Tanggal Presentasi: 22 mei 2018 Nama Pendamping: dr. Rifia Sp. A dan dr
Tempat Presentasi: Ruang Komite Medis RSU Aisyiyah dr. Sutomo Ponorogo
Obyektif Presentasi:
Tujuan: mendiagnosa dan memberikan penanganan awal dan konsultasi jika ada penyulit
1. Diagnosis/GambaranKlinis:
Keluhan utama:
Laki-laki, 14 tahun, demam
Riwayat Penyakit:
Pasien demam sejak 3 hari SMRS demam terus menerus disrtai dengan sariawan di lidah , g
pasien tidak mau makan dan lemas. Saat hari ke 2 timbul gatal dan bintik bintik merah di k
kaki. Tidak ada bintik di badan dam kelamin Batuk – pilek – nyeri perut- diare- mata merah
2. Riwayat Pengobatan: dr Sp. A
- Nymico drop
- Elkana CL 1x1 cth
- Cefat 3x1
- Bufect 3x1
4. Riwayat keluarga :Tidak ada keluarga pasien yang pernah mengalami hal yang sama dengan pasie
5. Riwayat pekerjaan: -
3. Kondisi lingkungan social dan fisik: Pasien setiap hari dirumah bersama ibu dan ayahnya. lingkung
menderita hal serupa
4.
5. Riwayat imunisasi: sesuai jadwal posyandu.
6. Lain-lain :
DaftarPustaka:
1. Purwanti gusti ayu. Hand foot mouth disease. Fakultas kedokteran universitas udayana, bali. 2016. Journ
2. Murasmita almada dkk. Hand foot mouth disease SMF kesehatan kulit kelamin univ sebelas maret. Surak
3. Iutapea esther . IDAI hand foot mouth disease. 2016
Hasil Pembelajaran:
Keluhan utama:
Laki-laki, 14 tahun, demam
Riwayat Penyakit:
Pasien demam sejak 3 hari SMRS demam terus menerus disrtai dengan
sariawan di lidah, gusi dan dalam pipi sehingga pasien tidak mau makan
dan lemas. Saat hari ke 2 timbul gatal dan bintik bintik merah di kedua
telapak tangan dan telapak kaki. Tidak ada bintik di badan dam
kelaminBatuk – pilek – nyeri perut- diare- mata merah- penurunan
kesadaran -
Objektif :
BB : 13Kg
Secondary survey
Status Generalis :
Kepala / Leher :
Konjungtiva anemis (-), sklera ikterus (-/-) , orofaring, gingiva, tampak ulcer dan
hipermi , pembesaran limfonodi leher (-) mata cowong -
Ves Ves
Ves Ves
Abdomen :
P : Timpani,
P : Nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba, ballotement ren (-), buli (-), turgor
sedikit lambat
Ekstremitas
Tampak blister ( papulovesikuler eritema sebagian berkonfluent dan didaerah peri lesi
eritema ) pada daerah vola manus dan plantar pedis dxtra dan sinistra
Lab:
Hb 10,4
Leukosit 7,1
Eritrosit 4.06
Trombosit 341
Hct 30
Assessment
Dehidrasi sedang
Terapi:
• Po :
Hand Foot Mouth Disease (HFMD) pertama kali dilaporkan pada tahun 1957
pada anak anak, kebanyakan penderita berusia kurang dari 5 tahun. Penyakit ini
Perancis melibatkan anggota lain dari Picornaviridae Family, termasuk CVA10 dan
Penyakit ini juga sering disebut sebagai penyakit “flu Singapura”, diduga
karena pada tahun 2000 penyakit ini mewabah di Singapura yang menyebabkan
beberapa anak meninggal dunia. Pemerintah Singapura saat itu juga menganjurkan
ditutupnya restoran siap saji, kolam renang, dan tempat bermain anak-anak untuk
Secara umum, infeksi penyakit HFMD dimulai dengan gejala demam, malaise,
nafsu makan menurun, dan faringitis; 1-2 hari setelahnya, dapat muncul rasa nyeri di
daerah mulut, yaitu lidah, pipi bagian dalam, atau gusi, disertai lesi berupa makula
eritematous, berkembang cepat menjadi vesikel dan ulserasi. HFMD bersifat self-
limited, namun dapat memicu pandemi dalam waktu singkat karena sangat infeksius,
sehingga menjadi masalah yang nyata di kesehatan dunia pada tahun 2010, Cina
melaporkan peningkatan angka kejadian HFMD sebesar
72% dari tahun 2009, dan terdapat 260 kasus kematian akibat HFMD berat yang
melibatkan sistem saraf pusat. Tahun 2011, Vietnammencatat 113.121 kasus HFMD
dengan 170 kasus kematian. Pada tahun yang sama, Spanyol bagian Utara melaporkan
wabah. HFMD paling sering mengenai anak-anak usia di bawah 10 tahun, jarang
menyerang orang dewasa. Penyakit ini lebih sering di musim panas dan gugur,
Berdasarkan data CDC (Centers for Disease Control and Prevention), pada
tahun 1997-1998 dilaporkan wabah terbesar HFMD di kawasan Asia Timur dan Asia
Tenggara. Sejak tahun 1997, wabah HFMD dengan komplikasi neurologi serta tingkat
berbagai negara Asia Pasifik lainnya. HFMD masih menjadi masalah kesehatan
penting di Singapura dengan angka kejadian per 100.000 populasi meningkat dari
umumnya bersifat self-limiting, sehingga tidak ada data epidemiologi yang memadai.
Dari 48 kasus HFMD yang diterima laboratorium Virologi Pusat BTDK, Badan
HFMD juga sangat menular dan belum ditemukan vaksin ataupun pengobatan
antivirus yang efektif untuk penyakit ini. Gambaran klinis penyakit ini penting
komplikasi berat.
Etiologi
Virus coxsackie sebagai penyebab HFMD bersifat sporadik, yaitu CV-A4, CV-
A7, CVA9, CV-A10, CV-B1, CV-B3, CV-B5;11 CV-A16 bersama EV71 merupakan
etiologi terpenting faktor HFMD epidemik.11,12 CV-A16 dan EV71 termasuk golongan
manusia-manusia melalui rute fekal atau oral, atau dengan kontaklangsung dari cairan
yaitu VP1, VP2, P3, dan VP4 dianggap berperan dalam virulensi HFMD. EV71
berhubungan dengan outbreak HFMD berat di Asia Pasifik dan mortalitas tinggi di
terdiri dari protein VP1, VP2, VP3, dan VP4. Masa inkubasi enterovirus dan
coxsackievirus rata-rata 3-6 hari. Beberapa peneliti menyatakan bahwa virus ini bertahan
kelenjar limfe regional berlangsung selama 24 jam yang kemudian diikuti dengan
termasuk hati, limpa, sumsum tulang, dan kelenjar limfe yang jauh terjadi pada
seperti susunan saraf pusat (SSP), jantung, atau kulit tergantung serotipe yang
penyakit virus dengan manifestasi kulit. HFMD yang disebabkan oleh CVA16
biasanya berupa lesi mukokutan ringan yang membaik dalam 7–10 hari dan jarang
patologis pada susunan saraf pusat akibat infeksi EV71 adalah neuronophagia,
perivascular cuffing, focal oedema, dan infiltrasi sel radang. Sitolisis virus diduga
Perbedaan strain virus akan menentukan tingkat virulensi dan keparahan pada
host/manusia. Faktor host seperti ikatan virus dengan reseptor serta uptake melalui
jalur endositik juga berpengaruh dalam infeksi HFMD. Saat ini telah ditemukan 3
reseptor pada sel manusia yang mengikat virus EV71 secara spesifik, yaitu human p-
seperti apoptosis, lisis sel neuronal yang diinduksi oleh replikasi, dan protein EV71
ditemukan di sistem saraf pusat, namun tidak di organ lain pasien terinfeksi EV71,
menunjukkan bahwa sistem saraf pusat menjadi target utama infeksi EV71.15,17
Sitokin merupakan mediator kunci dalam proses inflamasi. Interleukin-1 β, (IL-1 β),
(G-CSF) dalam serum dan cairan serebrospinal meningkat signifikan pada infeksi
EV71.18 Wang Wen, dkk. menemukan marker, yaituIL8, yang secara spesifik dapat
digunakan untuk memprediksi HFMD berat pada stadium awal penyakit. Terdapat
hubungan cukup kuat antara cuaca dan kejadian HFMD suhu di atas 32°C dan curah
minggu setelahnya
Gejala klinis
HFMD ringan
Masa inkubasi 3-7 hari, kelainan kulit muncul1-2 hari setelah tanda prodormal berupa
demam ringan, nyeri menelan, atau penurunan nafsu makan.3 HFMD ringan biasanya
ditandaidengan rash di lokasi tertentu seperti telapak tangan, telapak kaki, atau keduanya,
walaupun dapat pula mengenai bokong, lutut, siku, terutama pada anak yang lebih muda atau
bayi. Rash pada HFMD dapat muncul mendadak berupa erupsi papulovesikulereritem.
Vesikel dapat berbentuk bulat atau oval tersusun berjajar, diskret, atau konfluens dengan
menjadi lebih keruh, menyerupai pustul/ papul terutama pada daerah kulit yang tebal.
Penelitian retrospektif selama 3 tahun mendapatkan tanda khas, yaitu ulkus oral. Tanda khas
yang progresif.
Kriteria diagnosis hand, foot and mouth disease clinical guideline (edisi 2010).
Terjadi pada musim epidemik dan anakanak pra-sekolah. Eksantema khas pada tangan, kaki,
mulut, bokong, dengan atau tanpa demam. Kasus ditegakkan dengan bantuan„ Hasil positif
RNA virus dari CV-A16 atau EV71 atau enterovirus lainnya „ Identifikasi dan isolasi dari
CV-A16 atau EV71 „ Terjadi peningkatan titer antibody sebesar 4 kali lipat terhadap CV-
A16, EV71, atau enterovirus ainnya pada stadium akut dan konvalesen.
HFMD berat
Penyakit infeksi virus ini dapat berlanjut disertai gejala klinis sistemik dan dapat fatal.
HFMD berat/HFMD-related EV71 dicurigai bila pasien mengalami HFMD ringan disertai
satu atau lebih gejala, seperti demam tinggi, ensefalitis, mioklonus, paralisis akut, edema
pulmonar, atau gagal jantung. Para peneliti, mengklasifikasikan HFMD berat berdasarkan
keterlibatan organ sistemik, yaitu jika pasien mempunyai satu atau lebih kondisi berupa:
2. Keterlibatan pernapasan: batuk, dispnea, perubahan irama napas, atau bibir pucat.
penurunan atau peningkatan nadi, aritmia, capillary refill time (CRT) memanjang
Pemeriksaan Penunjang
laboratorium yang dilakukan antara lain tes serologis, isolasi virus dengan kultur, dan teknik
antibodies pada fase akut, namun jarang dilakukan, karena tidak dapat menunjukkan serotipe
enterovirus spesifik. PCR sangat efektif untuk mendeteksi dan mengindentifikasi serotipe
Standar kriteria diagnosis infeksi enterovirusadalah isolasi virus. Virus diisolasi dan
didentifikasi melalui kultur dan teknik immunoassay dari lesi kulit, lesi mukosa atau bahan
feses, spesimen oral memiliki angka isolasi tertinggi. Swab dari vesikel merupakanbahan
yang baik; pada penderita tanpa vesikel, swab diambil dari rektum. Dianjurkan
pengumpulan 2 swab dari tenggorok dan dari vesikel atau rektum. Pemeriksaan histopatologi
tidak rutin karena tidak memberikan gambaran khas. Pada pemeriksaan Tzanck smear tidak
ditemukan multinucleated giant cell, namun ditemukan sel dengan syncytial nuclei.
Diagnosis banding
Terapi
HFMD bersifat self-limiting yang dapat sembuh dalam 7-10 hari. Pengobatan
tergantung sistem imun penderita karena belum ditemukan antivirus yang spesifik.
Asupan cairan adekuat perlu untuk mencegah dehidrasi akibat lesi oral yang nyeri,
mungkin diperlukan hidrasiintravena jika dehidrasi sedang hingga berat atau jika
asupan oral terbatas. Demam dapat diatasi dengan antipiretik. Nyeri dapat diobati
anestesi dyclonine hydrochlorida 0,5% atau gel lidokain pada lesi sebelum makan
untuk engurangi rasa tidak nyaman di mulutsaat makan. Antibiotik topikal atau oral
dapat diobati di rumah dengan edukasi cara merawat pasiendan instruksi yang jelas
untuk kembali ke pelayanan kesehatan jika terdapat warning signs. Di banyak negara
yang terkena wabah, digunakan imunoglobulin intravena (IVIG). Salah satu asumsi
IVIG telah digunakan untuk infeksi enterovirus berat lain seperti sepsis enterovirus
imunodefisiensi primer
digunakan dengan asumsi bahwa antibodi dalam imunoglobulin ini dapat menetralkan
menghambat replikasi virus RNA in vitro.31 Yang, dkk. (2012) melaporkan bahwa
matrine – kuinolizidin alkaloid yang terkandung dalam tanaman herbal Cina - mampu
menurunkan derajat keparahan dan menurunkan angka kematian tikus yang diinfeksi
EV71. Penelitian terbaru randomized control dan double blind (2014) menyatakan
dalam mengurangi gejala kasus HFMD. Eksperimen tahun 2014 menyatakan vaksin
EV71 terbukti aman dan mampu mencegahinfeksi pada tahap 3 percobaan klinis,
namun sampai saat ini tidak ada agen antivirus spesifik
atau vaksin yang tersedia dalam praktik seharihari.Hal terpenting adalah deteksi dini
dan intervensi tepat untuk kasus-kasus yang dicurigai dapat menjadi berat. Follow up
Pasien diminta menjaga higienitas, seperti selalu mencuci tangan atau desinfeksi alat-
alat makan dan minum. Penyedia sarana penitipan anak atau sekolah diminta untuk
Komplikasi serius jarang terjadi. Komplikasi paling sering adalah ulserasi oral
yang nyeri dan asupan cairan tidak adekuat yang menyebabkan dehidrasi. Satu
komplikasi jarang yaitu eczema coxsackium pada individu dengan eksema, pada
herpeticum. enularan vertical dari ibu ke janin dapat terjadi. Infeksi pada trimester
CVA16. ebagian besar infeksi EV71 tidak menunjukkan gejala atau terbatas pada
HFMD ringan dan herpangina. Namun, EV71 adalah virus sangat neurotropic yang
pulmonary oedema.
Prognosis
memiliki prognosis baik, dapat ditatalaksana secara simptomatis dan membaik tanpa
penanganan lebih lanjut. Meningitis aseptic jarang mengancam jiwa dan tidak terjadi
Belum ada vaksin atau antivirus yang diketahui efektif mengobati ataupun mencegah
virus vaccine, DNA vaccine, dan recombinat protein vaccine masih harus
disempurnakan sebelum uji klinis. Kebiasaan hidup bersih adalah cara terbaik
adalahsering mencuci tangan dengan air dan sabun, terutama setelah mengganti popok
dan dari toilet. Cuci mainan yang terkontaminasi liur, dan menutup mulut saat bersin
peralatan makanan penderita HFMD. Penyakit HFMD sangat menular selama tahap
akut dan mungkin lebih lama, karena virus ini bertahan dalam feses selama beberapa
minggu setelah pemulihan. Vesikel harus dibiarkan kering alami, tidak boleh ditusuk
sebaiknya ijin dari sekolah untuk optimalisasi proses penyembuhan dan mencegah
penularan.
Simpulan
paling sering disebabkan oleh coxsackievirus A16 (CVA 16) dan enterovirus 71
kontak langsung dengan sekret hidung dan tenggorok, air liur, cairan vesikel atau
prodromal biasanya berlangsung 1-2 hari diikuti timbulnya lesi kulit dan mukosa
berupa vesikel di telapak tangan, telapak kaki, dan mukosa oral. Diagnosis laboratoris
melalui tes serologis, isolasi virus dengan kultur,
Diagnosis banding paling dekat adalah enantema pada herpangina yang samasama
Komplikasi serius jarang; paling sering akibat ulserasi oral yang nyeri, sehingga
asupan cairan tidak adekuat menyebabkan dehidrasi. Komplikasi serius lebih sering
Belum ada vaksin atau antivirus yang diketahui efektif mengobati ataupun mencegah
SSP. Cara terbaik adalah promosi kebiasaan hidup bersih untuk menghentikan
penyebaran virus.