Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

SISTEM PERNAFASAN (Kasus Tonsilitis)


Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah mata kuliah
Medical Bedah (KMB 1)
Dosen pengampu : Rejo SST,M.kes

Disusun oleh :
Tri Widaryanti (DA120025)

PRODI DIII KEPERAWATAN


STIKES MAMBA’UL ULUM SURAKARTA
2021
1. Definisi Tonsilitis

Peradangan pada tonsil yang dapat disebabkan oleh bakteri atau virus, termasuk
strain bakteri Streptokokus, Adenovirus, virus Influenza, virus Epstein-Barr, Enterovirus,
dan virus Herpes simplex. Salah satu penyebab paling sering pada tonsilitis adalah bakteri
grup A Streptococcus beta hemolitik (GABHS) dan disebarkan melalui udara (air borne
droplets), tangan dan ciuman. Peradangan tonsil akan menyebabkan pembesaran di daerah
tonsil sehingga sulit untuk menelan. Apabila tidak terjadi penyembuhan yang sempurna
pada tonsil, dapat terjadi infeksi berulang. Apabila keadaan ini menetap, bakteri patogen
akan bersarang di dalam tonsil dan terjadi peradangan yang kronis atau yang disebut
dengan tonsilitis kronis (Fakh, Novialdi, & Elmatris, 2016; Sundariyati, 2017).

2. Penyebab (etiologi)

1. Tonsillitis disebabkan oleh virus

Mayoritas tonsilitis disebabkan oleh virus (seperti Adenovirus, virus Influenzae,


virus Parainfluenzae, Respiratory Syncytial Virus dll) yang dapat mempengaruhi saluran
pernapasan bagian atas, termasuk virus yang menyebabkan mononukleosis infeksius (virus
Epstein-Barr). Tonsilitis akut yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr yang dapat
menyebabkan infeksi mononukleosis. Ini juga disebut 'penyakit berciuman' karena
penyebarannya melalui air liur dan biasanya menyerang remaja dan dewasa muda.

Ini ditandai dengan :

a. Sakit tenggorokan

b. Demam

c. Pembesaran kelenjar getah bening serviks

d. Amandel membesar dan kelelahan

e. Manifestasi klinis lainnya adalah splenomegali (pembesaran limpa), hepatomegali dan


hepatitis (pembesaran hati dan peradangan hati) dan jumlah trombosit dan darah putih
yang rendah (Otolaringology. 2018).
2. Tonsillitis disebabkan oleh bakteri

Tonsilitis juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri (seperti spesies Streptococcus, spesies
Staphylococcus).

Gejala yang disebabkan antara lain :

a. Tiba-tiba timbul rasa sakit dan rasa sakit saat menelan

b. Kelenjar getah bening lembut di leher

c. Demam tinggi Kurangnya gejala saluran pernapasan atas (seperti hidung tersumbat,
sumbatan hidung) (Otolaringology, 2018)

3. Patofisiologi

Tonsilitis merupakan penyakit yang ditularkan melalui droplet sehingga kuman


menginfiltrasi lapisan epitel ketika terjadi infeksi yang berulang maka akan
menyebabkan tonsil tidak dapat membunuh kuman yang berada pada tonsil sehingga
menyebabkan banyak kuman yang mendiami tonsil maka akan terjadi dimana kondisi
tubuh akan mengalami gangguan pada fungsi pertahanan tubuh menurun maka akan
semakin berat jika kondisi tubuh sedang menurun karena peradangan sebelumnya pada
saat epitel terkikis maka jaringan limfoid superkistal mengambil perannya yaitu
mencegah radang dengan menginfiltrasi leukosit polimorfonuklear karena peradangan
yang berulang maka selain epitel mukosa dan jariangan limfoid diganti dengan jaringan
parut sehingga terjadi pengecilan atau pengerutan dan kripti melebar kemudian proses
perjalanan infeksi masih terus berlanjut sampai menembus kapsul tonsil sehingga
menyebabkan pelekatan pada jaringan disekitar fossa tonsilaris yang menyebabkan
tonsilitis. (Sundariyati, 2017)
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
1.1 Identitas Penderita
Nama : An. V
Umur : 4 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Singkalan – Sidoarjo
Diagnosa Medis : Adenotonsilitis kronis
Post Adenotonsilektomy
MRS : 9 September 2004 Pk. 20.45 WIB

Ruang : Anggrek 3-1

Tanggal pengkajian : 10 September 2004 Pk. 15.00 WIB

1.2 Riwayat Penyakit Sekarang

Alasan utama MRS : Klien dirawat di RS karena mengalami sakit untuk menelan
sejak 1 bulan yang lalu.

Keluhan utama : Klien mengatakan sakit pada daerah ( leher ) tenggorokan tepatnya
pada daerah luka setelah dilakukan operasi pengangkatan amandel, sakit dirasa
bertambah bila untuk menelan.

Riwayat Penyakit Dahulu : Klien tidak pernah menderita penyakit menular /


menahun.

Riwayat penyakit keluarga : Keluarga tidak ada yang menderita penyakit


menular/menahun.

Riwayat kehamilan dan kelahiran :

– Prenatal : Tidak terkaji.

– Natal : Tidak terkaji.

Riwayat Tumbuh Kembang :

– Adaptasi social : Klien dapat mengerti / mengenal orang sekelilingnya.


– Bahasa : Klien dapat berkomunikasi dengan orang sekelilingnya.
– Motorik halus : Tidak terkaji
– Motorik kasar : Klien sudah dapat berjalan dan duduk ( sesuai tingkat usia ).
Tingkat perkembangan lain tidak terkaji karena keadaan umum klien lemah dan
keterbatasan waktu.

1.3 Pola Fungsi Kesehatan


a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Sebelum MRS : perawatan diri dilakukan orang tua.
Saat MRS : perawatan diri dan kebutuhan klien dibantu oleh keluarga dan perawat.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Sebelum MRS : kebiasaan makan 3x sehari dengan porsi nasi, lauk dan sayur. Pola
makan teratur. Klien tidak mempunyai riwayat alergi, kebiasaan minum di rumah
menggunakan air putih ( ± 5 gelas/hari ).
Saat MRS : selama pengkajian klien masih belum mendapat diit kecuali ice cream.
Wajah klien tampak menahan sakit waktu menelan. Terpasang infuse D5 1/2Ns 16
tts/mt ditangan kiri.
c. Pola eliminasi
Sebelum MRS : tidak terkaji.
Saat MRS : selama pengkajian klien belum BAB. BAK 2x urine warna kuning
jernih, bau khas dan tidak ada gangguan miksi.
d. Pola tidur dan istirahat
Sebelum MRS : tidak terkaji
Saat MRS : Klien istirahat di tempat tidur, Klien terbangun kalau lehernya nyeri.
e. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum MRS : klien sehari – hari bermain dengan teman sebayanya.
Saat MRS : Klien hanya tiduran di atas tempat tidur.
f. Pola hubungan dan peran
Interaksi dengan keluarga baik, dengan adanya keluarga yang menunggu.
g. Pola persepsi dan konsep diri
- Self esteem : Klien menangis setiap dilakukan tindakan oleh perawat
- Peran : klien sebagai seorang anak.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Status kesehatan umum


 Keadaan umum : Lemah
 Kesadaran : Composmentis
 Nadi : 100 x/menit
 Suhu : 37 °C
 RR : 22 x/menit
b. Kepala
Rambut penyebaran rata, bersih, warna hitam, konjungtiva tidak anemis, sklera
putih, mata tampak sayu, hidung tidak terdapat secret, tidak ada polip, mukosa bibir
lembab, ada karies gigi, tenggorokan : terdapat luka bekas operasi, warna merah,
keluar darah ( merembes ).
c. Leher
Tidak kaku kuduk, tidak ada pembesaran kelenjar limphe dan kelenjar thyroid.
d. Dada
Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi intercostal.
Paru wheezing/ronchi -/- , suara perkusi sonor.
Jantung tak tampak ictus cordis, suara S1/S2 tunggal.
e. Perut
Perut supel, bising usus ( + ), tidak ada pembesaran hepar dan limpa.
f. Genetalia
Tidak terkaji
g. Ekstremitas
Akral hangat, tidak ada oedem, tidak ada atropi dan kontraktur, turgor baik.

3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium tanggal 8 September 2004

HB : 11 gr/dl

Hematokrit : 34%

LED : 50 mm/jam

Lekosit : 8.500 mm3

Hitung jenis : 1/0/4/39/56/0

Trombosit : 438.000 /mm3

Eritrosit : 4,33 juta/mm3

Waktu perdarahan : 1.00 menit

Waktu pembekuan : 8,45 menit

PPT : 26,4 Kontrol 29,1 detik

KPTT : 16,1 Kontrol 12,4 detik

4. Therapi
– Infuse D1/4 NS 16 tts/mt
– Ampicillin 3X500 mg
– Kalmetashon 3X1/2 amp
– Nolvalgin 3X1/2 amp

ANALISA DATA

PENGELOMPOKKAN KEMUNGKINAN MASALAH


DATA PENYEBAB
DS : klien mengatakan Terputusnya kontinuitas Gangguan Rasa Nyaman
sakit pada daerah leher jaringan ( Nyeri )
( tenggorokan), sakit
bertambah jika dibuat
menelan
DO : – ekspresi wajah
tampak menahan sakit

– N : 100
x/menit

– Terdapat luka di
daerah tenggorokan, warna
merah, keluar darah ( merem
bes ) Nyeri telan

Pola nutrisi

DS : klien mengatakan
sakit pada daerah leher
( tenggorokan ), sakit
bertambah jika dibuat
menelan

DO :- Klien masih belum


mendapat diet kecuali ice
cream

– K/u lemah

– Terdapat luka di
daerah tenggorokan, warna
merah
Rapuhnya jaringan post
op
Resiko perdarahan
DS : klien mengatakan
sakit pada daerah leher
( tenggorokan ), sakit
bertambah jika dibuat
menelan

DO : – k/u lemah

– Terdapat luka bekas


operasi di daerah
tenggorokan, warna
merah,keluar darah
( merembes )

– klien memakai kalung


es

– diit klien ice cream

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

No. DIAGNOSA TANGGAL TANGGAL KETERANGA


KEPERAWATAN DIKETEMUK TERATASI N
AN

1. Gangguan rasa 10/09/2021


nyaman ( nyeri )
berhubungan dengan
terputusnya kontinuitas
jaringan yang ditandai
dengan :

– klien mengatakan
sakit pada daerah leher
( tenggorokan ), sakit
bertambah jika dibuat
menelan

– ekspresi wajah
tampak menahan sakit

– Nadi :100 x/menit

– Terdapat luka di
daerah tenggorokan,
warna merah, keluar
darah ( merembes )

10/09/2021 13/09/2021
Gangguan pola nutrisi
2. berhubungan dengan
nyeri telan yang ditandai
dengan
– klien mengatakan
sakit pada daerah leher
( tenggorokan ), sakit
bertambah jika dibuat
menelan

– Klien masih belum


mendapat diet kecuali ice
cream

– k/u lemah

– Terdapat luka di
daerah tenggorokan,
warna merah

Resiko perdarahan
3. berhubungan dengan 10/09/2021 12/09/2021
rapuhnya jaringan post op
yang ditandai dengan :

– klien mengatakan
sakit pada daerah leher
( tenggorokan ), sakit
bertambah jika dibuat
menelan

– terdapat luka post


operasi di daerah
tenggorokan, warna
merah, keluar darah
( merembes )

– klien memakai
kalung es

– diit klien ice cream

ASUHAN KEPERAWATAN

a. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan terputusnya kontinuitas


jaringan yang ditandai dengan :
– klien mengatakan sakit pada daerah leher ( tenggorokan ), sakit bertambah jika
dibuat menelan
– ekspresi wajah tampak menahan sakit
– Nadi :100 x/menit
– Terdapat luka di daerah tenggorokan, warna merah, keluar darah ( merembes )
Tujuan :
Jangka pendek : Dalam waktu 1 – 2 jam nyeri berkurang sampai dengan hilang.
Jangka panjang : Dalam waktu 1 – 7 hari nyeri hilang.

Kriteria Hasil :
Ekspresi wajah tampak cerah.
Tanda – tanda vital dalam batas normal.

Intervensi :
1. Kaji kualitas, kuantitas dan tingkat nyeri.
Rasional : Data laporan tentang nyeri membantu perawat untuk
mengidentifikasi dan melakukan tindakan berikutnya.
2. Jelaskan pada keluarga tentang sebab – sebab nyeri.
Rasional : Meningkatnya pengetahuan pasien dan keluarga dapat membantu
meningkatkan mekanisme koping.
3. Ajarkan teknik distraksi dan relaksi.
Rasional : Teknik mengalihkan perhatian dan relaksasi nafas dalam dapat
menurunkan ketegangan otot, meningkatkan sirkulasi darah dan menurunkan
intensitas nyeri.
4. Observasi tanda – tanda vital.
Rasional : Ketidaknyamanan ( nyeri ) berpengaruh pada perubahan tanda vital,
untuk mengidentifikasi dini adanya perubahan.
5. Kolaborasi dengan team dokter dalam pemberian obat analgesic.
Rasional : Obat analgesik membantu mengurangi nyeri.
b. Gangguan pola nutrisi berhubungan dengan nyeri telan yang ditandai dengan
– Klien mengatakan sakit pada daerah leher ( tenggorokan ), sakit bertambah jika
dibuat menelan
– Klien masih belum mendapat diet kecuali ice cream
– K/u lemah
– Terdapat luka di daerah tenggorokan, warna merah
Tujuan :
a. Jangka pendek : Dalam waktu 1 – 2 jam nyeri berkurang sampai dengan
hilang.
b. Jangka panjang : Dalam waktu 1 – 7 hari kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil :
Peningkatan masukan oral
Intervensi :
a. Tentukan kalori harian
Rasional : Dengan mengetahui kalori yang dibutuhkan dapat mengetahui jumlah
diit yang diperlukan.
b. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
Rasional :.Nutrisi yang adekuat dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan
mempercepat penyembuhan luka.
c. Beri dorongan individu untuk makan, khususnya makanan lunak.
Rasional :.Asupan makanan yang cukup dan adekuat dapat meningkatkan daya
tahan tubuh.
d. Berikan kesenangan, suasana makan yang rileks
Rasional :.Suasana yang nyaman meningkatkan semangat klien untuk makan.
e. Sajikan makanan porsi kecil tapi seringRasional : Makanan dalam porsi kecil
dapat mengurangi intensitas dalam menelan.

3. Resiko perdarahan berhubungan dengan rapuhnya jaringan post op yang ditandai


dengan :
– klien mengatakan sakit pada daerah leher ( tenggorokan ), sakit bertambah jika
dibuat menelan.
– terdapat luka post operasi di daerah tenggorokan, warna merah, keluar darah
( merembes )
– klien memakai kalung es
– diit klien ice cream
Tujuan :
a. Jangka pendek : Dalam waktu 1 – 2 jam post op tidak terdapat tanda-tanda
perdarahan.
b. Jangka panjang : Dalam waktu 1 – 7 hari post op tidak terjadi perdarahan
Kriteria Hasil :
Tidak ada tanda-tanda perdarahan
Intervensi :
a. Beri posisi yang senyaman mungkin
Rasional :. Memberi kenyamanan pada pasien
b. Beri kalung es disekitar area operasi
Rasional :.Es mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah sehingga menekan
perdarahan
c. Beri es cream ( yang halus, tidak merangsang batuk ), sesering mungkin
Rasional :.Batuk menyebabkan penekanan pada vaskuler sehingga mempertinggi
resiko perdarahan.
d. Hindari makanan panas dan kasar selama 1 minggu
Rasional :.Makanan panas mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah yang
meningkatkan resiko perdarahan, makanan kasar bisa melukai area post operasi
yang bisa menyebabkan perdarahan.

TINDAKAN KEPERAWATAN

Dx Tanggal/Jam TINDAKAN TTD


Ke
p

1 2 3 4

Dx 10/09/21 1. Mengkaji kualitas, kuantitas dan tingkat


nyeri :
I
15.00 – Lokasi daerah leher tepatnya
tenggorokan
– Sakit bertambah bila dibuat menelan
15.10 2. Mengobservasi tanda – tanda vital
– N : 100 X/mt
15.15 – RR : 22 X/mt
3. Menjelaskan kepada klien dan keluarga
tentang sebab nyeri
15.30
4. Membantu tehnik relaksasi napas dalam
lewat mulut
5. Memberikan injeksi novalgin ½ ampul
IV
Dx
II 10/09/21
1. Menentukan kalori harian dalam diit
15.00 klien ( sementara diet es krim )
2. Menjelaskan pentingnya nutrisi yang
adekuat, misal diet bubur halus, tidak
15.30 merangsang batuk dan tidak panas
3. Memberikan suasana kamar dan
lingkungan yang nyaman, dengan
memberi penyegar ruangan dan
membatasi pengunjung
4. Mendorong klien agar porsi makan
dihabiskan
Dx 10/09/21
III 1. Memberikan posisi miring dan posisi
15.00 yang dirasa klien nyaman
2. Memberi kalung es sesering mungkin
3. Tidak memberikan diet yang panas dan
17.00 kasar selama post operasi
4. Memberikan es krim dan air putih yang
dingin sesering mungkin

1 2 3 4

Dx 11/09/21 1. Memberikan injeksi novalgin ½ ampul


IV
I
08.00 2. Membantu tehnik relaksasi napas dalam
lewat mulut
3. Mengkaji kualitas, kuantitas dan tingkat
12.00 nyeri :
– Lokasi daerah leher tepatnya
tenggorokan
– Sakit bertambah bila dibuat menelan
4. Mengobservasi tanda – tanda vital
07.00
– N : 100 X/mt
– RR : 22 X/mt

1. Menentukan kalori harian dalam diit


Dx klien ( diet bubur halus )
2. Menjelaskan pentingnya nutrisi yang
III
adekuat, misal diet bubur halus, tidak
merangsang batuk dan tidak panas
3. Memberikan suasana kamar dan
lingkungan yang nyaman, dengan
memberi penyegar ruangan dan
membatasi pengunjung
4. Mendorong klien agar porsi makan
dihabiskan
5. Memberikan makanan sedikit – sedikit
dan memberikan es krim disela – sela
makan

Dx 08.00 1. Memberikan posisi miring dan posisi


yang dirasa klien nyaman
IV 2. Memberi kalung es sesering mungkin
3. Tidak memberikan diet yang panas dan
kasar selama post operasi
4. Memberikan es krim dan air putih yang
dingin sesering mungkin

EVALUASI

TGL Dx Kep EVALUASI TTD

1 2 3 4

11/09/21 Dx I S : Klien mengatakan nyeri berkurang,


nyeri buat makan
O : Terdapat bekas luka ditenggorokan,
tidak berdarah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

– Kaji kualitas, kuantitas dan tingkat


nyeri
– Ajarkan tehnik destraksi dan relaksasi
– Observasi tanda – tanda vital
– Melaksanakan program terapi analgetik

S : Klien mengatakan masih nyeri telan


O : Diet Bubur halus habis ½ porsi,
minum es krim
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

–Tentukan kalori harian


–Jelaskan pentingnya nutrisi yang
Dx II adekuat
–Beri dorongan individu untuk makan,
khususnya makanan lunak
–Berikan suasana makan yang rileks

S : Klien dan keluarga mengatakan ludah


berdarah sedikit
O : Terdapat bekas luka ditenggorokan,
terdapat darah sedikit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

– Beri posisi yang senyaman mungkin


– Beri kalung es disekitar area operasi
– Beri minuman dingin sesering mungkin
– Hindari makanan panas dan kasar
selama 1 minggu

Dx III

1 2 3 4

12/09/21 Dx I
S : Klien mengatakan nyeri berkurang,
nyeri buat makan
O : Terdapat bekas luka ditenggorokan,
tidak berdarah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

– Kaji kualitas, kuantitas dan tingkat


nyeri
– Ajarkan tehnik destraksi dan relaksasi
– Observasi tanda – tanda vital
– Melaksanakan program terapi analgetik

S : Klien mengatakan masih nyeri telan


Dx II
O : Diet Bubur halus habis ½ porsi,
minum es krim
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

– Tentukan kalori harian


– Jelaskan pentingnya nutrisi yang
adekuat
– Beri dorongan individu untuk makan,
khususnya makanan lunak
– Berikan suasana makan yang rileks

S : Klien dan keluarga mengatakan ludah


berdarah sedikit
O : Terdapat bekas luka ditenggorokan,
terdapat darah sedikit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Dx III
– Beri posisi yang senyaman mungkin
– Beri kalung es disekitar area operasi
– Beri minuman dingin sesering mungkin
– Hindari makanan panas dan kasar
selama 1 minggu

1 2 3 4

13/09/21 Dx I
S : Klien mengatakan nyeri berkurang,
nyeri buat makan
O : Terdapat bekas luka ditenggorokan,
tidak berdarah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

–Kaji kualitas, kuantitas dan tingkat


nyeri
–Ajarkan tehnik destraksi dan relaksasi
–Observasi tanda – tanda vital
–Melakasanakan program terapi
analgetik

S : Klien mengatakan masih nyeri telan

Dx II
O : Diet Bubur halus habis ½ porsi,
minum es krim

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

–Tentukan kalori harian


–Jelaskan pentingnya nutrisi yang
adekuat
–Beri dorongan individu untuk makan,
khususnya makanan lunak
–Berikan suasana makan yang rileks

S : Klien dan keluarga mengatakan ludah


Dx III
tidak berdarah
O : Terdapat bekas luka ditenggorokan,
tidak terdapat darah
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
– Beri posisi yang senyaman mungkin
Dx I

– Beri kalung es disekitar area operasi

– Beri minuman dingin sesering mungkin

– Hindari makanan panas dan kasar


13/09/21 selama 1 minggu

Dx II
DAFTAR PUSTAKA

Maulana Fakh, Ivan, Novaldi, dan Elmatris, 2016. “Artikel Penelitian Karakteristik Pasien
Tonsilitis Kronis Pada Anak Di Bagian THT-KL RSUP Dr.M.Djamil Padang.”
Kesehatan Andalas 5(2):436-42. http://jurnal.fk.unand.ac.id.

Otolaringology. (2018, Maret 27). Retrieved Maret 13, 2019, fron National Heart Center
Singapore:
https://www.nhcs.sg/patient-care/conditions-treatments/acute-pharyngitis-
tonsilitis/causes-risk-factors

Sundariyati, I. G. (2017). Tonsilitis Kronis Eksaserbasi Akut. Bali: Universitas Udayana

Anda mungkin juga menyukai