Anda di halaman 1dari 15

Diabetik Retinopati

Yanfrin Taslim
112019151

Pembimbing: dr. Michael Indra Lesmana Sp.M


Diabetik Retinopati
• Diabetik Retinopati (DR,diabetic retinopathy) adalah penyakit
mikrovaskular retina akibat hiperglikemia kronik pada penderita
diabetes melitus (DM).

•Faktor risiko utama terjadinya DR adalah durasi menderita diabetes,


kontrol gula darah buruk/derajat hiperglikemia,hipertensi, peningkatan
lemak dalam darah dan merokok.
Epideomologi
Riset Kesehatan Dasar Indonesia (RISKEDAS) tahun 2013
menemukan sekitar 6,9% penduduk Indonesia yang berusia di
atas 15 tahun menderita DM dan Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo Jakarta mencatat persentase komplikasi
kedua terbanyak setelah neuropati adalah retinopati diabetes
• Retinopati diabetik adalah salah satu bentuk komplikasi
diabetes melitus, di mana kadar gula yang tinggi pada
akhirnya mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah
retina mata, terutama di jaringan-jaringan yang sensitif
terhadap cahaya.
• Kondisi ini dapat diderita oleh siapapun yang menderita
diabetes tipe 1 maupun 2, terutama mereka yang gula
darahnya tidak terkontrol dan telah menderita diabetes
dalam jangka waktu yang lama.
Penderita Diabetes
mellitus:

Awal:
Saran:
Gejala ringan, Apabila tidak
pemeriksaan
atau tidak ditangani
mata rutin
menimbulkan menyebabkan
setidaknya
gejala sama kebutaan
1x/tahun
sekali
Retina
Retina :
• Merupakan lapisan bagian belakang mata yang sensitif terhadap
cahaya
Fungsi Retina:
• Cahaya yang masuk ke mata → sinyal listrik → otak (sinyal listrik
diubah menjadi bentuk gambar)
• Karena fungsinya yang cukup penting tersebut, retina
membutuhkan asupan darah yang lancar dari pembuluh-pembuluh
darah kecil di sekitar retina.
• Kadar gula darah tinggi (hiperglikemia) menyumbat pembuluh-
pembuluh darah kecil retina. Akhirnya retina kekurangan asupan
darah, retina akan membentuk pembuluh darah baru. Pembuluh-
pembuluh darah yang baru terbentuk ini tidak mampu berkembang
secara sempurna, sehingga rentan sekali pecah atau bocor
Gejala Retinopati Diabetik
Awalnya, retinopati diabetik tidak menunjukkan gejala. Tetapi seiring waktu, gejala
dapat muncul dan umumnya terjadi pada kedua mata. Gejala retinopati diabetik antara
lain adalah:
• Penglihatan menurun secara bertahap
• Tampak bercak hitam pada penglihatan
• Tampak noda yang melayang pada penglihatan (floaters)
• Penglihatan berbayang
• Sulit membedakan warna
• Nyeri pada mata atau mata merah
Meskipun tidak selalu menandakan retinopati diabetik, namun disarankan untuk segera
memeriksakan diri ke dokter mata atau dokter mata ahli vitreo-retina apabila muncul
gejala di atas. Perlu diketahui, kehamilan dapat memperparah kondisi retinopati diabetik.
Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk menjalani pemeriksaan mata rutin.
Macam-macam Retinopati
Diabetik Retionapati Non Ploriferatif
Stadium awal dari DR
• Tidak terjadi pertumbuhan
(proliferasi) pembuluh darah yang
baru.
• Mikroaneurisma → menyumbat
pembuluh darah vena → mengembung
dan berbentuk tidak rata.
• Sumbatan semakin banyak dan luas
→ sistem persarafan dan makula
(bagian inti dari retina) juga
• akan membengkak → Edema Makula
Diabetik Retionapati Ploriferatif
• S u a t u k ondisi parah yang
membutuhkan penanganan
segera
• Sebagian besar pembuluh
darah telah rusak serta ada
pembentukan pembuluh darah
yang baru.
Pembuluh darah baru ini memiliki dinding yang lemah,
mudah pecah

Darah akan merembes masuk ke cairan bola


mata/viterus.

Meningkatkan tekanan bola mata dan merusak


persarafan

Glaukoma
Pengobatan
• Pengobatan retinopati diabetik tergantung kepada tingkat keparahannya. Bagi pasien
retinopati diabetik tahap awal, pengobatan belum diperlukan. Meskipun demikian,
dokter akan menganjurkan pasien untuk rutin mengontrol kadar gula darah dan
kesehatan mata. Sedangkan pada kasus retinopati diabetik tahap lanjut, dokter dapat
merekomendasikan sejumlah prosedur medis kepada penderita, antara lain:

• Suntik obat ke dalam mata. Dokter akan memberikan suntikan obat langsung ke dalam
bola mata, untuk mencegah pembentukan pembuluh darah baru. Obat yang diberikan
adalah bevacizumab.
• Vitrektomi. Vitrektomi dilakukan dengan membuat irisan kecil pada mata, guna
mengeluarkan darah dan mengangkat jaringan parut dari bagian tengah mata.
• Fotokoagulasi. Fotokoagulasi merupakan terapi sinar laser yang bertujuan
memperlambat atau menghentikan kebocoran cairan dan darah di dalam bola mata.
Terapi ini dilakukan dengan menembakkan sinar laser secara terfokus pada pembuluh
darah yang abnormal.
Komplikasi

Perdarahan vitreus Ablasi retina

Glaukoma Kebutaan
Pencegahan
Mengatur kadar gula darah hingga nilai normal adalah salah satu cara mencegah hilangnya
penglihatan. Pada penderita diabetes, sejumlah langkah berikut dapat dilakukan guna
menurunkan risiko terjadinya retinopati diabetik:
• Pantau dan catat kadar gula darah beberapa kali dalam sehari. Laporkan hasilnya ke dokter
ketika kontrol.
• Mulailah mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan membatasi asupan gula dan lemak.
• Turunkan berat badan hingga mencapai indeks massa tubuh (IMT)
• Lakukan olahraga ringan, seperti berjalan kaki, minimal 150 menit tiap minggu.
• Gunakan obat penurun gula darah atau insulin sesuai dengan anjuran dokter.
• Selalu waspada bila merasa ada perubahan pada penglihatan.
• Berhenti merokok dan batasi konsumsi minuman beralkohol.
• Jaga kadar kolesterol dan tekanan darah agar tetap normal.
• Periksakan mata secara rutin, minimal setahun sekali.

Anda mungkin juga menyukai