Anda di halaman 1dari 26

REFERAT

Campak

Desyana Indira Putri


201610401011008

1
Pembimbing : dr. Nieken Susanti, Sp. A, M. Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI
2017
BAB 1. Pendahuluan
2 Latar Belakang

Campak salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi pada anak,


sangat infeksius, dapat menular sejak awal masa prodromal.

Campak timbul karena terpapar droplet yang mengandung virus campak.

Sejak program imunisasi campak dicanangkan, jumlah kasus


menurun, namun akhir-akhir ini kembali meningkat.

Di Indonesia, kasus campak masih banyak terjadi dan tercatat peningkatan


jumlah kasus yang dilaporkan pada tahun 2014.
3 BAB 2. Tinjauan Pustaka

Definisi
Campak adalah penyakit akut yang sangat menular melalui droplet, yang
disebabkan oleh infeksi paramyxovirus yang umumnya menyerang anak-
anak.

Penyakit ini ditandai dengan batuk, korisa, demam dan ruam


makulopapular yang timbul beberapa hari sesudah gejala awal.
Epidemiologi
4

Penyakit campak bersifat endemik di seluruh dunia, pada tahun 2013 terjadi
145.700 kematian yang disebabkan oleh campak.

Sebagian besar kasus campak adalah anak-anak usia pra-sekolah dan usia
SD.

Selama periode 4 tahun, kasus campak lebih banyak terjadi


pada kelompok umur 5-9 tahun (3591 kasus) dan pada kelompok
umur 1-4 tahun (3383 kasus).
Distribusi Frekuensi Penyakit Campak

5
Orang
Campak adalah penyakit menular yang dapat menginfeksi anak -
anak pada usia dibawah 15 bulan, anak usia sekolah atau remaja.

Tempat
Berdasarkan tempat penyebaran penyakit Campak berbeda,
dimana daerah perkotaan siklus epidemi Campak terjadi setiap 2-4 tahun
sekali, sedangkan di daerah pedesaan penyakit Campak jarang terjadi.

Waktu
banyak kasus campak terjadi pada akhir musim dingin dan awal
musim semi di negara dengan empat musim dengan puncak kasus
terjadi pada bulan Maret dan April.
di negara tropis dimana banyak kasus terjadi pada musim panas.
6
Determinan Penyakit Campak

a. Host (Penjamu)
Umur
Jenis kelamin
Umur Pemberian Imunisasi
Pekerjaan
Pendidikan
Imunisasi

b. Agent Penyebab infeksi adalah virus campak, anggota genus Morbilivirus dari
famili Paramyxoviridae

c. Lingkungan Epidemi campak dapat terjadi setiap 2 tahun di negara berkembang


dengan cakupan vaksinasi yang rendah.
Etiologi
7
Campak disebabkan oleh RNA virus genus.
Virus campak berukuran 100-250 nm dan mengandung inti untai RNA
tunggal yang diselubungi dengan lapisan pelindung lipid.
Virus campak memiliki 6 struktur protein utama
Protein H (Hemagglutinin) ,
Protein F (Fusion),
Protein M (Matrix),
protein L (Large),
NP (Nucleoprotein), dan
P (Polymerase phosphoprotein).
8
9 Karena virus campak dikelilingi lapisan pelindung lipid mudah
diinaktivasi oleh cairan yang melarutkan lipid seperti eter dan
kloroform. Selain itu, virus juga dapat diinaktivasi dengan suhu panas
(>370C), suhu dingin (<200C), sinar ultraviolet, serta kadar (pH) ekstrim
(pH <5 dan >10).

Virus ini jangka hidupnya pendek (short survival time), yaitu kurang dari
2 jam.
Patofisiologi
10

penyebaran ke
paramyxovirus kelenjar limfe viremia primer
regional

multiplikasi virus di
droplet virus bereplikasi sistem
retikuloendotelial

masuk melalui melekat di sel-sel


saluran epitel saluran viremia sekunder
pernapasan napas.
Patofisiologi
11
12
13 Gejala Klinis
Panas badan 38C selama 3 hari atau lebih, disertai salah satu
gejala batuk, pilek, mata merah atau mata berair.

Gejala khas kopliks spot

Bercak kemerahan/rash dimulai dari belakang telinga


berbentuk makulo papular selama 3 hari atau lebih, dalam 4-7
hari akan menyebar keseluruh tubuh.

Kemerahan makulo papular setelah 1 minggu sampai 1 bulan


kehitaman (hiperpigmentasi) disertai kulit bersisik.
Fase Prodormal

14 demam, perasaan tidak enak badan 4-5 hari dengan gejala demam
yang terus meningkat malaise, batuk, faring merah, nyeri menelan, foto
fobia, konjungtivitis dan hidung meler bercak koplik
Fase erupsi/paraxysmal
berlangsung selama 4-7 hari dengan gejala khas koriza dan batuk bertambah.
15
Terjadi ruam atau eritema disertai naiknya suhu badan.
Pada saat ruam muncul suhu badan naik sangat tinggi hingga mencapai
40,5C.
Ruam ini akan menghilang dalam 2-3 hari dengan urutan yang sama dengan
saat terjadinya.
Pada Fase ini terdapat pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula
dan di daerah leher belakang.
16
Fase convalescen
Erupsi berkurang dan terjadi hiperpigmentasi
Suhu tubuh
Pada fase ini sering ditandai dengan kulit bersisik
17 Penularan Campak
Melalui batuk, bersin (sekresi hidung
Dapat mulai menularkan 1-3 hari sebelum panas
Puncak penularan gejala awal (fase prodromal) 1-3 hari pertama
sakit.
Masa inkubasi 8-13 hari rata-rata 10 hari.
18 Diagnosis Banding

Rubella (Campak Jerman) gejala lebih ringan dan tanpa disertai batuk.

Roseola infantum gejala batuk ringan dan demam ketika ruam muncul.

Demam scarlet ( scarlet fever) gejala nyeri tenggorokan dan demam


tanpa konjungtivitis ataupun coryza.

Penyakit Kawasaki gejala demam tinggi, konjungtivitis, dan ruam, tetapi


tidak disertai batuk dan bercak Koplik. Biasanya timbul nyeri dan
pembengkakan sendi yang tidak ada pada campak.
Diagnosis
19

Anamnesis dan Pemerikaan fisik


demam tinggi 38,50 C atau lebih disertai batuk, pilek, nyeri menelan, mata
merah dan silau bila kena cahaya (fotofobia)
kemerahan pada mukosa mulut, dengan bintik-bintik yang muncul pada
bagian dalam bibir dan pipi
muncul ruam makulopapular dimulai pada belakang telinga, wajah, sekitar
mulut dan dagu kemudian ke badan dan ektremitas.
2 sampai 3 hari kemudian ruam makulopapular menjadi lebih besar dan
menyatu
demam mereda dan kondisi umum mulai membaik.
Pemeriksaan penunjang

20
Laboratorium
Darah tepi : jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada
komplikasi infeksi bakteri
Pemeriksaan antibodi IgM anti campak : pemeriksaan IgM dilakukan
pada hari ketiga. IgG antibodi dapat dideteksi 4 hari setelah rash
muncul.

Pemeriksaan untuk komplikasi


Ensefalopati / ensefalitis : dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinalis,
kadar elektrolit darah dan analisis gas darah
Enteritis : feses lengkap
Bronkopneumonia : thorax foto
21 Penatalaksanaan
campak tanpa komplikasi suportif tirah baring, antipiretik
(parasetamol 10-15 mg/kgBB/dosis dapat diberikan sampai setiap 4 jam),
cairan yang cukup, suplemen nutrisi, dan vitamin A.
Vitamin A diberikan satu kali per hari selama 2 hari dengan dosis sebagai
berikut:
o 200.000 IU pada anak umur 12 bulan atau lebih
o 100.000 IU pada anak umur 6 - 11 bulan
o 50.000 IU pada anak kurang dari 6 bulan
Campak dengan komplikasi :

22
Bronkopneumonia
o O2 2lpm
o antibiotik ampisilin 100mg/kgBB/hari dalam 4 dosis iv dikombinasikan dengan
kloramfenikol 75mg/kgBB/hari iv dalam 4 dosis selama 7-10 hari

Otitis media
o kotrimokzasol-sulfametokzasol (TMP 4mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis)

Ensefalopati
o Kloramfenikol 75 mg/KgBB/hari dibagi dosis dan ampisilin 100mg/KgBB/hari
dibagi 4 dosis selama 7-10 hari
o Deksametason dengan dosis awal 1mg/kgBB/hari dilanjutkan 0,5 g/kgBB/hari
dibagi dalam 3 dosis sampai kesadaran membaik.
o Reduksi jumlah pemberian cairan hingga kebutuhan, koreksi elektrolit.
23 Komplikasi
Saluran pernapasan: bronkopneumonia
Saluran pencernaan: diare yang dapat diikuti dengan dehidrasi.
Telinga: otitis media
SSP
-- Ensefalitis
-- Subacute Sclerosing Panencephalitis (SSPE)
Mata : keratitis
24 Prognosis

Campak merupakan self limited disease, namun sangat infeksius.


Mortalitas dan morbiditas meningkat pada penderita dengan
faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya komplikasi.
25 Pencegahan
Pencegahan vaksinasi campak / vaksinasi MMR.
vaksin campak usia 9 bulan booster dapat diberikan pada usia 2
tahun.
Apabila vaksin MMR diberikan pada usia 15 bulan, tidak perlu vaksinasi
campak pada usia 2 tahun MMR ulangan diberikan pada usia 5-6 tahun.
Dosis 0,5 ml subkutan.
26 Bab 3. Kesimpulan
Campak merupakan penyakit yang sangat infeksius yang disebabkan oleh virus
campak yang ditularkan melalui perantara droplet.
Manifestasi klinis berupa demam, batuk, pilek, konjungtivitis, dan ruam seluruh
tubuh.
Tatalaksana umumnya suportif berupa tirah baring, antipiretik (parasetamol 10-15
mg/kgBB/dosis dapat diberikan sampai setiap 4 jam), cairan yang cukup,
suplemen nutrisi, dan vitamin A.
Pencegahan dilakukan dengan imunisasi vaksin campak ataupun vaksin MMR.

Anda mungkin juga menyukai