Anda di halaman 1dari 14

CASE BASED DISCUSSION

HAND FOOT AND MOUTH DISEASE

Disusun oleh : Amira Yasmine 5120021040

Dosen Pembimbing : dr.Winawati Eka Putri Sp.DV, FINSDV

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT


RUMAH SAKIT ISLAM JEMURSARI SURABAYA
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2023
Laporan Kasus

Identitas

Nama : An. A

Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 8 tahun

Agama : Islam

Alamat : Surabaya

Poli : Selasa 24 Januari 2023

1.Anamnesis

Riwayat Penyakit Sekarang

Seorang anak laki-laki usia 8 tahun datang ke poli kulit dan kelamin dengan keluhan timbul

bintik-bintik kemerahan pada kedua telapak tangan dan kaki sejak 1 hari yang lalu. Bintik –

bintik kecil merah awalnya di telapak tangan lalu timbul di daerah kaki, bintik-bintik merah

berisi cairan berwarna bening. Bintik kemerahan tidak gatal, tidak terasa panas dan nyeri.

Bintik kemerahan tidak terdapat di punggung dan perut. Ibu anak mengatakan anak

mengalami sariawan. Beberapa hari yang lalu kakaknya juga mengalami hal yang sama. 1

minggu yang lalu an.A bersama kakaknya berenang di kolam renang didekat rumahnya, ibu

anak tersebut mengatakan sebelumnya belum pernah mengalami hal demikian. Keluhan lain

demam sumer serta batuk dan pilek disangkal. Riwayat imunisasi lengkap. BAB dan BAK

dalam batas normal.


Riwayat Penyakit Dahulu :

• Kejang demam (-)

• Asma (-)

• Varisela (+), ibu An.A mengatakan lupa pada usia berapa

Riwayat Penyakit Keluarga :

• Tidak terdapat riwayat keluarga (orang tua) dengan alergi

❖ Alergi makanan (-)

❖ Alergi obat (-)

Alergi debu, dingin, (-)

Riwayat Sosial Ekonomi dan Kebiasaan :

• Pelajar kelas 3 SD

Riwayat Pengobatan

Anak belum berobat ke dokter untuk mengurangi keluhan dan belum mengkonsumsi obat

apapun

2. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : 456

Berat badan : 22 Kg
Tinggi Badan : 121 cm

Tanda-Tanda Vital :

▪ Nadi : 90 x/menit (reguler)

▪ Pernafasan : 24x/menit (regular)

▪ Suhu : 36oC

SpO2 : 99%

▪ Kepala

❖ Bentuk : Normosefali

❖ Mata : Konjungtiva hipereremis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)

❖ Hidung : Sekret (-)

❖ Mulut : Tonsil T1/T1 hiperemis, sariawan (+)

▪ Leher :

Pembesaran KGB (-)

Massa (-)

Thoraks

Pergerakan dinding thoraks kanan-kiri simetris, tidak didapatkan nyeri tekan

Abdomen

Supel, Flat

Ekstremitas sup & inf : Edema -/-, Deformitas -/-


Status Gizi

BB/TB= BB actual: BBI berdasarkan TB x 100%


= 22: 26 x 100%
= 84% (normal)
TB/U = TB actual: TBI berdasarkan usia x 100%
= 121: 126 x 100%
= 96% (perawakan normal)
Status Dermatologi

• Lokasi : Regio Dorsum Pedis Dextra et Sinistra

• Effloresensi primer : Bula

• Warna : Eritem

• Jumlah : Multipel

• Batas : Tegas

• Ukuran : Milier-Lentikuler

• Bentuk dan susunan. : Bulat

• Distribusi : Regional

• Effloresensi sekunder: -
Status Dermatologi

• Lokasi : Regio Manus Dextra Digiti 2 dan 3

• Effloresensi primer : Vesikel

• Warna : Eritem

• Jumlah : Soliter

• Batas : Tegas

• Ukuran : Milier

• Bentuk dan susunan. : Tidak khas

• Distribusi : Regional

• Effloresensi sekunder. :-
Status Dermatologi

• Lokasi : Regio Genu Sinistra

• Effloresensi primer : Plak

• Warna : Eritem

• Jumlah : Multipel

• Batas : Tegas

• Ukuran : Milier-Lentikuler

• Bentuk dan susunan. : Tidak khas

• Distribusi : Regional

• Effloresensi sekunder: -
Tinjauan Pustaka

Definisi

Hand-foot-and-mouth disease (HFMD) merupakan salah satu penyakit infeksi akut,

disebabkan enterovirus nonpolio yang biasanya bersifat ringan dan swasirna. Penyakit ini

sangat menular, ditandai adanya lesi pada mulut serta lesi kulit pada ekstremitas bagian

distal. Coxsackievirus A tipe 16 (CV A16) adalah penyebab tersering HFMD dan biasanya

berhubungan dengan manifestasi klinis yang ringan. Enterovirus 71 yang bersifat neurotropik

juga sering menjadi penyebab HFMD dan dikaitkan dengan manifestasi yang berat ( WHO,

2011 )

Epidemiologi

Beberapa tahun terakhir ini epidemi HFMD yang berkaitan dengan EV 71 lebih banyak

ditemukan di Asia Tenggara termasuk Malaysia (1997) Taiwan (1998) dan Singapura (2000).

Epidemi HFMD juga terjadi di Jepang pada tahun 2000, 2005 dan 2007 serta Cina pada tahun

2008. Epidemi terbesar terjadi pada tahun 1998 di Taiwan yang menginfeksi lebih dari

120.000 orang dan menyebabkan 78 kematian (Samphutthanon, 2014)

Etiologi

Coxsackievirus Tipe 16 (CV A16) adalah virus penyebab yang terlibat dalam sebagian besar

kasus infeksi HFMD, tetapi penyakit ini juga terkait dengan coxsackievirus A5, A7, A9 A10,

B2, dan strain B5. Enterovirus 71 (EV-71) juga menyebabkan wabah HFMD dengan

keterlibatan neurologis terkait di wilayah Pasifik barat. Coxsackievirus adalah subkelompok

dari enterovirus nonpolio dan merupakan anggota dari famili Picornaviridae. Enterovirus

merupakan virus kecil nonenveloped berbentuk icosahedral yang mempunyai diameter


sekitar 30 nm dan terdiri atas molekul linear RNA rantai tunggal. Penyebab HFMD yang

paling sering pada pasien rawat jalan adalah Coxsackie A16 (Zhu, 2015)

Patogenesis

Menyebar melalui rute fecal-oral atau oral-oral. Transmisi droplet pernapasan juga

dapat terjadi tetapi jarang terjadi. Virus menyebar ke kelenjar getah bening regional dalam

waktu 24 jam yang kemudian menjadi skin rash (makula  vesikel ulcer). Masa inkubasi

4 sampai 7 hari dan periode prodromal dari 3 sampai 4 hari kemudian lesi pada mulut sembuh

dalam waktu 1 minggu namun lesi pada tangan dan kaki dapat berlangsung hingga 10 hari

(Andriyani, 2018)

HFMD mempunyai masa inkubasi 4-7 hari. Setelah virus masuk melalui jalur oral

atau pernafasan akan terjadi replikasi awal pada faring dan usus, kemungkinan dalam sel M

mukosa. Replikasi awal pada faring dan usus diikuti dengan multiplikasi pada jaringan

limfoid seperti tonsil, Peyer patches dan kelenjar limfe regional. Penyebaran ke kelenjar limfe

regional ini berjalan dalam waktu 24 jam yang diikuti dengan viremia. Adanya viremia

primer (viremia minor) menyebabkan penyebaran ke sistem retikuloendotelial yang lebih

jauh termasuk hati, limpa, sumsum tulang dan kelenjar limfe yang jauh. Respon imun dapat

membatasi replikasi dan perkembangannya di luar sistem retikuloendotelial yang

menyebabkan terjadinya infeksi subklinis.3, 4 Infeksi klinis terjadi jika replikasi terus

berlangsung di sistem retikuloendotelial dan virus menyebar melalui viremia sekunder

(viremia mayor) ke organ target seperti susunan saraf pusat (SSP), jantung dan kulit.

Kecenderungan terhadap organ target sebagian ditentukan oleh serotipe yang menginfeksi.

Coxsackievirus, echovirus dan EV 71 merupakan penyebab tersering penyakit virus dengan

manifestasi pada kulit. HFMD yang disebabkan oleh coxscakievirus A16 biasanya berupa lesi
mukokutan ringan yang menyembuh dalam 7–10 hari dan jarang mengalami komplikasi

(Andriyani, 2018)

Tanda dan Gejala Klinis

HFM biasanya mengenai anak-anak usia dibawah 10 tahun pada musim panas. 75-100

% pasien memiliki skin rash terutama pada tangan dan kaki (telapak) dan 30% terdapat pada

pantat (Andriyani, 2018)

Penyakit ini diawali dengan demam sumer, lemas, tidak ada nafsu makan, aktifitas

menurun, kemudian dalam 1 atau 2 hari akan timbul bintik-bintik merah kecil (2-3 mm) yang

akan cepat berubah menjadi bintik merah berair (vesikel), yang tampak pada telapak tangan,

telapak kaki, dan rongga mulut (Andriyani, 2018)

Oral Manifestation :

Pasien mengalami demam dan keluhan nyeri pada rongga mulut dan tenggorokan.

Lesi dimulai dari makula eritema yang kemudian menjadi vesikel lalu menjadi ulcer,

biasanya ditemukan pada lidah, palatum keras, palatum lunak dan mukosa bukal dan mukosa

oral lainnya. Lesi pada mulut lebih meluas daripada yang digambarkan pada Herpangina.

Hand-Foot and Mouth Disease pada mukosa bukal ( Laskaris, 2018 )


Hand-Foot and Mouth Disease pada tangan ( Laskaris, 2018 )

Hand-Foot and Mouth Disease pada kaki ( Laskaris, 2018 )

Diagnosis

Dapat dilakukan kultur cairan vesikel dan kultur dari tenggorokan (Laskaris, 2018)

Tatalaksana

Pengobatan HFMD adalah simtomatik dan suportif. Simtomatik artinya ditujukan pada gejala

saja misalnya demam, lemas, bintik-bintik kemerahan yang tampak kering dapat diberikan

paracetamol syrup 120mg/60 ml 3x2cth,


Vitamin B1 10mg, B2 6mg, B6 10mg, B12 mcg, C 100mg, Nicotinamide 50mg

(Multivitamin Syrup) 1x1, Povidone Iodine 1% 190ml gargle 3 kali,

Vaseline petroleum jelly 49gr dioleskan 2-3 kali dalam sehari, selain itu terapi suportif adalah

penderita HFMD harus minum air dalam jumlah cukup untuk mencegah terjadinya dehidrasi

(Andriyani, 2018)

Edukasi

• Istirahat yang cukup

• Menjaga kebersihan seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mandi

dengan sabun

• Meningkatkan kekebalan tubuh dengan multivitamin

• Asupan makanan yang cukup dan minum cukup sekitar 1,7-2L/hari

• Menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk dengan menggunakan tisu atau

menggunakan lipat siku bagian dalam

• Menjaga hygiene dari benda yang menjadi media penularan seperti gagang pintu,

remote tv dengan desinfektan

• Tidak berbagi alat makan dan minum serta kontak dekat dengan seseorang yang sakit

Prognosis

Secara umum HFMD memiliki prognosis yang baik dan kebanyakan kasus diharapkan dapat

sembuh secara total (Andriyani, 2018)

Kesimpulan
Hand, Foot and Mouth Disease merupakan penyakit self limiting disease yang menyerang

anak-anak usia dibawah 10 tahun, dengan manisfestasi klinis berupa demam serta munculnya

lesi berbentuk ulkus pada mulut yang dirasakan sangat nyeri dan perih oleh penderitanya dan

ruam berbentuk macula eritema disertai vesikel pada ekstremitas bagian distal yang tidak

terasa sakit atau gatal. Penegakan diagnosis dapat dilakukan melalui anamnesis serta

pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang jaang dilakukan. Terapi yang dapat diberikan

adalah terapi simtomatik dan suportif.

Daftar Pustaka
WHO. A Guide to Clinical Management and Public Health Response for Hand, Foot and
Mouth Diseaase (HFMD). WHO Library Cataloguing in Publication Data ; 2011
Samphutthanon, R. Spatio-Temporal Distribution and Hotspots of Hand, Foot and Mouth
Disease (HFMD) in Northern Thailand. Int. J. Environ. Res. Public Health ; 2014. Hal 312
Zhu, L et all. The Impact of Ambient Temperature on Childhood HFMD Incidence in Inland
and Coastal Area: A Two-City Study in Shandong Province, China. Int. J. Environ. Res.
Public Health ; 2015. Hal 8691
Andriyani, C, Heriwati, D, Sawitri. Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut. Berkala Ilmu
Kesehatan Kulit & Kelamin; 2018. Hal 143
Laskaris, George. Color Atlas of Oral Disease 3rd Ed. New York: Thieme. ; 2018. Hal 7

Anda mungkin juga menyukai