Anda di halaman 1dari 21

REFERAT

Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD)


Disusun oleh :
NI LUH MAHARRINI
N111 16 060
Pembimbing : dr. Nurhaedah Tangim

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
PENDAHULUAN

• Flu Singapore sebenarnya merupakan penyakit yang dikenal


sebagai Hand, Foot, and mouth Disease (HMFD) atau dalam
bahasa indonesia disebut penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (PTKM)

• Penyakit ini sudah ada di tahun 1957 di Toronto, Kanada. Sejak itu
terdapat banyak kejadian di seluruh dunia.

• Dinamakan Flu Singapore karena saat itu terjadi ledakan kasus dan
kematian akibat penyakit ini di singapore
DEFINISI
PENDAHULUAN
• Hand-Foot-Mounth Disease (HFMD) adalah penyakit anak-anak
yang umumnya terjadi. Gejalanya berupa luka pada mulut, demam,
dan rash.

• HFMD adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA


yang masuk dalam famili piconarviridae, Genus Enterovirus

• Biasanya disebabkan oleh coxsackievirus A16

• Sedangkan yang sering memerlukan perawatan karena keadaannya


lebih berat atau ada komplikasi sampai meninggal adalah
enterovirus 71.
• HFMD yang disebabkan oleh infeksi coxsackievirus A16
merupakan penyakit yang ringan. Umumnya pasien dapat
sembuh setelah 7-10 hari tanpa penanganan medis.

• HMFD yang disebabkan oleh enterovirus 71 menunjukkan


insiden penyakit neurologis (sistem saraf) yang lebih tinggi.
Kasus encephalitis yang fatal dapat terjadi pada penyakit
yang disebabkan oleh infeksi enterovirus 71.
EPIDEMIOLOGI
• Terjadi pada kelompok masyarakat yang padat.

• Anak-anak dibawah 10 tahun

• Orang dewasa umumnya lebih kebal terhadap enterovirus.

• April 2009 di Cina dilaporkan 115.000 kasus dan 50 meninggal

• Di Indonesia Kasus HFMD dilaporkan terjadi di daerah jakarta dan


CARA PENULARAN
 Melalui jalur fekal-oral (pencernaan) dan saluran pernapasan,

yaitu dari droplet ( butiran ludah), pilek,air liur, tinja, cairan

vesikel (kelainan kulit berupa gelembung kecil berisi cairan).

 Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju,

peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh

sekresi itu.

 Tidak ada vektor tapi ada pembawa (carrier) seperti lalat dan
kecoa.

.
CARA PENULARAN

• Masa inkubasi 2-5 hari

• Penularan dari orang ke orang terjadi setelah pasien


penyakit ini beranjak sembuh

• HMFD tidak ditransmisikan dari binatang ke manusia


PATOFISIOLOGI
MENULAR LEWAT JAR. MUKOSA DARI
VIRUS GENUS
MULUT/ TENGGOROKAN,
ENTEROVIRUS
TENGGOROKAN USUS

VIRUS DAPAT
VIRUS UMUMNYA MASUK KEDALAM
DIISOLASI DARI
BERADA DIDALAM ALIRAN DARAH
SARAF TULANG
TENGGOROKAN
BELAKANG, OTAK,
SELAMA 1 MGG,
HATI, DAN PADA
DAN DALAM FESES
KULIT YANG LUKA
1-4 MGG (SETELAH
SERANGAN
PENYAKIT)
MANIFESTASI KLINIS
 Mula-mula demam tidak tinggi 2-3 hari
 Diikuti faringitis, anoreksia, dan gejala seperti flu, pada
umumnya yang tak mematikan
 Timbul vesikel yang kemudian pecah,ada 3-10 ulkus di mulut
seperti sariawan (lidah, gusi,pipih sebelah dalam) terasa nyeri
sehingga sukar untuk menelan.
 Bersamaan dengan itu timbul rash/ruam atau vesikel (lepuh
kemerahan) , papulovesikel yang tidak gatal ditelapak tangan
dan kaki. Kadang-kadang rash atau ruam (makulopapel pada
bokong)
 Umumnya akan membaik sendiri dalam 7-10 hari
MANIFESTASI KLINIS
HAND FOOT MOUTH
Gejala yang cukup berat
• Hiperpireksia, yaitu demam tinggi
dengan suhu lebih dari 39ºC
• Demam tidak turun-turun
• Takikardia ( denyut nadi menjadi cepat)
• Takipnea, yaitu napas jadi cepat dan
sesak
• Anoreksia, Muntah, aatau diare
berulang disertai dehidrasi
• Letargi, lemas, dan terus mengantuk
DIAGNOSIS
• Sampel spesimen dapat diambil dari tinja , usap
rektal, cairan serebrospinal dan usap/swab ulcus di
mulut/tenggorokan, vesikel dikulit spesimen atau
biopsi otak.
• Isolasi virus dengan cara biakan sel dengan
suckling mouse inoculation
• Setelah dilakukan Tissue Culture, kemudian dapat
diidentifikasi strainnya dengan antisera tertentu
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Deteksi virus :

 Immuno histochemistry (in situ)

 Imunofluoresensi antibodi (indirect)

 Isolasi dan identifikasi virus

2. Deteksi RNA

 RT-PCR primer : 5’CTACTTTGGGTGTCCGTGTT 3’

 5’ GGGAACTTCGATTACCATCC 3’ partial DNA


sekuensing (PCR Product)
3. Serodiagnosis
Serokonversi paired serta dengan uji serum netralisasi
terhadap virus EV-71 (Br,Cr, Nagoya) pada sel vero. Uji
elisa sedang dikembangkan

Sebenarnya secara klinis sudah cukup untuk mendiagnosis


HFMD, pemeriksaan lab dilakukan untuk mengetahui
apakah penyebabnya coxsackie A-16 atau enterovirus 71
PENGOBATAN
• HFMD merupakan self limiting
disease
• Pengobatan spesifik tidak ada,
jadi hanya diberikan secara
simptomatik saja berdasarkan
keadaan klinis yang ada.
• Istirahat yang cukup, karena
penurunan sistem imun
• Dapat diberikan :
Immunoglobulin IV (IGIV),
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
• Pencegahann penyakit adalah dengan
menghilangkan kekumuhan dan kepadatan
lingkungan, kebersihan lingkungan maupun
perorangan.
• Memberikan penyuluhan tentang cara-cara
penularan dan pencegahan HFMD untuk
memotong rantai penularan
• Menyiapkan sarana kesehatan tentang tatalaksana
HFMD
• Memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda dan
gejala HFMD
KOMPLIKASI
• Jarang terjadi, tetapi bila terdapat
komplikasi harus segera
ditangani
• Komplikasi penyakit ini adalah:
viral atau aseptik meningitis (
radang selapt otak)
viral meningitis dapat
menyebabkan demam, sakit
kepala, leher, dan punggung.
Kondisi ini biasanya ringan dan
dapat sembuh tanpa
PROGNOSIS
Pada HFMD sangat baik, dan sebagaian
besar pasien dengan penyakit ini dapat
sembuh sepenuhnya dalam waktu 7-10 hari.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai