Anda di halaman 1dari 10

PRESENTASI KASUS

CAMPAK

Disusun Oleh :
dr. Gita Putri Benavita

Dipresentasikan tanggal 19 Desember 2022

PUSKESMAS KELURAHAN CAKUNG BARAT


JAKARTA TIMUR
2022
STATUS PASIEN PUSKESMAS KELURAHAN CAKUNG BARAT

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. SA
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 11 bulan
Alamat : Cakung Barat
Agama : Islam
No. e-RM :
Tanggal pemeriksaan : 5 Desember 2022

II. ANAMNESIS
Diambil dari Alloanamnesa tanggal 5 Desember 2022

Keluhan Utama: Ruam kemerahan diseluruh tubuh disertai demam sejak 2 hari yang
lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang dengan keluhan ruam kemerahan sejak 2 hari yang lalu, disertai
demam. Ruam pertama muncul pada wajah kemudian menjalar ke dada dan seluruh
tubuh, semakin lama semakin banyak. Ruam bersisik tipis, tidak menimbul, tidak
terasa panas dan gatal.
Pasien juga menderita batuk dan pilek, serta mata yang merah dan berair. BAB
dan BAK normal, tidak ada mual dan muntah. Tidak ada riwayat kejang saat demam.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Pasien menyangkal adanya keluhan serupa di keluarga.

Riwayat Pengobatan:
Pasien belum berobat untuk keluhannya saat ini. Ibu pasien mengaku pasien
sudah mendapatkan imunisasi lengkap.

Riwayat Sosial dan Lingkungan:


Pasien tinggal bersama ayah dan ibu. Lingkungan rumah padat penduduk. Ibu
pasien mengaku tetangganya ada yang memiliki keluhan serupa.

III. STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan


Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
Nadi : 108 kali/menit, isi kuat, cukup
Respirasi : 26 kali/menit
Suhu : 37.8 C
BB / TB : 7.8 kg / 72 cm (Gizi Baik)

Kepala : Normochepal, Rambut hitam, Distribusi merata


Mata : Konjunctiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), Injeksi
Conjungtiva +/+
Hidung : Simetris, Deviasi septum (-), sekret (-)
Telinga : Bentuk daun telinga kiri normal, sekret (-) . Mikrotia
pada telinga kanan
Mulut : Mukosa bibir dan mulut lembab, Sianosis (-)
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis, T1-T1 tenang.
Thorax : Jantung: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-).
Paru: Vesikuler, Ronki (+), Wheezing (-)
Abdomen : Supel, Nyeri tekan (-), Pembesaran hepar dan Lien
tidak teraba
Kelenjar Geah Bening: Tidak teraba pembesaran.
Ekstremitas : Akral hangat, Edema (-)

IV. STATUS DERMATOLOGIS


Lokasi: Generalisata
Efloresensi: Pada seluruh permukaan kulit terdapat maculopapular eritema
generalisata, berskuama halus

V. DIAGNOSA SEMENTARA
Campak (Morbili)

VI. DIAGNOSA BANDING


1. Rubella
2. Dengue fever
3. Drug eruption

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tidak dilakukan.

VIII. RESUME
Pasien seorang anak laki-laki berusia 11 bulan datang dengan keluhan ruam
kemerahan diseluruh tubuh disertai demam sejak 2 hari yang lalu demam dirasakan
naik turun, keluhan disertai batuk pilek, tidak ada keluhan diare, mual dan muntah,
maupun perdarahan spontan. Pasien juga sedang tidak mengonsumsi obat-obatan
tertentu. Ibu pasien mengaku tetangganya memiliki keluhan yang serupa. Pada
pemeriksaan dermatologis terdapat maculopapular eritema generalisata, berskuama
halus.

IX. DIAGNOSA KERJA


Campak (Morbili)

X. ANJURAN PEMERIKSAAN
Cek Darah Lengkap
XI. PENATALAKSANAAN
A. Non farmakologis
- Istirahat cukup
- Minum dan makan makanan yang bergizi.

B. Farmakologis
- Parasetamol 3x100mg pulveres
- Puyer Batuk Pilek 3x1 berisi CTM, GG, Efedrin 3x1 (CTM 0.8mg, GG
32mg, Efedrin HCl 1.75mg)

XII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
CAMPAK
DEFINISI
Campak merupakan penyakit infeksi virus akut serius yang sangat menular. Penyakit
campak dikenal juga sebagai morbili atau measles, merupakan penyakit yang sangat menular
(infeksius) disebabkan oleh Morbilivirus yang merupakan virus RNA. Campak akan
menyerang hampir 100% anak yang tidak kebal terhadap virus tersebut.1

ETIOLOGI
Penyakit campak adalah merupakan penyakit akut yang sangat menular disebabkan
oleh virus RNA dari genus Morbillivirus dari keluarga Paramyxoviridae. Virus tersebut
mudah mati karena panas dan cahaya.2

PENULARAN
Virus campak ditularkan melalui droplet yang keluar dari hidung, mulut atau
tenggorokan orang yang terinfeksi virus campak pada saat bicara, batuk, bersin atau melalui
sekresi hidung. Masa penularan adalah empat (4) hari sebelum timbul rash sampai dengan
empat (4) hari setelah timbul rash. Puncak penularan pada saat gejala awal (fase prodromal),
yaitu pada 1-3 hari pertama sakit. 3

PATOGENESIS
Campak adalah penyakit infeksi sistemik yang dimulai infeksi pada bagian epitel saluran
pernafasan di nasopharing. Virus campak dikeluarkan dari nasopharing mulai dari masa
prodromal sampai 3 -4 hari setelah rash. 3

TANDA DAN GEJALA3


Gejala campak ditandai dengan :
1. Stadium prodromal
Demam dengan suhu badan biasanya >380C selama 3 hari atau lebih dan akan
berakhir setelah 4-7 hari. Demam tinggi terjadi setelah 10-12 hari setelah tertular.
Terdapat pula batuk, pilek, mata merah atau mata berair (3C: cough, coryza,
conjunctivitis).
2. Tanda khas (patognomonis) ditemukan Koplik's spot atau bercak putih keabuan
dengan dasar merah di pipi bagian dalam.
3. Stadium erupsi
Gejala pada tubuh berbentuk ruam makulopapular. Ruam muncul pada muka
dan leher, dimulai dari belakang telinga, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Ruam
bertahan selama 3 hari atau lebih pada kisaran hari ke-4 sampai ke-7 demam. Ruam
muncul saat demam mencapai puncaknya.
4. Stadium penyembuhan (konvalesens), setelah 3 hari ruam berangsur-angsur
menghilang sesuai urutan timbulnya. Ruam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas
yang akan menghilang setelah 1-2 minggu.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan serologis dengan pemeriksaan IgM
campak dan kenaikan titer yang signifikan dari IgG campak pada fase akut (diambil dalam
waktu 4 hari timbulnya ruam) dan masa konvalesen (diambil antara 2-4 minggu kemudian). 4
Antibody biasanya timbul dalam waktu satu sampai tiga hari setelah timbulnya ruam.
Kadar puncak dicapai dalam waktu dua sampai empat minggu kemudian. Selain itu juga
dapat dilakukan pemeriksaan isolasi virus yang dapat diisolasi dari darah, sekresi nasofaring
dan urin selama periode demam. 4

PENATALAKSANAAN1,3
Pengobatan terhadap campak sesuai dengan gejala yang muncul. Penderita tanpa

komplikasi cukup diberikan antipiretik dan pemberian vitamin A dosis tinggi sesuai usia.

Jika ada komplikasi anjurkan penderita dirawat di Puskesmas atau di Rumah Sakit.

Pengobatan komplikasi di sarana pelayanan kesehatan dengan pemberian

antibiotiktergantung berat ringannya komplikasi, bila keadaan penderita cukup berat segera

rujuk ke rumah sakit. Kasus yang terkena penyakit campak, diisolasi, untuk memutuskan

rantai penularan pada orang lain .

Pemberian Vitamin A diberikan sebanyak 2 kapsul (kapsul pertama diberikan saat

penderita ditemukan, kapsul kedua diberikan keesokan harinya, dosis sesuai umur

penderita). Pemberian vitamin A diutamakan untuk penderita campak jika persediaan

vitamin A mencukupi, sebaiknya juga diberikan pada yang tidak terkena kasus campak.

Bila ada komplikasi pada mata, maka berikan vitamin A dosis ketiga, 2 minggu kemudian,

sesuai dosis diatas.

Bagi penderita campak yang berumur < 6 bulan yang mendapatkan ASI, tidak

perlu diberikan vitamin A, karena kebutuhan vitamin A sudah terpenuhi melalui ASI (air

susu ibu). Sehingga ibu nifas (1-42 hari setelah melahirkan) perlu diberikan kapsul vitamin

A dosis tinggi sesuai program. Vitamin A dosis tinggi diberikan pada penderita usia 6–5

tahun dengan ketentuan sebagai berikut:

Umur Dosis Segera Dosis hari ke 2


*
Penderita 0-6 bl 50.000 IU 50.000 IU

6-11 bl 100.000 IU 100.000 IU

12-59 bl 200.000 IU 200.000 IU

(*) : Bagi bayi yang tidak mendapat ASI

Sumber : Petunjuk Teknis Surveilans Campak, Dirjen PP dan PL


Kemenkes RI
KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi disebabkan oleh adanya penurunah daya tahan tubuh,

sehingga mudah terjadi infeksi sekunder. Komplikasi dapat mengakibatkan kematian pada

balita. Komplikasi yang terjadi yaitu: bronkopneumonia, otitis media akut, ensefalitis,

enteritis.

Bronkopneumonia dapat terjadi apabila virus Campak menyerang epitel saluran

pernapasan sehingga terjadi peradangan pada paru-paru atau Pneumonia.

Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh virus campak dan menyebabkan kematian

apabila tidak tertangani dengan baik, lebih sering terjai pada anak dengan kekurangan

kalori protein.
PROGNOSIS4
1. Umumnya baik, tergantung berat ringannya faktor predisposisi.
2. Pada orang muda dan anak umumnya baik.

DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. WHO Angka Kejadian Campak. WHO
2017, 2018, 2019.
https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/non-who-
publications/2017-mr-guidance-immunization-campaign-moh-
bahasa.pdf?sfvrsn=4c49454a_2 diakses pada tanggal 17 desember 2022
2. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Utara. Profil Kesehatan Provinsi
Sumatra Utara Tahun 2017. Sumut: 2017
http://dinkes.sumutprov.go.id/artikel/mengenal-penyakit-campak
diakses pada tanggal 17 desember 2022
3. Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Kementerian
Kesehatan, Petunjuk Teknis Kampanye Measless Rubella, Jakarta, 2020
4. Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS. Buku ajar infeksi & pediatri tropis.
Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010.
5.

14

Anda mungkin juga menyukai