anak. Penyakit ini disebabkan oleh virus golongan Paramyxovirus. Pada tahun 2013, di dunia
terdapat 145.700 orang meninggal akibat campak, sedangkan sekitar 400 kematian setiap hari
sebagian besar terjadi pada balita (WHO, 2015).
Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak dan dewasa muda yang
rentan.
Di Indonesia, rubella merupakah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan upaya
pencegahan efektif. Data surveilans selama lima tahun terakhir menunjukan 70% kasus rubella
terjadi pada kelompok usia <15 tahun. Selain itu,berdasarkan studi tentang estimasi beban penyakit
CRS di Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan terdapat 2767 kasus CRS, 82/100.000 terjadi pada
usia ibu 15-19 tahun dan menurun menjadi 47/100.000 pada ibu usia 40-44 tahun. Dalam Global
Vaccine Action Plan (GVAP), campak dan rubella ditargetkan untukdapat dieliminasi di 5 regional
WHO pada tahun 2020. Sejalan dengan GVAP, The GlobalMeasles & Rubella Strategic Plan 2012-
2020 memetakan strategi yang diperlukan untukmencapai target dunia tanpa campak, rubella atau
CRS. Satu diantara lima strategi adalahmencapai dan mempertahankan tingkat kekebalan
masyarakat yang tinggi dengan memberikan dua dosis vaksin yang mengandung campak dan rubella
melalui imunisasi rutin dan tambahan dengan cakupan yang tinggi (>95%) dan merata.
Sasaran pelaksanaan kegiatan kampanye imunisasi MR adalah seluruh anak usia 9 bulan sampai
dengan <15 tahun.
Imunisasi MR diberikan tanpa melihat status imunisasi maupun riwayat penyakit campak dan rubella
sebelumnya.
Pelaksanaan kampanye imunisasi MR dilakukan pada tanggal 16 Desember 2021 sebelum pelaksaan
penyuntikan imunisasi MR.
3. Strategi Pelaksanaan
Monitoring dan evaluasi ditujukan pada setiap tahapan kegiatan mulai dari
perencanaan,pelaksanaan (termasuk di dalamnya adalah hasil cakupan) dan dampak. Dalam
kegiatan kampanye imunisasi MR, monitoring dan evaluasi ditujukan pada pelaksanaan kegiatan
untuk mengetahui hasil dibandingkan dengan target atau standar yang ditetapkan. Kegiatan
monitoring dan evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan kampanye imunisasi MR.
Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan dengan mengidentifikasi pencapaian hasil kegiatan
seperti cakupan di masing-masing wilayah, pemakaian logistik dan masalah-masalah yang dihadapi
saat pelaksanaan, termasuk identifikasi kasus KIPI yang terjadi serta aspek-aspek penyebabnya.
Semakin cepat monitoring dan evaluasi dilakukan, maka semakin cepat tindak lanjut perbaikan dapat
dilakukan.