Pembimbing:
dr. Sutrisno, Sp.OG (K) Onk
Disusun Oleh :
Fathi Tsamara Ghufroon Rifai G4A022052
PRESENTASI KASUS
P2A0 (AH2 AT10 tahun) PUA Abnormal Uterine Bleeding e.c. Iatrogenik
Disusun Oleh :
Fathi Tsamara Ghufroon Rifai G4A022052
Disusun dan diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memenuhi tugas
Kepaniteraan Klinik di SMF Kebidanan & Kandungan RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.
A. IDENTITAS PASIEN
1. Nama Pasien : Ny. N
2. Nomor RM : 02259189
3. Usia : 36 Tahun
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Alamat : Gumelar
6. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
7. Pendidikan : SMA
8. Agama : Islam
9. Tanggal Masuk : 04 Oktober 2023
B. ANAMNESIS
1. Teknik Anamnesis : Autoanamnesis
2. Keluhan Utama : Perdarahan dari jalan lahir
3. Keluhan Tambahan : Tidak ada
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli kebidanan RSMS pada tanggal 04/10/2023
rujukan dari Puskesmas Gumelar 1 dengan keluhan perdarahan dari jalan l
ahir sejak 28 hari SMRS (06/09/2023). Darah berwarna merah kecoklatan,
konsistensi cair tidak menggumpal. Pasien mengaku darah yang keluar
sama seperti menstruasi pada biasanya. Pasien mengganti pembalut
sebanyak 2-3x dalam sehari. Keluhan dirasakan setelah pasien
menggunakan KB Suntik 1 bulan pada tanggal 05/09/2023. Keluhan
dirasakan terus-menerus dan mengganggu aktivitas pasien. Tidak terdapat
faktor yang memperberat maupun memperingan perdarahan pasien.
Keluhan seperti nyeri perut bagian bawah dan nyeri pinggang disangkal
oleh pasien. Keluhan mual muntah disangkal. Keluhan terdapat benjolan
dibagian perut bawah disangkal. Keluhan mimisan dan gusi berdarah
disangkal. Keluhan tumbuh banyak jerawat disangkal. Keluhan penurunan
berat badan disangkal. Konsumsi obat antikoagulan disangkal.
Pasien tidak pernah membeli obat secara mandiri untuk meredaka
n keluhannya. Pada tanggal 03/10/2023 pasien berobat ke Puskesmas
Gumelar 1 dan disarankan untuk ke rumah sakit.
5. Riwayat Menstruasi
Pasien Menarche pada usia 12 tahun. Menstruasi rutin tiap bulan, teratur d
engan durasi 5-7 hari, ganti pembalut 2-3 kali/hari.
6. Riwayat Pernikahan
Pasien menikah 1x pada tahun 2009 saat itu pasien berusia 22 tahun dan s
uami berusia 25 tahun.
7. Riwayat Obstetri
P2A0 (AH 2 AT 10 tahun)
1) Laki-Laki/13 tahun/Spontan/Bidan/2950 gram
2) Laki-Laki/10 tahun/Spontan/Bidan/2890 gram
8. Riwayat Kontrasepsi
Pasien pernah menggunakan kontrasepsi KB Suntik 1 bulan
pada September 2023
9. Riwayat Ginekologi
Pasien mengakui keluhan perdarahan tidak normal pertama dirasakan
pada September 2023
10. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat Keluhan Serupa : Disangkal
b. Riwayat Hipertensi : Disangkal
c. Riwayat Diabetes : Disangkal
d. Riwayat Alergi : Disangkal
e. Riwayat Trauma : Disangkal
f. Riwayat Operasi : Disangkal
g. Riwayat Penyakit Ginjal : Disangkal
h. Riwayat konsumsi obat : Disangkal
i. Riwayat keputihan : Disangkal
11. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat Keluhan Serupa : Disangkal
b. Riwayat Hipertensi : Disangkal
c. Riwayat Diabetes : Disangkal
d. Riwayat Alergi : Disangkal
e. Riwayat Penyakit Ginjal : Disangkal
12. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga. Pasien merupakan lulusan
SMA. Pasien makan 3x sehari dengan nasi, lauk dan sayur/buah. Pasien ti
dak merokok dan tidak meminum minuman keras. Pasien berobat menggu
nakan BPJS PBI.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : tampak sakit sedang
2. Kesadaran : E4V5M6 (Compos mentis)
3. Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 111/72 mmHg
b. Nadi : 78 x/menit, regular
c. Suhu : 36.5 C
d. Respiratory Rate : 20 x/menit, reguler
e. Saturasi : 99 % room air
4. Antropometri
a. BB : 50 kg
b. Tinggi Badan : 153 cm
c. IMT : 21.36kg/m2 (Normoweight)
5. Kepala : Mesosepal
6. Mata : CA(-/-), SI (-/-), pupil bulat isokor 3mm/3mm.
7. Hidung : NCH (-/-), discharge (-/-)
8. Telinga : Discharge (-/-)
9. Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid dbn
10. Thorax
a. Paru
1) Inspeksi : simetris, retraksi (-), jejas (-)
2) Palpasi : focal fremitus ka=ki, krepitasi (-)
3) Perkusi : sonor seluruh lapang paru
4) Auskultasi : SDV (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
b. Jantung
1) Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
2) Palpasi : Iktus kordis di SIC V linea midclavicular si
nistra.
3) Auskultasi : S1>S2, regular, suara tambahan (-)
11. Abdomen
a. Inspeksi : datar, jejas trauma (-)
b. Auskultasi : BU menurun
c. Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen, pekak alih (-), pe
kak sisi (-)
d. Palpasi : Nyeri tekan (-), defans muscular (-), pekak sampin
g (-), pekak pindah (-)
12. Ekstremitas
a. Superior : Edema (-/-), Akral dingin, CRT <2 detik
b. Inferior : Edema (-/-), akral dingin, CRT <2 detik
13. Genitalia
a. Genitalia Eksterna
1) Mons Pubis : Distribusi rambut merata, lesi (-)
2) Labia Mayor : massa (-), lesi (-), hiperemis (-)
3) Labia Minor : massa (-), lesi (-), hiperemis (-)
4) Introitus Vagina : fluor albus (-), massa (-)
5) Kelenjar Bartholin : Edema (-), Hiperemis (-)
b. Genitalia Interna (Inspekulo)
1) Tampak portio licin, tenang
2) Fluxus (+), Flour (-)
3) Dinding vagina : licin
c. Genitalia Interna (VT)
1) Vulva/vagina tidak ada kelainan
2) Portio bentuk dan ukuran normal
3) Parametrium lemas
4) Corpus uteri bentuk dan ukuran normal
5) Adneksa tidak teraba massa
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Lab Darah Lengkap (04/10/23)
Komponen Hasil Normal
Hemoglobin 12.1 g/dL N 10.9-14.9 g/dL
Leukosit 6040 /mm3 N 4790-11340 /mm3
Hematokrit 36.9 % N 34-45 %
Eritrosit 4.12 103/μL N 4.11-5.55 x 106/uL
Trombosit 309000 /mm3 N 216000-451000 /uL
MCV 79.5 fL N 71.8-92.0 fL
MCH 27.7 pg N 26-31.0 pg
MCHC 31.3 g/dL N 30.8-35.2 g/dL
MPV 6.8 fL L 9.4-12.2 fL
Hitung jenis
Basofil 0.0 % N 0-1 %
Eosinofil 1.3 % N 0.7-5.4 %
Batang 0.1% L 3-5 %
Segmen 66.6% N 0-70 %
Limfosit 25.5 % N 20.4-4.6 %
Monosit 6.5 % N 3.6-9.9 %
Neutrofil 66.7 % N 42.5-71.0 %
PT 13.3 detik N 9.9-15.1 detik
APTT 27.6 detik N 25.0-31.3 detik
Natrium 136 N 136-146
Kalium 3.6 N 3.5-5.1
Kalsium 8.9 N 8.6-10.3
Klorida 106 N 97-107
Ureum 17.50 N 15-40
Kreatinin 0.78 N 0-0.9
2. USG Ginekologi RSMS (04/10/2023)
Interpretasi:
VU Terisi cukup, uterus antefleksi ukuran 6.95cm x 5.11 cm x 5.85
cm, endometrial thickness 0.8 cm, cairan bebas (-)
Kesan :
Cor tak membesar
Pulmo dalam batas normal
E. DIAGNOSIS
1. Diagnosis Kerja
P2A0 (AH 2 AT 10 Tahun) Abnormal Uterine Bleeding e.c. Iatrogenik
2. Diagnosis Banding
- Abnormal Uterine Bleeding e.c. Suspek Malignancy/Hiperplasia
- Abnormal Uterine Bleeding e.c. Suspek Polip
F. PLANNING
1. Medikamentosa
- Asam traneksamat 3x1000 mg PO
- Prometazine 1x25mg PO
- EEK 4x2.5mg PO
2. Non Medikamentosa
- Pro kuretase
G. EDUKASI
1. Edukasi kepada pasien mengenai keluhan, faktor risiko, pencegahan , ta
talaksana dan prognosis dari penyakit yang diderita.
2. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai rencana tindakan selanju
tnya yakni kuretase.
3. Edukasi kepada pasien mengenai komplikasi yang dapat terjadi pada pe
nyakit yang diderita pasien.
H. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Quo ad fungtionam : dubia ad bonam
III. TINJAUAN PUSTAKA
C. Klasifikasi AUB
1. Klasifikasi AUB berdasarkan jenis perdarahan (POGI, 2013):
a. Perdarahan uterus abnormal akut: didefinisikan sebagai perdarahan
haid yang banyak sehingga perlu dilakukan penanganan segera untuk
mencegah kehilangan darah. Perdarahan uterus abnormal akut dapat
terjadi pada kondisi PUA kronik atau tanpa riwayat sebelumnya.
b. Perdarahan uterus abnormal kronik: merupakan terminologi untuk
perdarahan uterus abnormal yang telah terjadi lebih dari 3 bulan.
Kondisi ini biasanya tidak memerlukan penanganan yang segera
seperti PUA akut.
c. Perdarahan tengah (intermenstrual bleeding) merupakan perdarahan
haid yang terjadi diantara 2 siklus haid yang teratur. Perdarahan dapat
terjadi kapan saja atau dapat juga terjadi di waktu yang sama setiap
siklus. Istilah ini ditujukan untuk menggantikan terminologi
metroragia.
2. Klasifikasi AUB berdasarkan penyebab perdarahan menurut FIGO (Munro
et al., 2011):
Terdapat 9 kategori utama yang disusun berdasarkan akronim “PALM-
COEIN”
a. Kelompok “PALM” merupakan kelompok kelainan struktur penyebab
AUB yang dapat dinilai dengan berbagai teknik pencitraan dan atau
pemeriksaan histopatologi.
b. Kelompok “COEIN” merupakan kelompok kelainan non struktur
penyebab AUB yang tidak dapat dinilai dengan teknik pencitraan atau
histopatologi.
AUB terkait dengan penggunaan hormon steroid seks eksogen, AKDR,
atau agen sistemik atau lokal lainnya diklasifikasikan sebagai “iatrogenik”.
Gambar 3.1 PALM-COEIN
a. Polip (PUA-P)
Polip adalah pertumbuhan endometrium berlebih yang bersifat lokal
mungkin tunggal atau ganda, berukuran mulai dari beberapa milimeter
sampai sentimeter. Polip endometrium terdiri dari kelenjar, stroma,
dan pembuluh darah endometrium.
b. Adenomiosis (PUA-A)
Merupakan invasi endometrium ke dalam lapisan miometrium,
menyebabkan uterus membesar, difus, dan secara mikroskopik tampak
sebagai endometrium ektopik, non neoplastik, kelenjar endometrium,
dan stroma yang dikelilingi oleh jaringan miometrium yang mengalami
hipertrofi dan hiperplasia.
c. Leiomioma uteri (PUA-L)
Leiomioma adalah tumor jinak fibromuscular pada permukaan
myometrium. Berdasarkan lokasinya, leiomioma dibagi menjadi:
submukosum, intramural, subserosum.
d. Malignancy and hyperplasia (PUA-M)
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan abnormal berlebihan
dari kelenjar endometrium. Gambaran dari hiperplasi endometrium
dapat dikategorikan sebagai: hiperplasi endometrium simpleks non
atipik dan atipik, dan hiperplasia endometrium kompleks non atipik
dan atipik.
e. Coagulopathy (PUA-C)
Terminologi koagulopati digunakan untuk merujuk kelainan
hemostasis sistemik yang mengakibatkan PUA.
f. Ovulatory dysfunction (PUA-O)
Kegagalan terjadinya ovulasi yang menyebabkan ketidakseimbangan
hormonal yang dapat menyebabkan terjadinya pendarahan uterus
abnormal.
g. Endometrial (PUA-E)
Pendarahan uterus abnormal yang terjadi pada perempuan dengan
siklus haid teratur akibat gangguan hemostasis lokal endometrium.
h. Iatrogenik (PUA-I)
Pendarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan penggunaan
obat-obatan hormonal (estrogen, progestin) ataupun non hormonal
(obat-obat antikoagulan) atau AKDR.
i. Not yet classified (PUA-N)
Kategori ini dibuat untuk penyebab lain yang jarang atau sulit
dimasukkan dalam klasifikasi (misalnya adalah endometritis kronik
atau malformasi arteri-vena).
E. Penatalaksanaan AUB
Pemilihan terapi pada AUB akut tergantung pada kondisi umum,
etiologi yang diduga, pertimbangan fertilitas pada masa mendatang, dan
riwayat medis pasien. Dua tujuan utama dalam penanganan AUB akut
ialah, mengontrol episode perdarahan berat dan mengurangi kehilangan
darah haid pada siklus berikutnya. Terapi medis dipertimbangkan pada
terapi awal tetapi beberapa situasi dapat memerlukan penanganan operatif.
Penelitian mengenai penanganan AUB akut terbatas dan hanya satu terapi
yaitu estrogen equine kojugasi (EEK) intravena yang disetujui oleh FDA
Amerika Serikat untuk terapi AUB akut. Berikut penatalaksanaan dari
AUB (Wantania, 2016):
1. Penanganan medis
Penanganan hormonal dipertimbangkan sebagai lini pertama terapi
medis pada pasien dengan AUB akut tanpa kelainan perdarahan yang
sudah diketahui atau dicurigai. Pilihan penanganan termasuk EEK
intravena, pil kontrasepsi kombinasi (PKK), dan progestin oral.
Kombinasi PKK dan progestin oral dalam regimen dosis multipel
sering digunakan pada AUB akut.
Obat antifibrinolitik seperti asam traneksamat merupakan terapi
efektif pada pasien dengan AUB kronis. Direkomendasikan untuk
menggunakan asam traneksamat oral maupun intravena pada terapi
AUB akut. Ketika episode akut perdarahan sudah terkontrol, pilihan
terapi jangka panjang dapat dipertimbangkan untuk mencegah AUB
kronis. Terapi jangka panjang efektif termasuk pemakaian alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dengan levonogestrel, asam
traneksamat, dan obat NSAID. Pasien dengan kelainan perdarahan
umumnya memberikan respon terhadap terapi hormonal maupun non-
hormonal. Konsultasi dengan seorang hematologis direkomendasikan
pada pasien-pasien tersebut terutama bila perdarahan sulit dikontrol
atau ginekologis tidak memahami pilihan terapi pada pasien dengan
kelainan perdarahan. Desmopressin dapat membantu mengangani
AUB akut pada pasien dengan penyakit von Willebrand jika pasien
tersebut sebelumnya memberikan respon terhadap agen tersebut.
Faktor VIII rekombinan dan faktor von Willebrand juga tersedia serta
dapat diperlukan untuk mengontrol perdarahan hebat. Faktor defisiensi
spesifik lainnya juga dapat diperlukan. Pasien dengan kelainan
perdarahan atau kelainan fungsi platelet sebaiknya menghindari
pemakaian obat Non Steroid Anti-Inflammatory Drugs (NSAID)
karena efek agregasi platelet dan interaksi dengan obat-obat yang
memengaruhi fungsi hati dan produksi faktor pembekuan.
2. Penanganan operatif
Penanganan operatif didasarkan pada stabilitas pasien, tingkat
perdarahan, kontraindikasi penanganan medis, dan kondisi medis yang
ada. Penanganan operatif termasuk dilatasi dan kuretase, ablasi
endometrial, embolisasi arteri uterina, dan histerektomi.
Gambar 3.2. Tata Laksana AUB
DAFTAR PUSTAKA
Khan, R., Sherwani, R. K., Rana, S., Hakim, S., & Jairajpuri, Z. S. 2016. Clinco-
Pathological Patterns in Women with Dysfunctional Uterine Bleeding. Iran
J Pathol. Vol.11(1): 1 – 32.
Munro, M. G., Critchley, H. O., Broder, M. S., Fraser, I. S., & FIGO Working
Group on Menstrual Disorders. 2011. FIGO classification system (PALM-
COEIN) for causes of abnormal uterine bleeding in nongravid women of
reproductive age. IJOG. 113 (1): 1 – 20.