Anda di halaman 1dari 51

DEFINISI

• Leptospirosi adalah suatu penyakit ZOONOIS yang disebabkan oleh


mikroorganisme leptospira interogans tanpa memandang bentuk
serotipenya.
• Leptospirosis acapkali luput dari diagnosa karena klinis yang tidak
spesifik.
• Leptosiprosis biasa di dapat pada binatang piaraan.
• Tikus merupakan vector utama penyebab infeksi leptospirosis.
EPIDEMOLOGI
• Leptosiprosis tersebar hampir di seluruh dunia, namun terbanyak di
dapat pada daerah tropis.
• Di Indonesia kejadian ini dapat di temukan di beberapa daerah seperti
Pulau Jawa, Pulau sumetera dan Pulau Sulawesi
• Pada kebanjiran besar pada tahun 2002 di Jakarta terjadi peningkatan
kasus leptospirosis dengan angka kejadian 100 kasus dan 20 kasus
kematian,
PENULARA
PATOLOGI
GAMBARAN
Sering: Jarang:
 Demam • Pneumonitis
 menggigil • Hemaptoe
 sakit kepala • Delirium
 myalgia • Diare
 mual • Edema
 muntah • Splenomegaly
 nyeri abdomen • Gagal ginjal
 hepatomegaly • perforasi neuritis
 ruam kulit dan fotophobia • pankreatitis
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Kultur
• Serologi (PCR)
DIAGNOSA
 Ditegakan pada dengan demam
tiba-tiba, menggigil, terdapat tanda
konjugtiva suffusion, sakit kepala,
myalgia, icterus dan nyeri tekan
pada otot betis.
 Kemungkinan akan meningkat jika
ada riwayat bekerja atau terpapar
dengan urine hewan (tikus)
PENATALAKSANAAN
INDIKASI REGIMEN DOSIS
Leptospirosis Doksisisiklin 2 x 100 mg
Ringan
Ampisilin 4x500-750 mg
Amoksisilin 4x500 mg
Leptorspirosis Penisilin G 1,5 Juta unit/ 6
sedang-berat Jam (IV)
Ampisilin/ 1 Gram/ 6 Jam
Amoksisilin (IV)
Kemoprofilaksis Doksisiklin 200 mg/ minggu
PENCEGAHAN
• Pencegahan Leptospirosis di negara dengan iklim tropis agak sulit
• Bagi mereka yang beresiko terkena leptospirosis harus diberikan
perlindungan berupa pakaian khusus
• Pemberian profilaksis doksisiklin 200 mg dapat bermanfaat mengurangi
resiko penularan
• Vaksinasi terhadap hewan dapat diberikan, sedangkan vaksinasi buat
manusia belum berhasil dilakukan,
MORBILI
DEFINISI
 Morbili/Campak/Rubeola adalah
penyakit infeksi virus akiut yang
menular ditandai dengan 3 stadium
yaitu : Stadium inkubasi, stadium
prodomal dan stadium erupsi
 Campak disebabkan
oleh Paramyxovirus dan ditularkan
terutama melalui udara
(airborne). Attack rate penularannya
lebih dari 90% dari individu yang
terinfeksi sejak 4 hari sebelum
sampai 4 jam setelah munculnya
ruam. Masa inkubasi penyakit ini
terjadi pada 7-18 hari
EPIDEMOLOG
I
• Campak adalah penyakit akut yang sangat menular, disebabkan oleh
infeksi virus yang pada umumnya menyerang anak.
• Penyakit campak bersifat endemik di seluruh dunia, pada tahun 2013
terjadi 145.700 kematian yang disebabkan oleh campak di seluruh dunia
(berkisar 400 kematian setiap hari atau 16 kematian setiap jam) pada
sebagian besar anak kurang dari 5 tahun.
• Berdasarkan laporan DirJen PP&PL DepKes RI tahun 2014, masih
banyak kasus campak di Indonesia dengan jumlah kasus yang
dilaporkan mencapai 12.222 kasus.
• Frekuensi KLB sebanyak 173 kejadian dengan 2.104 kasus. Sebagian
besar kasus campak adalah anak-anak usia pra-sekolah dan usia SD.
• Selama periode 4 tahun, kasus campak lebih banyak terjadi pada
kelompok umur 5-9 tahun (3591 kasus) dan pada kelompok umur 1-4
tahun (3383 kasus)
• Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan peningkatan kasus
campak 4 (empat) kali lipat secara global dalam tiga bulan pertama
tahun 2019 dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu. Angka ini
mungkin lebih tinggi lagi karena diperkirakan hanya 1 (satu) yang
dilaporkan dari 10 kasus yang terjadi.
• Peningkatan tertinggi terjadi di Afrika, yaitu mencapai 700%. Ukraina,
Madagaskar, dan India melaporkan puluhan ribu kasus/juta orang
dengan angka kematian di Madagaskar sekitar 800 orang.
• Kejadian luar biasa campak juga dialami Amerika Serikat dan Thailand
dengan tingkat cakupan imunisasi campak yang cukup tinggi.
ETIOLOGI
Campak adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh RNA virus genus
Morbillivirus, famili Paramyxoviridae. Virus ini dari famili yang sama dengan
virus gondongan (mumps), virus parainfluenza, virus human metapneumovirus,
dan RSV (Respiratory Syncytial Virus)
PATOGENESIS
GAMBARAN
• Demam dengan suhu badan biasanya
>380C selama 3 hari atau lebih dan
akan berakhir setelah 4-7 hari.
• Demam tinggi terjadi setelah 10-12
hari setelah tertular.
• Terdapat pula batuk, pilek, mata
merah atau mata berair
• 3C:cough, coryza, conjunctivitis
(Batuk, Pilek, Mata merah)).
Tanda khas (patognomonis)
ditemukan Koplik's spot atau
bercak putih keabuan
dengan dasar merah di pipi
bagian dalam
 Gejala pada tubuh berbentuk ruam
makulopapular.
 Ruam muncul pada muka dan leher,
dimulai dari belakang telinga,
kemudian menyebar ke seluruh
tubuh.
 Ruam bertahan selama 3 hari atau
lebih pada kisaran hari ke-4 sampai
ke-7 demam.
 Ruam muncul saat demam mencapai
puncaknya.
 Ruam berakhir dalam 5 sampai 6
hari, dan menjadi berwarna seperti
tembaga atau kehitaman
 Anamnesis berupa demam, batuk, pilek, mata merah, dan ruam yang
mulai timbul dari belakang telinga sampai ke seluruh tubuh.
 Pemeriksaan fisik berupa suhu badan tinggi (>380C), mata merah, dan
ruam makulopapular.
 Bila ditemukan 3 C : Coryza, Cough, Conjutivitis dan Koplik Spot
 Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan darah berupa leukopenia dan
limfositopenia. Pemeriksaan imunoglobulin M (IgM) campak juga dapat
membantu diagnosis dan biasanya sudah dapat terdeteksi sejak hari
pertama dan ke-2 setelah timbulnya ruam. IgM campak ini dapat tetap
terdeteksi setidaknya sampai 1 bulan sesudah infeksi.
TATALAKSANA CAMPAK
• Pada campak tanpa komplikasi tatalaksana bersifat suportif, berupa tirah baring,
antipiretik (parasetamol 10-15 mg/kgBB/dosis dapat diberikan sampai setiap 4
jam)
• Cairan yang cukup, suplemen nutrisi, dan vitamin A. Vitamin A dapat berfungsi
sebagai imunomodulator yang meningkatkan respons antibodi terhadap virus
campak. Pemberian vitamin A dapat menurunkan angka kejadian komplikasi
seperti diare dan pneumonia
Vitamin A diberikan satu kali per hari
selama 2 hari dengan dosis sebagai
berikut:
 200.000 IU pada anak umur 12 bulan
atau lebih
 100.000 IU pada anak umur 6 - 11 bulan
 50.000 IU pada anak kurang dari 6
bulan
PENCEGAHAN
 Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi
campak ataupun vaksinasi MMR (Measles,
Mumps, Rubella). Sesuai jadwal imunisasi
rekomendasi IDAI tahun 2014, vaksin
campak diberikan pada usia 9 bulan.
 Selanjutnya, vaksin penguat dapat
diberikan pada usia 2 tahun. Apabila
vaksin MMR diberikan pada usia 15 bulan,
tidak perlu vaksinasi campak pada usia 2
tahun.
 Selanjutnya, MMR ulangan diberikan
pada usia 5-6 tahun.13 Dosis vaksin
campak ataupun vaksin MMR 0,5 mL
subkutan
 Imunisasi campak rutin untuk anak dan kampanye MR masal di negara
dengan angka morbiditas dan mortalitas tinggi merupakan strategi
utama untuk menurunkan angka kematian global. Vaksin campak telah
digunakan hampir 50 tahun dan aman digunakan, pemberian 2 (dua)
dosis dapat mencegah terjadinya kasus.
 Ikatan Dokter Anak Indonesia, The American Academy of Pediatrics
(AAP), the Centers for Disease Control and Prevention, the American
Academy of Family Physicians merekomendasikan pemberian vaksi
MMR pada usia 12-15 bulan dan 4-6 tahun.

Anda mungkin juga menyukai