Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

Hand Foot and Mouth Diseases (HFMD) atau dalam bahasa Indonesianya
dikenal sebagai Penyakit Kaki Tangan dan Mulut (PMK), sudah ada sejak tahun
1957 dan pertama kali muncul di Toronto, Kanada. Penyakit ini juga dikenal
dengan nama Flu Singapura, Istilah Flu Singapore muncul karena saat itu
banyak terjadi kasus dan kematian akibat penyakit ini di Singapura. Karena gejala
penyakit ini mirip dengan penyakit flu, maka kemudian muncullah sebutan
penyakit Flu Singapore. Banyak pula orang yang mengatakan bahwa penyakit
ini disebabkan karena penyakit kuku-mulut dari hewan yang menular kepada
manusia. Padahal sebenarnya penyakit HFMD ini bukan penyakit yang menular
dari hewan dan juga bukan merupakan penyakit flu.1,2
Flu Singapura adalah suatu demam mirip flu disertai dengan ulkus dan
ulser di mulut dan vesikel berbentuk halo di telapak kaki dan telapak tangan yang
terutama menyerang balita dan anak-anak di bawah usia 10 tahun Umumnya
menyerang anak usia 2 minggu sampai 5 tahun dengan masa inkubasi 3-7 hari dan
masa infeksius minggu pertama sejak timbul gejala. namun juga dilaporkan terjadi
pada orang dewasa, dan umumnya orang dewasa kebal dengan virus ini
(coxsackie ,enterovirus dll).3,4
Penyakit ini sudah berjangkit sejak tahun 1970 (1), namun dibandingkan
dengan influeza atau demam berdarah penyakit ini belum populer dan tidak
banyak sumber pustaka resmi yang membahasnya secara lengkap, termasuk
penatalaksanaan pengobatannya.4
Dari berbagai sumber media massa cetak dan on line dilaporkan bahwa
akhir-akhir ini penyakit tersebut sudah banyak penderitanya di Indonesia.
Penyakit KTM disebabkan oleh virus, belum ada obat spesifik untuk
mengatasinya kecuali obat-obatan simptomatik untuk menekan gejala. 4
Penyakit ini banyak berjangkit pada musim panas dan kering, dan pada
masa awal turunnya hujan. Di USA puncak penularan terjadi setiap tiga tahun
sekali, sedangkan di wilayah lain belum diketahui pola epidemiknya. Meskipun di
Indonesia penyakit ini dinyatakan bukan merupakan penyakit yang digolongkan
berbahaya namun di Malaysia-Serawak dilaporkan pada tahun 1997 telah
menyebabkan kematian pada 37 anak dan di Taiwan pada tahun 1998 terdapat 70
kasus kematian. 4
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang sama sekali berbeda dengan
penyakit kaki dan mulut pada binatang ternak. Gejalanya mirip dengan sindroma
Stevens-Johnson akibat alergi terhadap penggunaan beberapa jenis obat, dan juga
mirip dengan cacar air tetapi lokasi pertumbuhan vesikel dan ulkus di kulit secara
spesifik banyak timbul di rongga mulut, telapak tangan, dan telapak kaki. Berikut
ditelusuri penyebab penyakit, gejala, pola penularan, dan langkah-langkah
pengobatan simptomatik sebagai informasi yang diharapkan dapat diketahui oleh
farmasis dalam memberikan informasi pengobatan bagi para tenaga medis di
pusat pelayanan kesehatan, apotek, maupun penderita dalam rangka pengobatan
rawat jalan dan swamedikasi. 4
HFMD merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi enterovirus
terutama virus Coxsackie A16 (CA 16) dan Enterovirus 71 (EV 71), sedangkan
serotipe lain yang juga dapat menyebabkan penyakit ini adalah CA 6 dan CA 10.
Penyakit ini sering menyerang anak-anak. Gejala umum yang timbul diakibatkan
terinfeksi penyakit ini adalah demam dan terbentuknya vesikula di kulit telapak
tangan, kaki, dengan atau tanpa ulkus di rongga mulut sehingga menimbulkan
rasa tidak nyaman dan susah menelan. Kadang-kadang bercak dapat hanya berupa
makulopapular tanpa vesikel dan mengenai area pantat, lutut atau siku. Infeksi
HFMD yang disebabkan oleh CA 16 pada umumnya dapat sembuh sendiri, bila
ada komplikasi akan sangat ringan. Komplikasi yang lebih berat seperti edem
paru, gagal jantung, infeksi pada sistem saraf (ensefalitis, meningitis aseptik,
acute flaccid paralysis) bahkan kematian terutama disebabkan oleh EV71.1,2
Terakhir wabah HFMD karena EV 71 terjadi di Cina pada tahun 2007 dan
menyebabkan kematian.2
BAB II
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS
A. Identitas Penderita

Nama : Najwa Auliya R Fajar


No. Register RS : 28 06 64
Tanggal Lahir : 18/07/2014
Umur : 2 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Masuk Rumah Sakit : 26/07/2016
Ruangan : Perawatan II Kelas II C

B. Identitas Orang Tua


Ayah
Nama : Muh. Fajar Taufik
Umur : 27 tahun
Pekerjaan : TNI
Ibu
Nama : Yuliani
Umur : 23 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

II. ANAMNESIS

Kiriman dari : UGD


Dengan diagnosa : Hiperpirexia
Alloanamnesa dengan : Orang tua pasien
Tanggal/jam : 13 Juni 2016
A. Keluhan Utama
Demam
B. Penyakit Sekarang

Pasien umur 2 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan demam yang
dialami sejak 2 hari yang lalu, terus-menerus dan turun ketika di beri sanmol.
Pasien juga mengeluh sariawan sejak kemarin, flu (+), batuk berdahak (+),
muntah (-), Nafsu makan dan minum pasien berkurang, BAB biasa, BAK
lancar. Riwayat pengobatan: cefadroxil & sanmol. Rw. Keluarga (-), rw.
Alergi (-).

C. Riwayat Penyakit Terdahulu


Pernah sakit diare pada usia 10 bulan

D. Riwayat Perkembangan

Berbalik : 4 Bulan
Gigi pertama : lupa
Duduk : 5 Bulan
Berdiri : 9 Bulan
Berjalan : 11 Bulan

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum : Sakit sedang


B. Kesadaran : Compos mentis
C. Pengukuran
Tanda Vital : Tensi : 100/60 mmHg
Nadi : 110 x/menit
Suhu : 37,80C
Pernapasan : 28 x/menit

Berat Badan : 15 Kg
Tinggi Badan : 93 cm
Status Gizi : Baik
Pucat : Tidak ada

Ikterus : Tidak ada

Sianosis : Tidak ada

Turgor : Baik

Tonus : Baik

Busung : Tidak ada

D. Kepala:
Bentuk : Normocepal
Muka : Simetris
Rambut : Hitam lebat, tidak mudah dicabut
Ubun-ubun besar : Menutup (+)
Telinga : Otorea (-)
Mata : Konjungtivitis (-)
Hidung : Rinorea (+)
Bibir : Kering (+)
Lidah : Kotor (-)
Sel Mulut : Stomatitis (+)
Leher : Kaku kuduk (-)

Gigi : TDE
Tenggorok : TDE
Tonsil : TDE
E. Thorak: Inspeksi : Simetris Kiri dan Kanan
Palpasi : Nyeri tekan (-), massa tumor (-)
Perkusi : Sonor kiri dan kanan
Auskultasi : VS, Rh (-/-), Wh (-/-)
F. Jantung
Inspeksi : Iktus cordis : Tidak Terlihat
Palpasi : Apeks : Tidak Teraba
Thrill : Tidak ada
Perkusi : Batas Kanan : LMC Sinistra
Batas Kiri : LPS Dextra
Auskultasi: Suara Dasar : BJ I/II Murni reguler
Bising : Tidak Ada

G. Kulit : petekie (-)


Rumple leede (-)

H. Abdomen :
Inspeksi : Bentuk : Cembung
Auskultasi: Bising Usus : (+), Kesan Normal
Palpasi : Hati : Tidak Teraba
Lien : Tidak Teraba
Ginjal : Tidak Teraba
Masa : Tidak ada
Perkusi : : Timpani
Meteorismus : (-)

I. Alat Kelamin : kelainan (-)


J. Anggota Gerak : kelainan (-)
K. Tasbeh : Tidak ada
L. Col. Vertebralis : Skoliosis (-)
M. Neurologis
Lengan Tungkai
Tanda
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Normal Normal Normal Normal
Tonus Normal Normal Normal Normal
Trofi - - - -
Klonus - - - -
Refleks BPR (-) BPR (-) KPR (-) KPR (-)
Fisiologis TPR (-) TPR (-) APR (-) APR (-)
Refleks Hoffman Hoffman Babinsky (-) Babinsky (-)
Patologis Tromner (-) Tromner (-) Chaddok (-) Chaddok (-)
Oppenheim (-) Oppenheim (-)
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
A. Darah Rutin tanggal 26 juli 2016

Pemeriksaan Hasil
RBC 4.46x106/mm3
HGB 12.8 g/dl
HCT 39.2%
PLT 362x103/mm3
MCV 88 m3
MCH 28.7 pg
MCHC 32.7 m3
WBC: 18.8x103/mm3
Neutrofil 65,1%
lymfosit 25.6%
LED 50 mm/jam

B. Darah Rutin tanggal 28 Juli 2016

Pemeriksaan Hasil
RBC 4.3x106/mm3
HGB 12.7 g/dl
HCT 36.3%
PLT 367x103/mm3
MCV 84 m3
MCH 29.4 pg
MCHC 34.8 m3
WBC: 8.5x103/mm3
Neutrofil 37,3%
lymfosit 49.3%
LED 50 mm/jam

V. DIAGNOSIS KERJA
HFMD (Hand Foot And Mouth Diseases) atau Stomatitis Viral

VI. DIAGNOSIS BANDING


Stomatitis
VII. FOLLOW UP

Tanggal/jam Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter


26/07/2016 S: Pasien MRS dg keluhan P:
02:00 demam tinggi (+) sejak 2 dari UGD:
hari yll, terus-menerus dan - IVFD RL 10 tpm
turun ketika diberi sanmol. - Paracetamol inj.
Pasien juga mengeluh 3x140 mg
sariawan sejak kemarin, - Little U lysin syr 3x1
flu (+), batuk berdahak cth
(+), muntah (-), n. Makan - LAB: DR
dan minum berkurang,
BAB biasa, BAK lancar.
Rw. Penyakit: diare pada
usia 10 bulan
Rw. Obat: cefadroxil &
sanmol.
Rw. Keluarga (-), rw.
Alergi (-)
O: KU: lemah
T : 100/60 mmHg
N : 110 x/m
P : 28 x/m
S : 38oC
Paru :
Suara pernafasan vesikuler,
Rh -/-, Wh -/-
Abdomen:
Peristaltik (+) kesan normal
Meteorismus (-), nyeri
tekan (-)
06:00 S : Demam (-), Sariawan (+), P:
batuk berdahak (+), N. Dari dr. Spesialis:
Makan & minum masih - IVFD dextrose 5% 16
kurang, BAB biasa, BAK tpm
lancar. - Sanmol 150 mg
O: KU: lemah - Neurobion 1
T : 110/60 mmHg amp/ekstrak
N : 106 x/m - Ispirinol syr 3x1 cth
P : 30 x/m - Candistatin syr 3x1
o
S : 36,1 C cth
Paru :
Suara pernafasan vesikuler,
Rh -/-, Wh -/-
Abdomen:
Peristaltik (+) kesan normal
Meteorismus (-).
27/07/2016 S : Demam (-), Sariawan (+), P:
batuk berdahak (-), N. Dari dr. Spesialis:
Makan masih kurang & - IVFD dextrose 5% 12
minum membaik, BAB tpm
biasa, BAK lancar. - Sanmol 150 mg/8
O: KU: membaik jam
T : 90/60 mmHg - Ispirinol syr 3x1 cth
N : 110 x/m - Candistatin syr 3x1
P : 34 x/m cth
o
S : 36,5 C - Cefixime 2x2,5 mg
Paru : - Neurobion di stop
Suara pernafasan vesikuler, - LAB: Cek DR
- -
Rh /-, Wh /-
Abdomen:
Peristaltik (+) kesan normal
Meteorismus (-).
A: Stomatitis Viral (HFMD)
28/07/2016 S : Demam (-), Sariawan (+), P:
06:00 batuk (-), nyeri Dari dr. Spesialis:
tenggorokan (+), N. - IVFD dextrose 5% 12
Makan masih kurang & tpm
minum membaik, BAB - Sanmol di stop
biasa, BAK lancar. - Ispirinol syr 3x1 cth
O: KU: membaik - Candistatin syr 3x1
T : 90/60 mmHg cth
N : 100 x/m - Cefixime 2x50 mg
P : 36 x/m
S : 36,8oC
Paru :
Suara pernafasan vesikuler,
Rh -/-, Wh -/-
Abdomen:
Peristaltik (+) kesan normal
Meteorismus (-).
A: Stomatitis Viral
29/07/2016 S : Demam (-), Sariawan (+), P:
06:30 batuk (-), nyeri Dari dr. Spesialis:
tenggorokan (-), N. - Boleh pulang
Makan & minum baik, - Ispirinol syr 3x1 cth
BAB biasa, BAK lancar. - Candistatin syr 3x1
O: KU: membaik cth
T : 90/60 mmHg - Cefixime 2x1/2 ml
N : 104 x/m
P : 24 x/m
S : 36,6oC
Paru :
Suara pernafasan vesikuler,
Rh -/-, Wh -/-
Abdomen:
Peristaltik (+) kesan normal
Meteorismus (-).
A: Stomatitis Viral

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Hand-foot-and-mouth disease merupakan salah satu penyakit infeksi


akut, yang disebabkan enterovirus nonpolio yang biasanya bersifat ringan dan
swasirna. Penyakit ini sangat menular, ditandai adanya lesi pada mulut serta
lesi kulit pada ekstremitas bagian distal.5
B. ETIOLOGI

HFMD disebabkan oleh infeksi virus RNA yang termasuk dalam famili
picornaviridae (pico, dalam spanyol = kecil), genus enterovirus (nonpolio),
genus yang lain adalah rhinovirus, cardiovirus, dan Apthovirus. Di dalam
Genus Enterovirus yaitu coxsackie A, coxsachie B virus, Echovirus, dan
enterovirus.6,7,8
C. EPIDEMIOLOGI

Kelompok usia yang paling rawan mengalami HFMD adalah anak


berusia di bawah 5 tahun dan referensi lain mengatakan bahwa pada anak usia
2 minggu hingga 10 tahun sangat mudah terserang HFMD. Anak-anak
penderita asma, kelainan jantung bawaan, sedang menjalani pengobatan
kanker, penderita kencing manis, dan orang lanjut usia.6,8

Penyakit ini sering terjadi pada musim panas dan sangat menular. Orang
dewasa umumnya lebih dapat bertahan karena umumnya kebal terhadap
enterovirus, bahkan menjadi pembawa virus.7,8

HFMD di Indonesia kebanyakan disebabkan oleh virus coxsackie virus


tipe 16 adalah penyebab tersering HFMD dan biasanya berhubungan dengan
manifestasi klinis yang ringan dan enterovirus 71 atau EV71 yang bersifat
neutropik, yang dikaitkan dengan manifestasi yang berat atau kematian
mendadak.5,8

D. PATOFISIOLOGI

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bermacam virus RNA ini


menyerang selaput lendir dan seluruh tubuh serta menurunkan kekebalan
tubuh.8
Virus yang termasuk genus Enterovirus, menular lewat mulut atau
tenggorokan. Virus menular pada jaringan mukosal dari tenggorokan, usus,
atau keduanya, akhirnya masuk ke dalam aliran darah dan meningkatkan akses
ke dalam sel dan menetapkan target organ tubuh, misalnya sumsum tulang
belakang, miokardium, dan kulit. Virus umumnya berada di dalam tenggorokan
selama 1 minggu pertama dari atau saat sakit dan terdapat pada feses dari 1-4
minggu setelah serangan penyakit saat itu virus tersebut sudah dapat diisolasi
dari urat saraf tulang belakang, otak, hati, dan pada kulit yang luka.1

Penularannya lewat kontak langsung, ditularkan melalui pilek, air liur,


dan tinja atau cairan yang keluar dari bisul. Pada kontak tidak langsung, dapat
ditularkan melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan, dan mainan yang
terkontaminasi.7

Biasanya perjalanan virus ini hanya berlangsung selama seminggu. Pada


kasus berat seperti infeksi enterovirus, bisa disertai diare, sesak napas, kejang,
hingga hilang kesadaran. Virus enterovirus memang menginfeksi lebih berat
dari pada coxsackie. Beratnya infeksi juga menyebabkan sistem kekebalan
tubuh menurun drastis sehingga mudah ditunggangi infeksi lain.8

E. MANIFESTASI KLINIS

HFMD paling sering mengenai lokasi tangan (telapak dan punggung),


kaki(telapak dan punggung), dan mulut (sekitar bibir sampai rongga mulut).
Bintil-bintil yang tidak berisi air ini juga sering ditemukan di lutut, siku,
bokong, kemaluan, dan sekitarnya. Gejala awal dapat berupa demam selama 1-
2 hari yang diikuti dengan ruam atau munculnya bintil-bintil di lokasi yang
sudah disebutkan. 6

1. Gejala awal demam (38-39oC) selama 2-3 hari. Disertai dengan pilek (flu).

2. Diikuti nyeri tenggorokan karena meradang (pharingitis) sehingga nafsu


makan berkurang
3. Muncul ruam atau vesikel (gelembung) yang berisi cairan bening di
telapak tangan atau kaki (kadang di bokong).Muncul sariawan pada lidah,
gusi, dan pipi sebelah dalam. Rasanya nyeri sehingga sukar untuk menelan
makanan. (panduan pintar). Biasanya gejala ini timbul 1-2 hari setelah
demam.

4. Badan terasa pegal dan capek.3,8,9

F. DIAGNOSIS

Anamnesis

Pemfis

Pemeriksaan penunjang

Lab: tidak memerlukan pemeriksaan laboratorium spesifik, hanya pemeriksaan


laboratorium tertentu sesuai indikasi. Pemeriksaan dilakukan dengan
mengambil spesimen/sampel dari tinja, usap rektal, cairan cerebrospinal, dan
usap/swab ulcus di mulut/tenggorokan, vesikel di kulit spesimen, atau biopsi
otak.3

G. PENATALAKSANAAN
Farmakologi

1. Tidak memerlukan antibiotik.

2. Penurun panas (paracetamol atau ibuprofen)

3. Pada anak yang besar dan sudah bisa berkumur, dapat diberikan cairan
kumur antiseptik/analgesik.

4. Tindakan supportif dengan memberikan cairan dan nutrisi yang cukup.3

Nonfarmakologi

1. Memperbanyak minum dan mengonsumsi makanan bergizi (sayur-


sayuran hijau, buah-buahan yang manis, dan susu sekitar 500 cc sehari
semalam)

2. Makan makanan yang mudah ditelan agar anak tidak terlalu lama
mengunyah.

3. Jangan memberikan makanan atau minuman yang pedas, asam, atau


bersoda, diperbolehkan memberikan minuman yang dingin seperti es
krim, air dingin, dan air es yang dapat mengurangi rasa sakit dimulut.

4. Cegah dehidrasi dengan memberikan intake cairan yang cukup.

5. Istirahat yang cukup, untuk menjaga daya tahan tubuh tidak semakin
menurun dan mengurangi kemungkinan penularan ke orang lain.6

H. KOMPLIKASI

1. Meningitis (aseptic meningitis, meningitis serosa/nonbakterial).

2. Encephalitis (bulbar)

3. Myocarditis (coxsackie virus carditis) atau pericarditis.


4. Paralisis akut flaksid.

Namun komplikasi ini sangat jarang terjadi. (arifianto, org tua cermat anak
sehat) (tanya jawab flu babi, flu singapura).

I. PROGNOSIS

Penyakit ini akan sembuh sendiri seiring perjalanan penyakit dalam waktu 7-10
hari. Penyakit ini tidak mematikan apabila segera ditangani. (arifianto, org tua
cermat anak sehat) (tanya jawab flu babi, flu singapura). Penyakit ini dapat
berbahaya jika terjadi infeksi sekunder karena virus ini, jika virus ini
menginfeksi masuk ke tenggorokan , kuman yang berkumpul ditenggorokan
akan menjadi ganas sehingga bakteri yang semula tidak patogen bisa menjadi
patogen. Apabila tidak diantisipasi, akan berakibat fataf, bahkan
mengakibatkan kematian bagi penderitanya.8

J. PENCEGAHAN

1. Setiap kali ada yang pulang dari bepergian (keluar negeri/kota) sebaiknya
membuka pakaian dan membersihkan badan serta cuci tangan dan kaki
dengan sabun terlebih dahulu sebelum kontak langsung dengan orang,
terutama bayi dan anak-anak.

2. Vaksinasi untuk virus ini belum ada.

3. Rajin mencuci tangan setelah beraktivitas.

4. menutup mulut dan hidung ketika bersin dan batuk.

5. Menghindari menggunakan alat alat yang sama yang digunakan oleh


penderita,

6. membersihkan peralatan yang telah terkontaminasi dengan air liur anak


yang terinfeksi seperti mainan anak, permukaan meja, kursi dan lantai,
7. dan jika anak menderita atau terinfeksi, hindari tempat tempat keramaian
seperti kolam renang dan fasilitas umum lainnya serta jagalah kebersihan
lingkungan.3,8

BAB IV
PEMBAHASAN

Dilaporkan seorang anak perempuan umur 2 tahun dengan berat badan 15


kg. Anak ini dirawat di perawatan anak (Dahlia) RS. Pelamonia dengan keluhan
demam tinggi (380C) sejak 2 hari yang lalu, sariawan yang banyak pada mukosa
mulut, gusi dan lidah, nafsu makan dan minum berkurang. Hal ini sesuai dengan
kepustakaan yang menjelaskan tentang manifestasi klinis dari HFMD yaitu gejala
awal demam (38-390C), nafsu makan menurun dan nyeri menelan, timbul vesikel
dan ruam di dalam mulut. Vesikel ditemukan di lidah, gusi atau mukosa pipi.
Vesikel ini mudah pecah dan menjadi ulkus yang menyebabkan anak tidak mau
makan dan ludah meleleh keluar. Ruam dengan vesikel dapat juga ditemukan pada
telapak tangan, kaki dan bokong pada bayi.9

Dari umur, penderita secara epidemologi sesuai dengan kepustakaan yang


menyatakan bahwa sindrom nefrotik di Indonesia menyerang anak pada usia
utamanya balita dan anak-anak di bawah usia 10 tahun yang umumnya menyerang
anak usia 2 minggu sampai 5 tahun.3,4
Pada kasus ini juga pasien mengeluh batuk dan flu. Pada kepustakaan
menjelaskan tentang siklus penularan bahwa virus penyebab HFMD yaitu
Enterevirus masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran cerna, berkembang
biak di orofaring, kemungkinan karena adanya virus yang berkembang biak di
orofaring sehingga terjadi hipersekresi mukus dan kompensasi tubuh untuk
mengeluarkan virus dengan cara batuk.9

Anda mungkin juga menyukai