Anda di halaman 1dari 21

JURNAL READING :

Oral Antibiotic Treatment Options for


Acne Vulgaris

Pembimbing : dr. Rompu Roger Aruan, Sp.KK


Yanfrin Taslim (112019151)
Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Kulit dan Kelamin RSUD Koja
Periode 5 november 2020
Data Jurnal

Penulis : Hilary Baldwin, MD

Tahun publikasi : September 2020


Dipublikasikan : Journal Of Clinical and
Aesthetic Dermatology
Latar Belakang
• Acne Vulgaris merupakan penyakit dermatologis yang menyerang sekitar 85% remaja di
Amerika Serikat. Akademi Amerika Dermatologi telah menetapkan panduan tatalaksana
menagani pengobatan Jerawat secara umum. Variasi pengobatan jerawat dari ringan
hingga berat. sebagai contoh, sedang- berat jerawat secara umum diterapi dengan
antibiotik oral, meskipun beberapa pilihan antibiotik tersedia sesuai golongan yang
digunakan. Tujuan dari tinjauan ini melaporkan efisiensi dan keamanan antibiotik yang
biasa diresepkan dalam pengobatan acne vulgaris pada pasien.

• Tinjauan ini lebih fokus membahas keamanan dan effisiensi antibiotik oral yang pada
umumnya biasa digunakan pada pengobatan jerawat.
Acne Vulgaris
• Acne vulgaris merupakan penyakit kulit yang sering kita jumpai pada praktik klinis
dibagian kulit (Amerika Serikat) yang menyerang sekitar 85% remaja dan menetap
hingga dewasa, meskipun tidak mengancam jiwa. Jerawat dapat merugikan yang
berdampak terhadap psikologis dan kondisi fisik kulit, banyak pasien jerawat mengalami
keluhan depresi, cemas, stress emosional dan tidak percaya diri. Jerawat yang berat
dapat menjadi scar yang permanen terjadi pada 20% kasus.
• Jerawat (acne vulgaris) adalah suatu penyakit inflamasi kronis dari unit pilosebaceous.
Sebagian besar kasus jerawat/acne menunjukkan gambaran lesi pleomorfik yang terdiri
dari komedo, papula, pustula, dan nodul dengan luas serta keparahan yang bervariasi.
Meskipun perjalanan penyakit jerawat/acne dapat sembuh dengan sendirinya, namun
dapat memberikan gejala sisa berupa bintik atau bercak dan jaringan parut hipertrofi
(skar).
• Patogenesis penyebab acne : Peningkatan produksi minyak, hiperkereatiniasi folikuler,
cascade lokal inflamasi, dan proliferasi mikroba Cutibacterium acnes ( Propionibacterium
acnes). Pathway biologis saling mempegaruhi membuat pengobatan jerawat menjadi
sulit. Terdapat berbagai pengobatan jerawat yang tersedia yang bekerja sesuai target.
Pengobatan Acne Vulgaris
Antibiotik Oral
• Akademi Amerika Dermatalogi mendukung penggunaan
antibiotik oral untuk mengobati jerawat sedang-berat.
Antibiotik oral menjadi andalan dalam 50 terakhir
pengobatan yang berkhasiat dalam mengurangi keparahan
jerawat dan secara keseluruhan aman bagi pengguna.
• beberapa dekade dan tahun terakhir muncul perhatian
efek penggunaan antibiotik menjadi resistensi membuat
CDC dan WHO membuat kampaye penggunanan antibiotik
harus atas resep dokter untuk mengurangi terjadi
perkembangan resistensi antibiotik.
• Antibiotik yang biasa digunakan untuk jerawat seperti
Doksisiklin, minosiklin, azitromisin, trimetrophrim-
sulfametasaksol dan yang terbaru sarasiklin.
Tetrasiklin
• Tetrasiklin AB oral digunakan untuk jerawat, ditemukan tahun 1940 dan disetujui FDA
1953 untuk penggunaanya.
• Tetrasiklin adalah obat antibiotik spektrum luas, bersifat bakteriostatik. efektif
untuk jerawat, meskipun efektif tetapi harus perhatikan dosis untuk penggunanan
karena ada efek samping dan tetrasiklin tidak populer digunakan lagi karena
mempertimbangkan resistensi.
• Mekanisme kerja tetrasiklin adalah dengan mengikatkan diri pada subunit ribosom
30S, dan mengganggu ikatan aminoacyl-tRNA pada kompleks mRNA-ribosome. Efek
terapi tetrasiklin adalah menginhibisi sintesis protein bakteri.
• Efek terapi dari tetrasiklin pada jerawat mengurangi chemotasis neurtrofil,
menghambat citokin proinflamasi dan matrix metalloproteinase. (jeremy et.al)
• Derivat tetrasiklin “ Generasi Kedua” seperti Doksisiklin, minosiklin dan sarasiklin.
Doksisiklin
• Derivat pertama dari tetrasiklin dan disetujui FDA 1967 penggunannya dan menjadi
antibiotik dalam pengobatan klinis.
• Doksisiklin lebih lipofilik membuat lebih optimal dalam penetrasi dan akumulasi kelenjar
sebasea dimana C. acnes tinggal dan Proliferasi.
• Doksisiklin ada 2 macam yaitu : Doksisklin hyclate dan doksisiklin monohidrat. Doksisiklin
hyclate lebih larut dalam air daripada doksisklin monohidrat sehingga menyebabkan
masalah pada Gastrointestinal.
• Efek samping : dapat membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari (kulit
terbakar), masalah GI: mual, muntah, diare, gangguan pertumbuhan gigi dan tulang pada
anak. tidak dianjurkan konsumsi bagi ibu hamil.
• Doxycycline bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Konsumsi obat sesudah makan
dianjurkan bila Anda mual saat mengonsumsinya sebelum makan. Minum obat ini dengan
segelas air putih.
• Minum obat dalam posisi tegak (duduk atau berdiri) dan jangan berbaring setidaknya 10
menit setelah mengonsumsi obat. Hal ini dilakukan untuk mencegah iritasi pada saluran
cerna.
Doksisiklin
• Hasil studi 1970 (Plewig et al) doksisklin mempunyai efektivitas dan kemaanan pada pengobatan
jerawat, efisiensi dari 62 pasien dengan double blind crossover-study menunujukan perubahan
bagus dan baik terhadap respon pengurangan lesi inflamasi sebanyak 33% pada pasien yang
menerima doksisiklin.
• Hasil studi (moore et al) 662 pasien random 1-3 pengobatan yaitu 40 mg dosis doksisklin, 100
mg doksisiklin dan placebo. setalah 16 mgg pengobatan mengurangi jumlah lesi, dosis 40 mg
efektif mengurangi lesi, disarankan dosis 100 mg untuk efisiensi mengurangi keseluruahn lesi
sebagai antiinflamasi agent.
• Review article yang dikumpulkan dari pengobatan tetrasiklin untuk jerawat tahun 1962 dan
2006 menunjukan doksisiklin efektif dan konsisten pengurungan terbesar lesi inflmasi 75% dan
pengurungan terkecil lesi inflamasi 23%.
• Akhirnya karena doksisiklin populer keluar brand yang membuat doksisiklin penggunaan tanpa
resep obat ( Actilate @tablet).
• Doryx adalah enteric-coated yang membuat lebih resisten memecah asam lambung.
• Doryx MPC ( modified polymer coating) memperpanjang penyerapan dan menguragi masalah GI.
• Targadox adalah doksiklin yang digunakan tanpa pemecahan pill, bebas gluten, bebas gula,
membuat jadi pilihan bagi pengguna yang memiliki masalah terhadap zat ini aman.
Minosiklin
• Derivat tetrasiklin di setujui FDA penggunanya pada 1971 and berlanjut sebagai
pengobatan acne paling populer untuk tipe sedaang-berat.
• Minosiklin lebih lipofilik, membuat mudah akses penetrasi dan akumulasi kelenjar sebasea
dimana C. acnes berkolonisasi.
• tinggi absrobsi minosiklin mempunyai manfaat diberbagai aspek seperti, bisa diminum
sebelum/ sesudah makan, mengurangi es GI, menkonsumsi produk susu tidak mengurangi
efektivitas (bioavibility obat), fotosensitivits jarang terjadi.
• Efek samping : gangguan akut vestibular (keseimbangan) seperti pusing dan vertigo,
walaupun jarang terjadi ada efek yang merugikan besar seperti :
hiperpigmentasi( kadang2 irreversibel),hipersentivitas obat, SJS dan reaksi autoimun.
• minosiklin ada 2 tipe ER (extended relase) dan IR ( immediate relase) fungsi untuk
mengurangi efek samping walaupun sebenarnya ada efek samping terutama ER mengurangi
ES.
• Hasil studi phase III dievaluasi dengan 2 randomized, double blind, placebo control trial.
kombinasi 924 subjek menerima minosiklin dan placebo selama 12 mgg. lesi inflamasi dari
43,1%- 45,8% minosiklin di bandingkan 30,8%- to 31,7% pada placebo. 15,9 %- 17,3% pada
minosklin dibandingkan placebo 7,9-9,5 %
Minosiklin
• Review article yang dikumpulkan dari pengobatan tetrasiklin untuk jerawat tahun 1962 dan
2006 minosiklin efektif dan konsisten pengurungan terbesar lesi inflmasi 91% dan
pengurungan terkecil lesi inflamasi 22%.
• Solodyn keluar dipasar tahun 2006 dengan formula ER
• Ximono ER keluar dipasar tahun 2012 dalam bentuk kapsul pertama kali.
• Minolira first dual-relase keluar di pasar tahun 2017 bentuk tablet untuk obatjerawat.
Sarasiklin
• Sarasiklin adalah derivat tetrasiklin terbaru diperkenalkan kepasaran pada tahun 2018
(FDA). bekerja sama seperti derivat sebelumnya yaitu menghambat sintesis protein
• Sarasiklin antibiotik spektrum sempit yang mengurangi peluang terjadi resistensi AB.
• Sarasiklin diindikasikan untuk pengobatan jerawat pada pasien muda (anak-anak) umur
9-12 thn, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut karena populasi 9-12 thn hanya 1%.
• Clinical Phase II percobaan terhadap 285 pasien, setelah 12 mgg digunakan dosis
1,5mg/kgbb untuk pengobatan terdapat pengurangan lesi inflamsi sebesar 52,7% di
bandingakan 38,3% pada pasien placebo.
• Clinical phase III trial 1.702 pasien menujukan sekitar 50% terdapat pengurangan lesi
inflmasi dibandingkan 35% pasien placebo.
• 22% peserta percobaan menerima IGA sukses dalam pengobatan 12 mgg.
• AB ini mempunyai Efek samping sedikit, Seysara adalah serasiklin yang tersedia satu-
satunya saat ini.
Azitromisin
• Azitromisin adalah golongan makrolid AB, makrolid juga menghambat sintesis protein, meskipun
berbeda dengan tetrasiklin dia mengikat protein 50S subunit ribosom.
• Azitromisin derivat dari eritromisin yang efektif dalam pengobatan acne.
• Azitromisin bisa digunakan pada pasien acne yang punya kontraindikasi terhadap gol. tetrasiklin.
• Azitromisin aman untuk ibu hamil dan menyusui. studi dengan hewan coba menujukan obat
melintasi plasenta tetapi tidak menyebabkan gang. pd janin.
• Bioavibily azitromisin turun ketika diminum bersama makan.
• Paper evaluation efisiensi azitromisin data tahun 1997. percobaan pada 3 pasien dan setiap pasien
mengalami penurunan lesi inflamasi. The global acne grade sistem pengukuran terhadap azitromisin
menurunkan lesi inflamasi jerawat sbb : pertama (30%-33%), kedua ( 46%-50%) dan bulan ketiga
perawatan (70%-76%)
• Tidak ada merk AB Spesifik untuk perawatan jerawat.
Trimethoprim/ sulfamethoxazole (TMP-SMX)
• TMP-SMX disetujui pengunaan oleh FDA tahun 1973, kedua AB ini bekerja secara sinergis
menghambat sinstesis asam folat bakteri.
• Meskipun tidak diindikasi untuk acne, biasanya digunakan di luar off label , karena agen
biasanya digunakan mengobati pasien dewasa dengan infeksi MRSA. biasanya digunakan pada
resisten AB.
• TMP-SMX Sebagai lini 3 terapi yang mengacam jiwa seperti Stevens-Johnson Syndrome
(SJS), dan Toxic Epidermal Necrolisis (TEN). TMP-SMX punya resiko tinggi menyebabkan
TEN, SJS dan resiko makin tinggi pada pasien menggunakan obat ini pada HIV.
• TMP-SMX penggunan pada pengobatan jerawat terbatas. Dari hasil double blind studi
(Hersle) thn 1972 menunjukan 62% lesi menurun dalam wakty 5 mgg. dibandingkan 9%
terhadap placebo.
• TMP-SMX dapat digunakan sebagai pada pasien yang resisten terhadap gol. pengobatan
tetrasiklin.
• Walaupun TMP-SMX off label ada 2 golongan jenis yg populer digunakan Bactrim dan septra.
Head to Head Trial
• Sistematik Review (simonart) evaluasi randomized trials didesain spesifik untuk membandingkan
efisien dari perbedaan gol. Tetrasiklin. Review dilaporkan tdk ada perubahan singnifikan angka
inflamatory ( n=32 trials) or non infalmatory ( n=23 trials).
• Random perbandingan (Olafsson) membandingkan pengobatan doksiklin dan minosiklin berefek pada
64 pasien dengan jerawat membaik 12 mgg.
• Pengurangan lesi yang sangat singnifikan pada semua tipe lesi jerawat (pustul, papul, komeda terbuka
dan komedo tertutup) diobesrvasi selama 12 mgg, doksisiklin dan minosiklin ditemukan efektivitas
yang sama (meta analisis by kim)
• Evaluasi hasil dari 6x percobaan yang membandingkan oral Azitromycin pulse therapy dan
doksiisklin daily therapy. 4 Outcome diukur dibandingkan selama 12 mgg. 1. sisa lesi inflamatori, 2.
sisa lesi non inflamatori, 3. Penilaian pasien sendiri, 4. Penilaian oleh investagor, tidak ada
perubahan yang spesifik antara grup tersebut.
• Luasnya minosiklin cochrane review di publish thn 2012 menyimpulkan minosiklin efektif terhadap
pengobatan menegah-berat dari jerawat, tetapi tidak ada bukti ilmiah yang menunujukan minosiklin
lebih baik digunakan pada pengobatan umum jerawat, termasuk doksisiklin dan antibiotik makrolid.
• review dari Del Rosso dan Kircik menarik kesimpulan bahwa doksisiklin dan minosiklin mempunyai
efek yang sama satu sama lain. penelitian membandingkan azitromisin dan juga doksisiklin, minosiklin,
dianggap efektif dalam terapi acne tidak ada perbedaan yang singifikan terhadap grup tersebut.
Head to Head Trial
TMP-SMX keterbatasan dalam penelitian karena pengunaan yang off-label dan menjadi lini ke -3
dalam terapi.
seracyline belum dilakukan penelitian pembanding terhadap antibiotik lainnya.
Diskusi
• Doksisiklin, minoskilin, dan sarasiklin masih diresepkan secara umum sebagai AB pada pengobatan
Jerawat karena efisien dan aman.
• Semua pengobatan dipilih sesuai dengan efek samping yang paling minimal bagi pasien sesuai profil
penderita, seperti masalah GI, alergi makanan, pajanan matahari, gangguan vestibular, ganggaun
pertumbuhan tulang dan gigi dan riwayat penggunaan AB sebelumnya.
• pengobatan jerawat tidak bisa hanya Pakai AB saja karena penyabab jerawat multifaktor harus
kombinasi dengan benzoyl peroxide, topical retinoid.
• pilih AB yang aman bagi ibu hamil dan menyesui.
• AB golongan tetrasiklin mungkin punya efek lebih superior dibandingkan AB gol. lainnya karena punya
efek antibakterial dan anti inflamasi.
• AB monoterapi tidak dianjurkan untuk pengguaaan yang lama bagi pasien harus ditambahkan topikal
agent agar pengobatan menjadi lebih efisen dan aman.
• Ketika AB oral dihentikan, lanjutkan penggunaan topikal retinoid atau benzoyl peroxide dan topikal
retinoid untuk penggunaan jangka lama agar menjadi terapi maintance.
• Penggunaaan AB harus sesuai dengan resep dokter sesuai gerakan CDC dan WHO.
Kesimpulan
• Penggunanan AB Azitromisin dan TMP-SMX mempunyai khasiat/manjur dalam
pengobatan jerawat tetapi yang menjadi AB lini-1 terapi pengobatan jerawat
(Doksisiklin, Minosoklin, dan sekarang Sarasiklin) karena sudah dipublikasikan
efesiensi dan keamanannya dalam jurnal ilmiah. Tidak ada AB yg menunjukan
lebih unggul daripada lainnya karena setiap penggunaan pasti menimbulkan efek
samping, dan pemilihan pengobatan disesuaikan berdasarkan profile, kenyamaan
serta keamanan pada pasien.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai