Anda di halaman 1dari 19

BAB I

LAPORAN KASUS

Identitas
Nama

: Ny. MY

Umur

: 39 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Benteng

Status Pernikahan

: Sudah Menikah

Tgl. MRS

: 26/01/2015

Anamnesis
Keluhan Utama

: Nyeri Perut kanan bawah

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 1 jam yang lalu
SMRS. Nyeri terasa terus menerus. Awalnya pasien sudah sering mengeluh nyeri
seperti ini, yang hilang timbul sejak 2 tahun yang lalu, kemudian memberat
sehingga pasien datang ke RS. Os juga mengeluh sering keputihan yang gatal dan
berbau, haid tidak teratur. Demam (-). Pasien sudah menikah, tetapi hingga
sekarang belum mempunyai anak.
Riwayat Penyakit Dahulu

: riwayat keluhan yang sama sebelumnya

disangkal, Hipertensi (+), pengobatan tidak teratur


Riwayat Pengobatan

: -

Riwayat Kebiasaan

: -

Pemeriksaan Fisik
Tekanan Darah

: 160/80 mmHg

Nadi

: 84x/menit

Pernapasan

: 20x/menit

Suhu

: 37C

Kepala

: normocephal

Mata

: konjungtiva anemis -/-

Hidung

: dalam batas normal

Telinga

: dalam batas normal

Mulut

: dalam batas normal

Tenggorokan

: dalam batas normal

Leher

: dalam batas normal

Dada

Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

:
:
:
:

simetris
vocal fremitus normal
sonor pada kedua lapang paru
BJ I-II murni, regular. Bunyi napas vesikuler kiri-kanan

Abdomen
-

Inspeksi
Auskultasi
Palpasi

: datar
: BU (+) kesan normal
: nyeri tekan (+) di perut kanan bawah, massa (+), nyeri

Perkusi

tekan mcburney (-), psoas sign (-), rovsky sign (-)


: tympani

Ballotement

: -/-

Genitalia

: tidak ada kelainan

Ekstremitas

dalam batas normal

Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium :
-

Hb

: 10,0 g/dL

WBC : 6.100 mm3

PLT

CT/BT : 7 / 4

Golda : B

GDS

: 256.000 mm3

: 69 mg/dL

USG : kista ovarium berukuran 8x10 cm

Diagnosa Kerja : Kistoma ovarium


Diagnosa banding : Appendisitis kronis
Planning:
Rencana kistektomi
Follow Up

Tanggal
27/01/2015

Perjalanan Penyakit
S : Perut bawah agak sakit
O : KU baik, kesadaran CM
Abd : supel, massa (+), uterus tak
teraba
Genitalia : dbn
A : Kistoma Ovarii

13.30

Telah dilakukan tindakan kistektomi


pada pukul 12.00-13.20
Laporan Operasi:
1. Prosedur operasi rutin.
2. Insici linea mediana 1 jari diatas
SOP ke atas 12 cm.
3. Insici diperdalam lapis demi
lapis s/d peritoneum parietale.
4. Setelah peritoneum parietale
dibuka, eksplorasi dan
identifikasi:
- Uterus dalam batas normal
- Ovarium sinistra berubah
menjadi massa tumorkistik
berukuran 10x10x8 cm dan
mengadakan perlengketan
dengan bagian posterior
uterus, colon dan tuba
sinistra.
- Tuba sinistra dalam batas
normal
- Tuba dan ovarium dextra
dalam batas normal
5. Ketika perlengketan tumor
ovarium dibebaskan, kista pecah
dan mengeuarkan cairan warna
coklat.
6. Ditegakkan diagnose : kista
coklat sinistra
7. Dipuuskan dilakukan adhesiolisis
dan kistektomi sinistra dengan
meninggalkan bagian ovarium
sinistra yang masih utuh.
8. Kontrol perdarahan, cuci cavum
peritoneum dengan NaCl
9. Reperitonealisasi visceral dan

Pengobatan
Rencana kistektomi
Informed concent
Infus RL 30 tpm
Cefotaxim 1 gr/12 jam
Drip tramadol 1 amp/8jam
Lab. Darah rutin
GDS
EKG
Konsul anestesi

reperitonealisasi parietale dan


dinding abdomen dijahit lapis
demi lapis.
10. Operasi selesai, perdarahan
selama operasi 350 cc.
11. KU ibu s/s/s operasi baik.

28/01/2015
TD:120/80
mmHg
N: 88 x/m
P: 18 x/m
S: 36, 8C

Instruksi post operasi


1. Awasi KU dan tanda-tanda vital
2. Cek Hb post ops, bila Hb < 8 gr
% transfusi
3. Awasi / hitung balance cairan
4. Puasa s/d 2 jam post ops, setelah
itu boleh minum dan makan
sedikit-sedikit bertahap.
5. Medikamentosa:
Infus RL: D5: NaCl = 1:1:1 =
30 tpm
Inj cefotaxim 1 gr/12 jam/ iv
(skin test)
Inj. Transamin 500 mg/8 jam
Drip tramadol 1 amp/8 jam/iv
Inj primperan 1 amp/8 jam/iv
Inj ranitidine 1 amp/ 8 jam/iv
S: Nyeri tempat operasi

O: KU: Baik, Kesadaran: CM

Mata : CA -/-, SI -/
Abd: Supel, NT tempat operasi
(+), luka operasi baik, BU (+) N
A: Post kistektomi H-I

Lanjutkan
Makan minum biasa
Miring kiri - kanan

Hb post 9,4
g/dL
Drain
warna
merah (30
cc)

29/01/2015
TD:120/80

S: Demam (+), Nyeri tempat operasi


O: KU: Baik, Kesadaran: CM
Mata : CA -/-, SI -/-

Lanjutkan

mmHg
N: 88 x/m
P: 18 x/m
S: 37,9C
Drain
warna
merah (80
cc)
30/01/2015
TD:120/80
mmHg
N: 88 x/m
P: 18 x/m
S: 37,4C
Drain
warna
merah (10
cc)
31/01/2015
TD:120/80
mmHg
N: 88 x/m
P: 18 x/m
S: 36, 8C
01/02/2015
TD:120/80
mmHg
N: 88 x/m
P: 18 x/m
S: 36, 8C

Abd: Supel, NT tempat operasi


(+), luka operasi baik, BU (+) N
A: Post kistektomi H-II

S: Demam (-), Nyeri tempat operasi


berkurang
O: KU: Baik, Kesadaran: CM

Mata : CA -/-, SI -/
Abd: Supel, NT tempat operasi
(+), luka operasi baik, BU (+) N
A: Post kistektomi H-III

Aff infus dan kateter


urin
Aff drain
Obat oral :
Cefadroxil 2 x 500
mg
Metronidazole
3x500 mg
Asam mefenamat
3x500 mg
Vitever 2x1

S: Nyeri tempat operasi berkurang

O: KU: Baik, Kesadaran: CM


Mata : CA -/-, SI -/Abd: Supel, NT tempat operasi
(+) berkurang, luka operasi baik,
BU (+) N
A: Post kistektomi H-IV

Lanjutkan

S: keluhan (-)

O: KU: Baik, Kesadaran: CM


Mata : CA -/-, SI -/Abd: Supel, NT tempat operasi
(+) berkurang, luka operasi baik,
BU (+) N
A: Post kistektomi H-V

Boleh Pulang

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KISTA COKLAT
(Ovarial endometriosis)

A. Definisi
Endometriosis adalah gangguan ginekologi yang sering terjadi yakni
adalah kelenjar endometrial dan stroma diluar tempat yang normal. 1
Menurut urutannya yang tersering, endometriosis di temukan di
tempat-tempat berikut: ovarium, peritoneum, dan ligamentum sacrouterina,
kavum douglasi, dinding belakang uterus, tuba falopii, plika vesikouterina,
ligamentum rotundum dan sigmoid, septum rectovaginal, kanalis inguinalis,
apendiks, umbilicus, serviks uteri, vagina, kandung kencing, vulva, perineum,
parut laparatomi, kelenjar limfe dan lain-lain. 6
Endometrioma adalah kista endometrial pada ovarium. Gambaran
endometrioma yakni berdinding halus, kista berisi cairan berwarna coklat.
Massa ovarium ini unilocular, tetapi sering multilokular berdiameter > 3 cm.
endometrioma ovarium adalah endometriosis yang tersering. Ovarian
endometrioma terbentuk melalui invaginasi kortks ovarium dan selanjunya
berbentuk debris menstrual yang melekat pada permukaan ovarium. Teori lain
mengatakan bahwa endometrioma berkembang akibat dari metaplasia
coelomic dari inklusi invaginasi epithelial. 1
B. Epidemiologi
Endometriosis adalah penyakit yang sering terjadi pada 6-10%
populasi wanita umum. Pada wanita dengan nyeri, infertile atau keduanya,
frekuensinya sekitar 35-50%. Sekitar 25-50% wanita infertil mengalami
endometriosis dan 30-50% wanita dengan endometriosis adalah infertil. Data

baru-baru ini mengindikasikan insiden endometriosis tidak meningkat


dalam30 tahun terakhir dan masih pada 2.372.49/1000/tahun, yang ekuivalen
kira-kira 6-8%. 2
C. Etiologi
Beberapa ahli mencoba menerangkan kejadian endometriosis yaitu
beberapa teori antara lain:
a. Teori implantasi dan regurgitasi
Teori ini menerangkan adanya darah haid yang dapat menjalar dari
kavum uteri melalui tuba falopii, tetapi teori ini tidak dapat
menerangkan kasus endometriosis diluar pelvis.
b. Teori metaplasia
Teori ini menerangkan terjadinya metaplasia pada sel-sel coelom yang
berubah menjadi endometrium. Perubahan ini dikatakan sebagai akibat
dari iritasi dan infeksi atauhormonal pada epitel coelom. Secara
endokrinologis, hal ini benar karena epitel germinativum dari ovarium,
endometrium dan peritoneum berasal dari epitel coelom yang sama.
c. Teori hormonal
Telah lama diketahui bahwa kehamilan dapat menyembuhkan
endometriosis.

Rendahnya

kadar

FSH,

LH

dan

E2

dapat

menghilangkan endometriosis. Pemberian steroid seks dapat menekan


sekresi FSH, LH dan E2. Pendapat yang sudah lama dianut
mengemukakan bahwa pertumbuhan endometriosis sangat tergantung
dari kadar estrogen di dalam tubuh.
d. Teori imunologi
Secara embriologis, sel epitel yang membungkusperitoneum parietal
dan permukaan ovarium sama asalnya, oleh karena itu sel
endometriosis sejenis dengan mesotel. Banyak peneliti berpendapat
bahwa endomeriosis adalah suatu penyekit autoimun karena memiliki
kriteria cenderung lebih banyak pada wanita, bersifat familiar,

menimbulkan gejala klinik, melibatkan multiorgan, menunjukkan


aktivitas sel-B poliklonal.
D. Patologi
Perdarahan dengan menstruasi memberikan kista berwarna merah atau
warna hemoragik gelap. Degradasi pigmen darah mengakibatkan cairannya
kental, isinya semacam ter, maka dinamakan kista coklat.
Endometriosis
endometrium.

adalah

secara

histomorfologi

histomorphologically

mirip

dengan

eutopic

mirip

dengan

eutopik

endometrium. Empat komponen utama dari implan endometriosis adalah


kelenjar endometrium, stroma endometrium, fibrosis, dan perdarahan. Jumlah
relatif masing-masing komponen sangat bervariasi dan tergantung pada usia
dan lokasi lesi. 8
E. Manifestasi Klinis
Endometriosis

adalah

penyebab

tersering

nyeri

pelvis,

yang

mempengaruhi seorang wanita dapat bervariasi dan dapat siklik atau kronik.
Penyebab mendasar dari nyeri ini belum jelas, tetapi sitokin proinflamasi dan
prostaglandin dilepaskan oleh endometriotic implants ke dalam cairan
peritoneal mungkin menjadi salah satu sumbernya. 1
Tanda-tanda dan gejala endometriosis umum adalah nyeri panggul,
dismenore, dispareunia, perdarahan uterus abnormal, dan infertilitas. Jenis dan
tingkat keparahan gejala tergantung pada luasnya penyakit, lokasi, dan organorgan yang terlibat. Endometriosis hadir dalam sekitar sepertiga dari pasien
dengan nyeri panggul kronis. Dismenore adalah keluhan lebih sering daripada
dispareunia. Meskipun hubungan endometriosis dan infertilitas diakui dengan
baik, mekanisme patofisiologi yang kurang dipahami. 8
Infertil adalah akibat dari adhesi yang disebabkan oleh endometriosis
dan mengganggu pick-up oosit normal dan transpor melalui tuba falopi.
Gangguan mekanis dari ovulasi dan fertilisasi, juga mempengaruhi
patogenesis infertilitas. Pada wanita dengan endometriosis, kista ovarium

endometrial dapat berkembang dan bertumbuh 6-8 cm. Endometrioma ini juga
disebut kista coklat karena mengandung cairan kental, debris darah berwarna
coklat. Ukuran kista ovarium endometrioma bercariasi dari kecil, superfisial,
berukuran 5-10 cm. secara klinis, ukuran yang lebih dari 20 cm sangat jarang.
Ukuran 15-20 cm jarang. 4

Gambar 1. Perlekatan endometrium pada posterior uterus dan ovarium


pada endometrioma ovarium. 5
F. Diagnosis
Pada kebanyakan pasien, endometriosis termasuk diagnosis banding
infertilitas atau nyeri pelvis. Endometriosis sebaiknya dicurigai pada setiap
pasien usia reproduktif yang mengeluh nyeri atau infertil. Terapi
medikamentosa dapat diberikan pada nyeri pelvis akibat endometriosis, tetapi
diagnosis endometriosis tidak dapat langsung ditegakkan. Diagnosis akhir
endometriosis hanya dapat dibuat pada laparoskopi atau laparatomi. Kadangkadang jaringan endometrioma yang diangkat dan diagnosisnya dibuat
berdasarkan pemeriksaan histologi oleh demonstrasi langsung dari kelenjar
endometrial dan stroma atau hemosiderin-laden makrofag pada dinding kista. 3

Endometriosis biasanya didiagnosis selama dekade ketiga dan keempat


kehidupan. Belum ditemukan pada anak perempuan prapubertas dan jarang
didiagnosis pada wanita menopause kecuali mereka mengambil hormon
pengganti. Endometriosis harus dicurigai pada wanita yang memiliki gejala
klasik nyeri panggul, dismenore, dispareunia, perdarahan menstruasi yang
tidak normal, dan infertilitas. Tidak ada satu konstelasi tanda-tanda atau gejala
patognomonik endometriosis. 8
Temuan fisik pada wanita dengan endometriosis adalah variabel dan
tergantung pada lokasi dan keparahan penyakit. Sering, tidak ada temuan yang
jelas pada pemeriksaan panggul. Ketika temuan yang hadir, yang paling umum
adalah nyeri saat palpasi forniks posterior. pembesaran ovarium sebagai akibat
dari kista endometriosis dapat terdeteksi selama pemeriksaan panggul. 8
G. Penatalaksanaan
Terapi jangka panjang pasien dengan nyeri pelvis kronik yang
berhubungan dengan endometriosis termasuk terapi medikamentosa, bedah
atau keduanya. 5
Terapi medikamentosa empiris biasanya diawali untuk mengontrol
nyeri tanpa konfirmasi bedah. Terapi ini menurunkan nyeri melalui
mekanisme berbeda seperti mengurangi inflamasi, menekan produksi hormone
siklik ovarium, menghambat kerja dan sintesis estradiol dan menurunkan atau
mengeliminasi menstruasi. NSAIDs biasanya digunakan untuk dismenorea. 5
Terapi bedah untuk menghilangkan nyeri yang berhubungan dengan
endometriosis digunakan sebagai terapi lini pertama atau setelah gagal terapi
medikamentosa.

Prosedur

bedahnya

termasuk

eksisi,

line

excision,

fulguration, atau laser ablation dari implant endometriotic pada peritoneum,


eksisi atau ablasi endometriomas, reseksi rectovaginal nodules, dan lysis
adhesi. 5
Ovarial endometrioma (berdiameter <3 cm) dapat diaspirasi, dirigasi
dan diinspeksi dengan ovarian sistoskopi untuk lesi intrakistik, dinding
anteriornya dapat vaporized untuk menghancurkan lapisan mukosa kista.

Ovarian endometrioma yang berukuran besar sebaiknya diaspirasi, diikuti


dengan insisi dan pengangkatan dinding kista dari korteks ovarium. Untuk
mencegah rekurensi, dinding kista endometrioma harus diangkat dan jaringan
ovarium normal harus dilindungi. 7

BAB III
PEMBAHASAN

Pada awalnya, pasien ini didiagnosa kista ovarium, melalui hasil


anamnesis, pemeriksaan fisik dan USG. Pada anamnesis didapatkan nyeri
perut kanan bawah yang sudah lama, hilang timbul sejak satu tahun yang lalu
dan baru memeberat sebelum pasien masuk rumah sakit. Pada hasil USG
ditemukan adanya masa kista ovarium berukuran 8x10 cm. ditegakkanlah
diagnosis kista ovarium.
Ketika dilakukan operasi, ditemukan kista berukuran 10x10x8 cm,
yang ketika dibebaskan, kista tersebut pecah dan mengeluarkan cairan
berwarna coklat dan ditegakkanlah diagnosis kista coklat (endometriosis
ovarium). Endometriosis adalah suatu penyakit yang biasanya menyerang
wanita di usia reproduksi. Endometriosis terjadi ketika suatu jaringan normal
dari lapisan uterus yaitu endometrium ada pada organ lain. Salah satu organ
yang sering terkena adalah ovarium.
Dikaitkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, maka
diagnosis dari pasien ketika ditegakkan pada saat operasi adalah sesuai.
Endometrioma

adalah

kista

endometrial

pada

ovarium.

Gambaran

endometrioma yakni berdinding halus, kista berisi cairan berwarna coklat.


Massa ovarium ini berdiameter > 3 cm. Endometrioma ovarium adalah
endometriosis yang tersering. Ovarian endometrioma terbentuk melalui
invaginasi kortks ovarium dan selanjunya berbentuk debris menstrual yang
melekat pada permukaan ovarium. Pada pasien ini, keluhan utama adalah
nyeri perut kanan bawah, tepatnya pada pelvis yang sifatnya kronik. Menurut
kepustakaan, pasien wanita usia reproduktif yang datang dengan keluhan nyeri
pelvis yang sifatnya kronik, harus dipikirkan diagnosis endometriosis.
Diagnosis endometriosis ovarium ini makin lengkap ketika didapatkan pasien
ini belum mempunyai anak hingga usia sekarang.

Penanganan yang dilakukan adalah operasi. Pada endometriosis


ovarium, secara kepustakaan, kista yang berukuran > dari 3cm harus
dilakukan operasi. Menurut hasil pemeriksaan USG, didapatkan ukuran kista
8x10 cm sehingga diputuskan tindakan operasi.

Klasifikasi tumor ovarium adalah sebagai berikut.


1.

Tumor non-neoplastik 1,3,4


Tumor nonneoplastik jinak disebabkan karena ketidakseimbangan hormone
progesterone dan estrogen.
a. Tumor akibat radang
Termasuk disini abses ovarial, abses tubo-ovarial dan kista tubo-ovarial.
b. Tumor lain
1) Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak sampai berovulasi,
namun tumbuh terus menjadi kista folikel atau dari beberapa folikel
primer yang setelah bertumbuh dibawah pengaruh estrogen tidak
mengalami proses atresia yang lazim melainkan membesar menjadi
kista.
2) Kista korpus luteum
Kista ini terjadi akibat perdarahan yang sering terjadi didalam korpus
luteum, berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua.
3) Kista Lutein
Kista ini biasanya bilateral dan menjadi membesar sebesar tinju.
Tumbuhnya

kista ini adalah akibat dari pengaruh hormone

koriogonadotropin yang berlebihan.


4) Kista inklusi germinal
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari
epitel germinativum pada permukaan ovarium.
5) Kista endometrium
Belum diketahui penyebabnya dan tidak ada hubungannya dengan
endometrioid.
6) Kista Stein-Laventhal
Kista ini dkenal sebagai sindrom Stein-Laventhal dan kira-kira
disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal.

2.

Tumor neoplastic Jinak 1,3,4


Tumor neoplastic jinak terdiri dari:
a. Tumor kistik
1) Kistoma ovarii simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya
bertangkai, sering bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista
tipis dan cairan di dalam kista jernih, sereus dan berwarna kuning.
Pada dinding kista Nampak lapisan epitel kubik. Berhubungan
dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan
gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa kista ini suatu kista
adenoma

serosum,

yang

kehilangan

epitel

kelenjarnya

berhubungan dengan tekanan cairan dalam kista. Terapi terdiri atas


pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan
yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologic untuk
mengetahui apakah ada keganasan.
2) Kistadenoma ovarii musinosum
Asal kista ini belum pasti, menurut Mayer, mungkin kista ini
berasal dari suatu teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu
elemen mengalahkan elemen yang lainnya.
Bentuk kista multilobuler, biasanya unilateral dapat tumbuh
menjadi sangat besar. Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam
kista dan perubahan degenerative sehingga timbul pelekatan kista
dengan omentum, usus dan peritoneum parietale. Selain itu bisa
terjadi ileus karena perlekatan dan produksi musin yang terus
bertambah akibat pseudomiksoma peritonei.
Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista tanpa pungsi terlebih
dahulu dengan atau tanpa salpingo-oforektomi tergantung besarnya
kista.
3) Kistadenoma Ovarii Serosum
Pada umumnya kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium
(germinal

epitelium).

Bentuk

umumnya

unilokuler,

bila

multilokuler perlu dicurigai adanya keganasan. Kista ini dapat


membesar, tetapi tidak sebesar kista musinosum.
Gambaran klinis pada kasus ini tidak klasik. Selain teraba massa
intra-abdominal, dapat timbul asites.
4) Kista endometrioid
Kista ini tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii.
5) Kista dermoid
Kista dermoid adalah suatu teratoma kistik yang jinak dimana
struktur-struktur ectodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti
epitel kulit, rambut, gigi dan produk glandula sebasea, berwarna
putih kuning menyerupai lemak Nampak lebih menonjol daripada
elemen-elemen endoderm dan mesoderm. Bahan yang terdapat
dalam rongga kista ini adalah produk dari kelenjar sebacea berupa
massa lembek seperti lemak bercampur dengan rambut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Carr BR. Endometriosis. In: Schorge JO, et al, editors . Williams Gynecology.
New York; McGraw-Hill:2008
2. Bulletti C, Coccia ME, Battistoni S, Borini A. Endometriosis and infertility. J
Assist Reprod Genet (2010) 27:441447.
3. DeCherney AH, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N. Current Diagnosis &
Treatment Obstetrics & Gynecology. 10th ed. New York: McGraw-Hill; 2007.
4. Katz VL. Benign Gynecologic Lesions : Vulva, Vagina, Cervix, Uterus,
Oviduct, Ovary. In: Katz VL, Lentz GM, Lobo RA, Gershenson DM, editors.
Comprehensive Gynecology. 5th ed. Philadelphia; Elsevier: 2007.
5. Giudice LC. Endometriosis. N Engl J Med 2010;362:2389-98
6. Prabowo RP. Endometriosis. Dalam, Wiknjosastro H, Saifuddin AB,
Rachimhadhi T. Edisi ke II. Jakarta; Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:
2009. H. 316.
7. Hill JA, D'Hooghe TM. Endometriosis. Berek JS, editor. Berek & Novak's
Gynecology. 14th Edition. New York; Lippincott Williams & Wilkins: 2007.
8. Schenken RS. Endometriosis. In: Gibbs RS, et al, editors. Danforth's
Obstetrics and Gynecology. 10th Edition. New York; Lippincott Williams &
Wilkins: 2008.

BAGIAN ILMU BEDAH

LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN

(Februari 2015)

UNIVERSITAS PATTIMURA

KISTA COKLAT
(ENDOMETRIOSIS OVARIUM)

Oleh:
Stanly Pieter Thenu, S.Ked
2008-83-047
Konsulen:
dr. Rahmat Saptono, Sp.OG

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RST dr. J. LATUMETEN
AMBON
2015

Anda mungkin juga menyukai