Anda di halaman 1dari 33

VERUKA VULGARIS

Moderator:
dr. dr. I Dewa Ayu , SpKK

Disusun oleh :
Theresa Shanty Anjela Dominggo

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
2018
Identitas Pasien
• Nama : Ny.H
• Umur : 27 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Suku bangsa : Betawi
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Alamat : Jalan Tanah Tinggi Sawah No. D177 RT
006/008
• Status perkawinan : Menikah
Anamnesis
• Dilakukan secara Autoanamnesis, tanggal 7 Februari 2018,
pukul 11.00 WIB.
• Keluhan Utama : kutil pada daerah kaki kanan dan kiri
• Keluhan Tambahan : Gatal
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli kulit kelamin RSPAD dengan
keluhan bejolan-bejolan kecil di daerah punggung kaki
kurang lebih 8 bulan SMRS. Pasien datang berobat karena
bejolan-bejolan di kaki setelah semakin besar dan
bertambah banyak sejak 1 bulan terakhir. Menurut pasien
benjolan dirasakan seperti daging dan padat. Sebelum
timbul bejolan, timbul bintil-bintil kecil warna abu-abu
dan terasa gatal. Pasien menyangkal adanya kemerahan,
bengkak dan nyeri pada daerah kaki. Bintil tersebut
kemudian tumbuh semakin lama semakin membesar.
Selain itu juga timbul bintil-bintil baru lagi di sekitar kaki.
Jika bejolan bertembah besar, pasien tidak merasakan gatal
lagi.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien sebelumnya bekerja sebagai SPG fiesta, pasien sering
menggunakan sepatu yang tertutup untuk bekerja dan saat
beraktivitas sehari-hari. Saat ini pasien sudah berhenti
bekerja kurang lebih 1 tahun. Aktivitas keseharian pasien
sebagai ibu rumah tangga. Pasien mengatakan, selalu
mengerjakan pekerjaan rumah sendiri dan sering berkontak
dengan air seperti mencuci.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada

• Riwayat Penyakit Keluarga.


Tidak ada
Status Generalis
• Kesadaran : Kompos mentis
• Keadaan Umum: Baik
• Status gizi : BB/TB = 45kg/151cm = 19,56 kg/m2 = status gizi baik
• Tekanan Darah: 120/80 mmhg
• Nadi : 90 x /menit
• Pernapasan : 20 x /menit
• Suhu : Afebris
• Kepala : Normocephali, deformitas (-), rambut merata
• Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
• THT : Normotia, normosepta, faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1
• Leher : Kelenjar tiroid dan KGB tidak teraba membesar
• Jantung :Gerak napas kedua dada simetris, rh -/-, wh -/-
• Paru : Bunyi jantung 1 dan 2 reguler, Murmur -, gallop -
• Abdomen : Datar, BU +, normal, timpani, Nyeri tekan -
• Ekstremitas : Akral hangat, edema (-) terdapat tattoo pada bagian depan tungkai
bawah
Status Dermatologikus
• Lokasi :Pada dorsum pedis dekstra dan sinistra
• Efloresensi : Tampak papul ukuran 1x1x1 mm putih
keabuan dan nodul ukuran 2x1x1cm, sirkumskripta,
warna putih keabuan, multiple, berbatas tegas, padat
dengan permukaan kasar di atas kulit normal
(verrucous). Xerosis pada diginti 1 pedis dextra (kering
dan pecah-pecah)
• Papul saat tumbuh
• Gambar 1. Sebuah papul dan nodul pada
dorsum pedis ( dari dekat)
• Gambar 1. Papul dan nodul pada dorsum pedis ( dari dekat)
• PEMERIKSAAN PEMBANTU
• Tidak ada
Resume
Ny H, 27 tahun, datang dengan keluhan kutil di daerah dorsum pedis
sejak 8 bulan yang lalu. 1 bulan terakhir kutil semakin banyak. Kutil
dirasakan seperti daging dan padat. Sebelum timbul bejolan, timbul
bintik-bintik kecil warna abu-abu dan terasa gatal. Bintik tersebut
kemudian tumbuh semakin lama semakin membesar. Selain itu juga
timbul bintik-bintik baru lagi di sekitar kaki. Jika bejolan bertembah
besar, pasien tidak merasakan gatal lagi.
Pasien sebelumnya bekerja sebagai SPG fiesta, pasien
sering menggunakan sepatu yang tertutup untuk bekerja
dan saat beraktivitas sehari-hari. Aktivitas keseharian
pasien sebagai ibu rumah tangga. Aktivitas rutin sering
berkontak dengan air seperti mencuci.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik
dan pasien compos mentis. Status generalisata dalam
batas normal. Pada status dermatologikus, pada daerah
dorsum pedis dekstra dan sinistra tampak papul ukuran
1x1x1 mm dan nodul ukuran 2x1x1cm, sirkumskripta,
warna putih keabuan, multiple, berbatas tegas, padat
dengan permukaan kasar di atas kulit normal
• DIAGNOSIS KERJA
Veruka vulgaris
• DIAGOSIS BANDING
Moloskum kontagiosum
Gambaran klinis moluskum kontagiosum ialah papul
miliar atau lentikular berwarna putih seperti lilin,
berbentuk kubah yang di tengahnya terdapat lekukan
(delle). Lesi dapat terjadi di seluruh tubuh, baik pada kulit
maupun mukosa., dan terkadang menimbulkan rasa gatal.
Diagnosis moluskum kontagiosum bisa disingkirkan
dengan melihat tempat predileksi dan rasa gatal yang tidak
sesuai dengan keluhan penderita
• ANJURAN PEMERIKSAAN
Biopsi & histopatologi

PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa :
• Menjaga kebersihan dan kelembaban, serta tidak menggaruk
daerah kaki bila gatal agar tidak timbul luka baru dan mencegah
infeksi sekunder
• jangan mencungkil kutil. Mencungkil dapat menyebarkan virus
• gunakan alas kaki di kamar mandi atau saat berkontak dengan air
Medikamentosa :
R/ Fuson cream 2% No I
S ue
------------------------------------
• Anjuran tindakan
Dilakukan elektrodesikasi dan kuretase

XI. PROGNOSIS
• Quo ad vitam : Bonam
• Quo ad functionam : Bonam
• Quo ad sanationam : Dubia ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Veruka hiperplasia epidermis papul jinak yang


dapat timbul di bagian mana saja di kulit.

Penyebab: human papillomavirus (HPV).


Kutil (Verruca Vulgaris) adalah
ETIOLOGI

• Human papilloma virus,

• Golongan: virus papiloma (grup papova),


virus DNA dengan karakteristik replikasi
terjadi intranuklear.
Peningkatan Ig E

Diferensiasi Sel Th 1
• Tipe HPV paling sering
terhambat menimbulkan veruka
vulgarisHPV tipe 2 dan 4,
PATOFISIOLOGI

INOKULASI VIRUS
HPV PADA KULIT INFEKSI EPITEL MASUK MELALUI
YANG TRAUMA, SEL PUNCA
KULIT
ABRASI, MASERASI
ATAU FISURA

KETIKA SEL
MEMBELAH, VIRAL REPLIKASI GENOM
DEFEK LAPISAN GENOM VIRAL DI DALAM
EPITELIUM BEREPLIKASI DAN NUKLEUS SEL
REPOSISI SEL BASAL EPITEL
ANAKAN
EPIDEMIOLOGI

TERSEBAR LUAS DI
SELURUH DUNIA, PREVELENSI VERUKA 12%
MENYERANG USIA 4-6 THN, 3,9–4,7%
ANAK-ANAK, USIA 11-16 THN dan 24%
REMAJA DAN usia 16-18 THN.
DEWASA

PRIA : WANITA
1:4
FAKTOR RESIKO

Penggunaan tempat
pemandian umum
Trauma
Seseorang dengan
daya tahan tubuh yang
lemah
Pekerja pemotongan
hewan
Sering berkontak dengan
air / daerah lembab
HISTOPATOLOGI
Veruka terdiri dari
epidermis yang akantotik

Papillomatosis

hiperkeratosis

parakeratosis.

Sel yang terinfeksi HPV  granul-granul eosinofilik kecil

kelompok padat granul-granul


keratohialin basofilik
GEJALA KLINIS

Timbul asimtomatik,

Nyeri bila timbul di palmar atau plantar.

Kuku rusakbila tumbuh pada lipatan atau


bawah kuku

Dimodifikasi dari American Academy of Dermatology [16] ..


Pemeriksaan fisik

Papul berbentuk bulat berwarna abu-abu,


Besar lentikular

Konfluensi berbentuk plakat, permukaan kasar


(verikurosa).

Permukaan Kasar (Verikurosa)


Diagnosis

 Terdapat benjolan kecil

 Veruka vulgaristidak disertai gejala prodromal.

 Pemeriksaan histologi mengkonfirmasikan


diagnosis.

 Antibodi untuk detergent - disrupted HPV particles yang


terpapar dengan antigen L1 dan L2 terdapat pada sebagian
besar HPV.
DIAGNOSIS BANDING

Veruka Plana

Molluskum Kontagiosum
TATA LAKSANA

a. Asam salisilatefektif untuk pengobatan


veruka vulgaris

b. Cryotherapylini pertama kasus veruka vulgaris. 


nitrogen cair umum digunakan di praktek rumah
sakit.

c. Penetrasi ketebalan keratin,  maserasi lapisan


keratin dan penurunan fungsi penghalang.

d. Podofilin resin topikal veruka pada mukosa.


Podofilin tidak diberikan pada pasien yang hamil
potensi obat bisa berubah-ubah.
PENCEGAHAN

Tidak menggigit kuku jari.

Jangan menyikat, menyisir, atau mencukur


daerah yang berkutil.

Jangan mencabut atau mencungkil


kutil

Jaga kaki tetap kering, kutil sulit


dikendalikan di lingkungan yang lembab
PROGNOSIS

Tingkat kesembuhan dipengaruhi oleh faktor-faktor:

Jenis virus

Status kekebalan tubuh

tingkat dan durasi kutil


DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda Adni, Hamzah Mochtar, Aisah Siti. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 6.
Jakarta:FKUI,2013.
2. Androphy EJ, Lowy DR. 2008. Warts in Fitzpatrick’s Dermatology in General
Medicine. Ed 7th Ed Vol 2. USA:Mc Graw Hill Companies. Hal 1914-22
3. Handoko RP, 2010. Penyakit Virus. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 6.
Jakarta:FKUI:110-18.
4. D, James G.Warts. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.
5. L, Norman. Warts : 10 Answer to Frequently Asekd Questions. Web MD. 2012.
6. Duarsa NW, Pindha S, Bratiartha, et al. Veruka Vulgaris dalam Pedoman Diagnosis dan
Terapi Penyakit Kulit dan Kelamin RSUP Denpasar, Bali, 2000, p35
7. Klaus Wolff, Richard Allen Johnson, Dick Suurmond. in Fitzpatrick’s Color Atlas &
Synopsis of Clinical Dermatology: McGraw-Hill’s Access Medicine: 2007
8. Fabbrocini, S. Cacciapuoti, G. Monfrecola.Human Papillomavirus Infection in Child in
The Open Dermatology Journal Vol. 3. Bentham Open;2009. p.111-6.
9. A.Alba, M.Cararach, C. Rodriguez.The Human Papilloma Virus (HPV) in Human
Pathology: Description, Pathogenesis, Oncogenic Role, Epidemiology and Detection
Techniques in The Open Dermatology Journal,Vol. 3. Bentham Open; 2009. p.90-102.
10. Sam Gibbs. Local Treatment for Cutaneous Warts edited by Hywel Williams,Michael
Bigby, Thomas Diepgen, Andrew Herxheimer, Luigi Naldi, BertholdRzany in
Evidence-based Dermatology, BMJ Books: London: 2003, p.423-30.
11. Gayle S. Westhoven.Papillomatosis, Atrophy and Alterations of the Granular Layer
edited by Ramon L. Sanchez, Sharon S. Raimer in Dermatopathology. Landes
Bioscience: Georgetown, Texas: 2001, p. 20-28.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai