Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

MIOMA UTERI

Diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Kepaniteraan Klinik Madya Di bagian SMF
Kesehatan Mata Rumah Sakit Umum Jayapura

Pembimbing :

dr. Jefferson Munthe Sp.OG (K), M.Kes

Oleh :

Lenny Tri Selviani, S.Ked

(2019086016320)

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Telah dipresentasikan, diterima, dan disetujui oleh penguji, Laporan Kasus
dengan judul :

MIOMA UTERI

Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir Akhir Kepaniteraan Klinik
Madya Di bagian SMF Kesehatan Mata Rumah Sakit Umum Jayapura

Yang dilaksanakan pada :


Hari :
Tanggal :
Tempat :

Menyetujui dosen
Pembimbing /Penguji

dr. Jefferson Munthe Sp.OG (K)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak yang tumbuh dalam otot uterus dan
jaringan ikat sekitarnya. Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri atau
uterine fibroid. Mioma uteri bukanlah suatu keganasan dan tidak juga
berhubungan dengan keganasan. Mioma bisa menyebabkan gejala yang luas
termasuk perdarahan menstruasi yang banyak dan penekanan pada pelvis. 1,3
Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun
mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih
banyak. Mioma uteri belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menarke,
sedangkan setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih
bertumbuh. Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20 – 30% dari seluruh
wanita. Di Indonesia mioma uteri ditemukan pada 2,39 – 11,7% pada semua
penderita ginekologi yang dirawat. Tumor ini paling sering ditemukan pada
wanita umur 35 – 45 tahun (kurang lebih 25%) dan jarang pada wanita 20 tahun
dan wanita post menopause. Wanita yang sering melahirkan akan lebih sedikit
kemungkinan untuk berkembangnya mioma ini dibandingkan dengan wanita yang
tak pernah hamil atau hanya 1 kali hamil. Statistik menunjukkan 60% mioma uteri
berkembang pada wanita yang tak pernah hamil atau hanya hamil 1 kali. 2,3
Perihal penyebab pasti terjadi tumor mioma belum diketahui. Mioma uteri
mulai tumbuh dibagian atas (fundus) rahim dan sangat jarang tumbuh dimulut
rahim. Bentuk tumor bisa tunggal atau multiple (banyak), umumnya tumbuh
didalam otot rahim yang dikenal dengan intramural mioma. Tumor mioma ini
akan cepat memberikan keluhan, bila mioma tumbuh kedalam mukosa rahim,
keluhan yang biasa dikeluhkan berupa perdarahan saat siklus dan diluar siklus
haid. Sedangkan pada tipe tumor yang tumbuh dikulit luar rahim yang dikenal
dengan tipe subserosa tidak memberikan keluhan perdarahan, akan tetapi
seseorang baru mengeluh bila tumor membesar yang dengan perabaan didaerah
perut dijumpai benjolan keras, benjolan tersebut kadang sulit digerakkan bila
tumor sudah sangat besar. 4

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah diagnosis pasiennya sudah tepat ?
2. Apakah penatalaksanaannya sudah tepat?
3. Apakah faktor resikonya?

2
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IdentitasPasien
Nama : Ny. D.C
Umur : 47 tahun
Alamat : Sarmi
Agama : Kristen Prostestan
Suku/Bangsa : Papua
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Tanggal MRS : 17-01-2021

B. Anamnesis
1. Keluhan Utama:
Teraba benjolan pada perut
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan perut membesar sejak 3 tahun yang lalu.
Nyeri pada perut disangkal, penurunan berat badan di sangkal, pendarahan
dari jalan lahir disangkal, BAB dalam batas normal BAK dalam batas
normal.
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
Hipertensi (-), Asma (-), DM (-), TB Paru (-), Penyakit jantung (-),
Penyakit Ginjal (-).
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi (-), Asma (-), DM (-), Penyakit paru (-), Penyakit Jantung (-)
5. Riwayat Pernikahan
Menikah sah
6. Riwayat Menstruasi
 Menarche : 13 Tahun
 Siklus haid : Teratur (28 hari)
 Gejala penyerta : Nyeri Haid (-)

3
7. Riwayat Sosial dan Ekonomi
Ibu sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga yang mengurus
pekerjaan dirumah.
C. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang Kesadaran: Compos Mentis
Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan : 83 kg
Tanda-tanda vital :
 Tekanan darah : 120/70 mmHg
 Nadi : 78 x/m
 Respirasi : 20 x/m
 Suhu badan : 36.70C \
 Sp02 : 98%
Kepala : Mata : Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : Deformitas (-)
Telinga : Deformitas (-)
Mulut : Deformitas (-)
Thoraks : Paru : Suara napas vesikuler, rhonki tidak ada, wheezing tidak ada,
Jantung : Bunyi jantung I-II reguler, gallop tidak ada, murmur tidak ada
Abdomen : Inspeksi : cembung, terlihat membesar

Auskultasi : bising usus (+) normal

Palpasi : Teraba Massa bentuk bulat, keras dan bersifat mobile dengan
diameter 22x20 cm

Perkusi : shifting dulness (-), deffense muscular (-)


Ekstremitas : Akral hangat, edema (-/-)
Refleks : Dalam Batas Normal

Status Ginekologi
 Inspekulo :

4
 V-U-V : Tidak ada kelainan
 Portio : Portio licin, OUE tertutup, fluksus (-), fluor (-)

VT ( pemeriksaan bimanual )
 Portio : licin, OUE tertutup, nyeri goyang (-)
 Corpus uteri : teraba membesar sampai 2 jari bawah pusat,
bersifat mobile
 Parametrium kanan dan kiri : lemas
 Cavum douglas : tidak menonjol

CTG :Tidak dilakukan

USG : dilakukan tapi tidak membawa hasil (membawa surat pengantar)

D. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

LABORATORIUM

Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan


Hemoglobi 13,6 11.0 – 14.7 g/dL
n
Hematokrit 40,7 35.2 – 46.7 %
Leukosit 5,35 3.37 – 8.38 x 103 Unit/ Liter
Trombosit 252 140 – 400 x 103 Unit/Liter
Eritrosit 5,02 3.69 – 5.46 x 106 Unit/Liter
Hbs Ag Non Reaktif Non Reaktif

E. Diagnosis Awal
Mioma uteri
F. Tatalaksana Awal
lapor dr. Sp.OG , advice :
 Pro Miomektomi

5
 IVFD RL 500 cc/ 8 jam
 Premedikasi Ceftriaxone 2 gr IV (skin tes dahulu)
 Konsul anestesi
 Informed consent
 Siapkan PRC 250 cc (Permintaan anestesi)
G. Laporan Operasi Laparatomi
- Pasien dalam posisi tidur terlentang di atas meja operasi dalam GA
- Dilakukan tindakan Aseptik dan antiseptik pada daerah lapangan
operasi
- Dilakukan incisi mediana sampai dengan 2 jari, di bawah pusat
- Pada saat eksplorasi ditemukan mioma dengan ukuran 20x20, 15x10,
5x5 dan 3x3 cm
- Terdapat juga perlengketan antara omentum dan uterus
- Diputuskan untuk dilakukan miomektomi, luka dijahit satu persatu
hingga tidak ada perdarahan, kemudian diperiksakan ke PA
- Setelah diyakini tidak tampak pendarahan
- Jahit dinding abdomen lapis demi lapis
- Perdarahan Intraoperasi ±100cc , Jumlah urin Intraoperasi ±100cc
- Operasi selesai.
H. Diagnosa Pasca Bedah
Post miomektomi ec mioma uteri multiple

I. Penatalaksanaan Post Operasi


- IVFD RL 500 ml /20 tpm
- Metronidazole drip 3x1 (iv)
- Ketorolac 3x1 ampl (iv) / 8 jam
- Ceftriaxone 2x1 gr (IV)
- Perawatan Luka Operasi
- Observasi keadaan umum dan TTV

J. Resume
Pasien Ny. D.C usia 47 tahun Pasien mengaku mengeluh perut membesar

6
sejak 3 tahun yang lalu. Nyeri pada perut disangkal, penurunan berat badan di
sangkal, pendarahan dari jalan lahir disangkal, BAB dalam batas normal BAK
dalam batas normal.
Pada pemeriksaan ginekologi didapatkan , Inspekulo : portio licin, OUE
tertutup, fluksus (-), fluor (-), vulva/vagina : tidak ada kelainan,
VT ( pemeriksaan bimanual ) ditemukan : Portio : licin, OUE tertutup, nyeri
goyang (-) , Corpus uteri : teraba membesar sampai 2 jari bawah pusat, bersifat
mobile, Parametrium kanan dan kiri : lemas, Cavum douglas : tidak menonjol.
Pada pemeriksaan laboratorium hasil laboratorium dalam batas normal Setelah
dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penujang didapatkan
diagnosis awal mioma uteri. Saran supervisor dilakukan laparatomi
miomektomi.

BAB III
PEMBAHASAN
1. Apakah diagnosis pada pasien ini sudah tepat ?
Pada kasus ini pasien di diagnosis dengan mioma uteri. Sesuai dengan
teori yang ada bahwa diagnosis ditegakkan berdasarkan keluhan subyektif

7
dan pemeriksaan fisik atau penunjang yang telah dilakukan. Anamnesis yang
diperoleh dari kasus ini adalah pasien datang Pasien datang dengan keluhan
perut membesar sejak 3 tahun yang lalu. Nyeri pada perut disangkal,
penurunan berat badan di sangkal, pendarahan dari jalan lahir disangkal, BAB
dalam batas normal, BAK dalam batas normal. menandakan adanya suatu
kelainan pada uterus. Dimana menurut kepustakaan bila di dalam dinding
rahim dijumpai banyak mioma, maka uterus akan mempunyai bentuk yang
berbenjol-benjol melekat pada serosa dengan tangkai konsistensi yang padat
juga kenyal. Pasien juga berusia 47 tahun yang menurut hal ini sesuai dengan
literatur yang mengatakan bahwa pada kasus uterus miomatosus paling sering
ditemukan pada usia 35-45 tahun Pemeriksaan fisik diperoleh BB : 83 kg,
TB : 160 cm, status generalis : konjungtiva anemis -/-, Skelera ikterik-/-,
mulut : oral kandidiasi (-), Pembesaran KGB (-/-), thoraks dan jantung dalam
batas normal, abdomen tampak cembung, ekstremitas dalam batas normal.
Pemeriksaan penunjang hasil laboratorium dalam batas normal.

2. Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat?


Pada kasus ini pasien dengan mioma uteri harus dilakukan miomektomi
yaitu merupakan prosedur pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat
fibroid dari rahim, tujuannya adalah untuk hanya mengangkat fibroid dan
meninggalkan uterus pada tempatnya.

Pada kasus : Berdasarkan lapor dr. Sp.OG , advice :


• Pro Miomektomi
• Konsul anestesi
• Informed consent
• IVFD RL 500 cc/ 8 jam
• Premedikasi Ceftriaxone 2 gr IV (skin tes dahulu)
• Pasang DC
• Siapkan darah 1 bag

8
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Diagnosis pada kasus Mioma Uteri ditegakkan berdasarkan anamnesis yaitu
identifikasi , pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

9
2. Mioma uteri adalah suatu tumor jinak yang tumbuh dalam otot uterus.
3. Tumor ini paling sering ditemukan pada wanita umur 35 – 45 tahun (kurang
lebih 25%) dan jarang pada wanita 20 tahun dan wanita post menopause.
4. Diagnosis pasti mioma uteri dengan USG dan penanganan mioma utieri
adalah dengan konservatif dan operatif.
5. Tatalaksana pada kasus Mioma Uteri ialah dengan dilakukannya
miomektomi
B. Saran
1. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan patologi anatomi karena sangat
bermanfaat dalam menentukan diagnosis dan terapi selanjutnya
2. Memperbaiki gaya hidup
3. Usahakan selalu rutin kontrol ke dokter spesialis untuk mencegah
komplikasi tindakan dan perkembangan penyakit yang diderita.

DAFTAR PUSTAKA

Hanifa, dkk, 2008, Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo d/a Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI. Jakarta.

10
Marjono B. A. et all., 2008. Tumor Ginekologi. Available from :
http://www.geocities.com. (Accessed : November 21, 2008).

11

Anda mungkin juga menyukai