Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD)


No. ID Peserta
:
Nama Peserta
: dr. Yuniasih
No. ID Wahana
:
Nama Wahana
: Rumkit Tk.IV Singaraja
Topik
: Hand Foot and Mouth Disease (HFMD) / Flu Singapura
Tanggal Kasus
: 23 Mei 2016
Nama Pasien
: Nn.Y
No. Rekam Medis
: 918024
Tanggal Presentasi : 2016
Nama Pendamping : dr. Putu Kusumawati
Tempat Presentasi
: Rumkit Tk.IV Singaraja
Obyektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa Lansia
Bumil
Deskripsi
: Membahas manajemen pada kasus HFMD
Tujuan
: Mengetahui prinsip penanganan HFMD
Bahan Bahasan
: Tinjauan
Riset
Kasus
Audit
Cara Membahas

Pustaka
Diskusi

Presentasi dan Diskusi

DATA PASIEN
Nama : Nn.Y
Umur : 24 tahun
Nama Klinik : RST Singaraja
Telp :
Data Utama Untuk Bahan Diskusi:
Keluhan Utama : demam 2 hari SMRS

E-mail

Pos

No RM : 918024
Terdaftar Sejak :

Os datang dengan keluhan demam 2 hari SMRS. Sifat demam tinggi dan naik turun.
Jika diberi penurun demam, demam akan turun beberapa jam lalu kembali naik. Os juga
merasakan sakit kepala disertai mual. Keluhan seperti muntah, batuk, dan pilek disangkal. Os
juga merasakan nyeri otot di seluruh tubuh dan sendi. Pagi ini os merasakan nyeri di sekitar
tenggorokan dan mulut sehingga os susah untuk menelan makanan dan minuman. Os juga
menyadari pada telapak kaki dan tangan muncul seperti bintil bintil kecil. Bintil bintil
tersebut bewarna merah, gatal, dan nyeri bila ditekan. BAB dan BAK os normal.
Hasil Pembelajaran:
1. Definisi HFMD
2. Etiologi HFMD
3. Patofisiologi HFMD
4. Gejala Klinis HFMD
5. Pemeriksaan Fisik pada HFMD
6. Pemeriksaan Penunjang pada HFMD
7. Komplikasi HFMD
8. Penatalaksanaan HFMD
1

Rangkuman Hasil Pembelajaran Laporan Kasus :


1. Subyektif:
Keluhan Utama : demam 2 hari SMRS
Demam 2 hari SMRS. Sifat demam tinggi dan naik turun. Jika diberi penurun demam,
demam akan turun beberapa jam lalu kembali naik. Os juga merasakan sakit kepala disertai
mual. Os juga merasakan nyeri otot di seluruh tubuh dan sendi. Pagi ini os merasakan nyeri
di sekitar tenggorokan dan mulut sehingga os susah untuk menelan makanan dan minuman.
Os juga menyadari pada telapak kaki dan tangan muncul seperti bintil bintil kecil. Bintil
bintil tersebut bewarna merah, gatal, dan nyeri bila ditekan.
Os datang berobat ke RST Singaraja dikarenakan demam tidak kunjung membaik.

2. Objektif:
Keadaan Umum

: Tampak sakit ringan

Kesadaran

: Compos Mentis

Tekanan Darah

: 110/70

Nadi

: 80x/ menit

Pernafasan

: 20x/ menit

Suhu

: 39,8 o C

Status Generalis
Kepala

: Normocephali

Mata

: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

THT

: Faring tampak hiperemis, arcus faring dan uvula tampak beberapa


ulcer. T1/T1

Leher

: JVP tidak meningkat, KGB teraba di bawah mandibula sinistra, Nyeri


tekan (+)

Dada

: Bentuk dan gerak simetris

Paru

: Suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung

: S1, S2 murni reguler, Murmur (-), Gallop (-/-)

Abdomen

: Supel, Nyeri tekan tidak ada. BU Normal

Extremitas

: Telapak tangan kanan kiri ; terdapat sekitar 4 bintil (blister)


Telapak kaki kanan kiri ; sekitar 10 blister
Blister blister tsb bewarna kemerahan, gatal, dan nyeri tekan

Status Lokalis
2

Laboratorium
Tanggal 23 Mei 2016
DARAH
Hb

13,3 g/dL

14-18

Ht

35,0%

40-48

Leukosit

8400 /L

5.000-10.000

Trombosit

242.000 /L

150.000-450.000

3. Assessment :
Pada anamnesis, didapatkan pasien mengeluh demam dengan sifat demam naik
turun. Keluhan disertai pusing, mual dan nafsu makan menurun dikarenakan os mengeluh
nyeri menelan sehingga makanan dan minum tidak bisa dikonsumsi. Dari hasil pemeriksaan
fisik ditemukan :

THT : faring tampak hiperemis, arcus faring dan uvula tampak kemerahan dan
3

terdapat beberapa ulcer dengan warna keputihan.


Ekstremitas : telapak kaki dan telapak tangan muncul bintil bintil (blister) warna
kemerahan, gatal, dan nyeri bila di tekan.
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik dapat dilihat os terkena penyakit yang

dinamakan Hand, Foot, and Mouth Disease atau yang lebih dikenal Flu Singapura.
4. Plan :
- Terapi :
Ibuprofen tab 3 x 400 mg
Laprozin syr 3 x 1 C
Ondansetron tab 3 x 8 mg (kp)

TINJAUAN PUSTAKA

Hand, Foot, and Mouth Disease


Pendahuluan
Penyakit Kaki, Tangan, dan Mulut (KTM), atau Hand, Foot and Mouth Disease
(HFMD) dan dikenal juga dengan istilah Flu Singapura adalah penyakit yang umumnya
diderita oleh bayi dan anak-anak di bawah usia 10 tahun. Periode usia yang terkena yaitu
antara usia 6 bulan sampai 3 tahun, namun ada laporan kasus yang menyebutkan bahwa bayi
baru lahir atau usia dewasa di atas 25 tahun dapat terkena penyakit ini.(1)
Tangan, kaki dan penyakit mulut (HFMD) adalah infeksi virus yang biasanya ringan
dan selflimiting disease. Hal ini ditandai dengan demam prodromal singkat, diikuti oleh
faringitis, ulkus pada mulut dan ruam pada tangan dan kaki. Penyakit ini disebabkan oleh
virus dari anggota Enterovirus dari genus Picornaviridae misalnya Coxsackievirus tipe A
(CA) dan Enterovirus 71 (EV71), dengan gambaran klinis yang berbeda. Transmisi terjadi
dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan air liur, tinja, cairan tubuh atau
droplet dari saluran napas dari orang yang terinfeksi dan secara tidak langsung melalui
4

benda(2). Di Singapura, wabah pertama HFMD dilaporkan pada bulan Juni sampai Juli 1970
namun agen etiologinya belum diketahui.(3) Dua wabah lainnya terkait dengan CA16
yang dilaporkan selama periode antara September 1972 dan Januari 1973, dan antara
September dan Desember 1981.(4) Wabah terbesar dari HFMD yang disebabkan oleh EV71
dengan 3790 kasus dan 4 kematian terjadi di Singapura antara September dan Desember
2000. Temuan patologis utama yang didapat dari hasil pada otopsi adalah pneumonitis
interstitial, miokarditis dan ensefalitis.(5)
Dari berbagai sumber dilaporkan bahwa akhir-akhir ini penyakit tersebut sudah
banyak penderitanya di Indonesia. Penyakit ini banyak berjangkit pada musim panas dan
kering, dan pada masa awal turunnya hujan. Meskipun di Indonesia penyakit ini dinyatakan
bukan merupakan penyakit yang digolongkan berbahaya, namun wabah yang terjadi selama
April sampai Juli 1998 di Taiwan, dimana Enterovirus 71 (EV71) telah diidentifikasi sebagai
agen etiologi yang utama. Wabah itu dikaitkan dengan tingkat kematian sangat tinggi pada
anak-anak kecil. Setidaknya terdapat 55 kasus fatal yang awalnya dilaporkan(6,7) pada anakanak yang memiliki keluhan yang sulit disembuhkan setelah fase prodromal akut penyakit,
banyak dari mereka yang mengalami gangguan neurologis selama sakit dan meninggal dalam
waktu 24 jam rawat inap (8). Selain itu dari April sampai Juni 1997, 29 anak yang sebelumnya
sehat berusia kurang dari 6 tahun di Sarawak, Malaysia, meninggal karena kegagalan
kardiorespirasi cepat progresif selama wabah HFMD yang terutama disebabkan oleh
enterovirus 71 (EV71)(9) .
Untuk pengobatan HFMD, sampai sekarang belum ada obat spesifik untuk
mengatasinya kecuali obat-obatan simptomatik untuk menekan gejala. Penyakit ini
disebabkan oleh virus yang sama sekali berbeda dengan penyakit kaki dan mulut pada
binatang ternak. Gejalanya yang mirip dengan sindroma Stevens-Johnson akibat alergi
terhadap penggunaan beberapa jenis obat

(10)

, dan juga mirip dengan cacar air tetapi lokasi

pertumbuhan vesikel dan ulkus di kulit secara spesifik banyak timbul di rongga mulut,
telapak tangan, dan telapak kaki.
Definisi
Dalam masyarakat infeksi virus tersebut sering disebut sebagai "Flu Singapura".
Dalam dunia kedokteran dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau
penyakit Kaki, Tangan dan Mulut ( KTM ). KTM adalah penyakit yang disebabkan oleh
sekelompok enterovirus yang disebut coxsackievirus, anggota dari famili Picornaviridae;
dengan gejala klinis berupa lepuhan di mulut, tangan , dan kaki, terutama di bagian telapak,
5

terkadang di bokong. Lepuhan di mulut segera pecah dan membentuk ulser yang dirasakan
sangat nyeri dan perih oleh penderitanya sedangkan lepuhan di telapak kaki, tangan, dan
beberapa bagian tubuh lain tidak terasa sakit atau gatal, tapi sedikit nyeri jika ditekan.(10,16)
Epidemiologi(2,19,25)
HFMD terkait dengan EV71 telah lebih sering di Asia Tenggara dalam beberapa tahun
terakhir. Faktor resiko dalam epidemi penyakit ini termasuk kehadiran pusat penitipan anak,
seringnya berkontak dengan penderita HFMD, jumlah anggota keluarga yang besar, dan
tempat tinggal di pedesaan.
Menurut laporan, HFMD menunjukkan tidak memiliki predileksi seksual. Beberapa
data epidemi mengamati rasio laki-laki dan perempuan dominasi sedikit 1.2-1.3:1.
Baru-baru ini, di Asia (terutama Kamboja), anak-anak yang diduga terinfeksi
Enterovirus 71 memiliki angka kematian 90%. Ini epidemi (terutama pada bayi, balita, dan
anak di bawah 2 tahun) masih dalam penyelidikan intensif dan itu adalah peneliti
kemungkinan akan memiliki pemahaman yang lebih baik dari angka kematian yang tinggi
terkait dengan enterovirus 71. Jika Enterovirus 71 yang pada akhirnya ditemukan
bertanggung jawab atas kematian, kemungkinan virus telah mengembangkan kemampuan
mematikan baru untuk cepat menginfeksi dan merusak jaringan paru-paru anak-anak. Namun,
penelitian yang sedang berlangsung dan beberapa peneliti menunjukkan bahwa anak-anak
mati dari kombinasi enterovirus 71, suis Streptococcus, dan koinfeksi virus dengue.
Etiologi(25)
Penyakit KTM ini adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang
masuk dalam family Picornaviridae, Genus Enterovirus. Genus yang lain adalah Rhinovirus,
Cardiovirus, Apthovirus. Didalam Genus enterovirus terdiri dari Coxsackie A virus,
Coxsackie B virus. Penyebab KTM yang paling sering pada pasien rawat jalan adalah
Coxsackie A16, sedangkan yang sering memerlukan perawatan karena keadaannya lebih
berat atau ada komplikasi sampai meninggal adalah Enterovirus 71.
Coxsackie virus yang dipisahkan menjadi dua kelompok yaitu A dan B, yang
didasarkan pada pengaruhnya terhadap tikus yang baru lahir (Coxsackie A menyebabkan
cedera otot, kelumpuhan, dan kematian,. Coxsackie B mengakibatkan kerusakan organ, tetapi
hasil kurang parah). Ada lebih dari 24 berbeda serotipe virus dimana masing-masing virus
memiliki protein yang berbeda pada permukaannya. Virus Coxsackie menginfeksi sel inang
dan menyebabkan sel inang menjadi lisis.
6

Gambar 1. Virus Coxsackie tpye A

Tipe A virus penyebab Herpangina (lepuh menyakitkan di mulut, tenggorokan,


tangan, kaki, atau di semua bidang). Tangan, kaki, dan penyakit mulut (HFMD) adalah nama
umum dari infeksi virus. Coxsackie A 16 (CVA16) menyebabkan sebagian besar infeksi.
HFMD di AS Ini biasanya terjadi pada anak-anak (usia 10 dan di bawah), tetapi orang dewasa
juga dapat mengembangkan kondisi. Ini penyakit anak-anak tidak harus bingung dengan
"penyakit kaki dan mulut" biasanya ditemukan pada hewan dengan kuku (misalnya, pada
sapi, babi, dan rusa). Tipe A juga menyebabkan konjungtivitis (peradangan pada kelopak
mata dan area putihmata).
Tipe B menyebabkan epidemi virus pleurodynia (demam, paru-paru, dan nyeri perut
dengan sakit kepala yang berlangsung sekitar dua sampai 12 hari dan resolve). Pleurodynia
juga disebut penyakit Bornholm. Ada enam serotipe dari Coxsackie B (1-6, dengan B 4
dianggap oleh beberapa peneliti sebagai kemungkinan penyebab diabetes di sejumlah
individu).
Kedua jenis virus (A dan B) dapat menyebabkan meningitis, miokarditis, dan
perikarditis, tetapi ini jarang terjadi dari infeksi Coxsackie. Beberapa peneliti menyarankan
virus Coxsackie (terutama Coxsackie B4) memiliki peran dalam pengembangan tipe onset
akut I (sebelumnya dikenal sebagai juvenile) diabetes, namun hubungan ini masih dalam
penyelidikan.
Virus Coxsackie dan enterovirus lainnya dapat menyebabkan penyakit anak dari
tangan, kaki, dan penyakit mulut. Namun, sebagian besar anak-anak dengan infeksi virus
Coxsackie sepenuhnya menyelesaikan gejala dan infeksi dalam waktu sekitar 10-12 hari.
Mortalitas dan Morbiditas
Secara umum, penyakit ini biasa menyerang anak-anak dan balita, tetapi dilaporkan
terjadi juga pada orang dewasa. Untuk pasien dengan kondisi tubuh yang baik, penyakit ini
akan menghilang dengan sendirinya selama 7-10 hari sejak gejala timbul. Namun komplikasi
7

yang berbahaya juga dilaporkan meliputi miokarditis, pneumonia, meningitis, ensefalitis,


hingga kematian. Penyakit KTM juga dapat menjangkit kembali, terutama oleh virus dengan
jenis yang berbeda. Infeksi pada kehamilan trimester pertama dapat menyebabkan keguguran
spontan atau pertumbuhan janin yang tidak normal. Di Taiwan dengan kasus penjangkitan
oleh enterovirus 71 menyebabkan 20 % kematian pada penderitanya. Tidak dilaporkan
adanya perbedaan reaksi pada jenis kelamin dan ras penderita yang berbeda (4,5,6,8,9).
Patofisiologi
Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. KTM adalah
penyakit umum yang biasa terjadi pada kelompok masyarakat yang sangat padat dan
menyerang anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun. Orang dewasa umumnya kebal terhadap
enterovirus. Penularannya melalui kontak langsung dari manusia ke manusia yaitu melalui
droplet, air liur, tinja, cairan dari vesikel atau ekskreta. Penularan kontak tidak langsung
melalui barang, handuk, pakaian, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh
sekret tersebut. Tidak ada vektor tetapi ada pembawa penyakit seperti lalat dan kecoa.
Penyakit KTM ini mempunyai imunitas spesifik, namun anak dapat terkena KTM lagi
oleh virus strain Enterovirus lainnya. Penyakit tangan, kaki dan mulut adalah penyakit umum
dan penyebarannya dapat terjadi di antara kelompok anak, misalnya di sekolah atau di tempat
penitipan anak. Penyakit tangan, kaki dan mulut biasanya tersebar melalui hubungan sesama
manusia. Virus ini tersebar melalui fekal-oral pada tangan yang tercemar, namun bisa juga
disebarkan melalui lendir mulut atau sistem pernapasan dan kontak langsung dengan cairan di
dalam lepuhnya. Sesudah berhubungan dengan orang yang terkena, biasanya di antara 3-5
hari lepuh baru akan timbul. Selama masih ada cairannya, lepuh ini bisa menular dan virus ini
juga bisa berminggu-minggu berada di dalam kotoran.
Penyakit KTM mempunyai masa inkubasi 3-6 hari. Selama masa epidemik, virus
menyebar dengan sangat cepat dari satu anak ke anak yang lain atau dari ibu kepada janin
yang dikandungnya. Virus menular melalui kontak langsung dengan sekresi hidung dan
mulut, tinja, maupun virus yang terhisap dari udara. Implantasi dari virus di dalam bukal dan
mukosa ileum segera diikuti dengan penyebaran menuju nodus-nodus limfatik selama 24 jam.
Setelah itu segera timbul reaksi berupa bintik merah yang kemudian membentuk lepuhan
kecil mirip dengan cacar air di bagian mulut, telapak tangan, dan telapak kaki. Selama 7 hari
kemudian kadar antibodi penetral akan mencapai puncak dan virus tereliminasi (8,9,10).
Manifestasi Klinis
8

Penyakit tangan, kaki dan mulut yang ringan biasanya disebabkan oleh
Coxsackievirus. Anak usia di bawah 5 tahun sering terkena infeksi virus ini, meskipun pada
orang dewasa dapat juga terjadi. Infeksi Coxsackievirus mungkin sama sekali tidak
menunjukkan gejala atau hanya ringan(12).
Gejala penyakit diawali dengan demam tidak tinggi 2-3 hari, diikuti nyeri
tenggorokan atau faringitis, sulit makan dan minum karena nyeri akibat luka di mulut dan
lidah. Kadang disertai sedikit pilek atau gejala seperti flu.
Timbul lepuhan atau vesikel yang kemudian pecah selama 5-10 hari. Lepuhan di
mulut berukuran 2-3 mm yang segera pecah dan membentuk ulkus yang dirasakan sangat
perih terutama saat makan/minum, sehingga sukar untuk menelan. Jumlah ulkus di mulut
mencapai 5-10 yang tersebar di daerah bukal, palatal, gusi, dan lidah seperti ditunjukkan pada
gambar 2(18). Ulkus di lidah paling lama sembuh.
Ulkus juga dapat menyebar hingga saluran cerna yang lebih dalam sampai ke
lambung. Pada kondisi pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang baik, seluruh gejala dapat
membaik selama 5 7 hari. Bersamaan dengan itu timbul rash atau ruam atau vesikel (lepuh
kemerahan/blister yang kecil dan rata), papulovesikel yang tidak gatal ditelapak tangan dan
kaki. Kadang-kadang rash atau ruam (makulopapul) ada pada daerah bokong(12,13,14,15,16).
Pada bayi atau anak usia di bawah 5 tahun yang timbul gejala berat harus dirujuk ke
rumah sakit. Gejala yang dianggap berat adalah hiperpireksia (suhu lebih dari 39 OC) atau
demam tidak turun-turun, takikardi, sesak, anoreksia, muntah atau diare dengan dehidrasi,
badan sangat lemas, kesadaran menurun dan kejang.

Gambar 2. Lepuhan di bibir mukosa

Lepuhan atau vesikel di kaki dan tangan dijumpai pada 2/3 penderita, yang terutama
tumbuh di bagian dorsal dan sisi-sisi jari serta telapak tangan seperti ditunjukkan pada
gambar 3

(19)

multiforma

. Lepuhan/vesikel yang dikenal dalam istilah kedokteran sebagai erythema

(14)

ini secara khas berbentuk bulat atau elips yang akan mengering sendiri

selama 3-7 hari.

Gambar 3. Lepuhan pada telapak tangan

Permasalahan utama pada anak-anak dan balita adalah kesulitan untuk makan dan
minum yang dengan beberapa bentuk komplikasi seperti mual, muntah, dan diare akibat
ulkus di saluran pencernaan, serta demam panas, dapat menyebabkan dehidrasi. Di samping
itu kemungkinan terjadinya superinfeksi oleh mikroba lain dapat memperparah penyakit dan
menyebabkan berbagai komplikasi.
.

Pemeriksaan Laboratorium
Pasien biasanya didiagnosis dengan penampilan klinis mereka. Secara klinis, ruam
yang tampak biasanya pada tangan, kaki, dan mulut pada anak dengan demam dianggap
diagnostik infeksi virus Coxsackie. Biasanya, diagnosis HFM dibuat pada kombinasi dari
sejarah klinis dan temuan fisik karakteristik. Konfirmasi laboratorium jarang diperlukan
kecuali pada komplikasi berat. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, tes virus dapat
dilakukan untuk mengidentifikasi virus, tetapi tes ini sangat mahal, biasanya perlu dikirim ke
laboratorium diagnostik khusus virus yang menggunakan RT-PCR dan sering memakan
waktu sekitar dua minggu untuk mendapatkan hasilnya. Pengujian ini hampir tidak pernah
dilakukan karena sebagian besar infeksi diri terbatas dan biasanya ringan, tapi situasi ini bisa
berubah karena wabah di Alabama (38 anak, 12% dirawat di rumah sakit namun tidak ada
kematian pada tahun 2011-2012) dan Enterovirus 71 epidemi terbaru (sekitar 905 anak-anak
dirawat di rumah sakit telah meninggal) di Kamboja. RT-PCR pengujian dapat membedakan
antara genera virus banyak, spesies, dan subtipe. Strain virus Coxsackie Membedakan dari
adenovirus, jenis enterovirus lainnya, virus gema, dan lain-lain dapat menjadi diperlukan di
masa depan.
Virus dapat diisolasi dan diidentifikasi melalui media kultur dan immunoassay dari
lesi kulit, lesi mukosa, atau sampel tinja. Spesimen oral memiliki tingkat isolasi tertinggi.
10

Pada pasien dengan vesikel, penyeka vesikel juga merupakan sumber yang baik untuk koleksi
virus. Pada pasien tanpa vesikel, penyeka dubur dapat dikumpulkan. Untuk isolasi virus, 2
swab koleksi yang direkomendasikan dari tenggorokan dan lainnya baik dari vesikel atau
rektum.
Uji serologi (misalnya, akut dan tingkat antibodi sembuh) dapat diperoleh.
Membedakan coxsackie-terkait dari EV-71-terkait HFMD mungkin memiliki makna
prognostik. Polymerase chain reaction (PCR) dan teknologi microarray antara berbagai cara
untuk mengidentifikasi virus penyebab. Tes spesifik bervariasi antara rumah sakit.(19,25)
Diagnosis Banding
- Herpangina
- Herpes Simplex
- Herpes Zoster
- Stomatitis
- Varicella
Komplikasi
Beberapa komplikasi yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut :
-

Dehidrasi pada anak-anak dan balita, harus dirawat di rumah sakit dan diinfus dengan
cairan elektrolit dan nutrisi. Sebagai pencegahan banyak diberikan cairan elektrolit,
misalnya oralit.

Infeksi pada kulit atau ulser di mulut oleh bakteri dan/atau jamur.

Kasus komplikasi yang jarang: meningoensefalitis, miokarditis, edema paru, dan


kematian(18,19).

Pengobatan
Pada kondisi penderita dengan kekebalan dan kondisi tubuh cukup baik, biasanya
tidak diperlukan pengobatan khusus. Peningkatan kekebalan tubuh penderita dilakukan
dengan pemberian konsumsi makanan dan cairan dalam jumlah banyak dan dengan kualitas
gizi yang tinggi, serta diberikan tambahan vitamin dan mineral jika perlu. Jika didapati
terjadinya gejala superinfeksi akibat bakteri maka diperlukan antibiotika atau diberikan
antibiotika dosis rendah sebagai pencegahan.

11

Secara umum, untuk menekan gejala dan rasa sakit akibat timbulnya luka di mulut
dan untuk menurunkan panas dan demam, digunakan obat-obatan golongan analgetika dan
antipiretika. Dari aspek farmakoterapi, hal penting untuk diperhatikan dalam pengobatan
penyakit KTM adalah bahwa beberapa golongan obat dapat menimbulkan sindroma StenvenJohnson yang menunjukkan gejala mirip dengan penyakit KTM dan dapat memperparah
ulser. Golongan obat tersebut adalah : barbiturat, karbamazepin, diflusinal, hidantoin,
ibuprofen, penisilin, fenoftalein, fenilbutazon, propranolol, kuinin, salisilat, sulfonamida,
sulfonilurea, sulindac, dan tiazida (20).
Antiseptik oral digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi akibat jamur atau
bakteri. Beberapa golongan antasida dan pelapis mukosa lambung juga digunakan untuk
mengatasi ulkus di saluran cerna dan lambung. Berikut adalah daftar obat-obatan yang bisa
digunakan untuk mengatasi simptomatik Penyakit Kaki Tangan dan Mulut (20,21,22,23,24).
1. Antipiretika : digunakan untuk menurunkan demam, misalnya : asetaminofen. Perlu
diperhatikan bahwa penggunaan golongan NSAID (Non Steroidal Anti Inflammatory
Drugs) dapat menimbulkan gejala sindrom Stenven-Johnson yang menunjukkan gejala
mirip dengan penyakit ini dan dapat memperparah ulser sehingga disarankan untuk
digunakan dengan golongan antasida, atau jika ada dipilih golongan antipiretika/analgetika
yang lain.
2. Antiseptika : berbagai bentuk sediaan kumur, seperti : betadine, rebusan daun sirih, dan
tablet hisap, seperti SP troches, FG troches, dsb.
3. Antibiotika : lokal atau sistemik, digunakan untuk mencegah atau mengatasi infeksi karena
mikroba pada ulser di mulut dan kulit, ditentukan oleh dokter, seperti : neosporin (lokal),
klindamisin, eritromisin,dsb.
4. Bahan anestetika lokal untuk mengurangi rasa sakit di daerah mulut ditabelkan sebagai
berikut:
Nama Obat

Dyclonine(Dyclone)

dengan

resep

dokter : anestetika lokal yang tersedia dalam


bentuk larutan, semprot, lozenge. Mencegah
permeabilitas sel dan memblokir impuls pada
Dosis dewasa

ujung sarap perifer di kulit.


Oleskan 0,5 atau 1% larutan pada luka, tak
boleh lebih dari 200 mg atau 40 mL dari
0,5% larutan atau 20 mL larutan 1%
12

Dosis anak-anak

Seperti dosis dewasa, disesuaikan dengan

Kontra Indikasi
Interaksi
Kehamilan

bobot badan.
Riwayat hipersensitivitas
Tidak dilaporkan
Golongan resiko C keamanan penggunaan

Perhatian

selama kehamilan belum ditetapkan


Overdosis dapat menyebabkan depresi atau
eksitasi, syok miokardiak

Nama Obat

Lidokain cair (Dilocaine; Dermaflex Gel)


anestetika lokal. Menurunkan permeabilitas
terhadap ion natrium pada membran saraf
dan

Cara pemakaian (dewasa)


Dosis anak
Kontra Indikasi

menghasilkan

inhibisi

depolarisasi,

blokir transmisi impuls saraf.


Dioleskan dengan kapas pada ulser di mulut.
Disesuaikan dengan bobot badan.
Riwayat hipersensitivitas, sindrom AdamStokes, simdrom Wolfgang-Parkinson-White,
gangguan

sinoatrial,

AV,

atau

blok

intraventikular (jika tidak digunakan alat


Interaksi

pacu jantung).
Pemberian dengan simetidin dan beta bloker
meningkatkan toksisitas. Pemberian bersama
dengan

prokainamida

meningkatkan

aksi

dan

tokainida

kardiodepresan,

Kehamilan

meningkatkan suksinilkolin.
Resiko B biasanya

Perhatian

diperhitungkan manfaat dengan resikonya.


Anestesia di seluruh wilayah mulut dan

aman,

perlu

faring kemungkinan dapat menyebabkan tak


terasanya

makanan,

gangguan

terhadap

pernafasan, rasa menggigit di lidah dan


mukosa bukal, overdosis data menyebabkan
toksisitas (kepala berat, euforia, tinitus,
nausea, mual, koma, brakikardi, hipotensi,
lemah jantung).

13

5. Antihistamin: Inhibisi antihistamin pada reseptor H1 menyebabkan kontriksi bronkus,


sekresi mukosa, kontraksi otot halus, edema, hipotensi, depresi sususan saraf pusat, dan
aritmia jantung.
Nama Obat

Difenhidramin

(Benadryl,

Benylin,

Diphen, AllerMax) kelas etanolamina,


bloker reseptor histamin tipe 1. Memiliki
sifat sedatif dan antikolinergik penting dapat
menimbulkan efek anestetika lokal dengan
Penggunaan pada penderita dewasa

menahan transmisi dari implus saraf.


Untuk menahan simptom ulser oral :
dikombinasikan

dengan

alukol

dan

magnesium hidroksida (Mylanta), cairan


lidokain dan/atau gerusan tablet sukralfat
Dosis anak

(Carafate). Kumur dan keluarkan lagi.


Disesuaikan
dengan
bobot
badan,

Kontraindikasi
Interaksi

penggunaan sama dengan penderita dewasa.


Riwayat hipersensitivitas, MAO Inhibitor.
Potensi efek depresi sistem saraf pusat,
jangan diberikan dengan sirup yang dapat
menimbulkan gejala seperti reaksi disulfiram
(yang mengandung alkohol), berinteraksi
dengan

antidepresan

MAO,

antimuskarinik,

trisiklik,

Inhibitor

amantadin,

dan

Kehamilan

prokainamida.
Golongan Resiko C keamanan selama

Perhatian

kehamilan belum ditetapkan.


Xerostomia, glaucoma, hipertiroidismus,
ulser

usus,

gangguan

saluran

kemih,

gangguan saluran pencernaan, penyakit hati,


hipertrofi prostat.
6. Golongan Antasida dan Antiulser digunakan untuk mengatasi gastritis, ulser di mulut dan
saluran cerna. Biasanya digunakan untuk kumur, namun jika didiagnosis ada luka di
saluran gastrointestinal maka antasida ditelan.
Nama Obat

Sukralfat (Carafate) antasida dengan


14

kompleks aluminium untuk treatmen ulser


mukosa mulut. Sama efeknya terhadap ulser
pada saluran cerna, sukralfat membentuk
suatu lapisan kental yang menyelimuti
saluran cerna bersama menahan pepsin, asam
lambung, dan garam empedu. Dengan aksi
tersebut, memudahkan pemulihan luka-luka
Penggunaan pada penderita dewasa

di saluran cerna.
Kontrol simptomatik ulser di mulut :
dikombinasi dengan antasida koloidal alukol
dan

magnesium

hidroksida

(Mylanta),

lidokain kental dan difenhidramin, dicampur


dalam bentuk cairan untuk dikumur beberapa
kali sehari. Jika didiagnosis ada luka ikutan
di sepanjang saluran cerna, antasida dan
difenhidramin dapat ditelan dengan dosis
Dosis anak-anak

yang dianjurkan.
Disesuaikan dengan bobot badan, digunakan
sama dengan cara penggunaan pada penderita

Kontraindikasi
Interaksi

dewasa.
Riwayat hipersensitivitas.
Menurunkan efek ketokonazol,ciprofloxacin,
tetrasiklin,

fenitoin,

warfarin,

kuinidin,

teofilin, norfoxacin; antasida, bloker H2,


digoksin, lansoprazole, levotiroksin, fenitoin,
Kehamilan

dan absorpsi teofilin.


B- Biasanya aman, perlu dipertimbangkan

Perhatian

manfaat dibandingkan resiko.


Bisa menyebabkan gagal ginjal jika terjadi
absorpsi berlebihan dari aluminium

Nama Obat

Aluminium

hidroksida,

magnesium

hidroksida,

simetikon

(Mylanta).

Meningkatkan

pH

menutupi

ulser

asam
lambung.

lambung

dan

Magnesium

ditambahkan sebagai kombinasi antasida


15

Penggunaan pada penderita dewasa

untuk mencegah kesulitan buang air.


Diberikan dalam bentuk kombinasi dengan
lidokain

Penggunaan pada anak-anak

kental,

difenhidramin

dan/atau

sukralfat, digunakan untuk berkumur.


Sama dengan penggunaan pada penderita
dewasa, dosis disesuaikan dengan bobot

Kontraindikasi

badan.
Riwayat hipersensitivitas, gangguan ginjal,

Interaksi

osteomalasia.
Menurunkan
kortikosteroid,

efikasi

fluorokuinolon,

benzodiazepin,

fenotiazin,

efek alumunium dan magnesium terhadap


Kehamilan

asam valproat, sulfonil urea,kuinidin dan


C keamanan selama kehamilan belum

Perhatian

ditetapkan.
Dapat menyebabkan gangguan dan gagal
ginjal

dan

kesulitan

b.a.b.

sehingga

menyebabkan wasir/hemorrhage.
Prognosis
Prognosis pada HFMD sangat baik. Dan sebagian besar pasien dengan penyakit ini
dapat sembuh sepenuhnya.(19)
Edukasi kepada penderita
- Virus masih dapat berada di dalam tinja penderita hingga 1 bulan.
- Isolasi pasien sebenarnya tidak diperlukan, namun perlu istirahat untuk pemulihan dan
pencegahan penularan lebih luas.
- Selalu mencuci tangan dengan benar untuk mengurangi resiko penularan.
- Jangan memecah vesikel.
- Mencegah kontak dengan cairan mulut dan pernafasan antara penderita dengan
anggota keluarga yang lain.
- Meningkatkan kekebalan tubuh dengan sebisa mungkin makan makanan bergizi,
sayur sayuran berkuah, jus buah, segera setelah rasa nyeri di mulut berkurang.
- Mencegah dehidrasi dengan memasukkan cairan, untuk mengurangi rasa sakit sebisa
mungkin cairan yang isotonis dan isohidris (tidak terasa asam/terlalu mani
16

KESIMPULAN
Penyakit KTM adalah penyakit yang disebabkan oleh virus coxsackie A19 dan
enterovirus 71. Pencegahan utama yang dilakukan adalah pemutusan rantai penularan
penyakit dengan mencegah kontak dari satu penderita ke penderita yang lain. Pengobatan
secara simptomatik terutama dilakukan untuk menekan rasa nyeri di mulut, mempercepat
penyembuhan ulser di mulut, penekan demam, dan pencegahan infeksi skunder. Golongan
obat yang bisa diberikan : antipiretik, antasida, antihistamin non steroid, analgetik, dan
antiseptik. Di samping itu bisa diberikan vitamin dan mineral tambahan bagi penderita atau
kerabat penderita untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh.

17

DAFTAR PUSTAKA

Goh KT, Ong A, Low J, editors. A Guide on Infectious Diseases of Public Health
Importance in Singapore. 6th ed. Singapore: Ministry of Health and Tan Tock Seng
Hospital; 2004.

Tay CH, Gaw CYN, Low T, Ong C, Chia KW, Yeo H, et al. In : Outbreak of hand,
foot and mouth disease in Singapore. Singapore Med J; 1974. p.174-83.

Goh KT, Doraisingham S, Tan JL, Lim GN, Chew SE. In : An outbreak of hand, foot
and mouth disease in Singapore. Bull World Health Organ ;1982 p.965-9.

Chan KP, Goh KT, Chong CY, Teo ES, Lau G, Ling AE. In : Epidemic hand foot and
mouth disease caused by human enterovirus 71, Singapore. Emerg Infect Dis; 2003
p.78-85.

Centers for Disease Control and Prevention. Deaths among children during an
outbreak of hand, foot, and mouth disease Taiwan, Republic of China, April-July
1998. MMWR Morb Mortal Wkly Rep ; 1998 p.629-32.

Ho M, Chen ER, Hsu KH, Twu SJ, Chen KT, Tsai SF, et al. In : An epidemic of
enterovirus 71 infection in Taiwan. Taiwan Enterovirus Epidemic Working Group. N
Engl J Med ;1999. p.929-35.

Liu C, Tseng H, Wang S, Wang J, Su I. In : An outbreak of enterovirus 71 infection in


Taiwan, 1998: epidemiologic and clinical manifestations. J Clin Virol ; 2000. p.23-30.

Tierney, L.M., Jr., Mc Phee, J.A. In : Current Medical Diagnosis & Treatment. Lange
Medical Book. New York ; 2004. p.1327-28.

Centers for Disease Control and Prevention National Center for Infectious Diseases.
Available from URL : http://www.cdc.gov./ncidod/dvrd/revb/enterovirus/hfhf.htm.
Accessed October 10 2012..

10 Cherry

JD.

Enteroviruses:

polioviruses,

coxsackieviruses,

echoviruses

and

enteroviruses. In: Textbook of Pediatric Infectious Diseases. 5th ed. 2005:2007.

18

11 Chang LY, Tsao KC, Hsia SH, et al. In : Transmission and clinical features of
enterovirus 71 infections in household contacts in Taiwan. JAMA ; 2004. p.222-7.
12 Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. Viral infections of skin and mucosa. In:
Fitzpatrick's Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology. 5th ed. New York, NY:
McGraw-Hill; 2005.p.790-92.
13 Chen KT, Chang HL, Wang ST, Cheng YT, Yang JY. In : Epidemiologic features of
hand-foot-mouth disease and herpangina caused by enterovirus 71 in Taiwan, 19982005. Pediatrics ; 2007. p.244-52.
14 Wang CY, Li Lu F, Wu MH, et al. Fatal coxsackievirus A16 infection. Pediatr Infect
Dis J ;2004.p.275-6.
15 Dyne, P., MD, Pediatrics, Hand-Foot-and-Mouth Disease, e-Medicine.com, last up
date 5 January 2005, diakses 10 Oktober 2012.
16 Graham, B.S., MD, Hand-Foot-and-Mouth Disease, e-Medicine.com, last up date 6
January 2005, diakses 10 Oktober 2012.
17 Departemen of Dermatology Univ. Iowa College of Medicine, Available from
URL : http://tray.dermatology.uiowa.edu/Coxsack01.htm. Accessed October 10 2012.
18 Goksugur N. Hand Foot and Mouth Disease. Available from URL :
http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMicm0910628.Accessed October 10, 2012.
19 Nervi SJ. Hand Foot and Mouth Disease. Available from URL :
http://emedicine.medscape.com/article/218402-overview#a0199. Accessed October
10, 2012.
20 Di Piro, J.T., et.al. Pharmacotherapy, 3th ed. Appleton & Lange. Stamford; 1997.
p.1842-1844.
21 Tjay, T. H., & Kirana, R. Obat-Obat Penting. Elex Media Komputindo. Jakarta; 2002.
22 Harfindal, E.T., Gourley, D.R.Textbook of Theurapeutics Drug and Disease
Management. Lippincott Williams & Wilson, 7th ed. Philadelphia ; 2000. P.973-1046.
23 Chavis, L.M., R.Ph. Ask Your Pharmacist.St. MartinsGriffin. New York ;2002.
24 American Soc. of Health System Pharmacist. AHFS Drug Information. ;2003.
25 Mersch J. Hand Foot and Mouth Syndrome. Available from URL :
http://www.medicinenet.com/hand-foot-and-mouth_syndrome/page3.htm.

Accessed

October 10, 2012.

19

20

Anda mungkin juga menyukai