Identitas Pasien
Nama : Tn. B
Tempat/Tanggal Lahir : Tentena, 14 April 1978
Alamat : Ds. Kapiroe, Kab. Sigi
Pekerjaan : Kuli
Pendidikan Terakhir : SMA
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal Pemeriksaan : 23 Oktober 2018
Tempat Pemeriksaan : Poli Jiwa RSU Anutapura Palu
2
LEMBAR WAWANCARA
sebentar. Saya dokter Rafi, yang sedang dinas di poli jiwa. Boleh saya tahu
Pasien : Walaikumsalam. Oh iya dokter. Saya ada rasa takut dok. Seperti
cemas, sudah lama seperti ini belum bisa hilang sampai sekarang.
Co-Ass : Kira-kira sudah berapa lama ada perasaan seperti ini pak ?
sudah yang kedua kali saya datang ke dokter Soraya, mau kontrol obat.
Co-Ass : Kenapa bisa ada rasa takut pak? Ada yang dipikirkan ?
Pasien : Saya takutkan sudah tidak bisa dapat kerja lagi, seperti hampir
habis akal, tidak bisa bikin apa-apa lagi, saya kerja kuli sekarang ini dok,
Co-Ass : Oh iya pak, mohon maaf sebelumnya pak, kalo boleh saya tahu
bosku, katanya saya bekerja tidak becus, mending ndak usah kerja, saya
tidak tahu di mana saya punya salah, sempat ada adu mulut kemarin itu
cuma tetap keputusannya dia mau kasih keluar saya dari proyek
bangunannya, jadi apa boleh buat dok, kecewa saya pulang itu, padahal saya
3
tidak tanggung-tanggung kalo ambil bagian semua saya kerja selagi masih
ada bagian, sudah saya kasih tahu istriku dalam satu bulan ini saya cari
kerjaan lain dulu. Saya tahan-tahan terus niat jahatku mau mencuri, cuma
dalam hati ini masih ada juga rasa manusia yang bilang itu tindakan jelek.
Pasien : Istri sama anak di kampung dok. Terutama anak perempuanku ini
yang saya pikirkan bagaimana saya bisa bayarkan uang sekolahnya, soalnya
dia bilang harus cepat dibayar, dia sekarang SMA. Untungnya pas
September kemari ada teman ajak kerja di proyek lain, Alhamdulillah dok biar
tidak seberapa seperti yang proyek sebelumnya itu, sudah cukup saya
mertua, untuk sementara tinggal di sana, di sini saya tabung terus uang
supaya dikirim, supaya fokus dulu saya kerja di sini, sebenarnya saya malu
juga dengan keluargaku dok, makanya saya cari-cari terus pekerjaan dan
Co-Ass : Sekarang masih tetap ada rasa cemasnya bapak biarpun sudah
bekerja kembali ?
Pasien : Masih ada dok. Sudah bisa saya tabung sedikit-sedikit hasil kerja,
tapi tetap ada terus itu “jangan-jangan…” kayak perasaan was-was jangan-
jangan bagaimana nanti kalau saya dipecat, hilang lagi kerja, akhirnya stress
lagi dok.
4
Co-Ass : Oh iya pak, jadi cemasnya belum hilang. Selama ada perasaan
was-was itu apa yang kira-kira mengganggu bapak ? Maksudnya pak, apa
Pasien : Cuma itu saja dok kalo datang lagi cemas, tidak tenang sudah
perasaan, takut.
Co-Ass : Jadi itu yang mengganggu, pak ? Keluarga dan temannya bapak
Pasien : Iya mereka sudah tahu dok, tiap minggu saya telpon istriku
dikampung, teman-temanku yang kerja juga, saya kasih tahu mereka saya
ada berobat, rata-rata mereka bilang tidak perlu terlalu stress bekerja,
Co-Ass : Kemudian bagaimana kalo ada rasa cemas atau takutnya datang
Pasien : Saya juga belum mengerti kenapa belum hilang perasaan tidak
enak dok, cuma pasrah saja saya, saya biasanya merokok kalo sudah ada
perasaan cemas. Setiap kali habis sholat selalu tenang lagi perasaan.
Pasien : Malah sampai sekarang sering saya tidak tidur, ada tidur tapi kira-
kira hanya ada 3 atau 4 hari dalam 1 minggu saya tidur agak nyenyak,
sisanya tidak bisa, saya selalu pikirkan rencana-rencana supaya tidak hilang
pekerjaanku. Sering juga saya sakit kepala, makanya saya datang kontrol
5
obat lagi ini dengan dokter, ada yang obat racikannya dokter itu yang saya
minta.
Pasien : Kalo sudah muncul cemas sudah tidak enak makanku dok, saya
merokok lagi, nanti kalo sudah agak mendingan baru saya coba makan lagi.
Pasien : Kalo sedang kerja jarang dok, kendati muncul cemas tetap saya
kerja, kecuali kalo memang sudah berat sekali saya rasa, biasanya saya
duduk dulu sejenak, merokok lagi, kalo sudah reda, mulai lagi saya lanjut.
Saya bersyukur masih bisa kerja keras untuk keluarga, cuam tidak enak kalo
Pasien : Tidak pernah dok. Tidak ada bisikan atau bayangan sosok yang
saya lihat
Pasien : Saya rasa tidak ada dokter, cuma itu dok kalo sudah cemas jadi
Pasien : Tidak pernah dok, cuma saya rasa seperti keringat dingin kalo
BAGIAN I
RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama
Cemas
Pasien pria usia 40 th masuk rumah sakit dengan keluhan cemas, yang
dengan perasaan tidak nyaman berupa takut dan gelisah, juga membuat
pasien sulit tidur pada malam hari. Menurut pasien, keadaan ini dimulai
setelah dua bulan yang lalu berhenti bekerja karena dipecat oleh atasan
dengan alasan bahwa kinerja pasien kurang efektif selama terikat kontrak
kerja, dan sampai saat ini pasien merasa kecewa karena tidak memperoleh
pengakuan dari jerih payahnya, yang mana hal ini membuat pasien terus
pekerjaan lainnya.
dilema karena pasien paham bahwa hal tersebut tidak benar dan
bertentangan dengan nilai, sementara di sisi lain situasi yang dialami pasien
masa depan, terutama harus membayar biaya sekolah anaknya dalam waktu
dekat ini. Sampai akhirnya ada tawaran kerja dari teman dekat pasien di
proyek bangunan lain, dan dengan upah yang tidak lebih besar seperti pada
pasien sering sakit kepala. Juga saat perasaan cemas muncul, pasien
merasa tidak enak makan. Terkadang juga pasien merindukan istri dan
anaknya.
2. Hendaya/Disfungsi
saat ini ialah masalah pekerjaan, yakni pemutusan hubungan kerja pasien
8
waktu.
Sebelumnya
Pasien pernah berobat di poliklinik jiwa RSU Anutapura dengan keluhan yang
keluhan yang sama sekitar 2 bulan yang lalu, kunjungan kali ini merupakan
rumah sakit sebelumnya. Tidak ada riwayat kejang, penyakit infeksi otak dan
trauma/cedera kepala.
Pasien lahir tahun 1978 di Tentena, persalinan normal, tidak ada riwayat
trauma, riwayat infeksi, dan riwayat kejang. Pasien lahir tanpa penyulit
perilaku. Tidak ada riwayat kejang, trauma atau infeksi pada masa ini. Pasien
tinggal baik. Selama periode di sekolah tidak ada permasalahan yang dialami
merokok.
10
dengan rekan kerjanya berjalan baik. Pasien mulai merasa cemas setelah
dipecat dari pekerjaannya dengan alasan tidak becus bekerja, pasien takut
tidak dapat menafkahi diri dan keluarganya, yang membuat pasien tidak
dapat tidur tenang serta mengalami penurunan nafsu makan akibat beban
E. Riwayat Keluarga
perasaan pasien saat ini terkait usaha kerasnya sebagai kepala keluarga
F. Situasi Sekarang
bangunan, interaksi dengan rekan kerja masih baik, begitu pula dengan
BAGIAN II
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien pria usia 40 tahun, wajah sesuai usia, postur dan gestur tubuh
baik, warna kulit sawo matang. Tampak sehat dan cukup rapi, memakai kaos
2. Kesadaran
Compos Mentis
4. Pembicaraan
B. Keadaan Afektif
1. Mood : Eutimia
2. Afek : Serasi
pendidikan pasien
3. Orientasi : Baik
D. Gangguan Persepsi
E. Proses Berpikir
1. Arus Pikir
b. Kontinuitas : Relevan
2. Isi Pikiran
F. Pengendalian impuls
G. Daya Nilai
H. Tilikan (insight)
Dapat dipercaya
14
BAGIAN III
A. Status Internus
Tanda Vital :
b. Nadi : 84 x/menit
c. Pernapasan : 20 x/menit
d. Suhu : 36,5 ºC
B. Status Neurologis :
GCS E4M6V5, pupil bundar isokor, ukuran 3 mm, reflex cahaya +/+, reflex
cahaya tidak langsung +/+, Pemeriksaan kaku kuduk : (-), reflex fisiologis (+),
BAGIAN IV
BAGIAN V
EVALUASI MULTIAKSIAL
A. Axis I
cemas, memiliki perasaan takut, gelisah, siklus tidur terganggu, hal ini
merokok yang sudah dimulai sejak SMA, namun hal tersebut bukanlah
menilai realita sehingga hal ini ialah bukan gangguan jiwa psikotik
(F2).
5. Tidak ada peningkatan mood/afek dan psikomotor pada pasien ini, juga
tidur, namun hal tersebut tidak berkaitan dengan keadaan mudah lelah,
mania dan depresi, maka pada pasien ini tidak menderita gangguan
perasaan (F3).
7. Kecemasan atau rasa takut yang dialami pasien mengarah pada objek
berfokus pada satu masalah dan hanya sebatas dampak yang akan
18
10. Karena tidak tergolong dalam tipe anxietas fobik, gangguan panik,
B. Axis II :
C. Axis III :
D. Axis IV :
E. Axis V:
ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih
baik)
19
F. Daftar Problem
1. Organobiologik
2. Psikologik
G. Prognosis
1. Faktor Pendukung :
perbaikan.
2. Faktor Pemberat :
BAGIAN VI
RENCANA TERAPI
A. Farmakoterapi
B. Psikoterapi
BAGIAN VII
DIAGNOSIS BANDING
Terdapat satu hal yang tersirat terkait kondisi kejiwaan yang dialami
pasien saat ini, yakni adanya faktor kehilangan (loss). Pasien sebelumnya
tidak memiliki pekerjaan karena dipecat oleh atasan dan terus memikirkan
telah menjadi fokus utama kekhawatiran atau beban pikiran pasien. Faktor
mengalami depresi, maka diagnosis banding untuk pasien ini ialah gangguan
campuran anxietas dan depresi (F41.2), yang mana anxietas dan depresi
pada pasien tidak menunjukkan dominansi yang lebih menonjol pada satu
pihak, serta keduanya tidak menunjukkan gejala yang cukup berat untuk
BAGIAN VIII
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
dua komponen yaitu kesadaran akan sensasi fisiologis sperti (palpitasi dan
B. Etiologi
1. Teori psikoanalitik
disadari yang bersifat agresif dan ancaman terhadap hal tersebut dari
2. Teori Eksistensial
3. Teori Neurontransmiter
inhibitorik.
C. Diagnosis Anxietas
yaitu (F41.9) Anxietas yang tak Tergolongkan. Keluhan tidak sesuai dengan
D. Penatalaksanaan
tinggi dan lebih kurang menimbulkan adiksi dengan toksisitas yang rendah,
DAFTAR PUSTAKA
2001.