Anda di halaman 1dari 27

Enung Mardiyana H.,S.Kep.,Ns.,M.Kes.

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
1
PENDAHULUAN
 Morbili atau campak  merupakan penyakit
endemic, terutama dinegara-negara
berkembang.
 Penyakit akut, sangat menular
 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

 Dinegara berkembang  salah satu penyebab


utrama morbiditas & mortalitas pada anak 
berkaitan dengan manutrisi, defisiensi Vit. A,
terpapar campak secara intens, belum
mendapat imunisasi 2
PENGERTIAN
 Campak  suatu infeksi virus yang sangat
menular dan mempunyai potensi untuk
berpenampilan berat, disertai gejala
prodroma serta ruam yang karakteristik.

 Campak  penyakit infeksi virus akut,


menular yang ditandai dengan 3 stadium 
stadium inkubasi, stadium prodromal dan
stadium erupsi

3
ETIOLOGI
 Virus campak  suatu virus RNA yg
termasuk dalam genus virus morbilli, famili
Paramyxoviridae

 Hanya dikenal satu serotipe

 Terdapat dalam sekret nasofaring, darah


serta urin selama periode prodromal sampai
beberapa hari setelah timbul ruam

4
ETIOLOGI
 Penyebaran penyakit ini dapat melalui udara

 Sangat sensitif terhadap suhu panas & dingin


 dapat diinaktifkan pada suhu 30ºC & -
20ºC, sinar ultraviolet

 Dalam suhu kamar virus dapat bertahan


hidup sedikitnya 34 jam

5
Gambar : Virus Morbili 6
EPIDEMIOLOGI
 Terdapat secara endemik di seluruh dunia
 Sebelum penggunaan vaksin morbili  banyak
terjadi pada usia 5 – 10 tahun
 Saat ini ditemukan juga pada usia pra-sekolah yg
belum di imunisasi
 Bayi mendapatkan kekebalan secara pasif dari ibu
(melalui plasenta)  sampai usia 4 – 6 bulan 
kemudian menurun dlm waktu yg bervariasi
 Sangat menular dengan kekebalan seumur hidup
 90% kontak serumah yang rentan tertular
7
EPIDEMIOLOGI
 Penggunaan vaksin (virus yang dilemahkan) 
menurunkan angka kesakitan
 WHO : Dgn meluasnya pemakaian vaksin sejak
th 2002  angka kematian turun menjadi
700.000 & terjadi di Afrika – Asia
 Abad 21  cakupan vaksinasi secara global :
74% - 80%
 Ibu hamil yang menderita morbili  bayi akan
mengalami kelainan bawaan, BBLR, lahir mati
atau meninggal sebelum usia i tahun
8
GAMBARAN KLINIS
Secara klinis terdapat 3 stadium :
 Stadium inkubasi  10 – 12 hr (6 – 10 hr)
 tanpa gejala
 Stadium Prodromal  panas, malaise,
coryza, konjungtivitis serta batuk (cough)
fotofobia dan anoreksia.
 Stadium erupsi  dengan adanya rash
(ruam) makulopapular pada seluruh tubuh
 timbul hari ke-4  hiperpigmentasi 
deskuamasi 9
GAMBARAN KLINIS
 Setelah masa inkubasi  mulai timbul panas,
malaise, coryza, konjungtivitis serta batuk
(cough) dalam waktu 24 jam.
 Hari ke-2 stadium prodromal, tampak bercak
koplik (koplik’s spots)  pada mokosa pipi di
depan daerah moral, hari ke 3 bertambah
banyak
 Bercak koplik menghilang & panas menurun
secara lisis pada hari ke 2 - 3 timbul rush
(ruam)  tanpa komplikasi
10
Gambaran klinis
 Panas menetap timbul komplikasi
 Kadang temperatur dapat bifasik  panas
diikuti periode normal selama 1 hari &
meningkat lagi dgn cepat sampai 39 – 40,6
ºC  puncak terjadi ruam
 konjungtivitis menghilang hari ke-3 rash
 Lama ruam (rash) jarang melebihi 5 – 6 hari

11
12
 Coryza  batuk dan bersin diikuti dengan
hidung tersumbat dan sekret yang
mukopurulen dan menjadi profus pada saat
erupsi mencapai puncaknya  menghilang
bersamaan dengan menghilangnya panas

 Koplik’s spot  bercak-bercak kecil yang


ireguler sebesar ujung jarum/pasir 
berwarna merah terang pada bagian tengah
berwarna putih kelabu

13
Gambar 2. Rash Eritematous & Makulopapular

14
Gambar 3. Penderita Campak

15
DIAGNOSIS KLINIS
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
– Gambaran klinis yang khas
– Pemeriksaan Laboratorium
 Pada pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan
adanya Lekopeni
 Dalam sputum, sekret nasal, sedimen urin dapat
ditemukan adanya multinucleated giant cells yang
khas
 Secara serologis antibodi ditemukan  IgM (1 -3
setelah timbul ruam) dengan puncak 2 – 4 minggu
 IgG dan Antibodi HI terjadi lebih lambat tetapi
menetap sampai bertahun-tahun 16
DIAGNOSIS BANDING
 Alergi obat (drug eruption) & alergi lain 
Ruam dapat disertai urtika, yang tidak
didapatkan pada campak
 Penyakit kawasaki  sulit dibedakan pada
anak kurang dari 5 tahun. Gejala klasik
berupa konjungtivitis, bibir merah & pecah-
pecah, lidah seperti stroberi, ruam
morbiliform atau scarlatiniform, disertai
pembesaran kelenjar limfe servikal

17
Diagnosa banding........
 Rubella  ruam makulopapular pada rubella
lebih lembut. Perkembangan lebih cepat,
terdapat pembesaran kelenjar servikalis
posterior dan di belakang telingga. Tidak ada
gejala prodromal

 Scarlet fever  bintik sangat lembut, tidak


seperti popular, memudar bila ditekan, lebih
menyolok pada daerah lipatan kulit, tidak ada
prodromal, nyeri telan, pipi kemerahan,
terdapat lekositosis
18
Diagnosis banding........
 Roseola  ruam timbul setelah demam
turun. Tampak ditubuh mendahului kepala,
berlangsung 1 atau 2 hari, sering terjadi pada
anak < 3 tahun

 Campak atipikal  Penyakit hipersensitivitas


 mendapatkan vaksin campak killed
bertahun-tahun sebelumnya. Antibodi hi
campak dalam kadar tinggi

19
TATALAKSANA/PENGOBATAN
 Isolasi  penyakit sangat menular (isolasi
Respiratorik)  Virus ditemukan dalam sekret
nasofaring selama periode prodromal sampai 4
hari setelah ruam timbul
 Penderita dengan komplikasi dan
imumokompromais diperlukan isolasi selama
masa sakit
 Morbili merupakan penyakit self limiting  tidak
ada terapi anti virus khusus  pengobatan
bersifat simtomatis/ suportif
 Tanpa penyulit  tidak perlu rawat inap
20
Tatalaksana........
 Indikasi masuk RS pada anak dgn morbili :
 Bercak/exanthem merah kehitaman yg
menimbulkan desquamosa dengan squama ya
lebar dan tebal
 Suara parau disertai tanda penyumbatan seperti
laringitis & pneumonia
 Dehidrasi berat
 Kejang dengan kesadaran menurun
 Gizi buruk

21
PENGOBATAN SUPORTIF
 Demam  Tirah baring selama demam 
suhu tinggi ≥ 39ºC & menganggu  beri
antipiretik (parasetamol)
 Perawatan mata  konjungtivitis ringan
tidak perlu terapi, bila ada pus  beri salep
mata antibiotik
 Perawatan mulut  luka dirongga mulut 
anjurkan ibu mencuci mulut dengan larutan
garam bersih  min. 4X sehari
Hindari makanan yg asin, pedas, panas
22
Userasi hebat, berbau  beri antibiotik
(benzylpenicillin im/IV, Metronidazole oral) 
selama 5 hari. Perlu dipasang NGT  MRS
 Suport nutrisi  menimbang BB serta TB
anak, Pemberian ASI tetap diteruskan,
makanan diberikan sedikit-sedikit & frekuensi
ditingkatkan.
Bila ada ulserasi dimulut  beri terapi
(mikostatin, gentian violet)
Pemberian nutrisi sesuai pedomam
tatalaksana gizi buruk ( MRS)
23
 Pemberian Vit. A  anak campak di negara
berkembang (rekomendasi WHO)
 Dosis Vit. A pada anak
– < 6 bln : 50.000 IU PO, IU PO
– 6 bln – 1 thn : 100.000 IU PO
– .1 tahun : 200.000
 Follow-up  anjurkan kembali dalam 2 hari
 melihat perbaikan masalah pada mulut
atau mata (rawat jalan)
 Pneumonia  MRS, beri antibiotik & terapi
O2
24
 Otitis media  beri terapi antimikroba
(cotrimoxazole, amoksisilin)
Jika ada pus  keluarkan dgn cara wicking
sampai tidak keluar pus lagi  tidak boleh
memasukan benda apapun/ air kedalam
telingga
Otitis media kronik  beri antibiotik topikal
atau tetes telinga, keluhan menetap 
antibiotik parenteral  gentamisin,
Ceftazidin  sangat efektif terhadap
pseudomonas.
25
 Komplikasi Neurologis  ensefalitis  diberi
kortikosteroid dosis tinggi spt :
– Hidrokortison 100 – 200 mg/ hari selama 3
-4 hari
– Prednison 2 mg/kgbb/hari untuk jangka
waktu 1 minggu
 Diare  diare mengangung darah atau diare
persisten  rehidrasi, suplemen seng dan
tidak menhentikan pemberian makanan

26
 Buat Askep Keperawatan pada anak
campak/ morbili  Pengajian s/d
Pelaksanaan keperawatan

 Terima Kasih..................!!!!

27

Anda mungkin juga menyukai