PENDAHULUAN
Kista dermoid, yang disebut juga Mature Cystic Teratoma (MCT) atau kista
teratoma benigna ovarium, merupakan tumor sel germ paling sering yang ada di
ovarium pada wanita usia reproduktif.
Kista dermoid mencakup 10-25% dari semua neoplasma ovarium dan 60% dari
semua tumor jinak ovarium. Transformasi menjadi keganasan terjadi pada 1-3%
kasus, khususnya pada wanita postmenopause. 15% kasus terjadi torsi, tetapi kasus
ruptur sangat jaring, karena dinding kista sangat tebal. Ini sangat sering terjadi pada
umur 20-40 tahun.
Sebagian besar kista dermoid asimtomatik, dan sering ditemukan secara tidak
sengaja saat pemeriksaan pelvis. Komplikasi yang paling mungkin terjadi adalah
torsi, ruptur spontan, resiko peritonitis kimiawi, dan biasanya keganasan membuat
pembedahan perlu dilakukan untuk mendiagnosis.
Pada dasarnya, USG semakin sering digunakan untuk pasien yang
mengeluhkan kasus ginekologis. Pemeriksaan USG termasuk di dalamnya uterus dan
ovarium., sehingga terkadang pasien yang datang untuk memeriksakan uterusnya,
keluar dengan diagnosis kelainan pada ovarium, meski pasiennya tidak mengeluhkan
masalah ginekologi.
Terapi tradisional untuk kista dermoid adalah kistektomi atau oophorektomi
melalui laparotomi. Laparoskopi juga mulai sering digunakan sejak 1989 karena
kenaynaykan pasien dengan kista teratoma berusia produktif. Laparoskopi kurang
infasif, sehingga pembentukan perlengketan sangat minimal dan mengurangi
kemungkinan infertilitas.
Adenomiosis, dikenal pula dengan nama endometriosis interna, merupakan
kelainan jinak uterus yang ditandai oleh adanya komponen epitel dan stroma
jaringan
endometrium
fungsional
di
miometrium. 1,2
Istilah
adenomiosis
diperkenalkan pertama kali oleh Frankl (1925) dua tahun sebelum istilah
endometriosis diperkenalkan oleh Sampson (1927).
Tahun
1921
barulah
disadari
bahwa
adenomiosis
dan
BAB II
ILUSTRASI KASUS
II.1 Identitas Pasien
Nama
: Ny. E
Tanggal lahir
: 1 Mei 1971
Rekam Medik
: 02-27-74-80
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
II.2 Anamnesis
Anamnesis dilakukan pada tanggal 14 Desember 2016 pukul 11.15 WIB di
bangsal kebidanan 3 RSUP Persahabatan.
Keluhan Utama
Nyeri saat menstruasi sejak 2 minggu SMRS.
Keluhan Tambahan
Nyeri pada perut kiri yang menjalar ke punggung dan selangkangan kiri.
Pasien juga mengeluhkan rasa mulas seperti ingin melahirkan. Pasien juga mengalami
keputihan sejak 2 minggu SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan pada saat menstruasi terasa sangat sakit pada bagian
perutnya sejak 2 minggu SMRS. Pasien mengatakan bahwa setiap kali pasien
menstruasi memang terasa nyeri namun nyeri yang dirasakan kali ini sangat hebat dan
terasa terus menerus sehingga pasien memutuskan untuk pergi ke rumah sakit. Pasien
juga mengeluhkan nyeri pada pinggangnya yang menjalar sampai ke selangkangan
sebelah kiri sejak 2 minggu SMRS. Perdarahan aktif saat ini tidak ada, pasien
mengeluh bulan ini hanya menstruasi selama 2 hari. Setelah menstruasi berakhir,
nyeri mulai berkurang namun masih hilang timbul. Selain itu pasien juga mengeluh
keputihan sejak 2 minggu SMRS. keputihan berwarna kuning kental, tidak berbau
dan tidak gatal. Pasien lalu kontrol ke RS Omni dan di USG, hasilnya terdapat kista
pada ovarium kanan. Pasien dirujuk ke RSUP Persahabatan. Keluhan mual, muntah
dan demam disangkal pasien. Nafsu makan berkurang sejak pasien nyeri perut. BAB
dan BAK pasien baik. Penurunan berat badan disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah merasa keluhan serupa 2 tahun yang lalu dan saat itu pasien
merasa ada benjolan pada perut kiri nya namun pasien tidak periksa ke dokter.
Penyakit hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, asma dan alergi disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, tumor dan
alergi pada keluarga disangkal. Riwayat penyakit asma pada ibu pasien.
Riwayat Menstruasi
Pasien menstruasi pertama kali usia 15 tahun, haid teratur, siklus 28 hari, haid
selama 5-7 hari, 2-3 kali ganti pembalaut dalam satu hari. Pasien mengalami nyeri
haid sejak pertama kali menstruasi. Konsumsi jamu untuk penghilang nyeri saat mens
dilakukan pasien sejak usia 30 tahun.
Riwayat Menikah
Menikah 1 kali sejak tahun 1993 sampai saat ini.
Riwayat Obstetri
1. 1995, Perempuan, 3500 Gram, spontan, ditolong bidan
2. 2004, Perempuan, 3200 Gram, spontan, ditolong bidan
3. 2007, abortus usia kehamilan 39 minggu
4. 2009, Perempuan, 2900 Gram, spontan, ditolong bidan
Riwayat Kontrasepsi
1. IUD selama 9 tahun
2. KB suntik per 3 bulan, teratur, selama 3 tahun
3. KB pil, teratur, selama 2 tahun
4. Sejak tahun 2009-sekarang pasien tidak memakai alat kontrasepsi
II.3 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: compos mentis
Tanda Vital
:
Tekanan Darah
: 110/80 mmHg
Nadi
: 90x/menit
Suhu
: 36,5C
Pernapasan
: 20 x/menit
Tinggi Badan
: 161 cm
Berat Badan
: 90 kg
BMI
: 34,72 (Obesitas I)
Status Generalis
Kulit
Kepala
Wajah
: Nyeri ketok sinus (-), edema (-), wajah kanan dan kiri simetris
(+)
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
: Sianosis (-), gusi berdarah (-), kering (-), coated tongue (-)
Tenggorokan
Leher
Thoraks
-
:
Pulmo
:
o Inspeksi
Statis
:
: Normochest, lesi (-), dinding dada simetris
Cor
:
o Inspeksi
: Ictus cordis tidak terlihat
o Palpasi
: Ictus cordis teraba pada ICS V, thrill (-)
o Perkusi
:
Batas jantung kanan ICS IV linea parasternalis dekstra
Batas jantung kiri ICS V linea midclavikularis sinistra
Pinggang jantung ICS III linea parasternalis sinistra
o Auskultasi : BJ 1-2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Ekstremitas
-
: Supel
: BU (+)
: NT (-), Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba, shifting
dullness (-)
: Timpani pada seluruh lapang abdomen
:
Atas
Bawah
Status ginekologi :
I
: vulva uretra tenang
Io
: portio licin, OUE tertutup, fluxus negatif, flour negatif
VT
: sulit dinilai (pasien gemuk). Teraba massa sampai sepusat. Asal
massa sulit dinilai. Kesan melekat dengan uterus.
dari adenomiosis
Tebal endometrium 7 mm, regular
Ovarium kiri bentuk dan ukuran normal
Di kranial kanan uterus tampak massa kistik multilokuler disertai
ekointerna kasar dan bercak-bercak hiperekoik, ukuran 118 x 95 x 126
Hasil
13.4
39.2
4.65
84.3
28.8
34.2
283
8.30
Nilai Rujukan
12.0-14.0
37.0-43.0
4.00-5.00
82.0-92.0
27.0-31.0
32.0-36.0
150-400
5.00-10.00
0.5
3.3 H
65.6
0-1
1-3
52.0-76.0
Limfosit
Monosit
RDW-CV
23.9
6.7
12.1
20-40
2-8
11.5-14.5
Hemostasis
PT + INR
Masa Protrombin (PT)
PT Pasien
Kontrol
INR
APTT
APTT Pasien
Kontrol
Hasil
Nilai Rujukan
10.7
11.6
0.95
9.8-11.2
26.0 L
32.5
31.0-47.0
Hasil
Kuning muda
Jernih
Nilai Rujukan
Kuning
Jernih
3-5
0-1
Negatif
2+
Negatif
Negatif
1.053 H
6.0
Negatif
Negatif
Negatif
1+
Negatif
17.0
Negatif
1+
0-5
0-2
Negatif
+1
Negatif
Negatif
1.005-1.030
4.5-8.0
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
3.4-17.0
Negatif
Negatif
13
<6
4.30
26
0.6
99.0
5-34
0-55
3.5-5.2
15-40
0.6-1.2
70.0-105.0
Urinalisa
Urin Lengkap
Warna
Kejernihan
Sedimen
Leukosit
Eritrosit
Silinder
Sel epitel
Kristal
Bacteria
Berat jenis
pH
Albumin
Glukosa
Keton
Darah / Hb
Bilirubin
Urobilinogen
Nitrit
Leukosit Esterase
Kimia Klinik
SGOT
SGPT
Albumin
Ureum Darah
Kreatinin Darah
Glukosa Puasa
Glukosa 2 jam PP
90
70-140
142
4.30
104.0
135-145
3.50-5.00
98.0-107.0
Non Reaktif
Elektrolit
Natrium Darah
Kalium Darah
Klorida Darah
IMUNOSEROLOGI
Anti HIV Konfirmasi
Tes ke-1
Hepatitis Marker
HBsAg
Tumor Marker
Ca 125 (ovarium)
95.3 H
<35
ovarium kanan.
Diputuskan untuk dilakukan HTSOB.
Kedua ligamentum rotundum di jepit, potong dan ikat. Dilakukan
adhenolisis.
Dilakukan identifikasi ureter kiri, ligamentum infundibulopelvicum
apendektomi
Kedua ligamentum latum anterior dibuka. Plika vesika uterine dibuka
dan diturunkan
Identifikasi ureter kanan,
drain
Lapisan abdomen ditutup lapis demi lapis
Perdarahan 600cc. urin jernih 100cc
Komplikasi operasi : tidak ada
10
11
12
O
KU: Baik
Kesadaran:
Pasien
mengeluh
CM
TD: 110/70
VAS N: 84
S: 36,7
RR: 20
St generaslis:
A
P
POD I Post - Ceftriaxon
Laparotomi
HTSOB,
operasi,
Appendiktomi,
2-3
dlm
dan
Adhenolisis
batas
Perdarahan
aktif tidak ada,
I : V/U tenang
KU: Baik
Kesadaran:
CM
demam tidak
TD: 110/70
ada, BAB dan N: 92
S: 36,8
BAK baik
RR: 20
St generaslis:
dlm
3x100gr supp
- Ketorolac
3x30 mg/iv
- Fe 1x24jam
- Ranitidine
2x50 mg/ iv
normal
St Ginekologi:
17-12-2016
10.00
1x2gr/iv
- Provenid
x 2gr / iv
- Asam
mefenamat
3x500 mg
- Ranitidine
2x50 mg
batas
normal
St Ginekologi:
18-12-2016
09.15
I : V/U tenang
Nyeri
luka KU: Baik
Kesadaran:
operasi VAS 1CM
2, perdarahan
TD: 130/90
jalan
lahir N: 88
S: 36,8
negatif,
RR: 20
demam negatif St generaslis:
dlm
batas
normal
St Ginekologi:
KU,tanda
HTSOB,
vital,
Appendiktomi,
dan
Adhenolisis
perdarahan
- Asam
mefenama
3x500 mg
- Ranitidine
1x50 mg
- Aff drain
13
19-12-2016
I : V/U tenang
luka KU: Baik
Kesadaran:
operasi VAS 1,
CM
perdarahan
TD: 120/80
pervaginam
N: 86
S: 36,1
negatif,
RR: 20
demam negatif St generaslis:
Nyeri
dlm
batas
normal
St Ginekologi:
I : V/U tenang
- GV hari ini
POD IV Post - Observasi
Laparotomi
KU,tanda
HTSOB,
vital,
Appendiktomi,
dan
Adhenolisis
perdarahan
- Asam
mefenamat
3x500 mg
- Ranitidine
1x50 mg
- Cefixime
2x200mg
- Rencana
pulang
14
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
KISTA DERMOID
Epidemiologi dan Faktor Risiko
Satu dari 78 wanita Amerika (1,3 persen) akan menderita kanker ovarium
selama hidupnya. Karena insidensi menurun perlahan-lahan sejak awal 1990-an,
kanker ovarium telah turun menjadi penyebab utama kedelapan kanker pada wanita.
Pada tahun 2007, 22.430 kasus baru diperkirakan berkembang di Amerika Serikat.
Namun, beberapa pasien didiagnosis awal dan kemudian sembuh. Sebagai hasilnya,
terjadi 15.280 kematian, dan kanker ovarium tetap menjadi penyebab utama kematian
kelima terkait kanker (Jemal, 2007). Secara keseluruhan, rata-rata usia saat diagnosis
adalah di awal 60-an.
Banyak faktor risiko reproduksi, lingkungan, dan genetik telah dikaitkan
dengan perkembangan kanker ovarium (Tabel 35-1). Yang paling penting adalah
riwayat keluarga dengan kanker payudara atau kanker ovarium, dan sekitar 5 sampai
10 persen pasien memiliki kecenderungan genetik diwariskan. Untuk 90 sampai 95
persen lain yang tidak ada kaitan genetik diidentifikasi untuk kanker ovarium,
sebagian besar faktor risiko yang berhubungan dengan pola siklus ovulasi yang tidak
terganggu selama tahun-tahun reproduksi. Rangsangan yang berulang pada epitel
permukaan ovarium dihipotesiskan akan menyebabkan transformasi mengarah pada
keganasan.
15
Bagian 36: Germ sel ovarium dan Tumor Sex Stromal: Pendahuluan
Gambar 36-1
Tiga tipe utama tumor ovarium (Chen, 2003)
Terdapat tiga kategori besar dari tumor ovarium malignant. Pembagian
kategori tersebut berdasarkan struktur anatomi dimana tumor itu berkembang
(gambar. 36-1). Kanker epitel ovarium merupakan 90 sampai 95 persen dari jenis
tumor ovarium malignant yang ditemukan. Untuk Germ sel dan sex cod-tumor
16
ovarium stroma sekitar 5 sampai 10 persen, jenis tumor ini memiliki karakteristik
yang unik dan memerlukan pendekatan yang khusus (Quirk, 2005).
Tumor Ganas Sel Germ Ovarium
Tumor germ sel timbul dari elemen germinal ovarium dan merupakan
sepertiga dari seluruh neoplasma ovarium. Bentuk cystic teratoma matang, disebut
sebagai kista dermoid, sejauh ini merupakan subtipe yang paling umum ditemukan.
Tipe tersebut merupakan 95 persen dari semua tumor germ sel dan secara klinis
jinak. Sebaliknya, tumor ganas germ sel kurang dari 5 persen dari kanker ovarium
ganas di negara-negara Barat dan termasuk dysgerminoma, tumor yolk sac, teratoma
belum imature, dan jenis lain yang kurang umum.
Tiga fitur biasanya membedakan tumor ganas sel germinal dari kanker
ovarium epitelial. Pertama, usia pasien yang lebih muda, biasanya di usia remaja atau
awal dua puluhan. Kedua, sebagian besar stadium I penyakit saat diagnosis. Ketiga,
prognosis
sangat
baik-bahkan
bagi
mereka
dengan
stadium
lanjut-karena
Tumor ini adalah keganasan ovarium paling sering didiagnosis selama masa
kanak-kanak dan remaja, walaupun hanya 1 persen dari seluruh kanker ovarium
berkembang dalam kelompok umur. Pada usia 20, kejadian karsinoma epitelial
ovarium mulai meningkat dan melebihi dari tumor germ sel (Young,2003).
Diagnosa
Tanda dan Gejala
Tanda-tanda dan gejala yang terkait dengan tumor ini bervariasi, namun
secara umum, sebagian besar timbul dari pertumbuhan tumor dan tumor
memproduksi hormon. Nyeri perut subakut merupakan gejala yang paling umum dan
mencerminkan pesatnya pertumbuhan tumor, tumor unilateral
akan berkembang
menjadi distensi kapsul, perdarahan, atau nekrosis. Selain itu, kista pecah, torsi, atau
perdarahan intraperitoneal mengarah ke akut abdomen pada 10 sampai 20 persen
pasien (De Backer, 2006). Pada penyakit yang lebih lanjut, asites dapat
mengembangkan dan menyebabkan distensi perut. Karena perubahan hormonal yang
sering menyertai tumor ini, ketidakteraturan menstruasi juga dapat berkembang.
Meskipun kebanyakan pasien mengalami satu atau lebih dari gejala-gejala ini,
seperempat dari individu asimtomatik, dan massa pelvis ditemukan pada pemeriksaan
fisik atau sonografi (Curtin, 1994).
Sejarah
Pasien biasanya mencari perawatan dalam waktu 1 bulan awal keluhan perut,
meskipun pada beberapa pasien mengalami gejala lebih dari setahun. Kebanyakan
wanita muda dengan tumor-tumor ini nulligravidas dengan periode normal, tetapi
seperti dibahas kemudian, pasien dengan disgenetic gonad memiliki risiko yang
18
signifikan untuk perkembangan tumor ini (Curtin, 1994). Oleh karena itu, remaja
yang datang dengan massa pelvis dan menarche tertunda harus dievaluasi untuk
disgenesis gonad.
Diferensial Diagnosis
Gejala pada pelvis umum terjadi pada masa remaja karena inisiasi ovulasi dan
kram menstruasi. Akibatnya, gejala awal dapat diberhentikan. Selain itu, gadis-gadis
muda mungkin diam tentang perubahan pola normal. Gejala awal dapat disalahartikan
seperti pada kehamilan dan nyeri akut mungkin sering diasumsikan sebagai usus
buntu.
Menemukan massa adnexal adalah langkah diagnostik pertama. Dalam
kebanyakan kasus, sonografi dapat menampilkan temuan yang biasanya mencirikan
massa ovarium jinak dan ganas (lihat Tabel 9-4). Kista ovarium fungsional yang
sering terjadi pada wanita muda, dapat diidentifikasi dengan ditemukan hypoechoic,
kista berdinding halus dapat diamati oleh sonografi. Sebaliknya, tumor ganas germ
sel biasanya lebih besar dengan komponennya padat. Peningkatan serum chorionic
gonadotropin manusia (hCG) atau alpha-fetoprotein (AFP) penanda tumor dan dapat
mempersempit kemungkinan diagnostik serta merupakan kebutuhan potensial untuk
pementasan pembedahan.
Pemeriksaan Fisik
Temuan pemeriksaan fisik biasanya kurang khas pada pasien dengan tumor
ganas germ sel. Terabanya massa pada pemeriksaan panggul adalah penemuan yang
paling umum ditemukan. Pada anak-anak dan remaja sebaiknya dilakukan
pemeriksaan sonografi transvaginal komprehensif panggul (lihat Bab. 14, Tumor
19
dicari
tanda-tanda
ascites,
efusi
pleura,
dan
organomegaly.
Laboratorium Penunjang
Pasien dengan tumor germ sel yang dicurigai maligna harus diperiksa hCG
serum dan penentuan AFP tumor, darah lengkap, dan tes fungsi hati sebelum
dilakukan pengobatan. Sebagai alternatif, penentuan marker tumor yang tepat dapat
dilakukan di ruang operasi jika diagnosa tidak dapat dipastikan sebelumnya (Tabel
36-1). Preoperative karyotyping perempuan yang berusia muda dengan amenore
primer dan suspect tumor germ sel dapat dikonfirmasi apakah kedua ovarium harus
diangkat, seperti dalam kasus perempuan dengan disgenesis gonad (Hoepffner, 2005).
Table 36-1 Serum Tumor Pertanda pada Keganasan Tumor ovarium Germ sel
Histology
AFP
hCG
Dysgerminoma
Immature teratoma
Choriocarcinoma
Embryonal carcinoma
Polyembryoma
Pemeriksaan Imaging
Mature teratoma kistik (kista dermoid) biasanya menampilkan fitur tertentu
saat dicitrakan dengan ultrasonografi atau computed tomografi (CT) scanning (lihat
20
Bab 9, Patologi.). Namun, pada tumor ganas germ sel berbeda, yaitu adanya massa
ovarium multilobulated kompleks khas (Gbr. 36-2). Selain itu, aliran darah menonjol
dalam septa fibrovascular dapat dilihat menggunakan warna-aliran Doppler sonografi
yang menggambarkan kemungkinan keganasan (lihat Gambar. 35-6). (Kim, 1995).
Tindakan pre operative seperti CT scan atau resonance imaging (MR) magnet tidak
wajib dilakukan karena perut akan dieksplorasi selama operasi. Namun, radiografi
thorak dapat dilakukan untuk menilai metastasis tumor di paru-paru atau
mediastinum.
Gambar 36-2
21
memiliki peran dalam pengelolaan pasien dengan massa ovarium curiga keganasan.
Bedah reseksi diperlukan untuk diagnosis jaringan definitif, pementasan, dan
pengobatan. Dokter bedah harus meminta evaluasi frozen section untuk
mengkonfirmasikan diagnosis, tetapi terkadang ditemukan hasil yang berbeda antara
interpretasi frozen section dan histologi parafin (Kusamura, 2000). Selain itu,
immunostaining spesifik diperlukan untuk menyelesaikan kasus yang tidak pasti
(Cheng,2004;Ramalingam,2004,Ulbright,2005).
Tindakan Dokter Umum
Kebanyakan pasien akan datang ke dokter umum. Gejala awal yang mungkin
ditunjukkan lebih umum kista ovarium fungsional. Apabila terdapat gejala persisten
atau massa panggul yang semakin besar, harus segera dievaluasi dengan sonografi.
Jika ditemukan massa ovarium kompleks dengan fitur-fitur solid pada kelompok usia
muda, maka segera dilakukan pengukuran hCG serum dan tingkat AFP, untuk
kemudian dirujuk ke ahli onkologi ginekologi.
Ketika tidak ada dokter spesialis atau diagnosis belum dapat dipastikan
sebelumnya, maka diperlukan tindakan intraoperatif untuk merawat pasien cukup
dengan tanpa mengorbankan kesuburan di masa mendatang. Tindakan pembilasan
lambung perlu dilakukan sebelum dilanjutkan dengan tindakan diseksi dari setiap
massa adnexa yang mencurigakan. Pembilasan lambung dapat disisihkan apabila
keganasan dapat disingkirkan. Tindakan kistektomi atau ooforektomi tergantung pada
keadaan klinis (lihat Bab 9, kistektomi Versus ooforektomi.). Setelah terdiagnosa tuor
ovarium ganas germ sel, maka harus segera dilakukan pengangkatan adneksa.
Seorang dokter umum harus meminta bantuan intraoperatif dengan petunjuk stadium
22
penyakit dari ahli onkologi ginekologi atau merujuk pasien pasca operasi jika dokter
spesialis tidak ada. Minimal, perut harus dieksplorasi. Palpasi dari omentum dan
perut atas dan pemeriksaan panggul-terutama ovarium kontralateral dilakukan untuk
evaluasi.
Patologi
Klasifikasi
Klasifikasi tumor ovarium germ sel menurut WHO disajikan pada Tabel 36-2
(Nogales, 2003). Tumor tersebut terdiri dari berbagai jenis tumor histologi berbeda
yang berasal dari sel germinal primordial dari gonad embrio. Ada dua kategori utama:
primitif tumor ganas germ sel (dysgerminomas) dan teratoma, jenis yang sering
dijumpai adalah cystic teratoma yang mature (kista dermoid).
Table 36-2 Klasifikasi Tumor Ovarium Germ Cell menurut WHO
Primitive tumor germ sel
Dysgerminoma
Tumor Yolk sac (endodermal sinus tumor)
karcinoma embrional
Polyembryoma
Koriocarcinoma non gestational
Teratomas
Immature
Mature
Solid
Cystic (dermoid cyst)
Monodermal and spesialisasinya
Tumor tiroid (struma ovarii: benign or malignant)
Carcinoids
Tumor neurorektodermal
23
24
DYSGERMINOMA
Faktor Risiko
Setengah dari semua tumor ganas ovarium germ sel adalah dysgerminomas.
Tumor ini adalah keganasan ovarium yang paling umum terdeteksi selama kehamilan.
Hal ini berkaitan dengan usia, dan bukan karena beberapa karakteristik kehamilan
tertentu.
Lima persen dari dysgerminomas ditemukan pada wanita fenotipik dengan
karyotypically gonad abnormal, khususnya, dengan kehadiran kromosom Y normal
atau abnormal (Morimura, 1998). Umumnya, ditemukan pada orang-orang dengan
sindrom Turner mosaicism (, 45 X/46, XY), sindrom Klinefelter (46, XY,
pseudohermaphroditism laki-laki), dan sindrom Swyer (46, XY, disgenesis
puregonadal) (lihat Bab. 18, Male Pseudohermaphroditism (II Kategori)). Disgenetic
gonad yang terjadi pada individu-individu ini sering mengandung gonadoblastomas,
yaitu neoplasma grem sel jinak. Tumor ini dapat mengalami kemunduran, sebaliknya
dapat
juga
berkembang
menjadi
ganas.
Karena
sekitar
40
persen
dari
25
pasien dengan lesi pada ovarium bilateral akan memiliki gejala yang jelas, dan untuk
sel kanker dapat terdeteksi dengan mikroskopis. Lima persen penderita tingkat serum
hCG akan mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan bercampur dengan
sincitiotrophoblas. Demikian pula dengan serum laktat dehidrogenase (LDH) dan
isoenzim-LDH 1 dan LDH-2 yang berguna untuk memonitor individu untuk
kekambuhan penyakit (Pressley, 1992; Schwartz, 1988).
Tampilan dysgerminomas secara makroskopik adalah padat, berwarna pink
agak krem, massa lobulated. Secara mikroskopis, ada proliferasi monoton besar,
bulat, sel jelas polyhedral yang kaya glikogen sitoplasma dan memiliki inti yang
seragam dan berada di tengah, dengan satu atau beberapa nukleolus menonjol. Sel
tumor menyerupai primordial germ sel embrio dan secara histologis identik dengan
seminoma dari testis.
Pengobatan
Pengobatan dysgerminoma terdiri dari operasi kesuburan dengan unilateralooforektomi salpingo (USO) dan pembedahan penyakit secara hati-hati (Ayhan,
2000). Pemeliharaan ovarium kontralateral, dapat menyebabkan kemungkinan ke
dysgerminoma "berulang" 5 sampai 10 persen selama 2 tahun ke depan. Temuan dari
beberapa kasus tingkat penyakit klinis okultisme di ovarium berpengaruh dengan
kekambuhan. 75 persen dari kekambuhan berkembang pada tahun pertama diagnosis.
Situs lain tempat kekambuhan dalah di dalam rongga peritoneum atau kelenjar getah
bening retroperitoneal. Walaupun ini kejadian signifikan penyakit berulang,
pendekatan bedah konservatif tidak mempengaruhi kelangsungan hidup jangka
panjang karena kanker ini lebih sensitiv terhadap kemoterapi.
26
75%
67%
5060%
IIIV
25%
33%
4050%
>95%
80%
9095%
Kemampuan bertahan
hidup selama 5 tahun
Stage I
Stage IIIV
8590%
<10%
Sources for survival figures are referenced within the text.
Tumor Yolk Sac
7580%
Temuan Klinis
Tumor yolk sac merupakan 20 persen dari semua jenis tumor ganas ovarium
germ sel. Lesi ini sebelumnya disebut tumor sinus endodermal, namun terminologi
baru-baru ini telah direvisi. Sepertiga pasien premenarchal pada saat presentasi awal.
Keterlibatan kedua gonad jarang ditemukan , dan ovarium biasanya terlibat apabila
penyakit telah bermetase ke dalam ronggaperitoneal.
Tumor yolk sac ini membentuk massa padat yang lebih kuning dan rapuh
27
Subtipe
tumor
nondysgerminomatous
paling
langka
dan
biasanya
digabungkan dengan varian lain yang lebih umum dan biasanya tidak ditemukan
dalam bentuk murni.
Karsinoma Embrional
Pasien yang didiagnosis dengan karsinoma embrional biasanya berusia muda,
dengan usia rata-rata 14 tahun, dibanding dengan jenis lain dari tumor germ sel. Sel
epitel menyerupai disk embrio pada tumor primitif ini. Sel anaplastik yang padat
besar dan menyebar, ruang kelenjar, dan struktur papilari yang khas dapat
mempermudah identifikasi tumor ini (Ulbright, 2005). Meskipun dysgerminomas
adalah tumor germ sel
beberapa pasien, tergantung dari yolk sac dan komponen sinsitial (Takemori, 1998).
Koriokarsinoma
Koriokarsinoma ovarium primer timbul dari sel germinal tampak serupa
dengan koriokarsinoma kehamilan dengan metastasis ovarium. Perbedaan ini penting
karena tumor nongestational memiliki prognosis yang lebih buruk (Corakci, 2005).
Deteksi lain komponen sel benih menunjukkan koriokarsinoma nongestational,
sedangkan kehamilan sama atau proksimat menunjukkan gestasional (Ulbright,
2005). Manifestasi klinis yang umum dan hasil dari tingginya tingkat hCG dihasilkan
oleh tumor ini. Tingkat yang tinggi dapat menyebabkan keadaan cepat matang
seksual pada anak perempuan prepubertal atau menometrorrhagia pada wanita usia
reproduksi (Oliva, 1993).
Temuan Klinis
Teratoma immature menempati untuk 20 persen dari semua tumor ovarium
dan sel-sel kuman ganas mendekati frekuensi tumor yolk sac. Mereka terdiri dari
jaringan yang berasal dari ketiga lapisan kuman: ektoderm, mesoderm dan endoderm.
Kehadiran struktur belum dewasa atau embrio, bagaimanapun, membedakan tumor
ini dari teratoma jauh lebih umum dan jinak kistik dewasa (kista dermoid).
Keterlibatan ovarium bilateral jarang terjadi, namun 10 persen pasien memiliki
teratoma matang di ovarium kontralateral. Penanda tumor sering negatif, kecuali
teratoma immature bercampur dengan jenis lain dari tumor sel germinal. Dari jumlah
tersebut, AFP, antigen kanker 125 (), CA-19-9 dan Carcinoembryonic antigen
(CEA) dapat berguna dalam beberapa kasus (Li, 2002).
Dalam pemeriksaan luar makroksokpik, tumor ini muncul sebagai besar, bulat
atau massa berlobus, kenyal atau berkelompok. Mereka sering menyebabkan
perforasi kapsul ovarium dan menyerang secara lokal. Situs yang paling sering
tersebar di peritoneum, dan kelenjar getah bening retroperitoneal jarang. Dengan
invasi lokal, adhesi sekitar bentuk umum dan diharapkan untuk menjelaskan tingkat
yang lebih rendah torsi dengan tumor ini dibandingkan dengan mitra matang jinak
(Cass, 2001). Di potongan permukaan, interior biasanya padat dengan daerah kistik
intermiten, tapi kadang-kadang terlihat berlawanan, dengan bintil padat hanya hadir
di dinding kista. bagian padat mungkin sesuai dengan unsur-unsur dewasa, tulang
rawan, atau kombinasi ini, sedangkan daerah kistik diisi dengan bahan cairan atau
sebaceous serosa atau mucinous dan rambut.
Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan campuran dari jaringan biasa. Elemen
31
matang dengan kistektomi ovarium dan kemoterapi ajuvan dan dicatat tidak kambuh.
Immature teratoma dapat berhubungan dengan jaringan peritoneal implan
studding dewasa yang tidak meningkatkan stadium tumor atau mengurangi prospek
untuk bertahan hidup. Namun, elemen teratomatous implan matang, meskipun jinak,
yang tahan terhadap kemoterapi dan dapat meningkat selama atau setelah kemoterapi.
Disebut sindrom teratoma tumbuh, implan ini memerlukan operasi dan reseksi Aspek
kedua untuk mengecualikan keganasan berulang (Geisler, 1994; Umekawa, 2005).
33
ovarium. Namun, para peneliti dengan keahlian dalam laparoskopi endoskopis maju
telah dicatat untuk menjadi alternatif yang aman dan efektif untuk wanita dengan
massa ovarium kecil dan jelas tahap I penyakit (Chi, 2005). Jika ada, asites
dievakuasi dan dikirim untuk evaluasi sitologi. Jika tidak, pembasuhan dari panggul
dan selokan paracolic dikumpulkan untuk analisis sebelum manipulasi isi
intraperitoneal. Pembasuhan bisa dibuang nanti jika evaluasi atau penafsiran bagian
intraoperatif beku-sangat jinak. Terlepas dari pendekatan bedah, seluruh rongga
peritoneal harus sistematis diperiksa. ovarium harus dinilai untuk ukuran, keterlibatan
tumor, pecah capsular, excrescences eksternal, dan kepatuhan terhadap struktur
sekitarnya.
USO penyelamatan kesuburan harus dilakukan pada semua wanita usia
reproduktif dengan tumor ganas ovarium didiagnosis sel germinal karena pendekatan
konservatif tidak mempengaruhi kelangsungan hidup secara keseluruhan (Peccatori,
1995). Setelah penggunaan, tidak dianjurkan biopsi buta atau reseksi baji dari
ovarium kontralateral normal muncul. Bagi mereka yang telah menyelesaikan
melahirkan, histerektomi dengan bilateral- salpingo ooforektomi (BSO) adalah
cukup. Dalam hal apapun, setelah pengangkatan ovarium yang terkena dan
pementasan bedah oleh hasil laparotomi atau laparoskopi seperti dijelaskan di atas
untuk kanker ovarium epitelial (lihat bab 35,. Staging operasi). Karena pola
penyebaran tumor, limfadenektomi lebih penting untuk dysgerminomas, sementara
biopsi peritoneum dan omentum sementara sangat berharga bagi tumor yolk sac dan
teratoma immature (Gershenson, 1983).
Operasi sitoreduksi umumnya direkomendasikan untuk ganas sel germinal
34
ovarium ketika penyakit luas ditemukan di operasi awal. Tumor debulking untuk
minimal tingkat penyakit sisa meningkatkan kemungkinan respon terhadap
kemoterapi dan menyembuhkan (Bafna, 2001; Nawa, 2001; Suita, 2002). Prinsipprinsip umum yang sama dari operasi cytoreductive diterapkan seperti yang
dijelaskan untuk kanker ovarium epitelial (lihat Bab 35, SD Cytoreductive Bedah.).
Dengan demikian, penyakit sisa minimal dianggap bahwa di mana setiap tindakan
implan tumor sisa kurang dari 1 cm. Karena chemosensitivity indah dari tumor paling
ganas sel benih, bagaimanapun, ahli bedah dapat memilih untuk tidak terlalu agresif
dalam melakukan prosedur debulking radikal.
Banyak wanita akan dirujuk ke oncologist ginekologi setelah USO dengan
tumor yang secara klinis terbatas pada ovarium dipotong. Untuk pasien ini, jika bedah
tidak lengkap pementasan awal, pilihan mungkin termasuk operasi kedua untuk
pementasan primer, pengawasan biasa, atau kemoterapi adjuvan. Karena kualitas
minimal invasif, laparoskopi merupakan pilihan yang sangat menarik untuk
pementasan bedah berikut tertunda eksisi primer dan telah terbukti secara akurat
mendeteksi wanita yang membutuhkan kemoterapi (Leblanc, 2004). pementasan
berikut eksisi bedah dari primer, bagaimanapun, adalah kurang penting untuk
skenario di mana kemoterapi akan diberikan terlepas dari temuan bedah, seperti
stadium klinis kuning sac tumor dan stadium klinis tinggi grade I teratoma belum
menghasilkan (Stier, 1996 ).
Pengawasan
Pasien dengan tumor ganas sel germinal ovarium harus diikuti dengan
surveilans serologi hati-hati klinis dan radiologis setiap 3 bulan selama dua tahun
35
pertama setelah selesai terapi (Dark, 1997). Sembilan puluh persen dari kambuh
mengembangkan dalam jangka waktu (Messing, 1992). Kedua melihat operasi pada
akhir terapi ini tidak diperlukan pada wanita dengan penyakit benar-benar resected
atau pada mereka dengan tumor lanjut yang tidak mengandung teratoma (Chambers,
1988, Gershenson, 1986a). teratoma dewasa Namun, tidak sepenuhnya resected
adalah fakta di antara semua jenis kanker ovarium di mana pasien yang jelas manfaat
dari operasi kedua-lihat dan pengangkatan tumor chemorefractory (Culine, 1996;
Rezk, 2005 , Williams, 1994b).
Kemoterapi
Dysgerminomas tahap IA dan tahap IA, kelas 1 teratoma imatur tidak
memerlukan kemoterapi tambahan. penyakit yang lebih lengkap dan semua jenis
histologis lain dari tumor ganas ovarium sel kuman, bagaimanapun, adalah diobati
dengan kemoterapi kombinasi berdasarkan platinum (Suita, 2002, Tewari, 2000).
Telah dilaporkan manajemen sukses tanpa kemoterapi pasca operasi, namun terapi
adjuvan umumnya direkomendasikan (Chapman, 1994).
Pola standar adalah program lima hari bleomycin, etoposid dan cisplatin
(BEP) (Gershenson, 1990; Williams, 1987). Kombinasi hari BEP 2 atau 3 diubah juga
baru-baru ini menunjukkan aman dan efektif dalam studi pilot tetapi tidak biasa
digunakan dalam praktik (kontra Dimopoulos, 2004, Tay, 2000). Untuk perempuan
dengan pementasan akurat dan ovarium tumor sel benih sepenuhnya resected, tiga
program BEP akan mencegah terulangnya di hampir semua (Williams, 1994a).
Carboplatin dan etoposid, diberikan dalam tiga siklus, menunjukkan menjanjikan
sebagai alternatif untuk beberapa pasien, tapi layak studi lebih lanjut sebelum dapat
36
dianggap terapi standar (Williams, 2004). Bagi wanita dengan penyakit tidak lengkap
resected, setidaknya empat program BEP saat ini direkomendasikan (Williams,
Meskipun tidak ada uji klinis acak, regimen BEP dianggap standar untuk pasien
dengan tumor ovarium ganas sel germinal (Culine, 2000, Gershenson, 1990). rejimen
ini efektif tetapi kurang toksik dibandingkan kombinasi cisplatin, vinblastine, dan
bleomycin (PVB) (Williams, 1987). Vincristine, dactinomycin dan cyclophosphamide
(VAC) adalah sistem lain yang sering digunakan pada 1970 dan 1980, tetapi juga
telah digantikan oleh BEP karena ditopang pengampunan mereka tarif penyakit lanjut
adalah sangat rendah (Gershenson, 1985; Wong, 1989 .) Karena kemoterapi tetap
efektif bila digunakan pada saat kambuh, beberapa peneliti mencoba untuk
mengidentifikasi sub-sub kelompok berisiko rendah, tambahan baru yang dapat
diamati setelah operasi dan dengan demikian menghindari toksisitas terkait
pengobatan (Bonazzi , 1994, Cushing, 1999; Dark, 1997). Namun, sebelum strategi
ini dapat dimasukkan ke dalam praktik umum, studi besar lainnya diperlukan untuk
menentukan tingkat kambuh, tingkat pemulihan dan tingkat kelangsungan hidup
jangka panjang pada tahap awal sel ovarium tumor germinal dikelola tanpa
kemoterapi adjuvant.
Radiasi
Kemoterapi telah menggantikan radiasi sebagai pengobatan ajuvan adalah
lebih baik untuk semua jenis tumor ganas sel germinal ovarium. transisi ini terutama
didorong oleh sensitivitas tumor ini ditandai untuk kedua modalitas, tapi
kemungkinan lebih tinggi dari saldo kemoterapi fungsi ovarium menggunakan
(Mitchell, 1991). Kadang-kadang situasi mungkin masih ada di mana radioterapi
37
harus dipertimbangkan. Namun, peran utama saat paliatif pada tumor sel germ yang
telah menunjukkan resistensi terhadap kemoterapi.
Kambuh
Setidaknya empat program dari kemoterapi BEP adalah pengobatan pilihan
untuk tumor sel benih kanker ovarium berulang pada wanita dikelola awalnya dengan
pembedahan saja. Pasien yang mencapai remisi klinis berkelanjutan lebih dari 6 bulan
setelah menyelesaikan BEP atau pola lain kemoterapi berbasis platinum dapat diobati
lagi dengan SEN. Karena tumor umumnya lebih sensitif, pasien tersebut platinumsensitif memiliki prognosis yang jauh lebih baik. Namun, perempuan yang tidak
mencapai remisi dengan kemoterapi BEP atau kambuh dalam beberapa bulan (<6)
dianggap resisten terhadap platinum. Bagi orang-orang ini, pilihan pengobatan
terbatas. Salah satu pilihan untuk kelompok ini adalah VAC (Gershenson, 1985). Lain
berpotensi obat yang aktif termasuk paclitaxel, gemcitabine dan oxaliplatin (Hinton,
2002; Kollmannsberger, 2006).
Aspek kedua dengan prosedur bedah yang sama memiliki peran yang terbatas
karena melekat chemosensitivity ini terulang tumor. teratoma belum menghasilkan
Chemorefractory adalah pengecualian (Munkarah, 1994). Pertumbuhan atau
kegigihan tumor setelah kemoterapi tidak selalu berarti perkembangan keganasan,
namun massa tetap harus direseksi (Geisler, 1994).
Prognosa
Tumor ganas kanker sel germinal ovarium memiliki prognosis yang sangat
baik bila dikelola dengan tepat (lihat Tabel 36-3) (Lai, 2005). Histologi sel jenis,
tahap operasi dan jumlah penyakit sisa pada operasi awal adalah variabel utama yang
38
prognosis
lebih
baik
secara
keseluruhan
daripada
jenis
ADENOMIOSIS UTERI
Definisi dan Klasifikasi
Bird et al. (1972) mengemukakan definisi adenomiosis sebagai invasi jinak
jaringan endometrium ke dalam lapisan miometrium yang menyebabkan pembesaran
uterus difus dengan gambaran mikroskopis kelenjar dan stroma endometrium
ektopik non neoplastik dikelilingi oleh jaringan miometrium hipertrofik dan
hiperplastik.2,3,4 Definisi tersebut masih berlaku hingga sekarang dengan modifikasi.
Adenomiosis adalah keberadaan kelenjar dan stroma endometrium pada sembarang
lokasi di kedalaman miometrium. Isu kedalaman menjadi penting sebab batas JZ
seringkali ireguler, dan adenomiosis harus dibedakan dengan invaginasi miometrium
basalis minimal. Ada dua cara membedakannya, pertama apakah ada hipertrofi
39
40
menunjukkan tiga
lapisan berbeda pada uterus wanita usia produktif : (1) lapisan dalam, mukosa
endometrium, intensitas tinggi (2) lapisan intermediet, JZ (3) dan lapisan serosa.
Penelitian terkini berhasil mengungkap sifat dan fungsi JZ. Zona tersebut
bersifat hormone-dependent sehingga mengalami perubahan ketebalan secara siklis
menyerupai endometrium. Karakter itu pula yang memicu timbulnya peristaltik
uterus di luar kehamilan. Lapisan miometrium pasca menopause tampak kabur pada
MRI akibat supresi aktivitas ovarium atau pemberian analog GnRH.
Patofisiologi
Mekanisme yang memicu invasi jaringan endometrium ke dalam miometrium
masih belum jelas. Lapisan fungsional endometrium secara fisiologis berproliferasi
secara lebih aktif dibandingkan lapisan basalis. Hal ini memungkinkan lapisan
fungsional menjadi tempat implantasi blastokista sedangkan lapisan basalis berperan
dalam proses regenerasi setelah degenerasi lapisan fungsional selama menstruasi.
Selama periode regenerasi kelenjar pada lapisan basalis mengadakan hubungan
langsung dengan sel-sel berbentuk gelondong pada stroma endometrium.
41
kelenjar-kelenjar
endometrium
pada
adenomiosis
lebih
42
tidak konsisten. Beberapa menunjukkan tidak ada ekspresi reseptor progesteron pada
40% kasus adenomiosis, sedangkan yang lain menunjukkan ekspresi reseptor
progesterone yang lebih tinggi dibandingkan estrogen. Dengan menggunakan tehnik
pelacak imunohistokimia, ditemukan konsentrasi yang tinggi baik reseptor estrogen
dan progesteron pada lapisan basalis endometrium maupun adenomiosis.
Reseptor estrogen merupakan syarat untuk pertumbuhan endometrium yang
menggunakan mediator estrogen. Meskipun masih belum jelas evidensnya,
hiperestrogenemia memiliki peranan dalam proses invaginasi semenjak ditemukan
banyaknya hiperplasia endometrium pada wanita dengan adenomiosis. Konsentrasi
estrogen yang tinggi diperlukan dalam perkembangan adenomiosis sebagaimana
halnya endometriosis. Hal ini didukung bahwa penekanan terhadap lingkungan
estrogen dengan pemberian Danazol menyebabkan involusi dari endometrium
ektopik yang dikaitkan dengan gejala menoragia & dismenorea.
Pada penyakit uterus yang estrogen-dependent seperti karsinoma endometri,
endometriosis, adenomiosis & leiomioma, tidak hanya terdapat reseptor Estrogen,
namun juga aromatase, enzim yang mengkatalisasi konversi androgen menjadi
estrogen. Prekursor utama androgen, Andronostenedione, dikonversi oleh aromatase
menjadi Estrone. Sumber estrogen yang lain yaitu Estrogen-3-Sulfat yang dikonversi
oleh enzim Estrogen sulfatase menjadi Estrone, yang hanya terdapat dalam jaringan
adenomiosis. Nantinya Estrone akan dikonversi lagi menjadi 17-estradiol yang
meningkatkan tingkat aktivitas estrogen. Bersama dengan Estrogen dalam sirkulasi,
akan menstimulasi pertumbuhan jaringan yang menggunakan mediator estrogen.
mRNA sitokrom P450 aromatase (P450arom) merupakan komponen utama aromatase
yang terdapat pada jaringan adenomiosis. Protein P450arom terlokalisir secara
imunologis dalam sel-sel kelenjar jaringan adenomiosis.
Diagnosis
Adanya riwayat menorragia & dismenorea pada wanita multipara dengan
pembesaran uterus yang difus seperti hamil dengan usia kehamilan 12 minggu dapat
dicurigai sebagai adenomiosis. Dalam kenyataannya, diagnosis klinis adenomiosis
seringkali tidak ditegakkan (75%) atau overdiagnosis. Sehingga adanya kecurigaan
43
transvaginal
untuk
adenomiosis
yaitu
tekstur
miometrium
yang
sensitivitas 65%, spesifisitas 97,5% dan tingkat akurasi 86,6% dengan USG
transvaginal dalam mendiagnosis adenomiosis dimana kriteria yang paling sensitif &
spesifik untuk adenomiosis adalah adanya kista miometrium. MRI merupakan
modalitas pencitraan yang paling akurat untuk evaluasi berbagai keadaan uterus. Hal
ini karena kemampuannya dalam diferensiasi jaringan lunak. MRI dapat melihat
anatomi internal uterus yang normal dan monitoring berbagai perubahan fisiologis.
Menurut Bazot dkk, kriteria MRI yang paling spesifik untuk adenomiosis yaitu
adanya daerah miometrium dengan intensitas yang tinggi dan penebalan junctional
zone >12 mm.
Beberapa studi telah membandingkan akurasi pemeriksaan MRI dengan USG
transvaginal dalam mendiagnosis adenomiosis. Dalam studi-studi terdahulu
menunjukkan tingkat akurasi yang lebih tinggi pada MRI dibandingkan USG
transvaginal. Namun dalam studi-studi terakhir dikatakan tidak ada perbedaan tingkat
akurasinya.
Gambaran Klinis
Tidak ada gejala yang patognomonis untuk adenomiosis sehingga menyebabkan
rendahnya tingkat akurasi diagnosisi preoperatif. Dalam sebuah studi dimana telah
ditegakkan diagnosis patologis adenomiosis yang dibuat dari spesimen histerektomi,
35% penderitanya tidak memiliki gejala yang khas. Gejala adenomiosis yang umum
yaitu menorragia, dismenorea dan pembesaran uterus. Gejala seperti ini juga umum
terjadi pada kelainan ginekologis yang lain. Gejala lain yang jarang terjadi yaitu
dispareunia & nyeri pelvis yang kronis atau terus-menerus.
Presentasi klinis adenomiosis
Gejala Klinis Adenomiosis
1. Asimtomatis
Ditemukan tidak sengaja (pemeriksaan abdomen atau pelvis; USG
transvaginal atau MRI; bersama dengan patologi yg lain)
2. Perdarahan uterus abnormal
Dikeluhkan perdarahan banyak, berhubungan dengan beratnya
45
dengan
penatalaksanaannya.
perdarahan
McCausland
banyak
menunjukkan
menentukan
bahwa
dari
pilihan
biopsi
strategi
reseksi
46
47
48