Anda di halaman 1dari 65

MORBILI

S
Pendahuluan
 Morbili merupakan penyakit virus menular
dan menimbulkan dampak yang serius.
Seseorang yang tidak mendapat vaksin virus
ini memiliki risiko lebih tinggi terkena
morbili. Morbili lebih sering terjadi pada
seseorang yang rentan (mereka yang tidak
pernah terkena penyakit ini sebelumnya atau
yang tidak mendapat vaksin) yang melakukan
perjalanan.
Lanjutan…

 Morbili menular melalui kontak langsung


melalui droplet infeksi maupun penyebaran
udara. Transmisi juga terjadi melalui kontak
maupun sentuhan dengan bahan yang
terkontaminasi dan kemudian tersentuh mata,
hidung, dan/atau mulut.
Lanjutan…

 Pada tahun 2007, WHO juga menekankan


pentingnya upaya imunisasi campak
tambahan, yang menjangkau anak-anak
yang belum pernah divaksinasi dan belum
pernah menderita penyakit campak, serta
menyediakan kesempatan kedua untuk
kasus kegagalan vaksinasi campak.
Lanjutan…

 Indonesia termasuk negara berkembang


yang insiden kasus campaknya cukup
tinggi.Pada tahun 2008, angka absolut
Campak di Indonesia adalah 15.369 kasus.
Lanjutan…

 Morbili merupakan penyakit yang dapat


dicegah dengan vaksin, sehingga penularan
penyakit ini dapat dicegah atau dikurangi.
Tujuannya untuk mencegah komplikasi dan
atau mengurangi angka kematian.
 
Peta Penyebaran Kasus Campak berdasarkan WHO Bulan
Januari 2014 Hingga Juni 2014
Definisi

 Morbili merupakan adalah penyakit virus akut yang


disebabkan oleh virus campak (famili
paramyxoviridae anggota genus morbilivirus).
Campak mempunyai karakteristik yang diawali
dengan stadium prodromal yang menunjukkan
gejala demam, malaise, batuk, pilek, konjungtivitis,
yang diikuti dengan timbulnya ruam makulopapula
(Katz SL, Hinman AR, 2004).
ETIOLOGI

 Virus campak merupakan virus RNA


famili paramyxoviridae dengan genus Morbili
virus
 Virus bisa ditemukan pada sekret nasofaring,
darah dan urin paling tidak selama masa
prodromal hingga beberapa saat setelah ruam
muncul.
Gambar Virus
Morbili
Cara Penularan

Campak dapat ditularkan melalui : 


• Virus Campak ditularkan dari orang ke orang, manusia
merupakan satu-satunya reservoir penyakit Campak.
• Penularan terjadi melalui udara, kontak langsung
dengan secret hidung atau tenggorokan dari orang
yang terinfeksi dan jarang terjadi oleh kontak dengan
benda-benda yang terkontaminasi dengan sekret
hidung dan tenggorokan.
Lanjutan…

 Penularan dapat terjadi antara 1 – 2 hari sebelumnya


timbulnya gejala klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam.
Penularan virus Campak sangat efektif sehingga dengan
virus yang sedikit sudah dapat menimbulkan infeksi pada
seseorang.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis

• Stadium Kataral (Prodromal)

• Stadium Erupsi

• Stadium Konvalesen
Manifestasi Klinis
 Stadium Kataral ( Prodromal )

Biasanya stadium ini berlangsung selama 4- 5


hari disertai demam, malaise, batuk,
nasofaringitis, fotofobia, konjungtivitis dan
koriza. Menjelang akhir stadium kataral dan 24
jam sebelum timbul enantema, timbul bercak
koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi
sangat jarang dijumpai.
Manifestasi Klinis
 Stadium Erupsi

Ditandai dengan timbulnya eritema berbentuk


macula-papula disertai meningkatnya suhu badan,
pilek dan batuk bertambah. Ruam ini muncul
pertama kali pada daerah batas rambut dan dahu
serta belakang telinga kemudian menyebar dengan
cepat ke seluruh wajah, leherr, lengan atas dan
bagian atas dada pada sekitar ± 24 jam pertama
Manifestasi Klinis
 Stadium Konvalesen  

Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang


berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang
lama-kelamaan akan hilang sendiri. Selain
hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering
ditemukan pula kulit yang bersisik.
Hiperpigmentasi ini merupakan gejala
patognomonik untuk morbili.
Diagnosis
 Anamnesis :

 Demam tinggi terus menerus 38,5oC atau lebih


disertai batuk, pilek, nyeri menelan, mata merah,
silau bila kena cahaya (fotofobia), seringkali diikuti
diare.
 Pada hari ke 4-5 demam, timbul ruam kulit,
didahului oleh suhu yang meningkat lebih tinggi
dari semula.
Diagnosis
 Anamnesis :

 Saat ruam timbul, batuk dan diare bertambah parah


sehingga pasien mengalami sesak nafas atau
dehidrasi. Pada hari ke 4-5 demam, timbul ruam
kulit, didahului oleh suhu yang meningkat lebih
tinggi dari semula.
 Perlu juga ditanyakan adanya riwayat kontak dan
riwayat imunisasi.
Diagnosis
 Pemeriksaan fisik :

1 Pada stadium kataral manifestasi yang tampak


mungkin hanya demam (biasanya tinggi) dan tanda-
tanda nasofaringitis dan konjungtivitis.
2. Pada umunya pasien tampak lemah.
Diagnosis
 Pemeriksaan fisik :

3. Koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium


kataral).
4. Pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas :
ruam makulopapular yang munculnya mulai dari
belakang telinga, mengikuti pertumbuhan rambut di
dahi, muka, dan kemudian seluruh tubuh.
Pemeriksaan Penunjang

 Laboratorium
Diagnosis Banding

1. Scarlet Fever

2. Erupsi Obat

3. Rubella

4. Roseola Infantum

5. Infeksi Mononukleosus

6. Duke’s Disease
Komplikasi

1. Laringitis Akut

2. Bronkopneumonia

3. Ensefalitis

4. SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis)

5. Otitis Media

6. Enteritis

7. Konjungtivitis

8. Sistem Kardiovaskulaar
Komplikasi

1. Laringitis Akut

2. Bronkopneumonia

3. Ensefalitis

4. SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis)

5. Otitis Media

6. Enteritis

7. Konjungtivitis

8. Sistem Kardiovaskulaar
Tatalaksana

 Pasien campak tanpa penyulit dapat berobat jalan.

 Anak harus diberikan cukup cairan dan kalori

 Pengobatan bersifat simptomatik

 Penderita dengan usia di bawah 5 tahun perlu diberikan vitamin


A
Indikasi Rawat Inap

1. Hiperpireksia (suhu tubuh >39.0 ºC)

2. Dehidrasi (kekurangan cairan)

3. Kejang

4. Sulit makan atau minum

5. Adanya komplikasi
Pencegahan

Imunisasi Campak 
Dosis dan Cara Pemberian :
 Dosis vaksin campak sebanyak 0,5 ml

 Pemberian diberikan pada umur 9 bulan, secara subkutan tapi dapat


juga diberikan secara intramuscular
 Imunisasi campak diberikan lagi pada saat masuk sekolah SD
(Program BIAS)
Prognosis

Campak merupakan penyakit self


limiting sehingga bila tanpa disertai
dengan penyulit maka prognosisnya
baik. Baik pada anak dengan keadaan
umum yang baik, tetapi prognosis buruk
bila keadaan umum buruk, anak yang
sedang menderita penyakit kronis atau
bila ada komplikasi.
LAPORAN KASUS

S
 
Identitas Pasien
 Nama : Nn. D

 Umur : 16 tahun

 Jenis kelamin : Perempuan

 Alamat : Bojonegoro

 Status : Pelajar

 Pekerjaan : Petani

 Agama : Islam

 Tanggal MRS : 08/01/2017

 No register : 513153
Anamnesis

A. Keluhan Utama : Demam sejak 6 hari SMRS

B. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan demam 6


hari. Pasien mengaku setelah pulang sekolah, mendadak
badan demam sumer-sumer kemudian orang tua pasien
membawa pasien periksa ke RS Sumberejo Bojonegoro,
kemudian diperkirakan sakit typhoid dan diberi obat untuk
rawat jalan, namun pasien lupa nama obat.
Lanjutan…
Pasien mengaku demam turun setelah minum obat,
namun demam mendadak tinggi dan juga dirasakan
terus menerus, tapi tidak disertai menggigil dan
kejang namun timbul bercak-bercak merah hampir
di seluruh tubuh, awalnya mulai dari belakang
telinga kemudian meluas sampai wajah dan
menyebar ke seluruh tubuh disertai mata merah dan
berair sejak 1 hari SMRS sehingga orang tua pasien
membawa pasien ke RSUD Bojonegoro
Lanjutan…
Pasien mengeluh demam disertai batuk dan pilek
yang dirasakan sejak 10 hari ini, batuk tidak
berdahak. Nafsu makan pasien menurun karena
nyeri tenggorokan dan nyeri telan, tapi tidak disertai
mual muntah. Buang air besar cair 2x sejak kemarin,
ada ampas, tidak ada lendir, tidak ada darah ataupun
berwarna hitam. Buang air kecil tidak ada keluhan,
warna jernih kadang kuning, tidak ada nyeri saat
buang air kecil.
 Riwayat Penyakit Dahulu

Sebelumnya pasien belum pernah mengalami


keluhan yang sama seperti ini. Orang tua
pasien menyangkal bahwa pasien memiliki
riwayat alergi terhadap obat, maupun
makanan tertentu. Orang tua pasien juga
menyangkal adanya riwayat penyakit lain
sebelumnya.
 
 Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga tidak ada yang sakit seperti ini. 


 Riwayat Pengobatan 

Tidak ada obat-obatan yang rutin dikonsumsi tiap hari.


 Riwayat Alergi

Alergi obat (-), alergi makanan-susu sapi (-) alergi cuaca-


debu (-)
Anamnesis Sistem
A. Sistem Serebrospinal : Demam (+), kejang (-), penurunan kesadaran (-)

B. Sistem Kardiovaskular : Nyeri dada (-), palpitasi (-)

C. Sistem Pernapasan : Sesak (-), batuk (+) tidak berdahak, pilek (+)

D. Sistesm Gastrointestinal : Nyeri perut (+), mual (-), muntah (-), nafsu makan

berkurang (+), BAB cair (+) dengan ampas

E. Sistem Urogenital : BAK lancar, tidak ada keluhan

F. Sistem Integumentum : Turgor kulit normal, bibir kering (+)

G. Sistem Muskuloskeletal : Edema (-), tidak ada keluhan


Pemeriksaan Fisik

 Keadaan Umum: Tampak sakit sedang

 Kesadaran : GCS 4-5-6

 Vital Sign :

Tensi : 110/80 mmHg

Temp : 40,2ºC (axilla)

Nadi : 89x/Mnt

RR : 20x/Mnt
Pemeriksaan Fisik

 Keadaan Umum: Tampak sakit sedang

 Kesadaran : GCS 4-5-6

 Vital Sign :

Tensi : 110/80 mmHg

Temp : 40,2ºC (axilla)

Nadi : 89x/Mnt

RR : 20x/Mnt
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Problem List

1. Demam

2. Batuk, pilek

3. Mata merah dan berair

4. Nyeri tenggorokan dan nyeri telan

5. Nafsu makan berkurang

6. BAB cair
Pemeriksaan Penunjang
 Hasil Pemeriksaaan Laboratorium tanggal 07-03-2017
Pembahasan
Pasien wanita usia 16 tahun MRS dengan keluhan
demam sumer-sumer disertai batuk tanpa dahak
dan pilek sejak 6 hari SMRS, demam sempat turun
namun mendadak demam tinggi terus menerus
tapi tidak sampai menggigil dan kejang namun
disertai timbul bercak-bercak merah hampir di
seluruh tubuh, awalnya mulai dari belakang
telinga kemudian meluas sampai wajah dan
menyebar ke seluruh tubuh disertai mata merah
dan berair sejak 1 hari SMRS.
Lanjutan…
Hal ini sesuai dengan manifestasi klinis dari
morbili yaitu batuk, pilek mata meradang
atau merah disertai sekret mukopurulen
dan demam tinggi dalam beberapa hari
yang diikuti timbulnya ruam yang memiliki
ciri khas dari morbili, yaitu diawali dari
belakang telinga kemudian menyebar ke
muka, leher, dada, tubuh, lengan dan kaki
bersamaan dengan meningkatnya suhu
tubuh.
Lanjutan…
Sedangkan pada scarlet fever, ruam yang timbul
dimulai dari dada, ketiak dan belakang telinga
serta khasnya adalah terdapat gambaran lidah
merah stroberi. Pada erupsi obat, biasanya
terdapat reaksi alergi pada daerah kulit
mukokutan dan timbul setelah pasien
mengonsumsi obat tertentu, namun pasien
mengaku tidak minum obat selain paracetamol
dan tidak ada riwayat alergi obat sehingga
alergi obat dapat disingkirkan.
Lanjutan…
Nafsu makan menurun (+) karena
nyeri tenggorokan, nyeri telan (+),
BAB cair (+) 2x, ampas (+), lendir
(-) sejak 1 hari SMRS, BAK tidak
ada keluhan.
Lanjutan…
Dari hasil pemeriksaan fisik, ditemukan
terdapat peningkatan suhu tubuh pasien,
yaitu 40,2°C, terdapat konjungtivitis
pada kedua mata disertai sekret
mukopurulen kedua mata, faring tampak
hiperemis dan terdapat ruam
makulopapular di seluruh tubuh, turgor
kulit normal.
Lanjutan…
Sehingga dapat disimpulkan pada
pasien ini terdapat kelompok gejala
klinis dari morbili 3C (cough, coryza,
conjungtivitis), disertai demam dan
timbul ruam makulopapular yang khas
pada morbili.
Diagnosa Kerja

Observasi Febris H+6 e.c Morbili


dengan Diare Cair Akut tanpa
dehidrasi
Diagnosis Banding
 
 Scarlet Fever
 Erupsi Obat
Rencana Pemeriksaan
 

 Pemeriksaan Antibodi IgM anti Campak


Penatalaksanaan
 

 Inf. RL : D5 2 : 1

 Inf. Paraceamol 2 flash/hari (iv)

 Inj. Omeprazole 2x1 (iv)

 Inj. Ondancetron 3x1 (iv)

 Inj. Antrain 3x1 (iv)

 Tab. Codein 3x10mg (po)

 Tab. Diagit 3x1 (po)

 Tab. Diphenhidarmin HCl 3x25mg (po)

 Syr. Sucralfat 3xCI (po)


Follow Up
Follow Up
Follow Up
Follow Up
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai