Diagnosa banding
Psoriasis
Ptyriasis rosea
Morbus Hansen PB/MB
Tatalaksana
Ketoconazole 1/2x1 tab
Ketoconazole 2% cream 2dd ue
Analisa kasus
Tinea Korporis
Tinea korporis adalahadalah salah satu tipe infeksi jamur dermatofita, yang
memiliki sifat mencernakan keratin di jaringan yang mengandung zat tanduk, misal
stratum korneum pada epidermis, rambut dan kuku.
Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan agen penyebab.
Sumber penularan dapat berasal dari manusia (jamur antropofuilik), binatang
(jamur zoofilik) atau dari tanah (jamur geofilik)
Dermatofita yang seringkali menyebabkan tinea korporis adalah Trichophyton
Rubrum dan Tricophyton Mentagrophytes
Patofisiologi Tinea Corporis
1. Perlekatan ke keratinosit
2. Penetrasi melalui ataupun di antara sel.
3. Perkembangan respon host
Tanda dan gejala
https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/tinea-
corporis
Lesi berbentuk infiltrat eritematosa, berbatas tegas, dengan bagian tepi yang lebih aktif daripada bagian tengah
(central healing), dan konfigurasi polisiklik.
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang jarang dilakukan karena diagnosis dapat ditegakan dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik, tetapi jika ingin memastikan dapat menggunakan
lup dan pemeriksaan KOH (hifa panjang dan artospora)
Dapat juga digunakan Wood’s lamp yang akan memberikan warna kehijauan
Dapat juga dikembang biakkan secara basah menggunakan agar dekstrosa Saboraud
Keluhan pasien yang menderita tinea corporis adalah gatal beserta terdapat lesi
merah bersisik. Tanpa disadari, pasien memiliki riwayat kontak dengan orang yang
mengalami dermatofitosis.
Diagnosis Banding
Psoriasis
Ptyriasis rosea
Morbus Hansen PB/MB
Terapi
Griseofulvin : pengobatan dilanjutkan hingga 2 minggu setelah sembuh klinis dan
diberikan dengan makanan yang banyak mengandung lemak
Ketokonazol : untuk kasus yang resisten dengan griseofulvin dengan dosis
200mg/hari selama 10-14 hari pada pagi hari setelah makan. Absorpsi ketokonazol
lebih baik jika dalam keadaan pH asam, sehingga dapat dikombinasikan dengan
pemberian vitamin C
Itrakonazol : pengganti ketokonazol. Diberikan dosis 100-200 mg 2 kali/hari
selama 3 hari.
Terbinafin : dapat juga diberikan sebagai pengganti griseofulvin, dosis 62.5 mg-250
mg/hari selama 2-3 minggu.
Prognosis
Ad vitam: dubia ad bonam
Ad Functionam: dubia ad bonam
Ad Sanationam: dubia ad bonam
THANKYOU
Mohon asupannya…
Reference
Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W, penyunting. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke-7. Jakarta:
Badan Penerbit FKUI;2014
Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP, penyunting. Fitzpatrick’s color atlas & Synopsis of clinical Dermatology.
Edisi ke-7. Singapura: Elsevier Saunders 2013
Arenas R, Estrada R, penyunting. Tropical Dermatology. Georgetown :Landes Bioscience;2001
Budimulja U; Djuanda A; Hamzah M. Aisah S. editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin cetakan ke 6. Jakarta,
Balai Penerbit FKUI, 2010 : h.89-109.
Wolff K, Goldsmith LA, Freedberg IM, Kazt SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editor. Dalam:
Fitzpatrick’s Dermatology in general medicine. Edisi ke-8. New York: McGraw-Hill; 2012.h3247-3264.
James.WD, Berger TG, Elston Dm. disease resulting from fungi and yeasts. In, Andrewa Diseases of The
Skin:Clinical Dermatologi.Ed10th.Kanada.2006.P297-299
Perhimpunan Dokter spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia(PERDOSKI). Panduan Praktik Klinis.Jakarta.
2017.h50-57
Jack L Lesher, Jr, MD. Tinea Corporis. https://emedicine.medscape.com/article/1091473-overview