PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Endometriosis merupakan suatu kondisi yang dicerminkan dengan
telah
banyak
penelitian
yang
dilakukan
terhadap
kasus
ini
diharapkan
dapat
meningkatkan
BAB 2
URAIAN KASUS
2.1 Identitas
Identitas Pasien
Register
: 1508060109
Nama
: Ny. M
Umur
: 34 th
Alamat
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
Status
: Menikah 1x : 14 tahun
Agama
: Islam
Bangsa
: Indonesia
Identitas Pasangan
Nama
: Tn. H
Umur
: 54 th
Alamat
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Buruh
Agama
: Islam
Bangsa
: Indonesia
2.2 Subyektif
BAB dan BAK saat ini dalam batas normal, penurunan berat badan
disangkal, tidak didapatkan keluhan lain.
At/P/I
/Ab/E
At
BBLf
Cara lhr
Penolong
L/P
Umur
H/M
3500gr
spontan
Bidan
14th
2.3 Obyektif
2.3.1 Status Generalis
KU
Vital Sign
K/L
Thoraks
Abdomen
Inspekulo
: v/v fluor (-), flux (-), OUE tertutup, licin, terdorong ke arah
kiri
VT
Hasil
Satuan
Nilai rujukan
Hematologi
Hemoglobin
12,70
g/dL
11.4-15.1
Eritrosit
4,52
g/dL
4,0-5,0
Leukosit
8,83
4.700 -11.300
Hematokrit
37,40
38-42
Trombosit
412
103/L
142-424
Diff count
2,8/0,6/56,1/32,7/7,
MCV/MCH/MCHC
8
82,7/28,10/34,0
Faal hemostasis
PPT
10,70
Detik
11,5-11,8
APTT
31,20
Faal Hati
Detik
27,4-28,6
AST/SGOT
13
U/L
0-32
ALT/SGPT
11
U/L
0-33
4,62
g/dL
3,5 5,5
mg/dL
16.6-48.5/ <1.2
Albumin
Faal Ginjal
Ureum/Creatinin
Glukosa
22,50/0,74
Darah
Metabolisme Karbohidrat
100
mg/dL
<200
Sewaktu
Elektrolit Serum
Na/K/Cl
140/3,90/107
mmol/L
101,40
U/ml
<35
Penanda Tumor
Ca 125
-
Tampak VU terisi cairan, tampak uterus ante fleksi & linier, tampak
massa dengan densitas ho,ogen, septa (-), kista (+), papil (-), asites
(-)
cm dengan korpus
BAB 3
PERMASALAHAN
3.1 Apa saja faktor resiko kista coklat pada pasien ini?
3.2 Bagaimana cara menegakkan kista cokelat pada pasien ini?
3.3 Bagaimana manajemen dan penatalaksanaan kista cokelat pada
pasien ini?
3.4 Bagaimana prognosis kista coklat pada pasien ini?
10
BAB 4
TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
4.1 Definisi
Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium
yang masih berfungsi terdapat di luar kavum uteri. Jaringan ini terdiri atas
kelenjar-kelenjar dan stroma (Prawirohardjo, 2002). Kista endometriosis
adalah suatu jenis kista yang berasal dari jaringan endometrium. Ukuran
kista bisa bervariasi antara 0.4-4 inchi. Jika kista mengalami ruptur, isi dari
kista akan mengisi ovarium dan rongga pelvis (Lee, 2009).
11
2.
4.
menars,
siklus
haid
yang
pendek
atau
12
langsung
jaringan
endometrium
pada
saat
lain,
atau
perbaikan
episiotomi,
dapat
13
tidak
mencakup
memori
imunologik.
Makrofag
sitokin
yang
merangsang
proliferasi
dari
14
dari
endometriosis,
sehingga
produksi
estrogen
15
dan
estradiol
saling
dirubah
oleh
kerja
17-
hidroksisteroid dehydrogenase (17HSD), yang terdiri dari 2 tipe: tipe1 merubah estron menjadi estradiol (bentuk estrogen yang lebih poten)
dan tipe-2 merubah estradiol menjadi estron. Dalam endometrium
eutopik normal, progesteron merangsang aktifitas tipe-2 dalam kelenjar
epitelium, enzim tipe-2 inisangat banyak ditemukan pada kelenjar
endometrium fase sekresi. Dalam jaringan endometriotik, tipe-1
ditemukan secara normal, tetapi tipe-2 secara bersamaan tidak
ditemukan. Progesteron tidak merangsang aktiftas tipe-2 dalam
susukan endometriotik karena tampilan reseptor progesteron juga
abnormal. Reseptor progesteron terdiri dari 2 tipe: PR-A dan PR-B,
keduanya ini ditemukan pada endometrium eutopik normal, sedangkan
pada jaringan endometriotik hanya PR-A saja yang ditemukan
(Wellbery, 2015, Overton 2007).
4.3 Klasifikasi
Endometriosis dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori berdasarkan
lokasi dan tipe lesi, yaitu (Sud, 2009):
1. Peritoneal endometriosis
Pada awalnya lesi di peritoneum akan banyak tumbuh vaskularisasi
sehinggamenimbulkan perdarahan saat menstruasi. Lesi yang aktif akan
menyebabkan timbulnya perdarahan kronik rekuren dan reaksi inflamasi
sehingga tumbuh jaringan fibrosis dan sembuh.Lesi berwarna merah
16
dapat berubah menjadi lesi hitam tipikal dan setelah itu lesi akan
berubahmenjadi lesi putih yang miskin vaskularisasi dan ditemukan debris
glandular.
2. Ovarian Endometrial Cysts (Endometrioma)
Ovarian endometrioma diduga terbentuk akibat invaginasi dari korteks
ovarium setelah penimbunan debris menstruasi dari perdarahan jaringan
endometriosis. Kista endometrium bisa besar (>3cm) dan multilokus, dan
bisa tampak seperti kista coklat karena penimbunan darah dandebris ke
dalam rongga kista.
3. Deep Nodular Endometriosis
Pada endometriosis jenis ini, jaringan ektopik menginfiltrasi septum
rektovaginal atau struktur fibromuskuler pelvis seperti uterosakral dan
ligamentum utero-ovarium. Nodul-nodul dibentuk oleh hiperplasia otot
polos dan jaringan fibrosis di sekitar jaringan yang menginfiltrasi. Jaringan
endometriosis akan tertutup sebagai nodul, dan tidak ada perdarahan
secara klinis yang berhubungan dengan endomeriosis nodular dalam.
Ada
banyak
klasifikasi
stadium
yang
digunakan
untuk
17
penyebaran,
dalamnya
implantasi,
adanya
adhesi,
tingkat
18
19
20
maka
teori
ini
dapat
menjelaskan
dengan
baik
terhadap
timbulnya
endometriosis.
Ditemukan
jaringan
imunitas
endometriosis
tubuh
maka
dan
akan
karena
terjadi
menyebabkan
kehamilan
dapat
ditemukan
reaksi
desidual
jaringan
mengadakan
apa
yang
dinamakan
kehamilan
semu
22
dan
biasannya
tidak
berhubungan
dengan
3 Infertilitas
Banyak penelitian yang menunjukkan keterkaitan antara
endometriosis dan infertilitas. Endometriosis dapat ditemukan pada
50% wanita yang infertil. Pasien infertil dengan endometriosis
ringan yang tidak ditangani memiliki kesempatan untuk hamil
sekitar 2% sampai 4.5% setiap bulan, dibandingkan pasangan
normal sekita 15% sampai 20% perbulan. Pasien infertil dengan
endometriosis sedang hingga berat mempunyai kesempatan hamil
kurang dari 2% tiap bulan. Meskipun endometriosis sangat
berhubungan dengan infertilitas, tetapi tidak semua wanita dengan
endometriosis mengalami infertilitas. Sebagai contohnya, beberapa
wanita yang menjalani prosedur steril tuba bisa juga mempunyai
endometriosis.
Diduga adanya hubungan penyebab dan efek antara
endometriosis dan penurunan kesuburan tetapi hal ini masih belum
bisa dibuktikan. Belum diketahui bagaimana endometriosis yang
inimal dan ringan dapat mengurangi fertilitas ketika tidak terjadi
perlekatan. Diduga endometriosis mengubah lingkungan pelvis
dalam jumlah minimal tetapi pada jalur yang penting. Teori ini
termasuk inflamasi, sistem imunitas, merubah hormon, fungsi
abnormal dari tuba falopi, atau mengganggu fertilisasi dan
implantasi. Lebih mudah mengerti bagaimana endometriosis
sedang dan berat dapat mengganggu fertilitas, ketika perlekatan
pada bagian mayor dari pelvis, ketika tampak perlekatan, maka
akan mengganggu pelepasan ovum, menghalangi sperma untuk
memasuki tuba falopi, dan mencegah kemampuan tuba falopi untuk
menangkap telur saat ovulasi.
4.7 Diagnosis
Diagnosis dari endometriosis dapat dievaluasi dari anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang lain. Endometriosis
24
Anamnesis
Tanda dan gejala dari endometriosis sangat bervariasi dan
mungkin berhubungan dengan kondisi dan proses patologi lain.
Evaluasi penuh dan penilaian terhadap nyeri pada pasien
dibutuhkan untuk diagnosis dan tatalaksana.
Nyeri yang berkaitan dengan endometriosis adalah sebagai berikut:
1 Nyeri menstruasi (dysmenorrhea)
2 Nyeri coitus (dyspareunia)
3 Nyeri miksi (dysuria)
4 Nyeri defekasi (dyschezia)
5 Tidak nyaman pada bagian punggung belakang atau
bagian perut
6 Nyeri pelvis yang kronis (nyeri abdomen dan nyeri
abdomen selama paling tidak 6 bulan)
Meskipun endometriosis dapatditunjukkan dengan gejala
diatas, beberapa wanita dengan endometriosis datang dengan
gejala yang asimtomatik, lesi mungkin secara tidak sengaja
ditemukan saat operasi. Dan juga, gejala mungkin tidak muncul
sesegera setelah menstruasi tetapi gejala berkembang nanti.
Dengan semua pasien yang mengalami keluhan utama nyeri
dan riwayat ginekologi seharusnya dilakukan penyingkiran semua
penyebab lain nyeri. Pada anamnesis juga dapat memberikan
pertanyaan kesehatan reproduksi lain (usia saat menstruasi
pertama, siklus menstruasi dan keteraturan siklus, kehamilan
sebelumnya, dan kontrasepsi oral atau kontrasepsi hormonal yang
digunakan).
Kontribusi
riwayat
pengobatan
dan
riwayat
25
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik penting untung memutuskan diagnosis
dan tatalaksana. Pemeriksan fisik menentukan posisi, ukuran, dan
mobilitas uterus. Nodul yang tidak bergerak, uterus yang ke arah
belakang mungkin adalah penyakit yang ganas. Pemeriksaan
retrovaginal mungkin diperlukan dan dapat meraba ligamen
uterosakral serta septum retrovaginal, yang menunjukkan adanya
nodul yang meradang untuk menunjukkan adanya infiltrasi
endometriosis.
Pemeriksaan
yang
dilakukan
saat
periode
kandung
kemih),
26
stadium
dari
endomettriosis
saat
laparoskopi.
membawa
resiko
oprasi,
termasuk
perforasi
sistem
terbukti
berperan
dalam
menyebabkan
27
tidak
terbukti
meningkatkan
angka
kehamilan.
Terapi interval
Beberapa peneliti mempercayai bahwa endometriosis dapat
ditekan dengan pemberian profilaksis berupa kontrasepsi oral
kombinasi
berkesinambungan,
analog
GnRH,
berperan
untuk
menghambat
siklus
follicle-
Terapi Bedah
Terapi bedah bisa diklasifikasikan menjadi terapi bedah konservatif
(jika fungsi reproduksi berusaha dipertahankan), semikonservatif
(jika kemampuan reproduksi dikurangi tetapi fungsi ovarium masih
ada), dan radikal (jika uterus dan ovarium diangkat secara
keseluruhan). Usia, keinginan untuk memperoleh anak lagi,
perubahan
kualitas
hidup,
adalah
hal-hal
yang
menjadi
dengan
media
larut
minyak
dapat
dismenorhea
neurektomi
transeksi
presakral.
adalah
yang
hebat
Bundelsaraf
pada
vertebra
dapat
dilakukan
yang
dilakukan
sakral
III,
dan
bagiandistalnya diligasi
o Laparoscopic Uterine Nerve Ablation (LUNA) berguna
untuk mengurangi gejala dispareunia dan nyeri punggung
bawah.
o Untuk pasien dengan endometriosis sedang, pengobatan
hormonal
adjuvant
postoperative
efektif
untuk
GnRH,
danazol,
dan
medroksiprogesteron
30
dilakukan
histerektomi
dengan
tetap
wanita
yang
dilakukan
histerektomi
dan
ooforektomi.
o Terapi medis pada wanita yang telah memiliki cukup anak
yang juga memiliki efek dalam mereduksi gejala.
Pembedahan radikal
o Histerektomi total dengan ooforektomi bilateral dan
sitoreduksi dari endometrium yang terlihat. Adhesiolisis
ditujukan
untuk
memungkinkan
mobilitas
dan
31
dari
rektosigmoid
perlu
dibedakan
dari
karsinoma
(Prawirohardjo, 2010).
4.10 Prognosis
Endometriosis dapat mengalami rekurensi kecuali telah dilakukan
dengan histerektomi dan ooforektomi bilateral. Angka kejadian
rekurensi endometriosis setelah dilakukan terapi pembedahan adalah
20% dalam waktu 5 tahun. Ablasi komplit dari endometriosis efektif
32
eksisi
lesi
pada
kasus-kasus
endometriosis
yang
berat
PEMBAHASAN
Ketika
kelenjar
dan
stroma
endometrium
endometriosis
pada
ovarium
menempati
urutan
menegakkan
Perempuan
dengan
diagnosis
sensitifitasnya
endometriosis
bisa
tanpa
rendah.
gejala,
terutama
waktu
menstruasi
(dismenorea).
Kejadian
identitas
pasien,
diketahui
pasien
memiliki
anak,
dengan
riwayat
penggunaan
nyeri
yang
sangat
saat
haid.
Pasien
salah
satu
mengingat
faktor
resiko
kondisi
pembentukan
hyperesterogen
kista
dapat
coklat,
memicu
2005).
Akibat
perlengketan,
lama-lama
dapat
35
yang
bersifat
hyperexcitable.
Hipereksitabilitas
mengkonfirmasi
penegakan
keluhan
diagnosis
pasien
kista
sekaligus
coklat,
maka
status
genitalia,
melalui
VT
didapatkan
setelah
pembedahan
dikonfirmasi
keberadaan
36
diagnosis
endometrioma
yakni
ultrasonografi
hanya
dapat
digunakan
untuk
mendiagnosis
yang
terperangkap
dalam
kista.
MRI
tidak
adanya
invasi
ke
usus
dan
septum
rektovagina.
Pada pasien ini telah dilakukan dua kali pemeriksaan
ultrasonografi. Pemeriksaan pertama dilakukan pada tanggal 3
Mei 2015. Didapatkan uterus bersepta dengan lesi kistik di para
adnexa dekstra berukuran 9,01x6,96 cm berbatas tegas dan
bersepta. Pemeriksaan kedua dilakukan pada hari pasien
berkunjung ke Poli Ginekologi di RSSA dan dilakukan
pencitraan ultrasonografi ginekologi. Didapatkan xxx. Hasil
pemeriksaan ini mengkonfirmasi keberadaan kista, berbatas
tegas regular, bersepta dengan internal echo berukuran 11,6 x
5,3x8,4 pada adneka dextra. Secara khusus hasil pencitraan ini
mengarah ke kista coklat dengan adanya gambaran internal
eko.
37
praoperatif
menunjukkan
derajat
beratnya
dengan
kista
endometrioma.
Hal
diekspresikan
oleh
semakin
ini
mengarahkan
disebabkan
epitel
tuba
antigen
falopi,
diagnosis
CA
125
endometrium,
yang
tinggi,
dan
ditengarai
disebabkan
oleh
yang
berwarna
coklat kehitaman
hemosiderin
akibat
debris
menstruasi
yang
anatomi
dibutuhkan
untuk
patologi
diagnosis
dan
penatalaksanaan
pengobatan
anti
nyeri.
Jaringan
endometriosis
lain
yang
dapat
mengatasi
nyeri
akibat
pada
endometrium
dan
menyebabkan
atropi
yang
signifikan
pada
pemberian
teknik
pembedahan
yang
akan
dilakukan
Itu
sebabnya
disarankan
bagi
pasien
untuk
ruptur
kista
yang
dapat
menyebabkan
akut
41
jangka
panjang
yang
paling
menjanjikan
dalam
42
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang, pasien dalam
kista
coklat.
Pasien
ini
dicurigai
dengan
jenis
kista
43
DAFTAR PUSTAKA
Adamson GD, Hurd SJ, Pasta DJ, Rodriguez BD. Laparoscopic
Endometriosis
Society
Endometriosis
guide
for
patient
http://www.asrm.org/Patients/patientbooklets/endometriosis.pdf [dia
kses 1 September 2015]
Beretta P, Franchi M, Ghezzi F, et al: Randomized clinical trial of two
laparoscopic treatments of endometriomas: cystectomy versus
drainage
9848316]
Dodson MG. Transvaginal Ultrasound, New York, Churchill Livingstone;
1991: 70-2
Dhooghe MT, Hill Aj. Endometriosis in, Berek JS, Adashi EY, Hillard PA
(ed), Novaks Gynecology. 12th Edition. Pensylvania: Williams & Wilkins,
1996: 887-905.
Endometriosis Research Foundation. (ERF) Diagnosis Endometriosis.
http://www.endometriosis.org/ endometriosis.html [diakses 2
september 2015]
Efstathioiu JA, Sampson DA, Levine Z, et al: Nonsteroidal antiinflammatory
44
Reprod 17:845,
M,
Endometriosis:
An
Update
http://www.gfmer.ch/GFMER_members/pdf/Endometriosis_Kandeel
_2008.pdf [diakses 2 september 2015]
Kapoor D, Davila. Endometriosis: Treatment & Medication. http//w
ww.emedicine.com[diakses 2 september 2015]
Lee
BM,
The
Endometriosis
cyst.http://ezinearticles.com/?Cyst-
Endometriosis---Cyst-in-the-Walls-of-the-Womb&id=1794678
[diakses 3 september 2015]
Ling FW: Randomized controlled trial of depot leuprolide in patients with
chronic
Pain Study
45
Martin
DC.
Endometriosis
Staging,
http://www.memfert.com/endostage.htm[diakses
september
2015]
NHS
Evidence,
Annual
Evidence
Epidemiology
Update
on
Endometriosis
and
Aetiology.
http://www.library.nhs.uk/womenshealth/ViewResource.aspx?
resID=258981&tabID=290&catID=11472
[diakses
september
2015]
Oepomo TD. Congenital of TNF- in the peritoneal fluid and serum of
endometrioticpatients.
http://www.unsjournals.com/DD0703D070302.pdf [diakses 22 Juni
2015]
Okugawa K, Hirakawa T, Fukushima K, et al: Relationship between age,
histological type, and size of ovarian tumors. Int J Gynaecol Obstet
74:45,
and
ectopic
endometrium
in
endometriosis
and
females. J Clin
S,
Tulandi
T,
Endometriosis
http://www.obgyn.net/medical.asp? page=/english/pubs/features/mc
46
gill-student-projects/endometriosis.
london.1999
[diakses
september 2015]
Vercellini P, Trespidi L, Colombo A, et al: A gonadotropin-releasing
hormone
associated
8513962]
Weiss G, Maseelall P, Schott LL. Adenomyosis a Variant, not a disease?
Evidence from Hysterectomized Menopausal Women in the Study
of
Womens Health Across the Nation (SWAN). Fertil Steril 2009; 91:
201-6
Wellberry
C.
Diagnosis
and
Treatment
of
Endometriosis
(http://www.aafp.org/afp/991015ap/contentshtml
[diakses
2015,
2
september 2015]
Wiegratz I, Kuhl H: Long-cycle treatment with oral contraceptives. Drugs
64:
47