Pustaka
Diskusi
DATA PASIEN
Nama : Nn.Y
Umur : 24 tahun
Nama Klinik : RST Singaraja
Telp :
Data Utama Untuk Bahan Diskusi:
Keluhan Utama : demam 2 hari SMRS
Pos
No RM : 918024
Terdaftar Sejak :
Os datang dengan keluhan demam 2 hari SMRS. Sifat demam tinggi dan naik turun.
Jika diberi penurun demam, demam akan turun beberapa jam lalu kembali naik. Os juga
merasakan sakit kepala disertai mual. Keluhan seperti muntah, batuk, dan pilek disangkal. Os
juga merasakan nyeri otot di seluruh tubuh dan sendi. Pagi ini os merasakan nyeri di sekitar
tenggorokan dan mulut sehingga os susah untuk menelan makanan dan minuman. Os juga
menyadari pada telapak kaki dan tangan muncul seperti bintil bintil kecil. Bintil bintil
tersebut bewarna merah, gatal, dan nyeri bila ditekan. BAB dan BAK os normal.
Hasil Pembelajaran:
1. Definisi HFMD
2. Etiologi HFMD
3. Patofisiologi HFMD
4. Gejala Klinis HFMD
5. Pemeriksaan Fisik pada HFMD
6. Pemeriksaan Penunjang pada HFMD
7. Komplikasi HFMD
8. Penatalaksanaan HFMD
1
2. Objektif:
Keadaan Umum
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan Darah
: 110/70
Nadi
: 80x/ menit
Pernafasan
: 20x/ menit
Suhu
: 39,8 o C
Status Generalis
Kepala
: Normocephali
Mata
THT
Leher
Dada
Paru
Jantung
Abdomen
Extremitas
Status Lokalis
2
Laboratorium
Tanggal 23 Mei 2016
DARAH
Hb
13,3 g/dL
14-18
Ht
35,0%
40-48
Leukosit
8400 /L
5.000-10.000
Trombosit
242.000 /L
150.000-450.000
3. Assessment :
Pada anamnesis, didapatkan pasien mengeluh demam dengan sifat demam naik
turun. Keluhan disertai pusing, mual dan nafsu makan menurun dikarenakan os mengeluh
nyeri menelan sehingga makanan dan minum tidak bisa dikonsumsi. Dari hasil pemeriksaan
fisik ditemukan :
THT : faring tampak hiperemis, arcus faring dan uvula tampak kemerahan dan
3
dinamakan Hand, Foot, and Mouth Disease atau yang lebih dikenal Flu Singapura.
4. Plan :
- Terapi :
Ibuprofen tab 3 x 400 mg
Laprozin syr 3 x 1 C
Ondansetron tab 3 x 8 mg (kp)
TINJAUAN PUSTAKA
benda(2). Di Singapura, wabah pertama HFMD dilaporkan pada bulan Juni sampai Juli 1970
namun agen etiologinya belum diketahui.(3) Dua wabah lainnya terkait dengan CA16
yang dilaporkan selama periode antara September 1972 dan Januari 1973, dan antara
September dan Desember 1981.(4) Wabah terbesar dari HFMD yang disebabkan oleh EV71
dengan 3790 kasus dan 4 kematian terjadi di Singapura antara September dan Desember
2000. Temuan patologis utama yang didapat dari hasil pada otopsi adalah pneumonitis
interstitial, miokarditis dan ensefalitis.(5)
Dari berbagai sumber dilaporkan bahwa akhir-akhir ini penyakit tersebut sudah
banyak penderitanya di Indonesia. Penyakit ini banyak berjangkit pada musim panas dan
kering, dan pada masa awal turunnya hujan. Meskipun di Indonesia penyakit ini dinyatakan
bukan merupakan penyakit yang digolongkan berbahaya, namun wabah yang terjadi selama
April sampai Juli 1998 di Taiwan, dimana Enterovirus 71 (EV71) telah diidentifikasi sebagai
agen etiologi yang utama. Wabah itu dikaitkan dengan tingkat kematian sangat tinggi pada
anak-anak kecil. Setidaknya terdapat 55 kasus fatal yang awalnya dilaporkan(6,7) pada anakanak yang memiliki keluhan yang sulit disembuhkan setelah fase prodromal akut penyakit,
banyak dari mereka yang mengalami gangguan neurologis selama sakit dan meninggal dalam
waktu 24 jam rawat inap (8). Selain itu dari April sampai Juni 1997, 29 anak yang sebelumnya
sehat berusia kurang dari 6 tahun di Sarawak, Malaysia, meninggal karena kegagalan
kardiorespirasi cepat progresif selama wabah HFMD yang terutama disebabkan oleh
enterovirus 71 (EV71)(9) .
Untuk pengobatan HFMD, sampai sekarang belum ada obat spesifik untuk
mengatasinya kecuali obat-obatan simptomatik untuk menekan gejala. Penyakit ini
disebabkan oleh virus yang sama sekali berbeda dengan penyakit kaki dan mulut pada
binatang ternak. Gejalanya yang mirip dengan sindroma Stevens-Johnson akibat alergi
terhadap penggunaan beberapa jenis obat
(10)
pertumbuhan vesikel dan ulkus di kulit secara spesifik banyak timbul di rongga mulut,
telapak tangan, dan telapak kaki.
Definisi
Dalam masyarakat infeksi virus tersebut sering disebut sebagai "Flu Singapura".
Dalam dunia kedokteran dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau
penyakit Kaki, Tangan dan Mulut ( KTM ). KTM adalah penyakit yang disebabkan oleh
sekelompok enterovirus yang disebut coxsackievirus, anggota dari famili Picornaviridae;
dengan gejala klinis berupa lepuhan di mulut, tangan , dan kaki, terutama di bagian telapak,
5
terkadang di bokong. Lepuhan di mulut segera pecah dan membentuk ulser yang dirasakan
sangat nyeri dan perih oleh penderitanya sedangkan lepuhan di telapak kaki, tangan, dan
beberapa bagian tubuh lain tidak terasa sakit atau gatal, tapi sedikit nyeri jika ditekan.(10,16)
Epidemiologi(2,19,25)
HFMD terkait dengan EV71 telah lebih sering di Asia Tenggara dalam beberapa tahun
terakhir. Faktor resiko dalam epidemi penyakit ini termasuk kehadiran pusat penitipan anak,
seringnya berkontak dengan penderita HFMD, jumlah anggota keluarga yang besar, dan
tempat tinggal di pedesaan.
Menurut laporan, HFMD menunjukkan tidak memiliki predileksi seksual. Beberapa
data epidemi mengamati rasio laki-laki dan perempuan dominasi sedikit 1.2-1.3:1.
Baru-baru ini, di Asia (terutama Kamboja), anak-anak yang diduga terinfeksi
Enterovirus 71 memiliki angka kematian 90%. Ini epidemi (terutama pada bayi, balita, dan
anak di bawah 2 tahun) masih dalam penyelidikan intensif dan itu adalah peneliti
kemungkinan akan memiliki pemahaman yang lebih baik dari angka kematian yang tinggi
terkait dengan enterovirus 71. Jika Enterovirus 71 yang pada akhirnya ditemukan
bertanggung jawab atas kematian, kemungkinan virus telah mengembangkan kemampuan
mematikan baru untuk cepat menginfeksi dan merusak jaringan paru-paru anak-anak. Namun,
penelitian yang sedang berlangsung dan beberapa peneliti menunjukkan bahwa anak-anak
mati dari kombinasi enterovirus 71, suis Streptococcus, dan koinfeksi virus dengue.
Etiologi(25)
Penyakit KTM ini adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang
masuk dalam family Picornaviridae, Genus Enterovirus. Genus yang lain adalah Rhinovirus,
Cardiovirus, Apthovirus. Didalam Genus enterovirus terdiri dari Coxsackie A virus,
Coxsackie B virus. Penyebab KTM yang paling sering pada pasien rawat jalan adalah
Coxsackie A16, sedangkan yang sering memerlukan perawatan karena keadaannya lebih
berat atau ada komplikasi sampai meninggal adalah Enterovirus 71.
Coxsackie virus yang dipisahkan menjadi dua kelompok yaitu A dan B, yang
didasarkan pada pengaruhnya terhadap tikus yang baru lahir (Coxsackie A menyebabkan
cedera otot, kelumpuhan, dan kematian,. Coxsackie B mengakibatkan kerusakan organ, tetapi
hasil kurang parah). Ada lebih dari 24 berbeda serotipe virus dimana masing-masing virus
memiliki protein yang berbeda pada permukaannya. Virus Coxsackie menginfeksi sel inang
dan menyebabkan sel inang menjadi lisis.
6
Penyakit tangan, kaki dan mulut yang ringan biasanya disebabkan oleh
Coxsackievirus. Anak usia di bawah 5 tahun sering terkena infeksi virus ini, meskipun pada
orang dewasa dapat juga terjadi. Infeksi Coxsackievirus mungkin sama sekali tidak
menunjukkan gejala atau hanya ringan(12).
Gejala penyakit diawali dengan demam tidak tinggi 2-3 hari, diikuti nyeri
tenggorokan atau faringitis, sulit makan dan minum karena nyeri akibat luka di mulut dan
lidah. Kadang disertai sedikit pilek atau gejala seperti flu.
Timbul lepuhan atau vesikel yang kemudian pecah selama 5-10 hari. Lepuhan di
mulut berukuran 2-3 mm yang segera pecah dan membentuk ulkus yang dirasakan sangat
perih terutama saat makan/minum, sehingga sukar untuk menelan. Jumlah ulkus di mulut
mencapai 5-10 yang tersebar di daerah bukal, palatal, gusi, dan lidah seperti ditunjukkan pada
gambar 2(18). Ulkus di lidah paling lama sembuh.
Ulkus juga dapat menyebar hingga saluran cerna yang lebih dalam sampai ke
lambung. Pada kondisi pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang baik, seluruh gejala dapat
membaik selama 5 7 hari. Bersamaan dengan itu timbul rash atau ruam atau vesikel (lepuh
kemerahan/blister yang kecil dan rata), papulovesikel yang tidak gatal ditelapak tangan dan
kaki. Kadang-kadang rash atau ruam (makulopapul) ada pada daerah bokong(12,13,14,15,16).
Pada bayi atau anak usia di bawah 5 tahun yang timbul gejala berat harus dirujuk ke
rumah sakit. Gejala yang dianggap berat adalah hiperpireksia (suhu lebih dari 39 OC) atau
demam tidak turun-turun, takikardi, sesak, anoreksia, muntah atau diare dengan dehidrasi,
badan sangat lemas, kesadaran menurun dan kejang.
Lepuhan atau vesikel di kaki dan tangan dijumpai pada 2/3 penderita, yang terutama
tumbuh di bagian dorsal dan sisi-sisi jari serta telapak tangan seperti ditunjukkan pada
gambar 3
(19)
multiforma
(14)
ini secara khas berbentuk bulat atau elips yang akan mengering sendiri
Permasalahan utama pada anak-anak dan balita adalah kesulitan untuk makan dan
minum yang dengan beberapa bentuk komplikasi seperti mual, muntah, dan diare akibat
ulkus di saluran pencernaan, serta demam panas, dapat menyebabkan dehidrasi. Di samping
itu kemungkinan terjadinya superinfeksi oleh mikroba lain dapat memperparah penyakit dan
menyebabkan berbagai komplikasi.
.
Pemeriksaan Laboratorium
Pasien biasanya didiagnosis dengan penampilan klinis mereka. Secara klinis, ruam
yang tampak biasanya pada tangan, kaki, dan mulut pada anak dengan demam dianggap
diagnostik infeksi virus Coxsackie. Biasanya, diagnosis HFM dibuat pada kombinasi dari
sejarah klinis dan temuan fisik karakteristik. Konfirmasi laboratorium jarang diperlukan
kecuali pada komplikasi berat. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, tes virus dapat
dilakukan untuk mengidentifikasi virus, tetapi tes ini sangat mahal, biasanya perlu dikirim ke
laboratorium diagnostik khusus virus yang menggunakan RT-PCR dan sering memakan
waktu sekitar dua minggu untuk mendapatkan hasilnya. Pengujian ini hampir tidak pernah
dilakukan karena sebagian besar infeksi diri terbatas dan biasanya ringan, tapi situasi ini bisa
berubah karena wabah di Alabama (38 anak, 12% dirawat di rumah sakit namun tidak ada
kematian pada tahun 2011-2012) dan Enterovirus 71 epidemi terbaru (sekitar 905 anak-anak
dirawat di rumah sakit telah meninggal) di Kamboja. RT-PCR pengujian dapat membedakan
antara genera virus banyak, spesies, dan subtipe. Strain virus Coxsackie Membedakan dari
adenovirus, jenis enterovirus lainnya, virus gema, dan lain-lain dapat menjadi diperlukan di
masa depan.
Virus dapat diisolasi dan diidentifikasi melalui media kultur dan immunoassay dari
lesi kulit, lesi mukosa, atau sampel tinja. Spesimen oral memiliki tingkat isolasi tertinggi.
10
Pada pasien dengan vesikel, penyeka vesikel juga merupakan sumber yang baik untuk koleksi
virus. Pada pasien tanpa vesikel, penyeka dubur dapat dikumpulkan. Untuk isolasi virus, 2
swab koleksi yang direkomendasikan dari tenggorokan dan lainnya baik dari vesikel atau
rektum.
Uji serologi (misalnya, akut dan tingkat antibodi sembuh) dapat diperoleh.
Membedakan coxsackie-terkait dari EV-71-terkait HFMD mungkin memiliki makna
prognostik. Polymerase chain reaction (PCR) dan teknologi microarray antara berbagai cara
untuk mengidentifikasi virus penyebab. Tes spesifik bervariasi antara rumah sakit.(19,25)
Diagnosis Banding
- Herpangina
- Herpes Simplex
- Herpes Zoster
- Stomatitis
- Varicella
Komplikasi
Beberapa komplikasi yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut :
-
Dehidrasi pada anak-anak dan balita, harus dirawat di rumah sakit dan diinfus dengan
cairan elektrolit dan nutrisi. Sebagai pencegahan banyak diberikan cairan elektrolit,
misalnya oralit.
Infeksi pada kulit atau ulser di mulut oleh bakteri dan/atau jamur.
Pengobatan
Pada kondisi penderita dengan kekebalan dan kondisi tubuh cukup baik, biasanya
tidak diperlukan pengobatan khusus. Peningkatan kekebalan tubuh penderita dilakukan
dengan pemberian konsumsi makanan dan cairan dalam jumlah banyak dan dengan kualitas
gizi yang tinggi, serta diberikan tambahan vitamin dan mineral jika perlu. Jika didapati
terjadinya gejala superinfeksi akibat bakteri maka diperlukan antibiotika atau diberikan
antibiotika dosis rendah sebagai pencegahan.
11
Secara umum, untuk menekan gejala dan rasa sakit akibat timbulnya luka di mulut
dan untuk menurunkan panas dan demam, digunakan obat-obatan golongan analgetika dan
antipiretika. Dari aspek farmakoterapi, hal penting untuk diperhatikan dalam pengobatan
penyakit KTM adalah bahwa beberapa golongan obat dapat menimbulkan sindroma StenvenJohnson yang menunjukkan gejala mirip dengan penyakit KTM dan dapat memperparah
ulser. Golongan obat tersebut adalah : barbiturat, karbamazepin, diflusinal, hidantoin,
ibuprofen, penisilin, fenoftalein, fenilbutazon, propranolol, kuinin, salisilat, sulfonamida,
sulfonilurea, sulindac, dan tiazida (20).
Antiseptik oral digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi akibat jamur atau
bakteri. Beberapa golongan antasida dan pelapis mukosa lambung juga digunakan untuk
mengatasi ulkus di saluran cerna dan lambung. Berikut adalah daftar obat-obatan yang bisa
digunakan untuk mengatasi simptomatik Penyakit Kaki Tangan dan Mulut (20,21,22,23,24).
1. Antipiretika : digunakan untuk menurunkan demam, misalnya : asetaminofen. Perlu
diperhatikan bahwa penggunaan golongan NSAID (Non Steroidal Anti Inflammatory
Drugs) dapat menimbulkan gejala sindrom Stenven-Johnson yang menunjukkan gejala
mirip dengan penyakit ini dan dapat memperparah ulser sehingga disarankan untuk
digunakan dengan golongan antasida, atau jika ada dipilih golongan antipiretika/analgetika
yang lain.
2. Antiseptika : berbagai bentuk sediaan kumur, seperti : betadine, rebusan daun sirih, dan
tablet hisap, seperti SP troches, FG troches, dsb.
3. Antibiotika : lokal atau sistemik, digunakan untuk mencegah atau mengatasi infeksi karena
mikroba pada ulser di mulut dan kulit, ditentukan oleh dokter, seperti : neosporin (lokal),
klindamisin, eritromisin,dsb.
4. Bahan anestetika lokal untuk mengurangi rasa sakit di daerah mulut ditabelkan sebagai
berikut:
Nama Obat
Dyclonine(Dyclone)
dengan
resep
Dosis anak-anak
Kontra Indikasi
Interaksi
Kehamilan
bobot badan.
Riwayat hipersensitivitas
Tidak dilaporkan
Golongan resiko C keamanan penggunaan
Perhatian
Nama Obat
menghasilkan
inhibisi
depolarisasi,
sinoatrial,
AV,
atau
blok
pacu jantung).
Pemberian dengan simetidin dan beta bloker
meningkatkan toksisitas. Pemberian bersama
dengan
prokainamida
meningkatkan
aksi
dan
tokainida
kardiodepresan,
Kehamilan
meningkatkan suksinilkolin.
Resiko B biasanya
Perhatian
aman,
perlu
makanan,
gangguan
terhadap
13
Difenhidramin
(Benadryl,
Benylin,
dengan
alukol
dan
Kontraindikasi
Interaksi
antidepresan
MAO,
antimuskarinik,
trisiklik,
Inhibitor
amantadin,
dan
Kehamilan
prokainamida.
Golongan Resiko C keamanan selama
Perhatian
usus,
gangguan
saluran
kemih,
di saluran cerna.
Kontrol simptomatik ulser di mulut :
dikombinasi dengan antasida koloidal alukol
dan
magnesium
hidroksida
(Mylanta),
yang dianjurkan.
Disesuaikan dengan bobot badan, digunakan
sama dengan cara penggunaan pada penderita
Kontraindikasi
Interaksi
dewasa.
Riwayat hipersensitivitas.
Menurunkan efek ketokonazol,ciprofloxacin,
tetrasiklin,
fenitoin,
warfarin,
kuinidin,
Perhatian
Nama Obat
Aluminium
hidroksida,
magnesium
hidroksida,
simetikon
(Mylanta).
Meningkatkan
pH
menutupi
ulser
asam
lambung.
lambung
dan
Magnesium
kental,
difenhidramin
dan/atau
Kontraindikasi
badan.
Riwayat hipersensitivitas, gangguan ginjal,
Interaksi
osteomalasia.
Menurunkan
kortikosteroid,
efikasi
fluorokuinolon,
benzodiazepin,
fenotiazin,
Perhatian
ditetapkan.
Dapat menyebabkan gangguan dan gagal
ginjal
dan
kesulitan
b.a.b.
sehingga
menyebabkan wasir/hemorrhage.
Prognosis
Prognosis pada HFMD sangat baik. Dan sebagian besar pasien dengan penyakit ini
dapat sembuh sepenuhnya.(19)
Edukasi kepada penderita
- Virus masih dapat berada di dalam tinja penderita hingga 1 bulan.
- Isolasi pasien sebenarnya tidak diperlukan, namun perlu istirahat untuk pemulihan dan
pencegahan penularan lebih luas.
- Selalu mencuci tangan dengan benar untuk mengurangi resiko penularan.
- Jangan memecah vesikel.
- Mencegah kontak dengan cairan mulut dan pernafasan antara penderita dengan
anggota keluarga yang lain.
- Meningkatkan kekebalan tubuh dengan sebisa mungkin makan makanan bergizi,
sayur sayuran berkuah, jus buah, segera setelah rasa nyeri di mulut berkurang.
- Mencegah dehidrasi dengan memasukkan cairan, untuk mengurangi rasa sakit sebisa
mungkin cairan yang isotonis dan isohidris (tidak terasa asam/terlalu mani
16
KESIMPULAN
Penyakit KTM adalah penyakit yang disebabkan oleh virus coxsackie A19 dan
enterovirus 71. Pencegahan utama yang dilakukan adalah pemutusan rantai penularan
penyakit dengan mencegah kontak dari satu penderita ke penderita yang lain. Pengobatan
secara simptomatik terutama dilakukan untuk menekan rasa nyeri di mulut, mempercepat
penyembuhan ulser di mulut, penekan demam, dan pencegahan infeksi skunder. Golongan
obat yang bisa diberikan : antipiretik, antasida, antihistamin non steroid, analgetik, dan
antiseptik. Di samping itu bisa diberikan vitamin dan mineral tambahan bagi penderita atau
kerabat penderita untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh.
17
DAFTAR PUSTAKA
Goh KT, Ong A, Low J, editors. A Guide on Infectious Diseases of Public Health
Importance in Singapore. 6th ed. Singapore: Ministry of Health and Tan Tock Seng
Hospital; 2004.
Tay CH, Gaw CYN, Low T, Ong C, Chia KW, Yeo H, et al. In : Outbreak of hand,
foot and mouth disease in Singapore. Singapore Med J; 1974. p.174-83.
Goh KT, Doraisingham S, Tan JL, Lim GN, Chew SE. In : An outbreak of hand, foot
and mouth disease in Singapore. Bull World Health Organ ;1982 p.965-9.
Chan KP, Goh KT, Chong CY, Teo ES, Lau G, Ling AE. In : Epidemic hand foot and
mouth disease caused by human enterovirus 71, Singapore. Emerg Infect Dis; 2003
p.78-85.
Centers for Disease Control and Prevention. Deaths among children during an
outbreak of hand, foot, and mouth disease Taiwan, Republic of China, April-July
1998. MMWR Morb Mortal Wkly Rep ; 1998 p.629-32.
Ho M, Chen ER, Hsu KH, Twu SJ, Chen KT, Tsai SF, et al. In : An epidemic of
enterovirus 71 infection in Taiwan. Taiwan Enterovirus Epidemic Working Group. N
Engl J Med ;1999. p.929-35.
Tierney, L.M., Jr., Mc Phee, J.A. In : Current Medical Diagnosis & Treatment. Lange
Medical Book. New York ; 2004. p.1327-28.
Centers for Disease Control and Prevention National Center for Infectious Diseases.
Available from URL : http://www.cdc.gov./ncidod/dvrd/revb/enterovirus/hfhf.htm.
Accessed October 10 2012..
10 Cherry
JD.
Enteroviruses:
polioviruses,
coxsackieviruses,
echoviruses
and
18
11 Chang LY, Tsao KC, Hsia SH, et al. In : Transmission and clinical features of
enterovirus 71 infections in household contacts in Taiwan. JAMA ; 2004. p.222-7.
12 Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. Viral infections of skin and mucosa. In:
Fitzpatrick's Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology. 5th ed. New York, NY:
McGraw-Hill; 2005.p.790-92.
13 Chen KT, Chang HL, Wang ST, Cheng YT, Yang JY. In : Epidemiologic features of
hand-foot-mouth disease and herpangina caused by enterovirus 71 in Taiwan, 19982005. Pediatrics ; 2007. p.244-52.
14 Wang CY, Li Lu F, Wu MH, et al. Fatal coxsackievirus A16 infection. Pediatr Infect
Dis J ;2004.p.275-6.
15 Dyne, P., MD, Pediatrics, Hand-Foot-and-Mouth Disease, e-Medicine.com, last up
date 5 January 2005, diakses 10 Oktober 2012.
16 Graham, B.S., MD, Hand-Foot-and-Mouth Disease, e-Medicine.com, last up date 6
January 2005, diakses 10 Oktober 2012.
17 Departemen of Dermatology Univ. Iowa College of Medicine, Available from
URL : http://tray.dermatology.uiowa.edu/Coxsack01.htm. Accessed October 10 2012.
18 Goksugur N. Hand Foot and Mouth Disease. Available from URL :
http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMicm0910628.Accessed October 10, 2012.
19 Nervi SJ. Hand Foot and Mouth Disease. Available from URL :
http://emedicine.medscape.com/article/218402-overview#a0199. Accessed October
10, 2012.
20 Di Piro, J.T., et.al. Pharmacotherapy, 3th ed. Appleton & Lange. Stamford; 1997.
p.1842-1844.
21 Tjay, T. H., & Kirana, R. Obat-Obat Penting. Elex Media Komputindo. Jakarta; 2002.
22 Harfindal, E.T., Gourley, D.R.Textbook of Theurapeutics Drug and Disease
Management. Lippincott Williams & Wilson, 7th ed. Philadelphia ; 2000. P.973-1046.
23 Chavis, L.M., R.Ph. Ask Your Pharmacist.St. MartinsGriffin. New York ;2002.
24 American Soc. of Health System Pharmacist. AHFS Drug Information. ;2003.
25 Mersch J. Hand Foot and Mouth Syndrome. Available from URL :
http://www.medicinenet.com/hand-foot-and-mouth_syndrome/page3.htm.
Accessed
19
20