Anda di halaman 1dari 23

CAMPAK

ANGGOTA KELOMPOK:
PUSPA DIPTA SAFITRI (P1337420320076) NABILAH FARAH ARDIANI (P1337420320088)

SALSABILLA WIDYAWATI (P1337420320077) AYU RARASANTI (P1337420320089)

NUR SETIYO ASIH (P1337420320078) ARINKA DAMAYANTI (P1337420320090)

SHAFIRA ANGGRAENI (P1337420320079) M. REZA SAIFUL ABROR (P1337420320091)

EFI AKHSITA SARI (P1337420320080) DEVI SEFTI ASIH (P1337420320092)

LUTFIANI AMARA RINJANI (P1337420320081) TRI WIDYA PANGESTU (P1337420320093)

AMANDA ARMEILIA SEPTIANI (P1337420320082) KHOIRUN NISA (P1337420320094)

SANIYYA SAKUROHMA (P1337420320083) HIMMATUL KHALWA (P1337420320095)

M. ZIDNI BARBAROSSA (P1337420320084) KHAMIDATUL MARKHAMA (P1337420320096)

NOVITASARI (P1337420320085) FARDA SYARIFAH (P1337420320097)

FINA ARDILLAH (P1337420320086) MOH. SYAHRU RIYADH (P1337420320098)

REFANGGA INDIARTA (P1337420320087) ARIF AFRIYANTO (P1337420320099)


Pengertian Campak

Penyakit campak dikenal juga dengan istilah morbili dalam bahasa latin dan
measles dalam bahasa inggris ataudikenal dengan sebutan gabagen (dalam bahasa Jawa) atau
kerumut (dalam bahasa Banjar) atau disebut juga rubeola (nama ilmiah) merupakan suatu
infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, lemas, batuk, konjungtivitas
(peradangan selaput ikat mata /konjungtiva) dan bintik merah di kulit (ruam kulit).

Campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus.Penyakit ini


menyebar melalui udara saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin.Siapapun dapat terkena campak,
jika belum divaksinasi atau mendapatkan vaksin campak. Namun, penyakit ini lebih sering terjadi pada
anak kecil.
Etiologi Campak

Penyakit campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk golongan paramyxovirus genus morbilivirus merupakan
salah satu virus RNA. Virus ini terdapat dalam darah dan secret (cairan)nasofaring (jaringan antara tenggorokan dan hidung) pada
masa gejala awal (prodromal) hingga 24 jam setelah timbulnya bercak merah di kulit dan selaput lendir.

A. Bentuk virus
Virus berbentuk bulat dengan tepi kasar dan bergaris tengah 140 nm dan di bungkus oleh selubung luar yang terdiri dari
lemak dan protein. Di dalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang mengelilingi asam
nukleat (RNA ), merupakan struktur heliks nucleoprotein dari myxovirus.

B. Ketahanan virus
Pada temperature kamar virus campak kehilangan 60 % sifat infeksifitasnya selama 3-5 hari pada 37oC waktu paruh
umurnya 2 jam, pada 56oC hanya satu jam. Pada media protein ia dapat hidup dengan suhu -70oC selama 5,5 tahun, sedangkan
dalam lemari pendingin dengan suhu 4- 6oC dapat hidup selama 5 bulan. Virus tidak aktif pada PH asam. Oleh karena selubung
luarnya terdiri dari lemak maka ia termasuk mikroorganisme yang bersifat ether labile, pada suhu kamar dapat mati dalam 20 %
ether selama 10 menit dan 50% aseton dalam 30 menit.
c. Struktur Antigenik

Infeksi dengan virus campak merangsang pembentukkan neutralizing antibody,


complement fixing antibody, dan haemagglutinine inhibition antibody.
Imunoglobulin kelas IgM dan IgG muncul bersama-sama diperkirakan 12 hari
setelah infeksi dan mencapai titer tertinggi sekitar 21 hari. Kemudian IgM
menghilang dengan cepat sedangkan IgG tinggal tidak terbatas dan jumlahnya
terukur, sehingga IgG menunjukkan bahwa pernah terkena infeksi walaupun sudah
lama. Antibodi protektif dapat terbentuk dengan penyuntikan antigen
haemagglutinin murni.
Gejala Klinis

Gejala klinis terjadi setelah masa inkubasi 10-12 hari, terdiri dari tiga stadium:

 Stadium prodromal: berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan demam yang diikuti dengan batuk, pilek,
faring merah, nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Tanda patognomonik timbulnya enantema
mukosa pipi di depan molar tiga yang disebut sebagai bercak Koplik.

 Stadium erupsi: ditandai dengan timbulnya ruam makulopapular yang bertahan selama 5-6 hari.
Timbulnya ruam dimulai dari batas rambut belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher, dan
akhirnya ke ekstremitas.

 Stadium penyembuhan (konvalesens): setelah 3 hari ruam berangsur-angsur menghilang sesuai urutan
timbulnya. Ruam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas yang akan menghilang dalam 1-2 minggu.
Manifestasi Klinik Campak
Infeksi campak dibagi menjadi 4 fase yaitu: inkubasi, prodormal (kataral), eksentematosa (ruam), dan
fase penyembuhan. Masa inkubasi adalah sekitar 8-12 hari dari saat pajanan sampai terjadinya gejala atau 14 hari setelah
pajanan sampai terjadinya ruam. Manifestasi klinis yang terjadi pada 3 hari fase prodromal adalah batuk, pilek, konjungtivitis,
dan tanda patogonomonik bercak Koplik (Koplik Spof) (bintik putih keabuan, di mukosa bukal sisi berlawanan dari molar bawah)
yang dapat ditemukan hanya terjadi 8 selama 12-24 jam. Pada konjungtiva timbul garis radang transversal sepanjang pinggir
kelopak mata (garis Stimson). Gejala klasik campak berupa batuk, pilek, dan konjungtivitis yang makin berat timbul selama
viremia sekunder dari fase eksantematosa yang seringkali diikuti dengan timbulnya demam tinggi (40°C – 45°C). Ruam makular
mulai timbul di kepala (seringkali di bagian bawah garis rambut) dan menyebar kesebagian besar tubuh dalam waktu 24 jam
dengan arah distribusi dari servikal ke kaudal. Ruam seringkali berkonfluensi. Ruam akan menghilang dengan pola yang sama.
Tingkat keparahan penyakit dikaitkan dengan luasnya penyebaran ruam. Kadangkala disertai dengan adanya petekie ataupun
perdarahan (campak hitam/black measles). Saat ruam menghilang terjadi perubahan warna ruam menjadi kecoklatan kemudian
mengalami deskuamasi.4

Limfadentis servikal, splenomegali, limfadenopati mesenterika, yang disertai nyeri abdomen, dapat
ditemukan bersamaan dengan timbulnya ruam. Otitis media, pneumonia dan diare lebih sering terjadi pada bayi. Gangguan liver
lebih sering ditemukan pada pasien dewasa.

 
PATOFISIOLOGI
Cara penularan penyakit ini adalah melalui droplet dan kontak, yakni karena menghirup percikan ludah (droplet) dari
hidung, mulut maupun tenggorokan penderita morbili atau campak. Artinya seseorang dapat tertular campak bila menghirup virus
morbili, bisa di tempat umum, di kendaraan atau dimana saja. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum
timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada.

Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul. Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi
setiap 2-3 tahun, terutama pada anak usia pra- sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur
hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini. Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan
pasif pada seorang bayi yang lahirdari ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak
adalah :

 Bayi berumur lebih dari 1 tahun

 Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi

 Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.


PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan campak (measles) atau rubeola pada orang yang imunokompeten adalah hanya suportif saja.
1. Terapi Suportif
Pada anak yang sehat umumnya gejala campak dapat sembuh sendiri. Pengobatan yang diberikan bersifat suportif,
terdiri dari pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi, antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder,
antikonvulsi jika terdapat kejang dan pemberian vitamin A
Pada kasus campak tanpa komplikasi penatalaksanaan berupa:
• Tirah baring di tempat tidur
• Diet makanan cukup cairan dan cukup kalori
• Antipiretik bila demam: parasetamol 10-15 mg/kgBB/dosis dapat diulang pemberiannya setiap 4 jam
Pada pasien dengan campak juga sebaiknya diberikan vitamin A. Vitamin A berfungsi sebagai imunomodulator
yang meningkatkan respons antibodi terhadap virus campak. Pemberian vitamin A dapat menurunkan angka kejadian
komplikasi, seperti diare dan bronkopneumonia.
2. Terapi Antivirus
Pada penyakit campak tidak diperlukan terapi antivirus spesifik, pengobatan hanya diberikan secara suportif.
Terapi antivirus dengan Ribavirin terbukti secara in vitro bermanfaat terhadap infeksi campak berat pada individu dewasa
yang imunokompromais serta pada kasus Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE). Namun penggunaan Ribavirin
belum memiliki izin dari US Food and Drug Administration (FDA) dan sifatnya masih eksperimental.
LANJUTAN
3. Indikasi Rawat
Pasien dirawat di ruang isolasi apabila terdapat gejala sebagai berikut :
• Hiperpireksia (suhu > 39°C)
• Dehidrasi
• Kejang
• Asupan oral sulit
• Ada komplikasi
4. Pemantauan dan Konsultasi
Pada kasus campak dengan komplikasi bronkopneumonia dan gizi kurang perlu dipantau terhadap adanya
infeksi tuberkulosis (TB) laten. Pantau gejala klinis dan lakukan uji tuberkulin setelah 1-3 bulan masa
penyembuhan. Pantau keadaan gizi pada pendertita gizi kurang atau gizi buruk, jika perlu konsultasikan kepada
Divisi Nutrisi dan Metabolik.
KONSEP ASKEP CAMPAK
1. Pengkajian
KELUHAN UTAMA :
Pada tanggal 20 Maret 2020 dilakukan pengkajian dengan keluhan utama gatal dan timbul bintik-bintik
merah (rash) pada bagian hamper seluruh tubuh.
IWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
a. Prenatal : ibu mengatakan pada waktu hamil mengalami mual,muntah dan badan terasa lemas.
b. Intranatal : Ibu mengatakan pada saat melahirkan perdarahan masih dalam batas normal.
c. Postnatal : Ibu mengatakan BB baru lahir 3,4 kg. TB: 50 cm.LK: 35 cm, Lingkar Lengan Atas: 12 cm,
Lingkar Dada: 31 cm.
RIWAYAT MASA LALU:
d. Penyakit waktu kecil Demam, flu, batuk
e. Riwayat MRS: Tidak pernah MRS sebelumnya
f. Obat - obatan yang pernah digunakan : Bodrexin, paracetamol
g. Tindakan Operasi: Tidak pernah operasi.
h. Alergi: Tidak ada alergif.
i. Kecelakaan: Tidak mengalami kecelakaan
j. Imunisasi : Imunisasi Dasar Lengkap
Pemeriksaan Fisik

Temuan pemeriksaan fisik yang sering adalah bercak Koplik


(Koplik spots), yaitu exantema sebesar ujung jarum dikelilingi eritema di dalam
mulut dan hampir selalu ditemukan pada akhir stadium prodromal. Cenderung terjadi
berhadapan dengan molar bawah, terutama molar 3, tetapi dapat menyebar secara
tidak teratur pada mukosa bukal yang lain. Bercak Koplik muncul pada 1-2 hari
sebelum muncul rash dan menghilang 1-2 hari setelah munculnya rash.

 
Analisa Data
HARI / TANGGAL DATA DATA
Jum’at/21-03-2014 DS:
Ibu pasien mengatakan anak rewel dengan timbulnya
bintik pada tubuhnya
DO:
Banyak terdapat rush pada tubuh dan terasa gatal
Nadi = 80x/mnt , Suhu = 39 oC , TD = 100/60 mmhg

Jum’at/21-03-2014 DS:
Ibu pasien mengatakan nafsu makan berkurang karena
terasa pahit dan lidahnya kotor.
 
DO:
BB anak 15 kg
Posi makan 4 sendok makan (bubur)
Nadi = 80x/mnt , Suhu = 39 oC , TD = 100/60
Mmhg
Jum’at/21-03-2014 DS:
Ibu pasien mengatakan anaknya mengalami peningkatan
suhu tubuh
DO:
Hipertermi
Akral terasa hangat
Nadi = 80x/mnt , Suhu = 39 oC , TD = 100/60
Mmhg
2. Diagnosa Keperawatan

• Gangguan integritas kulit b.d adanya rush (erupsi kulit)


• Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia
• Gangguan rasa nyaman : peningkatan suhu tubuh b.d proses inflamasi/infeksi/virus.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN

TANGGAL DIAGNOSA PERENCANAAN


TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Jumat, 20-03- Gangguan integritas Setelah 1. Pertahankan kuku 1. Untuk mencegah
2014 kulit b.d adanya rush dilakukan anak tetap pendek, terjadinya luka
(erupsi kulit) tindakan menjelaskan pada pada saat anak
  keperawatan anak untuk tidak menggaruk.
selama 2x24 menggaruk rush, 2. Agar tidak
jam bintik – 2. Berikan obat anti merasakan gatal
bintik merah pruritus topical, dan dan sakit pada kulit
pada kulit anestesi topical. pasien.
akan hilang. 3. Mandikan anak 3. Untuk mencegah
Dengan dengan infeksi.
Kriteria Hasil: mengguankan 4. Agar tidak
1. Pasien tidak sabun yang tidak merasakan gatal
merasakan perih. dan sakit pada kulit.
gatal dan 4. Kolaborasi
nyaman dengan pemberian
keadaannya. antihistamin
2. Rush pada kulit
berkurang.
Jumat, Gangguan kebutuhan Setelah dilakukan 1. Berikan banyak 1. Untuk mengkompensasi
29-03- nutrisi kurang dari tindakan minum (sari buah- adanya peningkatan
2014 kebutuhan b.d anoreksia keperawatan buahan, sirup yang suhu tubuh dan
  selama 2x24 jam tidak memakai es). merangsang nafsu
pasien   makan.
menununjukkan   2. Untuk memenuhi
peningkatan nafsu 2. Berikan susu porsi kebutuhan nutrisi melalui
makan. sedikit tapi sering cairan bernutrisi.
Dengan Kriteria (susu dibuat encer  
Hasil: dan tidak terlalu 3. Untuk memudahkan
1. BB meningkat. manis). mencerna makanan dan
2. Nafsu makan 3. Berikan makanan meningkatkan asupan
meningkat (dapat lunak, misalnya makanan.
menghabiskan 1 bubur yang  
porsi untuk anak). memakai kuah,  
dengan porsi sedikit
tetapi dengan
kuantitas yang
sering.
Jumat Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. Libatkan keluarga 1. Agar keluarga lebih
, 20- nyaman : peningkatan tindakan dalam perawatan kooperatif dalam
03- suhu tubuh b.d proses keperawatan serta ajari cara terapi.
2014 inflamasi/infeksi/virus. selama 2x24 jam menurunkan suhu  
  diharapkan suhu tubuh.  
badan pasien 2. Berikan kompres 2. Untuk membantu
berkurang, hangat. dalam penurunan suhu
Dengan Kriteria   tubuh pada pasien.
Hasil: 3. Pantau suhu 3. Suhu ruangan/jumlah
1. Suhu tubuh 36,5- lingkungan, batasi selimut harus diubah
37,5oC. atau tambahkan untuk
2. Nadi Normal linen tempat tidur mempertahankan suhu
3. Badan tidak terasa sesuai indikasi. tubuh.
panas. 4. Monitor 4. Untuk mengetahui
4. Akral normal. perubahan suhu perubahan suhu dan
tubuh. merencanakan
intervensi selanjutnya.
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

HARI/ DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


TANGGA
L
Jum’at/ Gangguan integritas kulit 1. Mempertahankan kuku anak tetap pendek, S : Pasien mengatakan rasa
20-03- b.d adanya rush (erupsi menjelaskan pada anak untuk tidak gatalnya masih ada
2014 kulit) menggaruk rush, O : Ditandai dengan jarangnya
  2. Memberikan obat anti pruritus topical, dan pasien menggaruk kulit
anestesi topical. A : Masalah belum teratasi
3. Memandikan anak dengan mengguankan P : Lanjutkan intervensi
sabun yang tidak perih. 1. Mempertahankan kuku
4. Memberikan kolaborasi obat antihistamin anak tetap pendek,
menjelaskan pada anak
untuk tidak menggaruk
rush,
2. Memberikan obat anti
pruritus topical, dan
anestesi topical.
3. Memandikan anak dengan
mengguankan sabun yang
tidak perih.
4. Memberikan kolaborasi
obat antihistamin
 
HARI/ DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGA
L
Jum’at/ Gangguan kebutuhan 1. Memberikan banyak minum (sari buah-buahan, S : ibu pasien mengatakan
20-03- nutrisi kurang dari b.d sirup yang tidak memakai es) anaknya masih merasakan
2014 anoreksi 2. Memberikan susu porsi sedikit tapi sering (susu pahit pada mulut sewaktu
yang dibuat encer dan tidak terlalu manis)
  makan
3. Memberikan makanan lunak, misal bubur
memakai kuah, porsi seddikit tetapi dengan O : Ditandai dengan kurang
kualitas yang sering nafsu makan pada anak
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Memberikan banyak minum
(sari buah-buahan, sirup yang
tidak memakai es)
2. Memberikan susu porsi sedikit
tapi sering (susu yang dibuat encer
dan tidak terlalu manis)
3. Memberikan makanan lunak,
misal bubur memakai kuah, porsi
seddikit tetapi dengan kualitas yang
sering
Jum’at Gangguan 1. Melihat keluarga dalam perawatan S : ibu pasien mengatakan badanya
/20- rasa serta ajari cara menurunkan suhu sudah tidak panas lagi
03- nyaman :peni tubuh O : ditandai dengan pengukuran suhuu
tubuh normal 37°C
2014 ngatatan 2. Meberi kompres hangat
A : Masalah Teratasi
suhu tubuh 3. memantau suhu lingkungan, batasi P : hentikan intervensi
b.d proses atau tambahkan linen tempat tidur
inflamasi/infe sesuai indikasi
ksi/virus 4. Memonitor perubahan suhu tubuh

Gangguan integritas 1. Mempertahankan kuku anak tetap S : ibu pasien mengatakan rasa gatalnya
Sabtu/ kulit b.d adanya pendek, menjelaskan pada anak untuk berkurang
21-03- rush (erupsi kulit) tidak menggaruk rush, O : Ditandai dengan jarangnya pasien
2014
  2. Memberikan obat anti pruritus topical, menggaruk kulit
dan anestesi topical. A : Masalah teratasi sebagian
3. Memandikan anak dengan P : Lanjutkan intervensi
mengguankan sabun yang tidak perih. 1. Memberikan obat anti pruritus topical,
4. Memberikan kolaborasi obat antihistamin dan anestesi topical.
2. Memberikan kolaborasi obat
antihistamin
 
Sabtu/21- Gangguan kebutuhan 1. Memberikan banyak minum (sari buah-buahan, S : ibu pasien mengatakan
03-2014 nutrisi kurang dari b.d sirup yang tidak memakai es) anaknya sudah tidak
anoreksi 2. Memberikan susu porsi sedikit tapi sering (susu merasakan pahit pada mulut
yang dibuat encer dan tidak terlalu manis)
  sewaktu makan
3. Memberikan makanan lunak, misal bubur
memakai kuah, porsi seddikit tetapi dengan O : Ditandai dengan
kualitas yang sering meningkatnya nafsu makan
pada anak
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Memberikan banyak minum
(sari buah-buahan, sirup yang
tidak memakai es)
2. Memberikan susu porsi sedikit
tapi sering (susu yang dibuat encer
dan tidak terlalu manis)
Gangguan integritas 1. Memberikan obat anti pruritus topical, S : ibu pasien mengatakan rasa gatalnya
minggu kulit b.d adanya dan anestesi topical. hilang
/22-03- rush (erupsi kulit) 2. Memberikan kolaborasi obat antihistamin O : Ditandai dengan pasien tenang dan
2014
  tidak menggaruk kulit
A : Masalah teratasi
P : hentikan intervensi
 

Minggu Gangguan 1. Memberikan banyak minum (sari buah- S : ibu pasien mengatakan anaknya
/22-03- kebutuhan nutrisi buahan, sirup yang tidak memakai es) sudah tidak merasakan pahit pada
2014 kurang dari b.d 2. Memberikan susu porsi sedikit tapi sering mulut sewaktu makan
(susu yang dibuat encer dan tidak terlalu
anoreksi O : Ditandai dengan meningkatnya nafsu
manis)
  makan pada anak dan lidahnya terlihat
bersih
A : Masalah teratasi
P : hentikanintervensi
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai