Oleh:
Lenny Tri Selviani, S.Ked
2019086016320
Pembimbing:
dr. Hj. Jumilarita, Sp.A., M.Kes
IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. A. A
• Umur : 7 Tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : Jln. Nuri Kamkey
• Status : Belum menikah
• Pendidikan : SMP
• Pekerjaan : Pelajar
• Tanggal Pemeriksaan : 25 november 2021
(IDG)
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis kepada pasien pada hari Rabu
tanggal 25 November 2021 di Ruang kanak-kanak RSUD Abepura.
• Keluhan Utama
Demam
• Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang anak laki-laki datang ke IGD RSUD Abepura di antar ibunya dengan
keluhan demam sejak ± 1 hari SMRS. Demam timbul pertama kali tanggal
20/11/2021 dini hari Demam hilang timbul dan semakin meningkat pada sore
hari tanggal 21/11/2021 sekitar 40º C disertai mual (+) dan muntah (+), sakit
kepala (+), Riwayat kejang, sesak napas, muntah, nyeri perut disangkal oleh
pasien.
• Riwayat Penyakit Dahulu : kejang (-), maalaria (-), asma (-), Alergi (-)
• Riwayat Penyakit Keluarga: HT(-), DM (-), Jantung(-), ginjal (-),TB paru (-)
9 bulan Campak 1
24 bulan Campak 2
1 tahun Influenza
2 tahun PVC
• Riwayat Makan dan Minum
Pasien mendapat ASI eksklusif sampai umur 1 tahun. Susu formula
mulai diberikan pada usia 1 tahun. bubur dan makanan dewasa
diberikan sejak umur 12 bulan dan 24 bulan.
• Riwayat Tumbuh Kembang
• BB lahir : 3500 gr
• BB sekarang : 45 kg
• PB lahir : 52 cm
• TB sekarang : 141 cm
PEMERIKSAAN FISIK
KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital
• Tekanan Darah : 100/60 mmHg
• Nadi : 100 x/menit
• Frekuensi Napas : 20 x/menit, reguler
• Suhu : 38,50C
• Saturasi Oksigen : 98% spontan
• Capillary refill time : ≤ 2 detik
• Berat Badan : 45 kg
• Tinggi badan : 141 cm
• Status gizi : Gizi baik
PEMERIKSAAN FISIK • Jantung
• Kepala dan Leher • Inspeksi : Ictus cordis terlihat di ICS 4 linea
midklavikularis kiri
• Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-),
Kelopak mata edem (-/-), • Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 4 linea midklavikularis kiri,
• Hidung : Secret (-), pernapasan cuping hidung (-) • Perkusi : Batas kanan jantung ICS IV linea parasternal
dextra
• Telinga : Nyeri tekan tragus (-/-), secret (-) • Batas kiri jantung ICS V linea midclavicula sinistra
• Mulut : Mukosa bibir lembab (+), sianosis (-), OC (-) • Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
• Tenggorokan : Tonsil (T1=T1) faring tidak hiperemis • Abdomen
• Inspeksi : Bentuk dan gerak dada simetris, retraksi • Palpasi : Supel, shifting dullness (-), undulasi (-), hepar dan lien
teraba membesar 3 jari di bawah arcus costa dan tidak terba
(-) membesar, nyeri tekan (-)
• Palpasi : Vocal fremitus sinistra = vocal fremitus • Ekstremitas
dextra
• Akral hangat, pitting edema (-) pada ekstremitas superior dan
• Perkusi : Sonor pada apeks paru dextra et sinistra, inferior, Capillary Refill Time (CRT) < 2 detik, sianosis (-),
redup pada basal paru dextra et sinistra ulkus (-).
PLT 56 150-500
Penatalaksanaan
IVFD Asering/RL : 50-60 tpm (makro)
Inj. Artesunat 110 mg (IV) ( 0, 12, 24, 48 jam)
Inj ondansentron 3x 4,5 mg
Inj ranitidine 2 x 1 ampul
Sistenol 3x 1 tab (k/p)
Inj bactesyn 2 x 1 gr (IV)
Primaquin 1 x 2 ½ tab
FOLLOW UP
Waktu S O A P
Selasa, Nyeri • KU : CM, sedang cholelithiasis • IVFD NaCl
15/06/202 perut, mual • Tanda Vital : 0,9% 20tpm
1 (+), muntah TD : 120/80 mmhg • Inj Cefriaxone
(-) Hr : 60 x/mnt 2x1 gr
Pusing (+) Rr : 21x/mnt • Inj Tramadol
T : 36,7 3x1 amp
SpO2 : 98% • Inj Ranitidine
• Abdomen : supel, BU 2x1 amp
(+) N , timpani (+), • Sulcrafat Syr
nyeri tekan region 3x1 cth
epigastrium , lien dbn
dan hepar tidak
tampak membesar
RESUME
• Seorang anak laki-laki datang ke IGD RSUD Abepura di antar ibunya dengan keluhan
demam sejak ± 1 hari SMRS. Demam timbul hilang timbul dan semakin meningkat
pada sore hari sekitar 40º C disertai mual (+) dan muntah (+), sakit kepala (+),
Riwayat kejang, sesak napas, muntah, nyeri perut disangkal oleh pasien.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
compos mentis, tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi
pernafasan 20 x/menit, suhu 38,5 0C, BB 745 kg, TB 141 cm. Pada pemeriksaan hepar
teraba membesar 3 jari di bawah arcus costa.
• Pemeriksaan penunjang didapatkan: PLT 23 [10ˆ3u/L] DDR : plasmodium
falsiparum +++ , dengue blood IgG (+), SGOT : 183 U/L, SGPT : 118 U/L Creatinin :
0,63 mg/ dL
• Pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang ditemukan adanya suhu badan
yang meningkat 40ºC, mual, muntah, sakit kepala, plasmodium falsiparum +++,
dengue blood IgG (+), transaminasemia, hepar teraba membesar 3 jari di bawah arcus
costa, sehingga diagnosis pada pasien ini adalah malaria tropika +3 dan DHF derajat II
DEFINISI
Malaria merupakan penyakit
infeksi akut hingga kronik yang
disebabkan oleh satu atau lebih
spesies Plasmodium, ditandai
dengan panas tinggi bersifat
intermiten, anemia, dan
hepatosplenomegali.
ETIOLOGI
• Penyakit malaria ini disebabkan
oleh parasit plasmodium. • Malaria dapat ditularkan
melalui penularan
• Plasmodium falciparum
menyebabkan malaria tropikana • (1) alamiah (natural infection)
melalui gigitan nyamuk
• Plasmodium vivax anopheles
menyebabkan
malaria tertian • (2) penularan bukan alamiah
yaitu malaria bawaan
• Plasmodium ovale (kongenital)
menyebabkan malaria ovale
• Plasmodium malariae
menyebabkan malaria kuartana
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
Gejala
malaria • Trias malaria : stadium dingin (menggigil) diikuti demam tinggi kemudian berkeringat banyak.
• Keluhan prodormal : nyeri kepala, mual, muntah, diare, pegal-pegal, dan nyeri otot. Gejala tersebut biasanya terdapat pada orang-orang yang
tinggal di daerah endemis (imun).
ringan
malaria
6. Jaundice (bilirubin>3mg/dL dan kepadatan parasit>100.000)
7. Hemoglobinuria8. Perdarahan spontan abnormal
9. Edema paru (radiologi, saturasi Oksigen <92%
Gambaran laboratorium :
1. Hipoglikemi (gula darah <40 mg%)
2. Asidosis metabolik (bikarbonat plasma <15 mmol/L)
berat
3. Anemia berat (Hb <5 gr% untuk endemis tinggi, <7gr% untuk endemis sedang-rendah), pada dewasa Hb<7gr% atau hematokrit <15%)
4. Hiperparasitemia (parasit >2 % eritrosit atau 100.000 parasit /μL di daerah endemis rendah atau > 5% eritrosit atau 100.0000 parasit /μl di daerah
endemis tinggi)
5. Hiperlaktemia (asam laktat >5 mmol/L)
6. Hemoglobinuria
7. Gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >3 mg%
DIAGNOSIS
1. Demam Tipoid
2. Demam Dengue
3. ISPA (infeksi saluran pernapasan akut)
4. Leptospirosis Ringan / Anikterik (didaerah
endemis leptospirosis)
5. Radang otak (meningitis/ensefalitis).
6. Glomerulonefritis Akut Dan Kronik Gagal
ginjal akut
7. Sepsis
8. hepatitis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• pemberian artesunat
• Artesunat parenteral tersedia dalam vial yang berisi 60 mg serbuk kering asam
artesunik dan pelarut dalam ampul yang berisi natrium bikarbonat 5%. Keduanya
dicampur untuk membuat 1 ml larutan sodium artesunat. Kemudian diencerkan
dengan Dextrose 5% atau NaCL 0,9% sebanyak 5 ml sehingga didapat
konsentrasi 60 mg/6ml (10mg/ml).
• Obat diberikan secara bolus perlahan-lahan. Artesunat diberikan dengan dosis 2,4
mg/kgbb intravena sebanyak 3 kali jam ke 0, 12, 24. Selanjutnya diberikan 2,4
mg/kgbb intravena setiap 24 jam sehari sampai penderita mampu minum obat.
DEMAM DENGUE (DENGUE HEMORAGI FEVER ( DHF )
Definisi
• Infeksi virus dengue merupakan suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus genus
Flavivirus, famili Flaviviridae, mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2,DEN-3, dan
DEN-4, melalui perantara nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.Keempat serotipe dengue
terdapat di Indonesia, DEN-3 merupakan serotipe dominandan banyak berhubungan dengan
kasus berat, diikuti serotipe DEN-2.
• Dengue Hemorrhagic fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue
tipe 1-4, dengan manifestasi klinis berupa demam yang terjadi secara mendadak 2-7 hari. Dapat
disertai gejala perdarahan dengan atau tanpa adanya syok, dengan hasil pemeriksaan
laboratorium yang menunjukkan adanya trombositopenia (trombosit kurang dari 100.000) dan
peningkatan hematokrit 20% atau lebih dari nilai normal. Infeksi virus dengue dapat disertai
dengan terjadinya kebocoran plasma.
• Perubahan patofisiologi pada infeksi virus dengue menentukan perbedaan perjalanan penyakit
antara DHF dengan dengue fever (DF).
• Perubahan patofisiologis tersebut dapat berupa kelainan hemostasis dan perembesan plasma.
ETIOLOGI
a. Virus
DHF disebabkan oleh virus dengue.Virus dengue termasuk dalam genus
Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Virus ini mengandung single-strand RNA
sebagai genom. Genom virus dengue mengandung sekitar 11000 basis nukleotida,
yang merupakan kode untuk satu polyprotein tunggal yang dipecah secara pos
menjadi 3 molekul protein struktural (C, prM, dan E) yang membentuk partikel
virus dan 7 protein nonstruktural ( NS1, NS2a, NS2b, NS3, NS4a, NS4b, dan
NS5) yang hanya ditemukan pada sel inang yang terinfeksi dan diperlukan untuk
replikasi virus. Di antara protein non- struktural, glikoprotein envelope yaitu
NS1, bersifat diagnostik dan patologis.
VEKTOR
Virus dengue ditularkan oleh gigitan vektor nyamuk Aedes aegypty dan Aedes
albopictus yang terinfeksi ke tubuh manusia dengan masa inkubasi 4-10 hari.Infeksi
bias didapat melalui satu gigitan saja. Nyamuk Aedes aegypty biasanya mengigit
pada siang hari. Nyamuk ini merupakan spesies tropis dan subtropis yang
terdistribusi secara luas di seluruh dunia yang hidup diantara antara garis lintang 35°
LU dan 35 ° LS di bawah ketinggian 1000 m (3.300 kaki)
HOST
• Manusia
• Setelah masa inkubasi yang terjadi sekitar 4-10 hari, infeksi oleh salah satu dari
empat serotipe virus dapat menghasilkan spektrum yang luas dari penyakit ini, Infeksi
primer diduga menginduksi munculnya kekebalan protektif seumur hidup dengan serotipe
yang terinfeksi. Individu yang menderita infeksi dilindungi dari penyakit klinis dengan
serotipe yang berbeda dalam 2-3 bulan dari infeksi primer, tetapi tanpa kekebalan lintas
pelindung jangka panjang. Anak-anak muda khususnya mungkin kurang mampu jika
dibandingkan dengan orang dewasa untuk mengimbangi kebocoran kapiler dan akibatnya
memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami dengue syok. Dalam proses transmisi,
nyamuk menggigit penderita yang terinfeksi virus dengue, dimana virus dengue banyak
terdapat di dalam darah penderita terutama pada hari ke 5.
PATOFISIOLOGI
1. Diet:
Mengurangi makanan dengan kadar gula tinggi
Mengurangi makanan mengandung lemak hewani,
seperti margarin, keju, daging berlemak, roti, cakes,
biskuit.
2. Obat: Ursodeoxycholic acid. Bila batu masih berwujud
lumpur