Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

KONDILOMA AKUMINATA

Oleh:
Chindy Juli Anggraini
I02120006

Pembimbing:
dr. Retno Mustikaningsih, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN


KELAMIN
RSUD DR. SOEDARSO PONTIANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
PONTIANAK
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Telah disetujui Laporan Kasus dengan judul:


KONDILOMA AKUMINATA

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Stase
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
RSUD dr. Soedarso Pontianak

Pontianak, 08 Maret 2021


Disetujui Oleh Penyusun

dr. Retno Mustikaningsih, Sp.KK Chindy Juli Anggraini


NPM 102120006
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kutil anogenital juga sering disebut kutil kelamin atau kondilomata
akuminata (KA) merupakan lesi proliferasi jinak yang disebabkan oleh
Human Papilloma Virus (HPV) terutama tipe 6 dan 11. Transmisi paling
sering adalah melalui kontak seksual tetapi dapat juga terjadi melalui
transmisi perinatal. Kondilomata akuminata dapat mengakibatkan
gangguan psikologis pada pasien, antara lain gangguan pada kehidupan
seks, rasa takut akan kanker, dan hubungan emosional yang buruk dengan
pasangannya.1
HPV ialah virus DNA beruntai ganda yang merupakan virus
epiteliotropik (virus yang menyerang epitel) dan dianggap virus tumor
karena kemampuannya mengabadikan sel normal. Saat ini lebih dari 130
jenis HPV telah diidentifikasi, dengan lebih dari 40 jenis HPV yang
menginfeksi saluran genital bagian bawah Penyakit ini terutama terdapat
di daerah lipatan yang lembab, misalnya di daerah genitalia eksterna. Pada
laki-laki tempat predileksinya di perineum dan sekitar anus, sulkus
koronarius, glans penis, muara uretra eksterna, serta korpus dan pangkal
penis sedangkan pada perempuan di daerah vulva dan sekitarnya, introitus
vagina, dan kadang-kadang pada porsio uteri. Pada perempuan dengan
banyak fluor albus atau perempuan yang hamil pertumbuhan penyakit ini
lebih cepat.
Kelainan kulit ini berupa vegetasi yang bertangkai dan berwarna
kemerahan kalau masih baru, tetapi jika telah lama berwarna agak
kehitaman. Permukaannya berjonjot (papilomatosa) sehingga pada
vegetasi besar dapat dilakukan percobaan sondase. Jika timbul infeksi
sekunder, warna tumor yang kemerahan akan berubah menjadi keabu-
abuan dan berbau tidak enak. Kondiloma akuminata biasanya dapat
didiagnosis secara klinis lewat pemeriksaan dengan inspeksi. Pemeriksaan
dengan asam asetat 5% pada lesi yang dicurigai akan menghasilkan
perubahan warna menjadi putih (acetowhite). Lesi KA dapat juga dilihat
menggunakan kolposkopi yang merupakan tindakan rutin di Bagian
Kebidanan, namun belum secara luas di bagian penyakit kulit.2
BAB II
PENYAJIAN KASUS

2.1 Identitas Pasien


Nama : Ny. S
Usia : 29 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Agama : Buddha
Status : Sudah menikah
Alamat : Jl. Dr Setia Budi
Tanggal Pemeriksaan : 04 Maret 2021
2.2 Anamnesis
2.2.1 Keluhan Utama
Pasien mengalami keputihan sejak 1 bulan yang lalu.

2.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan adanya keputihan. Pasien mengaku
keputihan sudah dialami sejak 1 bulan yang lalu, keputihan tidak berbau,
tidak ada rasa gatal, keputihan berwarna putih dan berupa lendir. Karena
pasien merasa keputihan yang dialami normal, pasien tidak melakukan
pemeriksaan lebih lanjut akan keputihan yang dialaminya. 1 minggu yang
lalu suami pasien mengeluh nyeri saat buang air kecil dan setelah
dilakukan pemeriksaan ke dokter spesialis suami di diagnosis gonorrhea
(kencing bernanah), pasien mengaku terakhir berhubungan intim 3 minggu
yang lalu dengan suami dan tidak menggunakan kondom.
2.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu
- Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya
- Tidak ada riwayat hipertensi, diabetes mellitus
- Tidak pernah mengalami penyakit pada kelamin sebelumnya
2.2.4 Riwayat Pengobatan
Tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya
2.2.5 Riwayat Penyakit Keluarga
- Os mengaku bahwa suami mengalami keluhan nyeri saat kencing
- Tidak ada riwayat hipertensi, diabetes mellitus, alergi

2.2.6 Riwayat Kebiasaan, Sosial dan Ekonomi


* kebiasaan merokok disangkal dan riwayat berganti-ganti pasangan
disangkal.
* Pekerjaan Pasien ibu rumah tangga
- Pekerjaan suami pasien seorang marketing
- Belum punya anak tapi pernah mengalami keguguran
Kesan : Sosial ekonomi cukup
2.3 Pemeriksaan Fisik
2.3.1 Keadaan Umum : Baik
2.3.2 Kesadaran : Compos mentis (E4V5M6)
2.3.3 Tanda Vital
A. Tekanan Darah : Tidak dilakukan pemeriksaan
B. Nadi : Tidak dilakukan pemeriksaan
C. Pernapasan : Tidak dilakukan pemeriksaan
D. Suhu : Tidak dilakukan pemeriksaan
2.3.4 Status Generalis
Kepala Normocephal
Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Telinga Hiperemis (-/-), sekret (-/-), nyeri tekan tragus (-/-)

Mulut Mukosa bibir kering (-), stomatitis (-), sianosis (-)


Hidung Rhinorrhea (-), epistaksis (-),pernafasan cuping hidung (-), sekret (-)
Tenggorokan Faring hiperemis (-), tonsil (T1/T1) hiperemis (-), detritus (-)
Leher Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar getah bening (-/-)
Dada Simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-)
Paru Inspeksi : Bentuk dada simetris statis dan dinamis
Palpasi : Fremitus taktil simetris kiri dan kanan, massa (-), krepitasi (-)
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi: Suara nafas dasar: vesikuler (+/+), ronkhi(-), wheezing (-/-)
Jantung Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis di SIC VI midclavicula sinistra, thrill (-)
Perkusi : Kanan atas : SIC II Linea Para Sternalis Dextra
Kanan bawah : SIC V Linea Para Sternalis Dextra
Kiri atas : SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
Kiri bawah : SIC IV Linea Midclavicula Sinistra
Auskultasi : S1/ S2, reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen Inspeksi : Simetris, benjolan/massa (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal, bruit (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen

Ekstremitas Akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik

2.3.5 Status Dermatologis

Lokasi : Regio genitalia (labia minora)


Efloresensi : Papula, permukaan verukosa, dan berwarna merah muda.
2.4 Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang pada pasien ini
2.5 Diagnosis
Kandiloma akuminata
2.6 Diagnosis Banding
1. Veruka vulgaris
2. Kondiloma latum
3. Karsinoma sel skuamosa
2.7 Tatalaksana
2.7.1 1. Non farmakologi (edukasi)
a. Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan cara pengobatannya.
b. Menjelaskan bahwa kondiloma akuminata adalah penyakit menular
seksual
c. Menerangkan bahwa kemungkinan kekambuhan
d. Menjelaskan bahwa suami juga harus dibawa berobat karena penularan
melalui hubungan seksual
2.7.2 2. Farmakologi
a. Oral
Lanfix 200 mg 1x1
Interdoxin 2x100mg
flucoral 1x1
Proza 1x1
b. Topikal
Sabun vagina
c. Tindakan
Bedah listrik (elektrokauterisasi)
2.8 Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungtionam : ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata) merupakan kutil di dalam
atau di sekeliling vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Kondiloma akuminatum ialah vegetasi oleh human
papiloma virus tipe tertentu, bertangkai, dan permukaannya berjonjot.
Tipe HPV tertentu mempunyai potensi onkogenik yang tinggi, yaitu tipe
16 dan 18. tipe ini merupakan jenis virus yang paling sering dijumpai pada
kanker serviks. Sedangkan tipe 6 dan 11 lebih sering dijumpai pada
kondiloma akuminatum dan neoplasia intraepitelial serviks derajat ringan. 3
Kutil genitalis sering ditemukan dan menyebabkan kecemasan karena:
tidak enak dilihat, bisa terinfeksi bakteri, bisa merupakan petunjuk adanya
gangguan sistem kekebalan.3
3.2 Epidemiologi
Kondiloma akuminata diperkirakan mengenai 1% sampai 2% dari
individu seksual aktif di Amerika Serikat, dengan insiden yang terus
meningkat sejak tahun 1950. Di Amerika Utara, angka kejadian tahunan
sebesar 100 kasus per 100.000 individu, dengan risiko kumulatif seumur
hidup mendekati 10%, membuat kondiloma akuminata lebih umum
daripada kanker payudara dan prostat.4
Kondiloma akuminata termasuk peringkat ke-3 penyakit Infeksi
Menular Seksual (IMS) terbanyak di Indonesia pada tahun 2007 sampai
2011. Data yang dilaporkan oleh Kelompok Studi Infeksi Menular Seksual
Indonesia dari 13 rumah sakit pusat pendidikan spesialis kulit dan
kelamin, meliputi Jakarta, Bandung, Manado, Medan, Padang,
Yogyakarta, Surakarta, Malang, Surabaya, Palembang, Semarang, dan
Denpasar antara tahun 2007 sampai 2011, menunjukkan adanya
kecenderungan peningkatan proporsi kondiloma akuminata dibandingkan
dengan infeksi menular seksual lainnya dalam 5 tahun terakhir (2007-
2011), yaitu sebagai berikut: 2007 (21,25%), 2008 (33,81%), 2009
(33,66%), 2010 (29,25%), dan 2011 (30,58%).4
Penyakit ini termasuk Penyakit akibat Hubungan Seksual (PHS).
Frekuensinya pada pria dan wanita sama. Tersebar kosmopolit dan
transmisi melalui kontak kulit langsung. Prevalensi terbesar adalah pada
usia 17-33 tahun, dengan insiden yang memuncak pada usia 20-24 tahun.5
3.3 Etiologi
Etiologi penyakit ini adalah virus papilloma / HPV tipe 6 dan 11
(90%). Pada wanita, virus papiloma papiloma tipe 16 dan 18, yang
menyerang leher rahim tetapi tidak menyebabkan kutil pada alat kelamin
luar dan bisa menyebabkan kanker leher rahim. Virus tipe ini dan virus
papiloma lainnya bisa menyebabkan tumor intra-epitel pada leher rahim
(ditunjukkan dengan hasil Papsmear yang abnormal) atau kanker pada
vagina, vulva, dubur, penis,mulut, tenggorokan atau kerongkongan.3
3.4 Patofisiologi
Kondiloma akuminata dapat disebabkan kontak dengan penderita
yang terinfeksi HPV. HPV ini masuk melalui mikro lesi pada kulit,
biasanya pada daerah kelamin dan melakukan penetrasi pada kulit
sehingga menyebabkan abrasi permukaan epitel. Human Papilloma Virus
adalah epiteliotropik; yang sifatnya mempunyai afinitas tinggi pada sel-sel
epitel. Replikasinya tergantung pada adanya diferensiasi epitel skuamosa.
Virus DNA (Deoxyribonucleic Acid ) dapat ditemukan pada lapisan
terbawah dari epitel. Protein kapsid dan virus infeksius ditemukan pada
lapisan superfisial sel-sel yang berdiferensiasi. HPV dapat masuk ke
lapisan basal, menyebabkan respon radang. Pada wanita menyebabkan
keputihan dan infeksi mikroorganisme. HPV yang masuk ke lapisan basal
sel epidermis dapat mengambil alih DNA dan mengalami replikasi yang
tidak terkendali. Fase laten virus dimulai dengan tidak adanya tanda dan
gejala yang dapat berlangsung sebulan bahkan setahun. Setelah fase laten,
produksi virus DNA, kapsid dan partikel dimulai. Sel dari tuan rumah
menjadi infeksius dari struktur koilosit atipik dari kondiloma akuminata
(morphologic atypical koilocytosis of condiloma acuminate) berkembang.
Lamanya inkubasi sejak pertama kali terpapar virus sekitar 3 minggu
sampai 8 bulan atau dapat lebih lama. HPV yang masuk ke sel basal
epidermis ini dapat menyebabkan nodul kemerahan di sekitar genitalia.
Penumpukan nodul merah ini membentuk gambaran seperti bunga kol.
Nodul ini bisa pecah dan terbuka sehingga terpajan mikroorganisme dan
bisa terjadi penularan karena pelepasan virus bersama epitel. 5
HPV yang masuk ke epitel dapat menyebabkan respon radang yang
merangsang pelepasan mediator inflamasi yaitu histamin yang dapat
menstimulasi saraf perifer. Stimulasi ini menghantarkan pesan gatal ke
otak dan timbul impuls elektrokimia sepanjang nervus ke dorsal spinal
cord kemudian ke thalamus dan dipersepsikan sebagai rasa gatal di korteks
serebri. Pada wanita yang terinfeksi HPV dapat menyebabkan keputihan
dan disertai infeksi mikroorganisme yang berbau, gatal dan rasa terbakar
sehingga tidak nyaman pada saat melakukan hubungan seksual.5
3.5 Patogenesis
Infeksi HPV sering terjadi di daerah anogenital yang didapatkan melalui
hubungan seksual Setelah inoklusi, HPV menginfeksi sel basal dari
anogenital epitelium Saat sel basal berdiferensiasi dan tumbuh ke
permukaan epitel, HPV bereplikasi dan membentuk virion (partikel virus
lengkap, yang terdiri dari nukleoid dan kapsid) Saat ini masih
kontroversi bagaimana mekanisme HPV masuk kedalam sel, sebagian
bukti menunjukkan bahwa virus masuk kedalam sel melalui reseptor α6-
integrin dan heparin sulfat serta laminin 5 dan kemudian terjadi
internalisasi virion ke dalam sel Virion menginfeksi sel hidup Sel-
sel basal yang terinfeksi bergerak ke arah lapisan permukaan yang
akhirnya menimbulkan kutil genital.5
3.6 Manifestasi klinis
3.6.1 Kebanyakan pasien dengan kondiloma akuminata datang dengan keluhan
ringan.Keluhan yang paling sering adalah ada bejolan atau terdapat lesi di
perianal.
1. Gejala
Kebanyakan pasien hanya mengeluhkan adanya lesi, yang dinyatakan
tanpa gejala. Jarang terdapat gejala seperti gatal, perdarahan, atau
dispaurenia. Tetapi terkadang lesi dapat menimbulkan ketidaknyamanan,
rasa panas, dan pruritus. Lesi yang besar dapat berdarah dan iritasi bila
kontak dengan pakaian atau selama hubungan seksual.6
2. Tanda-Tanda Fisik
Kondiloma biasanya pada jaringan yang lembab pada area anogenital.
Lesi sering ditemukan di daerah yang mengalami trauma selama hubungan
seksual. Pada pria tempat predileksinya di perineum dan sekitar anus,
sulkus koronarius, glands penis, muara uretra eksterna, korpus dan pangkal
penis. Pada wanita di daerah vulva dan sekitarnya, introitus vagina,
kadang-kadang pada porsio uteri. Terkadang dapat berkembang di mulut
atau tenggorokam setelah kontak seksual secara oral yang terinfeksi dari
partnernya. Kondiloma akuminata memiliki bentuk yang sangat bervariasi,
mungkin flat (datar), dome-shaped (seperti kubah), cauliflower-shape
(kembang kol) atau pedunculated . Kondiloma dapat bermanifestasi
sebagai soliter keratotik papul atau plak. Awalnya dalam bentuk kecil,
ukuran 1-2 mm fleshcolored papule dari kulit dan bentuk ini dapat
bertahan selama infeksi.7
Kelainan kulit berupa vegetasi yang bertangkai dan berwarna
kemerahan kalau masih baru, jika telah lama agak kehitaman.
Permukaannya berjonjot (papilomatosa) sehingga pada vegetasi yang besar
dapat dilakukan percobaan sondase. Jika timbul infeksi sekunder warna
kemerahan akan berubah menjadi keabu-abuan dan berbau tidak enak.7
3.7 Diagnosis
3.7.1 Anamnesis
Pada hasil anamnesa kondiloma akuminatum seringkali tidak
menimbulkan keluhan, namun biasanya pasien datang dengan keluhan rasa
nyeri dan rasa terbakar pada saat BAK. Timbul bintil-bintil berwarna agak
kemerahan, lama kelamaan semakin banyak dan bergerigi menyerupai
seperti kembang kol di sekitar penis. Adanya riwayat kebiasaan gonta-
ganti pasangan dan riwayat hubungan seksual menyukai sesama jenis.8
3.7.2 Pemeriksaan Dermatologi/ Fisik.9
3.7.3 Pemeriksaan Penunjang
Adapun penunjang diagnosis dari kondiloma akuminata adalah :10
1. Tes asam asetat 5% tetes atau IVA test (inspeksi visual asetat)
Menggunakan lidi kapas yang sudah diolesi asam asetat 5% dan dioles
pada lesi yang dicurigai.
Hasil : perubahan warna lesi menjadi putih (acetowhite)
2. Kolposkopy atau PAP Smear
Untuk melihat lesi subklinis (hyperplasi epitel) dengan mengambil sampel
sel serviks untuk selanjutnya diperiksa di laboratorium
3. Histopatology
Gambaran : papilomatosis, akantosis, rete ridges yang memanjang dan
menebal, parakeratosis, dan koilositosis (vakuolisasi pada sitoplasma)
3.8 Diagnosis Banding
A. Herpes genital
Herpes genital adalah salah satu penyakit infeksi menular seksual
(IMS) yang disebabkan oleh herpes simplex virus tipe 2 (HSV 2) infeksi
yang terjadi pada alat kelamin dan bisa menyebabkan penularan baik pada
wanita maupun pria, biasanya penularan terjadi akibat atau melalui
hubungan seksual (Aruda dkk, 2017).
Pada anamnesia biasanya ditemukan gejala sistemik berupa demam, nyeri
kepala, malaise, dan mialgia. Gejala lokal utama berupa nyeri, gatal, rasa
terbakar, disuria, duh tubuh vagina, atau uretra serta pembesaran
dan rasa nyeri pada kelenjar getah bening inguinal. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan vesikel berkeiompok di atas daerah eritematosa pada alat
kelamin. Vesikel mudah pecah, meninggalkan ulkus-ulkus kecil, dangkal
dan jika sembuh tidak menimbulkan jaringan \ Parut. Terjadi pada
daerah genital (Aruda dkk, 2017).
Gambar 2.2 Lesi pada herpes genital laki-laki dan wanita
B. Amebiasis cutis
Amebiasis cutis merupakan infeksi kulit yang ditemukan pada kasus
lanjut dari amebiasis intestinal akut, khususnya pada pasien dengan
kebiasaan higiene yang buruk, pasien koma, dan pasien dengan gangguan
mental, Amoebiasis cutis disebakan oleh infeksi parasit Entamoeba
histolytica (Maryatun, 2018). Pada anamnesis biasanya pasien datang
dengan keluahan Gatal dan sakit di daerah lesi. Pada awal perjalanan
penyakit ini akan timbul bisul berisi nanah di sekitar organ pembuangan
(anus). Selanjutnya memecah dan mengeluarkan amoeba dan menjadi
daerah yang berwarna merah dan menebal. Amoebiasis cutis menyerang
daerah sekitar anus, alat kelamin, dan bokong (Verma dkk, 2016).
Pada pemeriksaan fisik ditemukan makula eritematosa dengan
permukaan kasar dan tak rata, Jika sudah lama akan menjadi granuloma
merah di sekitar anus. Ulkus, lesi ulseratif dengan batas yang tidak
tegas. Bagian ulkus ditutupi dengan keluarnya fibrinoid. Di daerah genital
yang menunjukkan lesi ulseratif pada pubis, lesi ulseratif pada penis
dengan lesi nekrotik (Mora´n dkk, 2016).
Gambar 2.2 Gambaran lesi pada Amebiasis cutis
3.9 Penatatalaksana.6
3.9.1 Medikamentosa
Infeksi HPV bersifat subklinis dan laten, maka tidak terdapat terapi
spesifik terhadap virus ini. Perawatan diarahkan pada pembersihan kutil –
kutil yang tampak dan bukan pemusnahan virus. Perhatian pada
kebersihan arena genital sangat penting karena kelembaban mendukung
pertumbuhan kutil. Beberapa modalitas terapi yang dapat dilakukan :
1. Tinktura podofilin 10-25% Podofilin resin bekerja sebagai anti
mitotik yang menginduksi nekrosis jaringan. Pada satu sesi terapi hanya
diperbolehkan meliputi area seluas 10cm2 atau jumlah podofilin kurang
dari 0,5ml. Tidak boleh diberikan pada ibu hamil.
2. Larutan trichloroacetic acid (TCA) 80-95% Bahan ini bersifat
korosif dan dengan cepat menjadi inaktif setelah kontak dengan kulit/lesi.
Aman digunakan untuk ibu hamil dan menggunakan konsentrasi 50%
ternyata juga memberikan hasil yang memuaskan. Komplikasi yang
mungkin terjadi adala erosi dan ulkus dangkal.
3.9.2 Terapi bedah
a. Elektrokauterisasi
Elektrokauterisasi adalah cara yang efektif untuk menghancurkan
kondiloma akuminata di anus internal dan eksternal tetapi teknik ini
memerlukan anestesi lokal dan tergantung pada keterampilan operator
untuk mengontrol kedalaman dan lebar kauterisasi tersebut. Mengontrol
kedalaman luka penting untuk mencegah jaringan parut dan luka pada
sfingter ani mendasarinya. Luka bakar melingkar harus dihindari untuk
mencegah stenosisani. Jika penyakit ini sangat luas atau melingkar, upaya-
upaya harus dilakukan untuk mempertahankan kontinuitas kulit.
b. Eksisi bedah
Eksisi bedah telah lama digunakan untuk mengobati kondiloma akuminata
dengan tingkat keberhasilan tinggi. Kombinasi eksisi dan elektrokauter
dianggap sebagai gold standard untuk pengobatan kondiloma akuminata .
c. Bedah Beku ( N2, N2O cair )
Bedah beku ini banyak menolong untuk pengobatan kondiloma akuminata
pada wanita hamil dengan lesi yang banyak dan basah.
d. Laser
Laser karbodioksida efektif digunakan untuk memusnahkan beberapa kutil
– kutil yang sulit. Tidak terdapat kekawatiran mengenai ketidakefektifan
karbondioksida yang dibangkitkan selama prosedur selesai, sedikit
meninggalkan jaringan parut.
e. Terapi Kombinasi
Berbagai kombinasi terapi yang telah dipergunakan terhadap kutil kelamin
yang membandel, contohnya kombinasi interferon dengan prosedur
pembedahan, kombinasi TCAA dengan podophylin, pembedahan dengan
podophylin. Seseorang harus sangat berhati – hati ketika menggunakan
terapi kombinasi tersebut dikarenakan beberapa dari perlakuan tersebut
dapat mengakibatkan reaksi yang sangat serius.
3.9.3 Pencegahan.11
1. Tidak ada medikasi yang efektif 100%. Vaksin HPV dapat dilakukan
dan telah disetejui oleh FDA. The Advisory Committee on
Immunization Practice (ACIP) merekomendasikan vaksinasi rutin
untuk perempuan usia 11-12 tahun dan vaksinasi catch-up untuk
perempuan usia 13-26 tahun.
2. Tidak bergonta-ganti pasangan
3. Tidak melakukan hubungan seksual dengan penderita kondiloma
akuminata
4. Pasien harus dikonseling tentang pentingnya penggunaan kondom,
karena kondom telah terbukti melindungi terhadap infeksi HPV, yang
menyebabkan kutil kelamin
3.10 Komplikasi.6
• Transformasi untuk keganasan genitourinaria pada laki-laki maupun
perempuan
• Penularan pada neonatus
• Kondiloma akuminata yang berulang.
• Pre-cancer dan cancer
Pre-malignant (vulva, anal, penile intra-epithelial neoplasia) atau lesi
invasive (vulva, anal dan kanker penis) dapat muncul bersamaan dengan
kondiloma. Bowenoid papulosis (BP) adalah lesi coklat kemerahan yang
dihubungkan dengan tipe HPV yang onkogenik dan merupakan bagian
dari spektrum klinis neoplasia intraepithelial anogenital. Biopsi dapat
dilakukan. Varian lain yang jarang adalah HPV tipe 6/11 yaitu penyakit
kondiloma raksasa atau Buschke-Lowenstein tumor. Ini merupakan
karsinoma verukosa, ditandai dengan infiltrasi lokal yang agresif sampai
ke struktur dermal.
3.11 Prognosis
Walaupun sering mengalami residif, prognosisnya baik. Perbaiki
faktor predisposisi misalnya higiene, fluor albus, atau kelembaban pada
laki-laki akibat tidak disirkumsisi, atau keadaan imunosupresi.8
BAB IV
PEMBAHASAN

Kondiloma akuminata merupakan salah satu penyakit menular seksual


yang disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus) berupa
vegetasi virus HPV tipe tertentu, bertangkai, dan permukaan berjonjot.
Karena penyakit ini merupakan penyakit menular seksual, penularannya
tentu dari hubungan seksual. Nama lain dari kondiloma akuminata dalam
bahasa awam adalah penyakit jengger ayam.
Predileksi dari penyakit ini adalah bagian tubuh yang hangat dan
lembab. Pada pria yang tersering adalah ujung dan batang penis dan di
bawah kulit depannya (bila tidak disunat). Pada wanita pada vulva,
dinding vagina, serviks dan kulit sekeliling vagina. Bisa di sekeliling anus
atau rektum pada pasien yang suka melakukan anal sex.
Muncul biasanya 1-6 bulan pasca infeksi, dimulai pembengkakan
kecil, lembut, lembab, warna merah atau pink dan dapat tumbuh cepat juga
bertangkai. Permukaan dapat kasar dan berbentuk bunga kol.
Pada pasien ini dari anamnesis didapatkan Pasien datang dengan
keluhan adanya keputihan. Pasien mengaku keputihan sudah dialami sejak
1 bulan yang lalu, keputihan tidak berbau, tidak ada rasa gatal, keputihan
berwarna putih dan berupa lendir. Karena pasien merasa keputihan yang
dialami normal, pasien tidak melakukan pemeriksaan lebih lanjut akan
keputihan yang dialaminya. 1 minggu yang lalu suami pasien mengeluh
nyeri saat buang air kecil dan setelah dilakukan pemeriksaan ke dokter
spesialis suami di diagnosis gonorrhea (kencing bernanah), pasien
mengaku terakhir berhubungan intim 3 minggu yang lalu dengan suami
dan tidak menggunakan kondom.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik pada pasien ditemukan di sekitar
bibir kecil kemaluan beberapa benjolan yang tidak rata, berwarna merah
muda, tidak terasa nyeri, dan gatal. Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik
dapat ditegakkan diagnosa kondiloma akuminata. Dalam hal ini didapati
ada 2 kemungkinan yakni sangkalan pasien adalah bohong atau infeksi
berasal dari suaminya
Pada kasus pasien ini diberikan tatalaksana yaitu terapi elektro
kauterisasi dengan anestesi lokal karena infeksi masih baru (dapat dilihat
warna masih merah muda) dan diharapkan dengan terapi ini kondiloma
akuminata tidak timbul berulang. Pasien juga diberikan obat oral Lanfix
200 mg 1x1, Interdoxin 2x100mg , flucoral 1x1, Proza 1x1 dan topical
sabun vagina. Untuk terapi non-medikamentosa dengan edukasi pasien
sesuai dengan penatalaksanaan umum, mencari sumber infeksi, dan
mencegah kontak dengan sumber infeksi dengan hubungan seksual yang
aman (tidak berganti-ganti pasangan), dan menghindari factor predisposisi
seperti harus menjaga kebersihan kemaluan, jangan biarkan lembap pada
daerah kemaluan, dan menjaga supaya tidak terjadi keputihan.
BAB V
PENUTUP

Kondilomata akuminata, atau kutil kelamin (venereal warts)


ialah lesi berbentuk papilomatosis, dengan permukaan verukosa,
disebabkan oleh human papil/omavirus (HPV) tipe tertentu (terutama tipe
6 dan 11), terdapat di daerah kelamin dan atau anus.
Cara penentuan diagnosis, pada anamnesis kondiloma
akuminatum seringkali tidak menimbulkan keluhan, namun pasien
biasanya datang dengan rasa gatal pada bagian lesi, bila terdapat infeksi
sekunder, dapat menimbulkan rasa nyeri, bau kurang enak, dan mudah
berdarah. Pemeriksaaan fisik ditemukan Lesi kulit berupa vegetasi yang
bertangkai dan awal lesi berwarna kemerahan tetapi jika telah lama
berwarna agak kehitaman. Permukaannya berjonjot (papilomatosa), lesi
multiple dengan ukuran paling kecil 0.1x0,1x0,1 sampai terbesar
0,3x0,2x0,3. Pada pemeriksaan penunjang, pemeriksaan laboratorium
dalam keadaan normal, Hasil biopsy menunjukkan adanya gambaran
papiler kompleks yang terdiri dari sel-sel epitel skuamosa yang menjamur,
beberapa di antaranya menunjukkan fitur atipikal dengan inti
hiperkromatik, menunjukkan perubahan koilocytic di lapisan stroma.
Penatalaksanaan dilakukan pembedahan, dan pasca pembedahan
diberikan Antibiotic.
Komunikasi dan edukasi, diberikan pengarakan kepada pasien
untuk setia pada satu pasien konseling pentingnya menggunakan kondom
dan vaksinasi Komplikasi kondiloma akuminata yaitu Dysuria, hematuria,
dan kondiloma akuminata raksasa. Walaupun sering mengalami residif,
prognosisnya baik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hastuti, Dina Putri Chandra, Endra. 2017. Penatalaksanaan Kondilomata


2. Fathurahmad, Pieter L. Suling, Grace M. 2018. Profil Kondiloma
Akuminata di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado Periode Januari 2013 sampai Desember 2013. Jurnal e-Clinic
(eCl), Volume 6, Nomor 2
3. Yudhasmara, Kondiloma Akuminata : Penyakit Menular
Seksual,http://childrenhivaids.wordpress.com/2009/08/10/kondiloma-
akuminata-penyakitmenular-seksual/ .
4. Indriatmi W. Epidemiologi infeksi menular seksual. Semarang; 2012.
5. Djuanda A. Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi
kelima. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. 2009.
6. Lacey, Woodhall, Wikstrom, Ross. European Guideline for the
Management of Anogenital Warts. 2011: 130911.
7. Valarie, Yanofsky, Patel, & Goldenberg. Genital Warts: A Comprehensive
Review. The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology. June 2012:
Vol 5:61.
8. Indriatmi & Ronny. 2016. Kondiloma Akuminatum. Dalam Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. Jakarta: FKUI. 481
9. Achdiat, Tony & Rachmatdinata. 2016. Kondiloma Akuminata di Daerah
anus yang disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus Tipe 6, 11 dan
16 pada Seseorang yang Homoseksual dengan HIV positif. Global
Medical Healthy Comunication: 1:1
10. Daili, Sjaiful Daili, et al. Infeksi Menular Seksual. Edisi keempat. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta 2011. Hal : 140 – 145.
11. Verma, Nand, Vinay dkk. 2016. Amoebiasis cutis: Clinical suspicion is the
key to early diagnosis. Australasian Journal of Dermatology. 51: 51-55

Anda mungkin juga menyukai