Identitas
Nama : An. A
Usia : 8 tahun
Agama : Islam
Alamat : Surabaya
1.Anamnesis
Seorang anak laki-laki usia 8 tahun datang ke poli kulit dan kelamin dengan keluhan timbul
bintik-bintik kemerahan pada kedua telapak tangan dan kaki sejak 1 hari yang lalu. Bintik –
bintik kecil merah awalnya di telapak tangan lalu timbul di daerah kaki, bintik-bintik merah
berisi cairan berwarna bening. Bintik kemerahan tidak gatal, tidak terasa panas dan nyeri.
Bintik kemerahan tidak terdapat di punggung dan perut. Ibu anak mengatakan anak
mengalami sariawan. Beberapa hari yang lalu kakaknya juga mengalami hal yang sama. 1
minggu yang lalu an.A bersama kakaknya berenang di kolam renang didekat rumahnya, ibu
anak tersebut mengatakan sebelumnya belum pernah mengalami hal demikian. Keluhan lain
demam sumer serta batuk dan pilek disangkal. Riwayat imunisasi lengkap. BAB dan BAK
• Asma (-)
• Pelajar kelas 3 SD
Riwayat Pengobatan
Anak belum berobat ke dokter untuk mengurangi keluhan dan belum mengkonsumsi obat
apapun
2. Pemeriksaan Fisik
GCS : 456
Berat badan : 22 Kg
Tinggi Badan : 121 cm
Tanda-Tanda Vital :
▪ Suhu : 36oC
SpO2 : 99%
▪ Kepala
❖ Bentuk : Normosefali
▪ Leher :
Massa (-)
Thoraks
Abdomen
Supel, Flat
• Warna : Eritem
• Jumlah : Multipel
• Batas : Tegas
• Ukuran : Milier-Lentikuler
• Distribusi : Regional
• Effloresensi sekunder: -
Status Dermatologi
• Warna : Eritem
• Jumlah : Soliter
• Batas : Tegas
• Ukuran : Milier
• Distribusi : Regional
• Effloresensi sekunder. :-
Status Dermatologi
• Warna : Eritem
• Jumlah : Multipel
• Batas : Tegas
• Ukuran : Milier-Lentikuler
• Distribusi : Regional
• Effloresensi sekunder: -
Tinjauan Pustaka
Definisi
disebabkan enterovirus nonpolio yang biasanya bersifat ringan dan swasirna. Penyakit ini
sangat menular, ditandai adanya lesi pada mulut serta lesi kulit pada ekstremitas bagian
distal. Coxsackievirus A tipe 16 (CV A16) adalah penyebab tersering HFMD dan biasanya
berhubungan dengan manifestasi klinis yang ringan. Enterovirus 71 yang bersifat neurotropik
juga sering menjadi penyebab HFMD dan dikaitkan dengan manifestasi yang berat ( WHO,
2011 )
Epidemiologi
Beberapa tahun terakhir ini epidemi HFMD yang berkaitan dengan EV 71 lebih banyak
ditemukan di Asia Tenggara termasuk Malaysia (1997) Taiwan (1998) dan Singapura (2000).
Epidemi HFMD juga terjadi di Jepang pada tahun 2000, 2005 dan 2007 serta Cina pada tahun
2008. Epidemi terbesar terjadi pada tahun 1998 di Taiwan yang menginfeksi lebih dari
Etiologi
Coxsackievirus Tipe 16 (CV A16) adalah virus penyebab yang terlibat dalam sebagian besar
kasus infeksi HFMD, tetapi penyakit ini juga terkait dengan coxsackievirus A5, A7, A9 A10,
B2, dan strain B5. Enterovirus 71 (EV-71) juga menyebabkan wabah HFMD dengan
dari enterovirus nonpolio dan merupakan anggota dari famili Picornaviridae. Enterovirus
paling sering pada pasien rawat jalan adalah Coxsackie A16 (Zhu, 2015)
Patogenesis
Menyebar melalui rute fecal-oral atau oral-oral. Transmisi droplet pernapasan juga
dapat terjadi tetapi jarang terjadi. Virus menyebar ke kelenjar getah bening regional dalam
waktu 24 jam yang kemudian menjadi skin rash (makula vesikel ulcer). Masa inkubasi
4 sampai 7 hari dan periode prodromal dari 3 sampai 4 hari kemudian lesi pada mulut sembuh
dalam waktu 1 minggu namun lesi pada tangan dan kaki dapat berlangsung hingga 10 hari
(Andriyani, 2018)
HFMD mempunyai masa inkubasi 4-7 hari. Setelah virus masuk melalui jalur oral
atau pernafasan akan terjadi replikasi awal pada faring dan usus, kemungkinan dalam sel M
mukosa. Replikasi awal pada faring dan usus diikuti dengan multiplikasi pada jaringan
limfoid seperti tonsil, Peyer patches dan kelenjar limfe regional. Penyebaran ke kelenjar limfe
regional ini berjalan dalam waktu 24 jam yang diikuti dengan viremia. Adanya viremia
jauh termasuk hati, limpa, sumsum tulang dan kelenjar limfe yang jauh. Respon imun dapat
menyebabkan terjadinya infeksi subklinis.3, 4 Infeksi klinis terjadi jika replikasi terus
(viremia mayor) ke organ target seperti susunan saraf pusat (SSP), jantung dan kulit.
Kecenderungan terhadap organ target sebagian ditentukan oleh serotipe yang menginfeksi.
manifestasi pada kulit. HFMD yang disebabkan oleh coxscakievirus A16 biasanya berupa lesi
mukokutan ringan yang menyembuh dalam 7–10 hari dan jarang mengalami komplikasi
(Andriyani, 2018)
HFM biasanya mengenai anak-anak usia dibawah 10 tahun pada musim panas. 75-100
% pasien memiliki skin rash terutama pada tangan dan kaki (telapak) dan 30% terdapat pada
Penyakit ini diawali dengan demam sumer, lemas, tidak ada nafsu makan, aktifitas
menurun, kemudian dalam 1 atau 2 hari akan timbul bintik-bintik merah kecil (2-3 mm) yang
akan cepat berubah menjadi bintik merah berair (vesikel), yang tampak pada telapak tangan,
Oral Manifestation :
Pasien mengalami demam dan keluhan nyeri pada rongga mulut dan tenggorokan.
Lesi dimulai dari makula eritema yang kemudian menjadi vesikel lalu menjadi ulcer,
biasanya ditemukan pada lidah, palatum keras, palatum lunak dan mukosa bukal dan mukosa
oral lainnya. Lesi pada mulut lebih meluas daripada yang digambarkan pada Herpangina.
Diagnosis
Dapat dilakukan kultur cairan vesikel dan kultur dari tenggorokan (Laskaris, 2018)
Tatalaksana
Pengobatan HFMD adalah simtomatik dan suportif. Simtomatik artinya ditujukan pada gejala
saja misalnya demam, lemas, bintik-bintik kemerahan yang tampak kering dapat diberikan
Vaseline petroleum jelly 49gr dioleskan 2-3 kali dalam sehari, selain itu terapi suportif adalah
penderita HFMD harus minum air dalam jumlah cukup untuk mencegah terjadinya dehidrasi
(Andriyani, 2018)
Edukasi
• Menjaga kebersihan seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mandi
dengan sabun
• Menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk dengan menggunakan tisu atau
• Menjaga hygiene dari benda yang menjadi media penularan seperti gagang pintu,
• Tidak berbagi alat makan dan minum serta kontak dekat dengan seseorang yang sakit
Prognosis
Secara umum HFMD memiliki prognosis yang baik dan kebanyakan kasus diharapkan dapat
Kesimpulan
Hand, Foot and Mouth Disease merupakan penyakit self limiting disease yang menyerang
anak-anak usia dibawah 10 tahun, dengan manisfestasi klinis berupa demam serta munculnya
lesi berbentuk ulkus pada mulut yang dirasakan sangat nyeri dan perih oleh penderitanya dan
ruam berbentuk macula eritema disertai vesikel pada ekstremitas bagian distal yang tidak
terasa sakit atau gatal. Penegakan diagnosis dapat dilakukan melalui anamnesis serta
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang jaang dilakukan. Terapi yang dapat diberikan
Daftar Pustaka
WHO. A Guide to Clinical Management and Public Health Response for Hand, Foot and
Mouth Diseaase (HFMD). WHO Library Cataloguing in Publication Data ; 2011
Samphutthanon, R. Spatio-Temporal Distribution and Hotspots of Hand, Foot and Mouth
Disease (HFMD) in Northern Thailand. Int. J. Environ. Res. Public Health ; 2014. Hal 312
Zhu, L et all. The Impact of Ambient Temperature on Childhood HFMD Incidence in Inland
and Coastal Area: A Two-City Study in Shandong Province, China. Int. J. Environ. Res.
Public Health ; 2015. Hal 8691
Andriyani, C, Heriwati, D, Sawitri. Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut. Berkala Ilmu
Kesehatan Kulit & Kelamin; 2018. Hal 143
Laskaris, George. Color Atlas of Oral Disease 3rd Ed. New York: Thieme. ; 2018. Hal 7