Anda di halaman 1dari 32

pembimbing

(dr. Hushaemah Syam, Sp.A)


Campak adalah penyakit akut yang sangat
menular, disebabkan oleh infeksi virus yang
umumnya menyerang anak. Campak memiliki
gejala klinis khas yaitu terdiri dari 3 stadium
.
 (1) Prodromal berlangsung kira-kira 3 hari, ditandai
dengan demam yang dapat mencapai 39,5oC ± 1,1oC.
Timbul gejala berupa malaise, coryza (peradangan
akut membran mukosa rongga hidung), konjungtivitis,
dan batuk. Serta ditemukan enantem pada mukosa
pipi (bercak Koplik).
 (2) Eksantem dengan keluarya ruam yang dimulai dari
belakang telinga menyebar ke muka, badan, lengan
dan kaki secara sentrifugal. Ruam timbul selama 6-7
hari. Demam memuncak setelah hari ke 2-3 setelah
muncul ruam.
 (3) Penyembuhan (konvalesens) setelah 304 hari
umumnya ruam berangsur menghilang sesuai dengan
pola timbulnya dan berubah menjadi kecoklatan yang
akan hilang dalam 7-10 hari.
 Angka kejadian campak di Indonesia sejak
tahun 1990 sampai 2002 masih tinggi sekitar
3000-4000 per tahun demikian pula frekuensi
terjadinya kejadian luar biasa tampak
meningkat dari 23 kali per tahun menjadi
174.
 Di
Indonesia, menurut Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) campak menduduki
tempat ke-5 dalam urutan 10 macam
penyakit utama pada bayi (0,7%) dan tempat
ke-5 dalam urutan 10 macam penyakit utama
pada anak usia 1- 4 tahun (77%).
 Jenis kelamin
 Umur
 Imunosupresi
 Malnutrisi
 Virus campak merupakan virus RNA
famili paramyxoviridae dengan genus Morbili virus.
 Virus bisa ditemukan pada sekret nasofaring, darah
dan urin paling tidak selama masa prodromal hingga
beberapa saat setelah ruam muncul.
 Virus campak adalah organisme yang tidak memiliki
daya tahan tinggi apabila berada di luar tubuh
manusia. Pada temperatur kamar selama 3-5 hari
virus kehilangan 60% sifat infektifitasnya. Virus tetap
aktif minimal 34 jam pada temperatur kamar, 15
minggu di dalam pengawetan beku, minimal 4 minggu
dalam temperatur 35˚C, beberapa hari pada suhu
0˚C, dan tidak aktif pada pH rendah.3
 Infeksi virus morbili terjadi selama akhir
musim dingin dan musim semi, infeksi
ditularkan melalui udara.
 Pada awal infeksi, virus akan memperbanyak
diri di trakea dan sel epitel bronkial. Infeksi
virus morbili menyebabkan penekanan sistem
imun, ditandai dengan penurunan produksi
IL-12, dan respon antigen spesifik yang
bertahan selama beberapa minggu sampai
beberapa bulan setelah infeksi akut.
 Masa inkubasi morbili 8-12 hari setelah
pajanan dari virus morbili. Tanda awal
morbili biasanya adalah demam tinggi selama
4-7 hari terakhir. Fase prodomal juga
ditandai mual, rasa tidak nyaman, dan trias
klasik dari konjungtivitis, batuk dan coriza.
 Ruam timbul 1-7 hari setelah onset gejala
prodromal, ruam pertama timbul pada
wajah, leher dan menyebar ke tubuh.
 Bintik koplik yang biasanya muncul 1-2 hari
sebelum timbul ruam dan bertahan selama 2
atau 3 hari.
 Anamnesis
 Identitas.
 Riwayat Penyakit.
 Riwayat Kehamilan Ibu.
 Riwayat Imunisasi.
 Riwayat Keluarga
 Campak jerman Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik,
tetapi ada pembesaran kelenjar di daerah suboksipital,
servikal bagian posterior dan belakang telinga Eksantema
subitum. Ruam akan timbul setelah suhu badan turun.
 Infeksi enterovirus Ruam kulit cenderung kurang jelas
dibandingkan morbili. Sesuai dengan derajat demam dan
beratnya penyakit.
 Penyakit riketsia Disertai batuk tetapi ruam kulit yang
timbul biasanya tidak mengenai wajah yang khas seperti
terlihat pada morbili.
 Meningokoksemia Disertai ruam kulit yang mirip dengan
morbili, tetapi biasanya tidak dijumpai batuk dan
konjugtivitis.
 Erupsi obat Ruam kulit tidak disertai batuk dan umumnya
timbul ruam setelah penyuntikan atau menelan obat.
Tes serologi untuk titer morbili spesifik igM dan
igG :
 Terdapat dalam darah pada hari ketiga ruam sampai 1
bulan setelah onset.

Kultur virus :
diambil dari swab tenggorokan dan hidung, spesimen urin
Pemeriksaan PCR.
 Pengobatan bersifat suportif dan simptomatis:
 Istirahat
 pemberian cairan yang cukup
 suplemen nutrisi
 antibiotik diberikan bila terjadi infeksi sekunder
 anti konvulsi apabila terjadi kejang
 antipiretik bila demam
 vitamin A 100.000 Unit untuk anak usia 6 bulan
hingga 1 tahun dan 200.000 Unit untuk anak usia
>1 tahun.
Tatalaksana campak tanpa komplikasi
 Pada umumnya tidak memerlukan indikasi rawat inap

Tatalaksana campak dengan komplikasi


 Bronkopneumonia.antibiotic ampisilin 100 mg/kgBB/hari
dalam dosis intravena dikombinasikan dengan
kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari intravena dalam 4 dosis,
sampai gejala sesak berkurang dan pasien dapat minum
obat peroral.
 Enteritis.Pemberian cairan intravena dapat
dipertimbangkan apabila terdapat enteritis + dehidrasi.
 Otitis media diberikan antibiotik kotrimoksazol-
sulfametoksazol (4mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis).
 Ensefalopati.Perlu reduksi jumlah pemberian cairan
hingga ¾ kebutuhan untuk mengurangi edema otak,
disamping pemberian kortikosteroid. Perlu dilakukan
koreksi elektrolit dan gangguan gas darah.
 Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi
buruk dan anak berumur lebih kecil.8 Kebanyakan
penyulit campak terjadi bila ada infeksi
sekunder oleh bakteri:
 Laringitis akut
 Bronkopneumonia
 Kejang demam
 Ensefalitis
 Otitis media
 Enteritis
 Konjungtivitis
 Sistem kardiovaskular
 Morbili tanpa komplikasi dapat sembuh sendiri
dalam rentang 10-12 hari. Mulnutrisi,
imunosupresi dan kondisi kesehatan yang buruk
dapat memperburuk prognosis pada banyak
pasien. Pada negara berkembang morbili
merupakan penyebab kematian 1-10%. Usia
terjadi komplikasi tertinggi adalah kurang dari 5
tahun dan lebih dari 20 tahun.
 Pada anak yang sehat, mortalitas jarang terjadi
kecuali pada pasien immunocompromised (HIV)
atau pada malnutrisi, terutama defisiensi
vitamin A. Mortalitas tertinggi didapat pada anak
berusia dibawah 2 tahun.4
 Pencegahan terutama dengan melakukan
imunisasi campak. Imunisasi Campak di
Indonesia termasuk Imunisasi dasar yang
wajib diberikan terhadap anak usia 9 bulan
dengan ulangan saat anak berusia 6 tahun
dan termasuk ke dalam Program
Pengembangan Imunisasi (PPI).
 Imunisasicampak dapat pula diberikan
bersama Mumps dan Rubela (MMR) pada usia
12-15 bulan. Anak yang telah mendapat MMR
tidak perlu mendapat imunisasi campak
ulangan pada usia 6 tahun. Pencegahan
dengan cara isolasi penderita kurang
bermakna karena transmisi telah terjadi
sebelum penyakit disadari dan didiagnosis
sebagai campak.

 A. IDENTITAS PASIEN
 Nama : An. AF
 Usia : 5 tahun 9 bulan
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Nama Orang Tua: Ny. R / Tn. T
 Alamat : Jl. Cendrawasih
 Masuk RS tanggal : 18 Oktober 2017
 No. Rekam Medis :-
 Riwayat Penyakit Sekarang :
 Keluhan Utama : Demam
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan
demam 3 hari. Pasien mengaku demam
mendadak tinggi dan juga dirasakan terus
menerus, tidak disertai menggigil dan
kejang.Pasien mengeluhkan demam disertai
batuk (+) kering yang dirasakan sejak 3 hari
terakhir ini, batuk kering. Pasien
mengeluhkan lemas, nafsu makan menurun.
Tidak buang air besar sejak 2 hari SMRS dan
buang air kecil tidak ada keluhan.
 19/10/2017
 Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan demam. Demam
sudah hari ke 3. Demam terus menerus,kejang (-), Batuk
(+) kering, flu (-),mual (+),sakit tenggorokan (+).
 KU : Lemah,
 T : 110/80 mmHg
 N : 100 x/menit
 P : 19 x/menit
 S : 36,6 °C

 IVFD dextrose 12 tpm


 Cefadroxil syr 3x1 1/2 cth
 Sanmol 150 mg/8jam
 Little u syr 1x1 cth
 Demam sudah hari ke 4. Demam meningkat
saat subuh hari,Batuk (+) kering, flu (-), sakit
kepala (+), mual (-), mutah (-), sesak (-),
sakit perut (-), sakit tenggorokan (-),mata
merah dan berair, timbul ruam kemerahan
pada leher dan perut.
 Tonsil T2-T2

T : 100/60 mmHg
 N : 120x/menit
 P : 32x/menit
 S : 37°C
 Demam sudah hari ke 5. Demam naik turun,
nyeri menelan, muka mengalami kemerahan,
ruam kemerahan dari wajah hingga kedua
paha.
 BAB: belum sejak 4 hari
 T : 100/60 mmHg
 N : 124x/menit
 P : 30x/menit
 S : 36,8 °C
 Demam (+) naik turun, Ruam kemerahan
pada muka, badan, dan ekstremitas pasien.
 BAB: belum sejak 5 hari
 T : 100/60 mmHg
 N : 120x/menit
 P : 30x/menit
 S : 36,7 °C
 Demam (-),kemerahan pada kulit berkurang.
 T : 100/70 mmHg
 N : 104x/menit
 P : 28x/menit
 S : 36,7 °C
 Diagnosis Kerja
Berdasarkan hasil anamnesis,
pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan
penunjang, pasien mengalami :
 Diagnosis Utama
Morbili
 Diagnosis Sekunder
 Rubella
 Scarlet fever
 IVFD dextrose 5% 12 tpm
 Cefotaxime 700 mg/iv
 Cetirizine syr 2x1/2 cth
 Little u 1x1 cth
 Sanmol 150 mg/iv
 Dulcolax supp 1x1
 Nama : An.AF
 Usia : 5 tahun 9 bulan
 BB : 14.5 kg
 PB : 104 cm
 SG : kurang
 Tanggal Masuk : 19/10/2017
 Tanggal keluar : 24/10/2017

 Dari pemeriksaan selama pasien di rawat
ditemukan gejala khas morbili Sehingga
dapat disimpulkan pada pasien ini terdapat
kelompok gejala klinis dari morbili 3C
(cough, coryza, conjungtivitis), disertai
demam dan timbul ruam makulopapular
yang khas pada morbili.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai