Anda di halaman 1dari 52

Laporan Kasus

Bronkiolitis Akut

Disusun oleh : dr. Christian Sarmento Giam


Pembimbing : dr. Johny Gunawan, SpA
IDENTITAS PENDERITA
• Nama : An. AN
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Umur : 9 bulan/ 08 November 2018
• Alamat : Sumur bor RT05/RW02 Jakarta barat
• Masuk RS : 08 Agustus 2019, pukul 15.00 WIB
IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ayah : Tn S
• Umur : 38 tahun
• Pendidikan : S1
• Pekerjaan : Pegawai swasta
Nama Ibu : Ny A
• Umur : 36 tahun
• Pendidikan : SMK
• Pekerjaan : Tidak bekerja
Anamnesis

• Alloanamnesis dengan orangtua penderita


tanggal 08 Agustus 2019 pukul 15.00 WIB
• Keluhan utama : sesak nafas
Riwayat Penyakit Sekarang
5 hari SMRS 1 hari SMRS
batuk (+) Batuk , dahak tidak dapat dikeluarkan,
dahak (+) tidak dapat dikeluarkan sesak (+), sesak tidak berkurang
pilek ada dengan perubahan posisi dan cuaca
terlihat sesak (+), dan tidak bertambah saat
suara mengik tidak ada bermain, biru-biru disekitar mulut (-),
demam tidak ada demam (-),
bintik-bintik merah seperti digigit bintik-bintik merah seperti digigit
nyamuk (-) nyamuk (-),
gusi berdarah (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), mimisan (-),
keluar cairan dari telinga (-) keluar cairan dari telinga (-),
BAB dan BAK lancar, nyeri tekan belakang telinga (-),
anak masih bermain seperti biasa, nyeri telan (-), anak rewel (+),
makan dan minum menyusui nafsu makan dan minum susu anak
berkurang. terganggu, buang air besar dan buang
biasa.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat Alergi tidak ada
• Riwayat tersedak sebelumnya disangkal
• Riwayat sesak sebelumnya dan nafas berbunyi
(mengi) disangkal.
• Riwayat bepergian ke daerah endemis malaria (-)
• Tidak pernah sakit batuk lama, tidak ada riwayat
sering berkeringat malam hari, tidak ada keluhan
berat badan turun atau sulit naik.
• Riwayat ruam /alergi susu saat bayi disangkal.
• Riwayat batuk/bersin saat pagi hari/subuh (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini atau
batuk-batuk lama.
• Ayah pasien alergi (-), ayah perokok aktif (-).
• Riwayat asma pada anggota keluarga (-).
• Lingkungan : memelihara binatang (+), karpet (-).
Riwayat sosial ekonomi :
Ayah bekerja sebagai pegawai swasta. Ibu tidak
bekerja. Menanggung 3 orang.
Riwayat Persalinan

Kehamilan dan Persalinan

Laki-laki lahir dari seorang ibu G1P0A0 20


tahun, umur kehamilan 9 bulan, lahir
spontan, langsung menangis, biru-biru (-),
ditolong bidan, berat lahir 3000 gram.
Panjang badan lahir 49 cm
Riwayat pemeliharaan post natal :
Pemeliharaan postnatal di posyandu, keadaan anak sehat.

Riwayat keluarga berencana :


Ibu mengikuti program KB hormonal suntik 3 bulan.

Riwayat imunisasi :
• BCG : 1 kali, umur 1 bulan, skar positif.
• Polio : 4 kali, umur 0,2,4,6 bulan.
• Hepatitis : 3 kali, umur 2,4,6 bulan.
• Dipteri : 3 kali, umur 2,4,6 bulan
• Pertusis : 3 kali, umur 2,4,6 bulan
• Tetanus : 3 kali, umur 2,4,6 bulan
• Campak : belum di imunisasi
• Kesan : imunisasi dasar belum lengkap.
Riwayat makan dan minum :
• Umur 0 – 1 bulan :
Anak mendapat Asi sesuai kemauan bayi

• Umur 0 – 6 bulan :
Anak diberi SGM 1 10-12x/hari @ 90 cc (3 sendok takar habis) sesuai
keinginan anak

• Umur 6 bulan- sekarang :


Anak diberi susu SGM II 8-10x sehari @ 120 cc - habis dan bubur susu 3 x
sehari @ ½ mangkuk kecil - habis.

• Umur 6 - 8 bulan :
Anak diberi bubur susu ½ bungkus 3x/hari habis.

• Umur 8- sekarang :
Anak diberikan nasi tim 3x/hari ½ mangkuk kecil
Kesan : kualitas dan kuantitas cukup
Riwayat pertumbuhan dan
perkembangan anak :
• Pertumbuhan :
• Berat badan lahir 3000 gram, panjang badan
lahir 49 cm, lingkar kepala waktu lahir tidak
tahu.
• Berat badan bulan lalu 7 kg. Berat badan
sekarang 7.7 kg, panjang badan sekarang 67
cm, lingkar kepala 52 cm (mesosefal).
Status Gizi

Table Z score BB/TB usia 0-2tahun


• BB/U = 7.7/ 9 bulan = > -2SD - < -1SD
Kesan : Normal

• PB/U = 67/ 9 bulan = > -2SD - < -1 SD


Kesan : Normal

• BB/TB = 7.7/67 = > -1SD - <+1SD (90% median)

• Kesan : Gizi baik, perawakan normal


Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada tanggal 08 Agustus 2019 , pukul
15.00 WIB
• Seorang anak laki-laki, umur 9 bulan,
• berat badan 7.7 kg
• panjang badan 67 cm
Kesan umum : sadar, tampak sesak , tidak
sianosis , ada napas spontan , adekuat.
Tanda vital :
• Nadi : 124 x/menit, isi dan tegangan cukup.
• RR : 55 x/menit
• Suhu : 37.0C
Kepala : mesosefal, ubun-ubun besar datar dan belum
menutup.
Rambut : hitam, tidak mudah dicabut.
Mata : konjungtiva palpebra anemis (-), sklera tidak
ikterik, pupil isokor diameter 2 mm/2 mm,
reflek cahaya (+) N / (+) N

Hidung : nafas cuping hidung (+), tidak ada sekret.


Telinga : tidak ada sekret .
Mulut :bibir tidak sianosis, selaput lendir tidak kering,
Lidah tidak kotor, gusi tidak berdarah, rhagaden (-)

Tenggorok : T1-T1, faring tidak hiperemis.


Leher : simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Kulit : tidak ikterus, turgor normal
Thoraks : simetris, ada retraksi epigastrial.

Paru depan :
Inspeksi : simetris, statis, dinamis.
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler normal
suara tambahan : ronkhi basah (-)/(-) wheezing (+)/(+)
hantaran (+)/(+) eksperium memanjang (+)/(+)
Paru belakang:
Inspeksi : simetris, statis, dinamis.
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler normal
suara tambahan : ronkhi basah (-)/(-) wheezing
(+)/(+) hantaran (+)/(+) eksperium memanjang
(+)/(+)
• Jantung : Suara jantung I-II normal, tidak ada
bising, tidak ada gallop, irama reguler,
frekuensi jantung 120 x / menit,
Abdomen :
• Inspeksi : datar, tidak ada venektasi.
• Palpasi : datar, lemas, tidak nyeri tekan.
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
• Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, tidak
ada pekak alih.
• Auskultasi : bising usus (+) normal.
• Alat kelamin :
laki-laki, testis (+) 2 buah, epispadi (-),
hipospadia (-), fimosis (-), hiperemis (-)

• Ekstremitas : superior inferior


Sianosis (-)/(-) (-)/(-)
Oedem (-)/(-) (-)/(-)
Akral dingin (-)/(-) (-)/(-)
Cap. refill <2’’ <2’’
Reflek fisiologis (+)N/(+)N (+)N/(+)N
Reflek patologis (-)/(-)
Clonus (-)/(-)
Kekuatan 555 555
Tonus (+)N/(+)N (+)N/(+)N
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah (tanggal 08 Agustus 2019)
• Hemoglobin : 10,5 gram /dl
• Hematokrit : 34 %
• Lekosit : 16.500 /mm3
• Trombosit : 570.000 /mm3

Kesan : Trombositosis
Preparat darah hapus (tanggal 08 Agustus 2019) :
• Eosinofil : 0 %
• Basofil : 0 %
• Batang : 2 %
• Segmen : 58 %
• Limfosit : 36 %
• Monosit : 3 %
• Kesan : Dalam batas normal
• Radiologi
• Foto Thoraks PA
• Hasil : jantung tidak membesar, trakea ditengah, aorta dan
mediastinum tidak membesar,tampak opasitas reticular
perihilar dan parakardial, sudut kostofrenikus kanan dan kiri
tajam, diagfragma licin, tulang-tulang intak, jaringan lunak
superfisial tidak melebar.
Diagnosis Banding
• Asma
• Bronkopneumonia

Diagnosis Kerja
• Bronkiolitis Akut
Penatalaksanaan
Medikamentosa
• Infus IVFD D5+ 1/4 NS 60cc/jam
• Injeksi cefotaxime 3x250mg
• Injeksi Dexamethason 3 x 1 mg
• Paracetamol IV 4x100mg
• Nebulizer Pulmicort 1 resp + ventolin 1 resp 2x/hari
• O2 Nasal 1L/m
• puyer batuk dan pilek
cetirizine 1/6 tab
Pseudoefedrin HCl + tripolidine 1/6 tab
Salbutamol 1/6 tab
Ambroxol 1/6 tab
Dtd Pulv 2x1pulv
Non-Medikamentosa
• Pengawasan keadaan umum, tanda vital, distress respirasi,
dan pengawasan jalan napas ( isap lendir jika perlu)
• Penjelasan kepada keluaraga tentang penyakit, prosedur
pengobatan serta prognosis penderita
• Edukasi mengenai perlunya menjaga kebersihan lingkungan
rumah dan badan penderita
• Edukasi tentang penghindaran dari asap rokok serta kurang
nya ventilasi udara dirumah
• Prognosis
Fungtionam : Dubia ad bonam
Vitam : Dubia ad bonam
Follow up
Tinjauan Pustaka
Definisi Bronkiolitis

• Bronkiolitis adalah penyakit saluran pernafasan


bagian bawah dengan karakteristik klinis berupa
batuk, takipnea, wheezing, dan / atau rhonki.
biasanya menyerang anak-anak kecil dan disebabkan
oleh infeksi virus-virus musiman seperti RSV
(penyebab yang paling sering)
Etiologi
• Respiratory Syncitial Virus (RSV), 60–90% dari kasus,
• virus Parainfluenzae tipe 1,2, dan 3
• Influenzae B
• Adenovirus tipe 1,2, dan 5
• Mycoplasma.
Manifestasi Klinis
• Mula-mula bayi menderita gejala ISPA atas ringan berupa
pilek yang encer dan bersin.
• Gejala ini berlangsung beberapa hari, kadang-kadang
disertai demam dan nafsu makan berkurang.
• Kemudian timbul distres nafas yang ditandai oleh batuk
paroksismal, wheezing, sesak napas.
• Bayi-bayi akan menjadi rewel, muntah serta sulit makan
dan minum.
• Bronkiolitis biasanya terjadi setelah kontak dengan orang
dewasa atau anak besar yang menderita infeksi saluran
nafas atas yang ringan.
• Bayi mengalami demam ringan atau tidak demam sama
sekali dan bahkan ada yang mengalami hipotermi.
Diagnosis
• Wheezing, yang tidak membaik dengan tiga dosis
bronkodilator kerja cepat
• Ekspirasi memanjang
• Hiperinflasi dinding dada, dengan hipersonor dan perkusi
• Tarikan dinding dada bagian bawah kedalam
• Crackles atau ronki pada auskultasi dada
• Sulit makan dan minum
Respiratory Distress Assessment
Instrument (RDAI)
• Untuk menilai kegawatan penderita dapat
dipakai skor Respiratory Distress Assessment
Instrument (RDAI)
• wheezing dan retraksi.
• Bila skor lebih dari 15 dimasukkan kategori
berat, bila skor kurang 3 dimasukkan dalam
kategori ringan.
Pemeriksaan fisik
• Distres nafas dengan frekuensi nafas lebih dari 60 kali per
menit (takipneu),
• Kadang-kadang disertai sianosis (+/-)
• Terdapat nafas cuping hidung (+/-)
• Retraksi pada daerah interkostal dan daerah sub kostal.
Retraksi biasanya tidak dalam karena adanya hiperinflasi paru
(terperangkapnya udara dalam paru).
• Ekspirasi yang memanjang
• Wheezing yang dapat terdengar dengan ataupun tanpa
stetoskop, serta crackles (+/-) .
• Pulse oximetry merupakan alat yang tidak
invasif dan berguna untuk menilai derajat
keparahan penderita. Saturasi oksigen < 95%
merupakan tanda terjadinya hipoksia dan
merupakan indikasi untuk rawat inap.
Pemeriksaan penunjang
• Darah lengkap
• Bilasan nasofaring (untuk mencari penyebab)
• Gambaran radiologik
 Normal bila bronkiolitis ringan.
 Umumnya terlihat paru-paru mengembang ( hyperaerated ).
 Bisa juga didapatkan bercak-bercak yang tersebar, mungkin atelektasis (
patchy atelectasis ) atau pneumonia ( patchy infiltrates ).
Sumber: Buku pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit WHO
Edukasi
• Edukasi yang diberikan meliputi upaya preventif,
promotif dan rehabilitatif.
a. Preventif.
• Menjaga higiene dan sanitasi lingkungan rumah, serta
kebersihan bahan/alat-alat makan.
• Menghindari kontak dengan penderita batuk, pilek dan
perokok.
• Mencegah terjadinya penyebaran nosokomial dengan
memperhatikan teknik asepsis dalam merawat penderita.
b. Promotif.
• Meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara menjaga kualitas
dan kuantitas makanan agar tetap sesuai dengan angka
kecukupan gizi, baik bagi ibu maupun penderita, serta
melakukan imunisasi sesuai jadwal.
• Segera membawa ke tempat pelayanan kesehatan jika anak
sakit.
• Menciptakan rumah yang sehat dengan memperbaiki ventilasi
dan merubah perilaku hidup sehat yang masih kurang.
c. Rehabilitatif.
• Melakukan latihan pengeluaran lendir saluran
pernafasan dengan postural drainase (penderita
dalam posisi tengkurap dan dilakukan masase/tepuk-
tepuk pada punggung).
• Melakukan mobilisasi terhadap penderita secara
bertahap.
Prognosis
• Dubia ad Bonam
kesimpulan
• seorang anak laki-laki, 9 bulan, BB 7700 gram, PB 67 cm. Pada anamnesis
didapatkan bahwa anak mengalami batuk dan sesak yang dalam 5 hari
terus bertambah.
• Pada pemeriksaan fisik, didapatkan anak sadar, tampak sesak, tidak ada
sianosis, napas spontan adekuat. Tidak ada demam , laju pernapasan
meningkat, retraksi epigastrial. Pada pemeriksaan paru didapatkan suara
hantaran, wheezing, eksperium memanjang di kedua lapangan paru.
Pemeriksaan jantung dan lain-lain dalam batas normal.
• Pada pemeriksaan laboratorium darah ditemukan gambaran
trombositosis. Berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan yang
dilakukan, anak didiagnosis bronkiolitis. Pengelolaan pada penderita ini
secara umum terdiri dari, medikamentosa dan pemberian diet. Selama
perawatan didapatkan perbaikan keadaan umum penderita. Edukasi
diberikan pada keluarga penderita mengenai segala usaha untuk
mencegah kemungkinan timbulnya penyakit yang sama atau penyakit yang
lainnya.
Terma Kasih

Anda mungkin juga menyukai