Anda di halaman 1dari 34

HFMD

Hand, Foot and Mouth Disease

dr. Shinta Dian Maharani


RSUD Prambanan
Identitas Pasien

Nama : An. F
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 7 tahun
Alamat : Srimartani
No. RM : 091031
Keluhan Utama

• Muncul sariawan dan bintik-bintik pada kaki dan


tangan
Anamnesis
• Pasien datang ke UGD RS diantar orang tua
dengan keluhan muncul sariawan pada lidah dan
mulut sejak 1 HSMRS, hari ini muncul bintik-
bintik gatal pada tangan dan kaki. Keluhan
diawali dengan demam sejak 2 HSMRS dan nafsu
makan menurun. Batuk dan pilek disangkal. BAK
dan BAB tak.
• RPD: Riwayat imunisasi lengkap di Puskesmas
untuk usianya.
Pemeriksaan Fisik
• KU : CM, sedang
• N : 105 x/menit
• RR : 20 x/menit
• t : 37.8 C
• BB : 20,9 Kg
• Mata : CA (-/-) SI (-/-)
• Leher : lnn ttb
• Thorax : simetris (+), retraksi (-)
• Pulmo : SDV (+/+) Rh (-/-) Wh (-/-)
• Cor : S1 S2 reguler (+), bising (-)

• Abdomen : supel, BU (+) N, NT (-)


• Ekstremitas : akral hangat, nadi kuat, CRT <2 detik
Status lokalis

• Pada regio lidah bagian belakang dan palatum


durum terdapat ulkus multiple dengan dasar
eritema, berbatas tegas, diameter ± 2mm.
• Pada ekstremitas superior et inferior bilateral,
terdapat vesikel dan papul multipel tidak
berkelompok, dasar eritema, distribusi regional,
diameter ± 4mm, berbatas tegas.
Pemeriksaan Penunjang

• Tidak dilakukan
Diagnosis

Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD)


Terapi

• R/ Tab Paracetamol 500 mg No X


∫ 4-6 dd tab 1/2
• R/ Syr Apialys Lag I
∫ 2 dd cth I
Prognosis

• Ad vitam : ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
• Ad functionam : dubia ad bonam
Pembahasan
FLU SINGAPORE
HAND-FOOT-MOUTH DISEASE
DESKRIPSI

• Flu Singapore = Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD)


• Indonesia = PTKM
• tahun 1957 di Toronto, Kanada.
• Dinamakan Flu Singapore karena saat itu terjadi ledakan
kasus dan kematian akibat penyakit ini di Singapura
• penyakit anak-anak yang umum terjadi. Gejalanya
berupa luka pada mulut, demam, dan rash.
Epidemiologi

Lebih sering di Asia Tenggara dalam beberapa tahun


terakhir
Biasanya prevalensi dalam cuaca hangat, terutama di
musim panas
Terjadi terutama pada anak-anak berusia di bawah 5 tahun
Insiden yang lebih tinggi dari penyakit berat telah
dilaporkan pada anak-anak laki-laki
Etiologi

Etiologi utama → enterovirus manusia jenis A (HEV-A),


khususnya coxsackievirus A16 (CA16) dan enterovirus 71
(EV71).
Termasuk Genus Enterovirus, Famili Picornaviridae.
Serotipe, HEV-A yang lain seperti CoxsackievirusA6 ,
Coxsackievirus A10, ECHO7, ECHO14, kelompok CVB, CA6
dan CA10 juga terkait dengan HFMD .
• Manifestasi Ringan
• Coxsackievirus A16

• Manifestasi Berat
• Enterovirus 71
• Sitopatik efek luas 
sel mati  apooptosis
Patofisiologi
HFMD tidak ditransmisikan dari binatang ke
manusia
• Fekal-Oral
Kontak • Droplet
Langsun •

Air Liur
Tinja
g • Cairan dari vesikel atau Ekskreta

• Barang
Kontak • Handuk
Tidak •

Pakaian
Peralatan Makanan
Langsung • Mainan Yang Terkontaminasi
• Tidak ada vektor tetapi ada
pembawa (carrier) seperti lalat
dan kecoa

Penularan dari orang ke orang terjadi setelah


pasien penyakit ini beranjak sembuh.
Timbul
Masa Reaksi di Vesikel,
Tangan, blister, ulcer
Inkubasi
Kaki, dan
(3-6 hari) Mulut

Kadar antibodi
Nodus penetral mencapai
Implantasi Limfatikus puncak (7 Hari)
virus
(24 jam)

Virus
di dalam bukal dan Virus Tereliminasi
mukosa Ileum Menyebar
Manifestasi Klinik

Blister
Demam akut tidak (benjolan kecil) di
Malaise
tinggi 2-3 hari telapak kaki, tangan
dan mukosa mulut

Timbul vesikel
kemudian pecah, ulkus
Rash
Tidak nafsu makan pada mulut terasa nyeri
(ruam pada kulit) sehingga sukar
menelan

Lesi dapat terjadi pada


Membaik pada 7-10
lidah, gusi atau bagian Self limiting disease
hari
dalam mulut lainnya
Manifestasi Klinik Berat
• Hiperpireksia, yaitu demam tinggi dengan suhu lebih dari 39 oC.
• Demam tidak turun-turun
• Takikardia (denyut nadi menjadi cepat)
• Takipnea, yaitu napas jadi cepat dan sesak
• Anoreksia, muntah, atau diare berulang disertai dehidrasi.
• Letargi, lemas, dan terus mengantuk
• Nyeri pada leher, lengan, dan kaki.
• Kejang-kejang, atau terjadi kelumpuhan pada saraf cranial
• Keringat dingin
• Fotofobia (tidak tahan melihat sinar)
• Ketegangan pada daerah perut
• Halusinasi atau gangguan kesadaran
Pemeriksaan Penunjang
Sebenarnya secara klinis sudah cukup untuk mendiagnosis HFMD,
Pemeriksaan lab dilakukan untuk mengetahui etiologi

Sampel usap
tenggorokan dan
isolasi virus dan
vesikula (jika tersedia) sampel tinja (usap anal)
identifikasi kultur sel
dalam media transportasi
virus (VTM)

tes netralisasi
Reverse Transkripsi
konvensional dengan
Polymerase Chain
kualifikasi antiserum- Real-time PCR
Reaction (RT-PCR) dan
jenis tertentu satu
Sequencing
minggu →(5-7 hari)

Analisis serologis
Virus Coxsackie A 16 di bawah mikroskop binokuler biasa (kiri) dan dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron (kanan)
Enterovirus 71, dilihat di bawah mikroskop dengan pewarnaan (kiri) dan dalam rekonstruksi 3
dimensi (kanan)
PENATALAKSANAAN
• Self limiting disease
• Simptomatik
• Antiseptik
• Antipiretik
• Rehidrasi
• Pengobatan suportif lain
• Bedrest
• Dapat diberikan:
• Immunoglobulin IV (IGIV) pada pasien immunokompromis
atau neonatus
• Extracorporeal membrane oxigenation
Komplikasi

Dehidrasi

Edema Paru

Viral atau aseptik meningitis

Ensefalitis (radang otak)

Myocarditis (Coxsackie Virus


Carditis) atau pericarditis

Acute Flaccid Paralysis


(Polio-like illness)
Pencegahan
• Pencegahan penyakit adalah dengan menghilangkan kekumuhan dan kepadatan
lingkungan; kebersihan (Higiene dan Sanitasi) lingkungan maupun perorangan.
• Memberikan penyuluhan tentang cara-cara penularan dan pencegahan HFMD untuk
memotong rantai penularan.
• Menyiapkan sarana kesehatan tentang tatalaksana HFMD termasuk pelaksanaan.
• Memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda dan gejala HFMD.
• Virus masih dapat berada di dalam tinja penderita hingga 1 bulan.
• Isolasi pasien sebenarnya tidak diperlukan, namun perlu istirahat untuk pemulihan
dan pencegahan penularan lebih luas.
• Selalu mencuci tangan dengan benar untuk mengurangi resiko penularan.
• Jangan memecah vesikel.
• Mencegah kontak dengan cairan mulut dan pernafasan antara penderita dengan
anggota keluarga yang lain.
• Meningkatkan kekebalan tubuh dengan sebisa mungkin makan makanan bergizi,
sayur- sayuran berkuah, jus buah, segera setelah rasa nyeri di mulut berkurang.
• Mencegah dehidrasi dengan memasukkan cairan, untuk mengurangi rasa sakit
sebisa mungkin cairan yang isotonis dan isohidris (tidak terasa asam/terlalu manis).
Prognosis

Sembuh dalam 7-10 hari.

Kebanyakan sembuh sendiri, dengan pengobatan simptomatik saja

Hanya sebagian kecil proporsi dari anak-anak dengan HFMD


mengalami komplikasi ke neurologis atau jantung paru.

Pasien dengan komplikasi neurologis rentan terhadap hasil yang buruk


dan sequele parah.
Daftar pustaka

Ahmed AM et al. Viral Disease. In: Wolff K, et al. Fitzpatrick’s Dermatology


in General Medicine. 8th Ed. New York: The McGraw Hills, Inc.; 2012. p. 2360-
62

Morag A, Pearay LO. Enterovirus. In : Behrman RE, Kliegman, Arvin, editors.


Nelson Textbook of Pediatrics. Vol.2. Terjemahan Oleh : Wahab AS. Jakarta:
EGC; 2000. p. 1077-78

http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/4-3-1.pdf. Gambaran klinik eksantema


akut pada anak. Diunduh tanggal 25 Juni 2019 19:45
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai