PENDAHULUAN
Kutil genitalis sering ditemukan dan menyebabkan kecemasan karena: - tidak enak
dilihat, - bisa terinfeksi bakteri - bisa merupakan petunjuk adanya gangguan sistem
kekebalan.1
ETIOLOGI
Etiologi penyakit ini adalah virus papilloma / HPV (90%).Pada wanita, virus
papiloma tipe 16 dan 18, yang menyerang leher rahim tetapi tidak menyebabkan kutil pada
alat kelamin luar dan bisa menyebabkan kanker leher rahim. Virus tipe ini dan virus papiloma
lainnya bisa menyebabkan tumor intra-epitel pada leher rahim (ditunjukkan dengan hasil Pap-
smear yang abnormal) atau kanker pada vagina, vulva, dubur, penis,mulut, tenggorokan atau
kerongkongan.
GEJALA KLINIS
Kutil genitalis paling sering tumbuh di permukaan tubuh yang hangat dan lembap.
Pada pria, area yang sering terkena adalah ujung dan batang penis dan dibawah kulit
depannya (jika tidak disunat). Pada wanita, kutil timbul di vulva, dinding vagina, leher rahim
(serviks) dan kulit di sekeliling vagina. Kutil genitalis juga bisa terjadi di daerah sekeliling
anus dan rektum, terutama pada pria homoseksual dan wanita yang melakukan hubungan
seksual melalui dubur.
Kutil biasanya muncul dalam waktu 1-6 bulan setelah terinfeksi, dimulai sebagai
pembengkakan kecil yang lembut, lembap, berwarna merah atau pink. Mereka tumbuh
1
dengan cepat dan bisa memiliki tangkai. Pada suatu daerah seringkali tumbuh beberapa kutil
dan permukaannya yang kasar memberikan gambaran seperti bunga kol (blumkol).
Pada wanita hamil, pada gangguan sistem kekebalan (penderita AIDS atau
pengobatan dengan obat yang menekan sistem kekebalan) dan pada orang yang kulitnya
meradang, pertumbuhan kutil ini sangat cepat.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Kutil yang
menetap bisa diangkat melalui pembedahan dan diperiksa dibawah mikroskop untuk
meyakinkan bahwa itu bukan merupakan suatu keganasan. Wanita yang memiliki kutil di
leher rahimnya, harus menjalani pemeriksaan Pap-smear secara rutin.
Dalam pemeriksaan kerokan kulit mikroskop didapati papul – papul kecil warna putih
yang merupakan hiperplasi epitel ( infeksi subklinis ).
PENUNJANG
2. Kolposkopy
3. Histopatology
2
PENGOBATAN
1. Kemoterapi
a. Podofilin
Cara pengobata dengan podofilin ini sering di pakai, hasil baik pada
lesi yang baru, tetapi kurag memuaska pada lesi yang lama atau yang
berbentuk pipih.
b. Asam triklorasetat
c. 5-fluorourasil
Konsentrasi antara 1-5 % dalam krim, dipakai terutama pada lesi dimetus
uretra. Pemberian setiap hari sampai lesi hilag. Sebaiknya pederita tidak miksi
selama 2 jam setelah pengobatan.
3
4. Bedah sekalpel
5. Laser karbondioksida
Luka lebih cepet sembuh dan meiggalkan sedikit jaringan parut, bila dibandingkan
elektrokauterisasi.
6. Interferon
Dapat diberikan dam betuk suntikan (im, intralesi) dan topikal (krim). Inter
feron alfa diberikan dengan dosis 4-6 mU im 3 kali semiggu selama 6 miggu
Interferon beta di berikan dengan dosis 2 x 106 unit im selama 10hari berturut-
turut.
7. Imunoterapi
Pada penderita dengan lesi yang luas dan resisten terhadap pengobatan dan
dapat diberikan pengobatan bersama dengan imunostimulator.
4
BAB II
LAPORAN KASUS
Condiloma acuminata
II. 1 Identitas Pasien
Nama : Ny. n
Umur : 26 tahun
Jenis Klamin : perempuan
Agama : Islam
Alamat : Ngancar RT 01 RW 02 bawen
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Tanggal Pemeriksaan : 24 maret 2014
Pasien diambil : Poliklinik Kulit Kelamin RSUD Ambarawa
Status pasien : Baru
II. 2 Anamnesa
Keluhan Utama : kutil
5
sejak empat bulan yang lalu dan mengaku melakukan hubungan seksual dengan
wanita lain, Keluhan kutil kelamin ini merupakan pertama kalinya dialami oleh suami
pasien dan tidak ada riwayat pengobatan kutil sebelumnya.
Riwayat Pengobatan :
Pasien belum pernah berobat atau membeli obat untuk mengurangi keluhan.
Riwayat obstetri
G1P0A0, 4 BULAN
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien sudah menikah. Pembiayaan rumah sakit secara umum. Kesan ekonomi cukup.
II. 3 PemeriksaanFisik
1. Status generalisata
a. KU : baik, tampak sakit sedang
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Tanda Vital
- Tekanan Darah : 120/70 mmHg
- Nadi : 88x/menit
- Respirasi : 20x/menit
- Suhu : 36,8o C
d. Kepala : Mesocephal, rambut hitam, panjang, lurus, tidak mudah
dicabut
e. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
6
f. Hidung : Sekret (-), mimisan (-), nafas cuping hidung (-)
g. Mulut : Stomatitis (-), sianosis (-), lidah kotor (-), pembesaran tonsil(-)
h. Telinga : Discharge (-), luka (-)
i. Leher : Pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-) , JVP tidak meningkat
j. Thorak :
- Pulmo : Sonor, vesikuler diseluruh lap. paru, suara tambahan (-)
- Cor : Konfigurasi kesan dalam batas normal, SI-II tunggal, bising(-)
i. Abdomen : Supel, tympani, hepar dan lien tak teraba
j. Ekstremitas
- Superior : Akral hangat, oedem (-), sianosis (-)
- Inferior : Akral hangat, oedem (-), sianosis (-)
2. Status Dermatologis
Lokasi I : vagina
UKK : papul multipel, dan beberapa papul bertangkai dengan pada
labia mayora, labia minora, dan dinding vagina luar, leukore (+)
Lesi II : permukaan tidak rata (cauliflower), bertangkai, ukuran 0,5 cm
x 0,5 cm x 0.5 cm,
II. 4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hematokrit 36,2 L 37 – 43
MCH 28 27-34
RDW 12 10-16
7
MPV 9,1 7-11
Pemeriksaan mikrobiologi
Diplococcus Gram Positif : Negatif
Diplococcus Gram Negatif : Positif intrasel
Kuman batang Gram Positif : Negatif
Kuman batang Gram negatif: positif
Clue Cell : Positif
Jumlah lekosit : 0-5/ LPB
Jumlah Epitel : 1-5/ LPB
Yeast : Negatif
8
II. 6 Diagnosis Kerja
Kondiloma akuminata
II. 7 Penatalaksanaan
Non Farmakologi
1. Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan cara pengobatannya.
2. Menjelaskan bahwa kondiloma akuminata adalah penyakit menular seksual
3. Menerangkan bahwa kemungkinan kambuh lagi ada
4. Menjelaskan suami juga harus dibawa berobat karena penularan melalui hubungan
seksual
5. Menyarankan kepada pasien untuk mengkonsumsi obat secara teratur dan tidak
menghentikan pengobatan tanpa seizin dokter
Farmakologi
Infus Rl 20 tpm
Ijeksi ecotrixon
Getamisin 4 x 500
Bedah listrik ( elektrokauterisasi )
II. 8 Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungsionam : ad bonam
Quo ad bonam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
RESUME
Pasien wanita 24 tahun datang kepoliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Ambarawa,
hamil empat bulan mengeluh terdapat kutil pada alat kelaminnya sejak dua bulan lalu.
Awalnya kutil muncul hanya sedikit pada bibir kemaluan bagian luar kemudian makin
bertambah banyak hingga ke dinding vagina bagian luar. Kutil tidak gatal dan tidak nyeri
serta tidak pernah berdarah, pasie juga mengeluh keputihan kurang lebih 2 mingguan,wara
putih susu kental dan berbau.
9
Berdasarkan pemeriksaan fisik, didapatkan pasien nampak sakit ringan, kesadaran
kompos mentis, TD 120/70 mmHg, nadi 88 kali/menit, regular, isi dan tegangan cukup,
frekuensi nafas 20 kali/menit, suhu 36,8 o C.
BAB III
PEMBAHASAN
Diagnosis kondiloma akuminata pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran
klinis dan pemeriksaan fisik
Dari anamnesis didapatkan Pasien wanita 24 tahun sedang hamil empat bulan
mengeluh terdapat kutil pada alat kelaminnya sejak dua bulan lalu. Awalnya kutil muncul
hanya sedikit pada bibir kemaluan bagian luar kemudian makin bertambah banyak hingga ke
dinding vagina bagian luar. Menurut kepustakaan Kondiloma akuminata merupakan salah
satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus)
berupa vegetasi virus HPV tipe tertentu, bertangkai, dan permukaan berjonjot. Karena
penyakit ini merupakan penyakit menular seksual, penularannya tentu dari hubungan seksual.
Nama lain dari kondiloma akuminata dalam bahasa awam adalah penyakit jengger ayam.
Virus HPV sendiri yang memiliki potensi onkogenik tinggi yakni tipe 16 dan 18. Dan
virus ini juga sering dijumpai pada kanker serviks pada wanita.
Predileksi dari penyakit ini adalah bagian tubuh yang hangat dan lembab. Pada pria
yang tersering adalah ujung dan batang penis dan di bawah kulit depannya (bila tidak
disunat). Pada wanita pada vulva, dinding vagina, serviks dan kulit sekeliling vagina. Bisa di
sekeliling anus atau rektum pada pasien yang suka melakukan anal sex
Suami pasien juga mengeluhkan adanya kutil pada penis sejak empat bulan yang lalu
dan mengaku melakukan hubungan seksual dengan wanita lain pada teori di jelakan penyakit
ini merupakan penyakit menular seksual, penularannya tentu dari hubungan seksual yang bisa
di tularkan dari laki – laki atau sebaliknya.
Pasien juga hamil kurang lebih 4 bulan Pada teori wanita hamil, pada gangguan
sistem kekebalan (penderita AIDS atau pengobatan dengan obat yang menekan sistem
kekebalan) dan pada orang yang kulitnya meradang, pertumbuhan kutil ini sangat cepat pada
orang hamil di karnakan imuitas.
10
Gejala klinis yang dialami oleh pasien Awalnya kutil muncul hanya sedikit pada bibir
kemaluan bagian luar kemudian makin bertambah banyak hingga ke dinding vagina bagian
luar. Kutil tidak gatal dan tidak nyeri serta tidak pernah berdarah pada teori di jelakan Kutil
genitalis paling sering tumbuh di permukaan tubuh yang hangat dan lembap. Pada pria, area
yang sering terkena adalah ujung dan batang penis dan dibawah kulit depannya (jika tidak
disunat). Pada wanita, kutil timbul di vulva, dinding vagina, leher rahim (serviks) dan kulit di
sekeliling vagina. Kutil genitalis juga bisa terjadi di daerah sekeliling anus dan rektum,
terutama pada pria homoseksual dan wanita yang melakukan hubungan seksual melalui
dubur.
Kutil biasanya muncul dalam waktu 1-6 bulan setelah terinfeksi, dimulai sebagai
pembengkakan kecil yang lembut, lembap, berwarna merah atau pink. Mereka tumbuh
dengan cepat dan bisa memiliki tangkai. Pada suatu daerah seringkali tumbuh beberapa kutil
dan permukaannya yang kasar memberikan gambaran seperti bunga kol
Diagnosa dari penyakit ini dapat ditegakkan melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik
saja. Kulit yang diangkat dapat diperiksa untuk menyingkirkan diagnosa banding keganasan.
Terapi terbaik untuk pasien ini adalah elektro kauterisasi dengan anestesi lokal dan
dalam literatur juga disebutkan bahwa pengobatan kimiawi sering gagal (biasa hanya ampuh
pada proses yang masih baru / warna masih kemerahan), memakan waktu lama, bahkan dapat
mengiritasi kulit sekitarnya. Untuk terapi non-medikamentosa dengan edukasi pasien sesuai
dengan penatalaksanaan umum, mencari sumber infeksi, dan mencegah kontak dengan
sumber infeksi dengan hubungan seksual yang aman (1 pasangan saja).
Prognosa dari pasien ini untuk quo ad vitam adalah ad bonam karena kondiloma
akuminata tidak mengancam jiwa pasien. Quo ad fungsionam adalah ad bonam karena
11
kondiloma akuminata tidak mempengaruhi fungsi dari genitalia itu sendiri. Quo ad
sanationam adalah dubia karena penyakit ini dapat sembuh atau residif.
DAFTAR PUSTAKA
12