BAB I
PENDAHULUAN
kecacatan tubuh (guma). Pada populasi ibu hamil yang terinfeksi sifilis, bila
Walaupun telah tersedia teknologi yang relatif sederhana dan terapi efektif
konsepsi keluar dari rahim ibu, tidak peduli berapapun usia kehamilan dan
tidak adanya tanda-tanda kehidupan pada janin sejak di dalam rahim. Hal
ini ditandai dengan tidak adanya napas, denyut jantung, pulsasi tali pusat,
anal, oral, serta ciuman yang menyentuh sekitar bibir atau area kulit
dengan kematian janin dalam rahim akan terlihat di mana jika ibu hamil
di seluruh tubuh yang dipicu oleh adanya senyawa kimia berlebih yang
dilepaskan oleh tubuh ke dalam darah sebagai bentuk respon imunitas yang
luar biasa terhadap infeksi, yang mana peradangan ini memicu serangkaian
berbagai organ tubuh janin, selain itu sepsis dapat pula menyebabkan
nutrisi dan oksigen, yang mana kondisi ini dikenal dengan syok (septic
disertai riwayat sifillis pada seorang pasien wanita yang dirawat di ruang
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. E
Tanggal Lahir/Usia : 30 Agustus 1998 / 20 Tahun
Alamat : Jln. Mesjid Raya
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Waktu Masuk RS : 12 Juli 2019, Pukul 12.02 WITA
Ruangan : Sando Husada (KB) RS Wirabuana Palu
Nama Suami : Tn. R
Tanggal Lahir/Usia : 29 Oktober 1994 / 25 Tahun
Alamat : Jln. Veteran
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan Terakhir : Sekolah Menengah Atas (SMA)
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama:
minggu masuk rumah sakit Wirabuana Palu pada tanggal 12 Juli 2019 pukul
12.02 WITA dengan keluhan tidak merasakan adanya gerakan janin yang
sedang dikandungnya, hal ini dirasakan sejak sekitar 4 hari sebelum masuk
4
rumah sakit. Keluhan lain yang dialami pasien yakni demam sejak sehari
sebelum masuk rumah sakit dan mereda dengan obat penurun demam, di
samping itu pasien juga merasa mual-mual, pusing, nyeri ulu hati dan
serta tidak ada masalah pada buang air kecil maupun besar.
dan telah didiagnosis menderita Sifillis oleh dokter dengan terapi berupa
obat oral Ciprofloxacin. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit selain maag
yang dialami sejak masa sekolah dasar, dan tidak memiliki riwayat operasi
penyakit apapun, selain itu pasien juga tidak mengalami gangguan atau
dengan kondisi janin lahir sehat. Pasien juga tidak memiliki kebiasaan
dekat pasien yang mengalami hal yang sama dengan pasien, serta tidak
ada yang memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi, diabetes, jantung
serta alergi obat maupun makanan. Diketahui bahwa suami pasien memiliki
kebiasaan merokok.
5
5. Riwayat Obstetri
Anak pertama pasien lahir pada tanggal tahun 2017 secara normal
ditolong oleh bidan di rumah sakit Wirabuana dengan berat lahir 2800 gram,
langsung menangis segera setelah lahir, cukup bulan dan sesuai masa
dan tidak ada riwayat janin bermasalah. Pasien juga memiliki riwayat
cocok.
dua kali, dan diketahui janin yang dikandungnya telah meninggal dunia
6. Riwayat Menstruasi
dengan siklus haid berjarak sekitar 1 bulan, dialami selama sekitar 4 hari,
dengan frekuensi ganti pembalut berkisar 4 kali dalam sehari. Setiap kali
C. Pemeriksaan Fisik
Suhu : 38.5 0C
Respirasi : 22 kali/menit
7
3. Kepala – Leher:
mulut (-)
4. Thorax:
Paru-paru:
Jantung:
d. Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, murmur (-), gallop (-)
5. Abdomen
a. Situs : Memanjang
c. Pembukaan : 1 Centimeter
D. Pemeriksaan Penunjang
E. Resume
masuk rumah sakit Wirabuana Palu pada tanggal 12 Juli 2019 pukul 12.02
WITA et causa fetus non-viable disertai febris (38.5 ºC), nausea, vertigo,
febris sejak sebulan sebelum masuk rumah sakit dan telah mendapatkan
anemis, tidak terdapat his, gerakan dan bunyi jantung janin, serta pada
F. Diagnosis
G. Penatalaksanaan
FOLLOW UP
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sifilis
1. Definisi
pallidum yang bersifat akut dan kronis ditandai dengan lesi primer diikuti
dengan erupsi sekunder pada kulit dan selaput lendir kemudian masuk ke
dalam periode laten diikuti dengan lesi pada kulit, lesi pada tulang, saluran
2. Etiologi
Tahun 1905 penyebab sifilis ditemukan oleh Schaudinn dan Hoffman yaitu
mikron dan rata-rata setiap bakteri terdiri dari 8-14 gelombang dan bergerak
secara aktif, karena spiralnya sangat halus maka hanya dapat dilihat pada
3. Patogenesis
melalui selaput lendir yang utuh atau kulit dengan lesi. Kemudian masuk ke
peredaran darah dari semua organ dalam tubuh. Penularan terjadi setelah
timbul lesi primer yang bertahan 1–5 minggu dan sembuh sendiri. Tes
serologik klasik positif setelah 1–4 minggu. Kurang lebih 6 minggu (2–6
minggu) setelah lesi primer terdapat kelainan selaput lendir dan kulit yang
berbentuk khas.
tidak timbul kelainan kulit dan selaput dengan tes serologik sifilis positif
disebut Sifilis Laten. Pada seperempat kasus sifilis akan relaps. Penderita
tahun, namun tetap berisiko untuk terjadinya komplikasi akhir jika tidak
dirawat. Gejala- gejala yang timbul jika terkena penyakit ini adalah benjolan-
pusing-pusing dan rasa nyeri pada tulang, mirip seperti gejala flu. Anehnya,
selama jangka waktu 2-3 tahun pertama tidak akan menampakkan gejala
4. Klasifikasi
Pembagian penyakit sifilis menurut WHO terdiri dari sifilis yang didapat
(acquired) dan sifilis kongenital. Sifilis yang didapat terbagi lagi menurut
lama serangannya yakni sifilis dini dan sifilis lanjut dengan waktu
sekunder, laten dan tersier. Stadium primer dan sekunder termasuk dalam
sifilis early sementara stadium tersier termasuk dalam sifilis laten atau
stadium late latent. Sifilis dini dikelompokkan menjadi 3, yaitu sifilis primer
(stadium I), sifilis sekunder (stadium II) dan sifilis laten dini, sementara sifilis
lanjut terbagi atas sifilis laten lanjut, sifilis tertier (Stadium III) dan sifilis
dan lanjutan.
5. Manifestasi Klinis
berikut:
16
a. Sifilis Dini
1) Sifilis Primer
Sifilis stadium I (sifilis primer), timbul 10-90 hari setelah terjadi infeksi.
Lesi pertama berupa makula atau papula merah yang kemudian menjadi
ulkus, dengan pinggir keras, dasar ulkus biasanya merah dan tidak sakit
regional. Lokalisasi lesi sering pada genitalia tetapi bisa juga ditempat lain
seperti bibir, ujung lidah, tonsil, jari tangan dan puting susu.
selama tiga hari berturut-turut dan bila tetap negatif, diagnosis ditegakkan
fisiologis.
pada kulit, rambut, selaput lendir mulut dan genitalia, kelenjar getah bening
dan alat dalam. Kelainan pada kulit yang kita jumpai pada S II ini hampir
papulo skuamosa, papulokrustosa dan pustula. Pada SII yang dini biasanya
kelainan kulit yang khas pada telapak tangan dan kaki. Kelainan selaput
lendir berupa plakula atau plak merah (mucous patch) yang disertai
genitalia sering kita jumpai adanya papul atau plak yang datar dan basah
sifilitaka). Kelainan mata berupa uveitis anterior. Kelainan pada hati bisa
selaput otak berupa meningitis dengan keluhan sakit kepala, muntah dan
Gejala klinis tidak tampak, tetapi hasil pemeriksaan tes serologi untuk
b. Sifilis Lanjut
terbentuk ulkus. Gumma ditemukan pada kulit, mukosa mulut, dan organ
dalam terutama hati. Dapat pula dijumpai kelainan pada tulang dengan
kelainan pada tibia, fibula, humerus, dan tengkorak berupa periostitis atau
2) Sifilis Kardiovaskuler
Timbul 10-40 tahun setelah infeksi primer dan terdapat pada sekitar
3 tipe: Sifilis pada jantung, pada pembuluh darah, pada pembuluh darah
miokarditis difus atau guma pada jantung. Pada pembuluh darah besar, lesi
dapat timbul di aorta, arteri pulmonalis dan pembuluh darah besar yang
selain itu juga pada aorta torakalis dan abdominalis. Pembuluh darah
sedang, misalnya aorta serebralis dan aorta medulla spinalis paling sering
terkena. Selain itu aorta hepatitis dan aorta femoralis juga dapat diserang.
19
sifilis stadium II. Karena infeksi pada janin melalui aliran darah maka tidak
dijumpai kelainan sifilis primer. Pada saat lahir bayi dapat tampak sehat dan
kelainan timbul setelah beberapa minggu, tetapi dapat pula kelainan sejak
ada sejak lahir, tersebar secara simetris, terutama pada telapak tangan
f) Alat-alat dalam.
a) Keratitis interstisial
b) Gumma
c) Neurosifilis
joint).
6. Penularan
minggu dari biasanya. WHO menyatakan ada perbedaan waktu antara sifilis
dini dan sifilis laten yakni selama 2-4 tahun. Sifilis primer terjadi antara 9
sampai 10 hari setelah terinfeksi dan gejalanya timbul berupa luka nyeri
pada alat kelamin. Penularan Sifilis diketahui dapat terjadi melalui (WHO,
1999):
95%-98% infeksi terjadi melalui jalur ini, penularan terjadi melalui lesi
penderita sifilis.
yang tidak diobati di mana kuman Treponema dalam tubuh ibu hamil
21
7. Pencegahan
a. Pencegahan Primer
pasangan.
resiko tinggi untuk tertular sifilis dengan memberikan leaflet, brosur, dan
stiker.
22
b. Pencegahan Sekunder
berkala kepada kelompok orang yang memilik resiko untuk terinfeksi sifilis.
c. Pencegahan Tersier
seksual, termasuk sifilis, adalah untuk menjauhkan diri dari kontak seksual
satu sama lain tentang status HIV mereka dan sejarah PMS lainnya
8. Pengobatan
memang tetap merupakan obat pilihan utama karena murah dan efektif.
pada sifilis menular, 21 hari pada semua sifilis lanjut dan laten.
pada sifilis S I dan S II: Tetrasiklin 4 x 500 mg per oral selama 15 hari atau
Eritromisin 4 x 500 mg per oral selama 15 hari. Pada Late sifilis (> 1 tahun)
sama seperti dosis diatas selama 4 minggu: Tetrasiklin 4 x 500 mg per oral
1. Definisi
Kematian dinilai dengan fakta bahwa sesudah dipisahkan dari ibunya janin
yang disebut kematian janin adalah janin yang mati dalam rahim dengan
berat badan 500 gram atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada
kehamilan 20 minggu atau lebih. Kematian janin merupakan hasil akhir dari
2. Klasifikasi
penuh;
fetal death);
golongan diatas.
25
3. Etiologi
dan laboratorium.
berasal dari fetal, plasenta dan maternal. Penyebab yang berasal dari fetal
berasal dari bakteri, virus maupun protozoa. Penyebab yang berasal dari
4. Faktor Risiko
mempengaruhi kematian perinatal, diantaranya ada faktor dari ibu dan juga
a. Faktor Ibu
kematian bayi yang dini, atau kelahiran bayi dengan berat badan lahir
rendah;
10) Riwayat persalinan yang diakhiri dengan tindakan bedah atau yang
berlangsung lama;
obstetrik; dan
b. Faktor Bayi
4) Bayi yang dilahirkan dari kehamilan kurang dari 37 minggu dan lebih dari
42 minggu;
27
5) Bayi dengan berat badan lahir kurang dari berat badan lahir menurut
kelainan kongenital;
5. Diagnosis
a. Anamnesis
1) Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari atau gerakan
b. Inspeksi
c. Palpasi
1) Tinggi fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan; tidak
2) Dengan palpasi yang teliti dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang
kepala janin.
d. Auskultasi
1) Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah besar janin
(Robert sign)
f. Ultrasonografi (USG)
janin, badan dan tungkai janin tidak terlihat bergerak, ukuran biparietal janin
abnormal.
29
g. Laboratorium
darah post prandial, HBA1C, ureum, kreatinin, profil tiroid, skrining TORCH,
plasenta, tali pusat termasuk autopsi bayi dapat memberi petunjuk sebab
kematian janin.
6. Komplikasi
infeksi sangat kecil, namun bila ketuban sudah pecah infeksi dapat
Clostridium welchii.
maternal.
7. Pencegahan
b. Kerjasama yang erat antara ahli obstetri, ahli kesehatan anak, ahli
sempurna;
lain memperbaiki keadaan gizi ibu dan menemukan high risk mothers
rendah;
31
8. Penatalaksanaan
tanda vital ibu, pemeriksaan darah perifer, fungsi pembekuan dan gula
(50-100 μg tiap 4-6 jam) dan induksi oksitosin. Pada kehamilan di atas 28
kepada janin mati di mana ibu dalam keadaaan bahaya ataupun janin mati
dengan kematian janin dalam rahim akan terlihat di mana jika ibu hamil
di seluruh tubuh yang dipicu oleh adanya senyawa kimia berlebih yang
dilepaskan oleh tubuh ke dalam darah sebagai bentuk respon imunitas yang
luar biasa terhadap infeksi, yang mana peradangan ini memicu serangkaian
berbagai organ tubuh janin, selain itu sepsis dapat pula menyebabkan
nutrisi dan oksigen, yang mana kondisi ini dikenal dengan syok (septic
BAB IV
DISKUSI KASUS
BAB V
KESIMPULAN
Telah dibahas sebuah refleksi kasus pada pasien wanita usia 20 tahun
dengan PII A0 partus preterm 28 - 29 minggu + IUFD dengan riwayat sifilis.
Sifilis merupakan salah satu infeksi menular seksual yang menimbulkan
kondisi cukup parah tidak hanya bagi ibu namun juga pada janin yang
dikandungnya. Kematian janin dalam rahim ialah kematian yang terjadi
sebelum hasil konsepsi keluar dari rahim ibu, tidak peduli berapapun usia
kehamilan dan bukan merupakan akibat terminasi kehamilan yang
disengaja.
DAFTAR PUSTAKA