNJANG
⊳ Pada pemeriksaaan laboratorium didapatkan hasil hipokalemi yang
memberi kesan adanya ileus obstruksi letak
39
ANALISIS MASALAH
DIAGNOSIS
⊳ Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang telah dilakukan maka Ny. X dapat didiagnosa
dengan susp.ileus obstruksi ec hernia femoralis dextra
inkarserata+ hipokalemi + anemia
40
BAB V
KESIMPULAN
• Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya
obstruksi usus akut yang segera memerlukan pertolongan atau
tindakan.
• Etiologi ileus obtruksi adalah adhesi, hernia inkaserata, neoplasma,
volvulus, cacing askaris, radang usus.
• Gejala yang sering ditemukan pada ileus adalah nyeri kolik, mual,
muntah, perut distensi, obstipasi.
42
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan hipotensi, takikardi, adanya distensi
abdomen, hiperperistaltik, methallic sound.
• Penanganan pada ileus adalah koreksi keseimbangan cairan dan
menghilangkan obstruksi dengan herniotomi. Prognosis ileus jika > dari
36 jam tidak segera ditangani 25 % menyebabkan kematian.
43
TERIMA KASIH