Dzikrulloh Abdi 201610401011051 Pada excitatory synapse
Kanal Na dan K postsinaps terbuka
Depolarisasi neuron postsynaps satu sinaps: tidak cukup untuk depolarisasi beberapa sinaps: threshold tercapai PA disebut: excitatory postsynaptic potential (EPSP) Pada inhibitory synapse
Perubahan kanal K dan Cl
K keluar, Cl masuk hiperpolarisasi neuron (makin negatif) disebut: inhibitory postsynatic potential (IPSP) Neuron semakin sulit mencapai ambang Patofisiologi Kejang terjadi lepasnya muatan listrik secara sinkron dan berlebihan depolarisasi pada neuron di susunan saraf pusat. Depolarisasi terjadi oleh karena masuknya ion natrium ke dalam sel dan repolarisasi terjadi karena keluarnya ion kalium dari dalam sel. Untuk mempertahankan potensial membran pada dinding sel diperlukan energi (ATP) yang berfungsi sebagai pompa untuk mengeluarkan ion natrium dan memasukkan ion kalium ke dalam sel. Beberapa faktor yang berperan pada epilepsi: Gangguan pada membran sel neuron Gangguan pada mekanisme inhibisi prasinaps dan pascasinaps Peranan dari sel glia Faktor genetik patofisiologi Farmakodinamik levetiracetam levetiracetam mempengaruhi tingkat Ca intraneuronal dengan penghambatan parsial arus N-type Ca dan dengan mengurangi pelepasan Ca dari intraneuronal memfasilitasi penghambatan GABA-ergik melalui pemindahan modulator negatif mengurangi penundaan arus K dan atau mengikat protein sinaptik yang memodulasi pelepasan neurotransmitter. Farmakokinetik levetiracetam Absorption : secara cepat di GIT penyerapan lambat oleh makanan Bioav : 100% ; peak plasma concentration : 0,6-1,3 jam Distribusi : volume distribusi : 0,5-,7 L/kg ; plasma protein binding < 10 % Metabolism : tidak banyak dimetabolisme ; 24% dari dosis dimetabolisasi melalui enzimatic hidrolisis metabolit inactive Ekskresi : via urine 95% ; feses 0,3% ; plasma elimination half life : 7 jam TERIMAKASIH