ANGGOTA KELOMPOK:
PUSPA DIPTA SAFITRI (P1337420320076) NABILAH FARAH ARDIANI (P1337420320088)
Penyakit campak dikenal juga dengan istilah morbili dalam bahasa latin dan
measles dalam bahasa inggris ataudikenal dengan sebutan gabagen (dalam bahasa Jawa) atau
kerumut (dalam bahasa Banjar) atau disebut juga rubeola (nama ilmiah) merupakan suatu
infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, lemas, batuk, konjungtivitas
(peradangan selaput ikat mata /konjungtiva) dan bintik merah di kulit (ruam kulit).
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk golongan paramyxovirus genus morbilivirus merupakan
salah satu virus RNA. Virus ini terdapat dalam darah dan secret (cairan)nasofaring (jaringan antara tenggorokan dan hidung) pada
masa gejala awal (prodromal) hingga 24 jam setelah timbulnya bercak merah di kulit dan selaput lendir.
A. Bentuk virus
Virus berbentuk bulat dengan tepi kasar dan bergaris tengah 140 nm dan di bungkus oleh selubung luar yang terdiri dari
lemak dan protein. Di dalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang mengelilingi asam
nukleat (RNA ), merupakan struktur heliks nucleoprotein dari myxovirus.
B. Ketahanan virus
Pada temperature kamar virus campak kehilangan 60 % sifat infeksifitasnya selama 3-5 hari pada 37oC waktu paruh
umurnya 2 jam, pada 56oC hanya satu jam. Pada media protein ia dapat hidup dengan suhu -70oC selama 5,5 tahun, sedangkan
dalam lemari pendingin dengan suhu 4- 6oC dapat hidup selama 5 bulan. Virus tidak aktif pada PH asam. Oleh karena selubung
luarnya terdiri dari lemak maka ia termasuk mikroorganisme yang bersifat ether labile, pada suhu kamar dapat mati dalam 20 %
ether selama 10 menit dan 50% aseton dalam 30 menit.
c. Struktur Antigenik
Gejala klinis terjadi setelah masa inkubasi 10-12 hari, terdiri dari tiga stadium:
Stadium prodromal: berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan demam yang diikuti dengan batuk, pilek,
faring merah, nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Tanda patognomonik timbulnya enantema
mukosa pipi di depan molar tiga yang disebut sebagai bercak Koplik.
Stadium erupsi: ditandai dengan timbulnya ruam makulopapular yang bertahan selama 5-6 hari.
Timbulnya ruam dimulai dari batas rambut belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher, dan
akhirnya ke ekstremitas.
Stadium penyembuhan (konvalesens): setelah 3 hari ruam berangsur-angsur menghilang sesuai urutan
timbulnya. Ruam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas yang akan menghilang dalam 1-2 minggu.
Manifestasi Klinik Campak
Infeksi campak dibagi menjadi 4 fase yaitu: inkubasi, prodormal (kataral), eksentematosa (ruam), dan
fase penyembuhan. Masa inkubasi adalah sekitar 8-12 hari dari saat pajanan sampai terjadinya gejala atau 14 hari setelah
pajanan sampai terjadinya ruam. Manifestasi klinis yang terjadi pada 3 hari fase prodromal adalah batuk, pilek, konjungtivitis,
dan tanda patogonomonik bercak Koplik (Koplik Spof) (bintik putih keabuan, di mukosa bukal sisi berlawanan dari molar bawah)
yang dapat ditemukan hanya terjadi 8 selama 12-24 jam. Pada konjungtiva timbul garis radang transversal sepanjang pinggir
kelopak mata (garis Stimson). Gejala klasik campak berupa batuk, pilek, dan konjungtivitis yang makin berat timbul selama
viremia sekunder dari fase eksantematosa yang seringkali diikuti dengan timbulnya demam tinggi (40°C – 45°C). Ruam makular
mulai timbul di kepala (seringkali di bagian bawah garis rambut) dan menyebar kesebagian besar tubuh dalam waktu 24 jam
dengan arah distribusi dari servikal ke kaudal. Ruam seringkali berkonfluensi. Ruam akan menghilang dengan pola yang sama.
Tingkat keparahan penyakit dikaitkan dengan luasnya penyebaran ruam. Kadangkala disertai dengan adanya petekie ataupun
perdarahan (campak hitam/black measles). Saat ruam menghilang terjadi perubahan warna ruam menjadi kecoklatan kemudian
mengalami deskuamasi.4
Limfadentis servikal, splenomegali, limfadenopati mesenterika, yang disertai nyeri abdomen, dapat
ditemukan bersamaan dengan timbulnya ruam. Otitis media, pneumonia dan diare lebih sering terjadi pada bayi. Gangguan liver
lebih sering ditemukan pada pasien dewasa.
PATOFISIOLOGI
Cara penularan penyakit ini adalah melalui droplet dan kontak, yakni karena menghirup percikan ludah (droplet) dari
hidung, mulut maupun tenggorokan penderita morbili atau campak. Artinya seseorang dapat tertular campak bila menghirup virus
morbili, bisa di tempat umum, di kendaraan atau dimana saja. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum
timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada.
Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul. Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi
setiap 2-3 tahun, terutama pada anak usia pra- sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur
hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini. Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan
pasif pada seorang bayi yang lahirdari ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak
adalah :
Analisa Data
HARI / TANGGAL DATA DATA
Jum’at/21-03-2014 DS:
Ibu pasien mengatakan anak rewel dengan timbulnya
bintik pada tubuhnya
DO:
Banyak terdapat rush pada tubuh dan terasa gatal
Nadi = 80x/mnt , Suhu = 39 oC , TD = 100/60 mmhg
Jum’at/21-03-2014 DS:
Ibu pasien mengatakan nafsu makan berkurang karena
terasa pahit dan lidahnya kotor.
DO:
BB anak 15 kg
Posi makan 4 sendok makan (bubur)
Nadi = 80x/mnt , Suhu = 39 oC , TD = 100/60
Mmhg
Jum’at/21-03-2014 DS:
Ibu pasien mengatakan anaknya mengalami peningkatan
suhu tubuh
DO:
Hipertermi
Akral terasa hangat
Nadi = 80x/mnt , Suhu = 39 oC , TD = 100/60
Mmhg
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan integritas 1. Mempertahankan kuku anak tetap S : ibu pasien mengatakan rasa gatalnya
Sabtu/ kulit b.d adanya pendek, menjelaskan pada anak untuk berkurang
21-03- rush (erupsi kulit) tidak menggaruk rush, O : Ditandai dengan jarangnya pasien
2014
2. Memberikan obat anti pruritus topical, menggaruk kulit
dan anestesi topical. A : Masalah teratasi sebagian
3. Memandikan anak dengan P : Lanjutkan intervensi
mengguankan sabun yang tidak perih. 1. Memberikan obat anti pruritus topical,
4. Memberikan kolaborasi obat antihistamin dan anestesi topical.
2. Memberikan kolaborasi obat
antihistamin
Sabtu/21- Gangguan kebutuhan 1. Memberikan banyak minum (sari buah-buahan, S : ibu pasien mengatakan
03-2014 nutrisi kurang dari b.d sirup yang tidak memakai es) anaknya sudah tidak
anoreksi 2. Memberikan susu porsi sedikit tapi sering (susu merasakan pahit pada mulut
yang dibuat encer dan tidak terlalu manis)
sewaktu makan
3. Memberikan makanan lunak, misal bubur
memakai kuah, porsi seddikit tetapi dengan O : Ditandai dengan
kualitas yang sering meningkatnya nafsu makan
pada anak
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Memberikan banyak minum
(sari buah-buahan, sirup yang
tidak memakai es)
2. Memberikan susu porsi sedikit
tapi sering (susu yang dibuat encer
dan tidak terlalu manis)
Gangguan integritas 1. Memberikan obat anti pruritus topical, S : ibu pasien mengatakan rasa gatalnya
minggu kulit b.d adanya dan anestesi topical. hilang
/22-03- rush (erupsi kulit) 2. Memberikan kolaborasi obat antihistamin O : Ditandai dengan pasien tenang dan
2014
tidak menggaruk kulit
A : Masalah teratasi
P : hentikan intervensi
Minggu Gangguan 1. Memberikan banyak minum (sari buah- S : ibu pasien mengatakan anaknya
/22-03- kebutuhan nutrisi buahan, sirup yang tidak memakai es) sudah tidak merasakan pahit pada
2014 kurang dari b.d 2. Memberikan susu porsi sedikit tapi sering mulut sewaktu makan
(susu yang dibuat encer dan tidak terlalu
anoreksi O : Ditandai dengan meningkatnya nafsu
manis)
makan pada anak dan lidahnya terlihat
bersih
A : Masalah teratasi
P : hentikanintervensi
THANK YOU