HIPERTIROID
Oleh :
dr. Anandanu Pramadya Manuputty
Pembimbing Internship :
dr. Zam Iwana
Daftar Pustaka:
1. Price, Anderson. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit edisi 6. Vol 2.
Jakarta : EGC. Hal 1225.
2. Sherwood, Lauralee. Sistem endokrin. Dalam : Fisiologi manusia dari sel ke sistem
2
edisi 2. Jakarta : EGC. 2001. Hal 644.
3. Syarif, Amir. Elysabeth. Amubisid. Dalam : Gunawan, Sulistia Gan. Setiabudy,
Rianto. Nafrialdi. Farmakologi dan terapi edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit UI. 2008.
Hal 551-554.
4. Sudoyo, Ayu. Setiyohandi, Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata, Marcellus. Setiati,
Siti . Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi kelima. Jilid III. Jakarta : EGC. Hal 1993.
5. Robbins. Buku ajar Patologi. Edisi ketujuh. Volume 2. Jakarta : EGC. Hal 81
Hasil Pembelajaran:
1. Gejala dan tanda hipertiroid
2. Identifikasi dan diagnosis hipertiroid
3. Manejemen hipertiroid
4. Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertiroid
3
2. Objective
Pemeriksaan fisik:
- SS/ CM
2
- BB = 42 kg; TB = 155cm; IMT = 17,5 kg/m
- Tanda vital:
0
TD: 150/80 mmHg N: 120x/menit P: 24x/menit S:36,5 C
- Thoraks :
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, ikut gerak napas, bentuk normochest
Palpasi : tidak ditemukan massa tumor dan nyeri tekan, vokal fremitus s
ama
kanan dan kiri
Perkusi : sonor kedua lapangan paru, batas paru hepar sela iga VI anterio
r
dextra.
Auskultasi : bunyi pernapasan vesikuler, Rhonki (-) Wheezing (-)
- Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tampak pada sela iga Vgaris midclavicula sinistra
Palpasi : Ictus cords teraba pada sela iga V garis midclavicula sinistra
4
Perkusi : Batas jantung atas : sela iga III garis sternal sinistra
Batas jantung kanan : sela iga IV garis parasternal dextra
Batas jantung kiri : sela iga V sebelah kanan garis axilla anterior
Auskultasi : Bunyi jantung I/II irreguler, murmur (-), gallop (+)
- Abdomen :
Inspeksi : datar, ikut gerak napas
Auskultasi : bising usus (+)
Palpasi : NT (-), Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
- Ekstremitas :
Edema ekstremitas inferior +/+
Pemeriksaan Laboratorium:
Hb : 10,3 gr/dl
GDS : 100 mg/dl
LED : 9 mm/jam
Natrium : 138 mmo/L
Leukosit : 5800/ul
Kalium : 3,1 mmo/L
5
Trombosit : 231.000/ul
Clorida : 105 mmo/L
Ureum : 8 mg/dl
3. Assessment
Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves, suatu p
enyakit
tiroid autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk menghasilkan
hormon yang
berlebihan.
6
sa lelah, berdebar-
debar, tangan terasa gemetar, dan sering berkeringat. Sesak nafas
disertai dengan nyeri dada seperti ditimpa beban yang berat. Selain
itu kedua kaki pasien juga dirasakan bengkak sejak sakit ini. Keluarga
pasien mengatakan pasien nampak mengalami penurunan berat badan.
Riwayat penyakit gondok racun (-), riwayat penyakit jantung (-),
riwayat HT (-)
4. Plan
Obat AntiTiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika do
sis berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Pengobatan jangka panjang
dengan obat-obat antitiroid seperti PTU atau methimazol, yang diberikan paling
sedikit selama 1 tahun. Obat-obat ini menyekat sintesis dan pelepasan tiroksin.
Penyekat beta seperti propranolol diberikan bersamaan dengan obat-obat
antitiroid. Karena manifestasi klinis hipertiroidisme adalah akibat dari pengaktif
an simpatis yang dirangsang oleh hormon tiroid, maka manifestasi klinis tersebut
akan berkurang dengan pemberian penyekat beta; penyekat beta manurunkan
takikardia, kegelisahan dan berkeringat yang berlebihan. Propranolol juga
menghambat perubahan tiroksin perifer menjadi triiodotironin.
7
Penatalaksanaan Awal:
Rencana Pemeriksaan: