Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

DEMAM TIFOID
Demam tifoid merupakan penyakit endemis di Indonesia yang
disebabkan oleh infeksi sistemik Salmonella typhi. Prevalens 96%
kasus demam tifoid terjadi pada umur 3-19 tahun, kejadian
1. Pengertian meningkat setelah umur 5 tahun. Pada minggu pertama
sakit,demam tifoid sangat sukar dibedakan dengan penyakit
demam lainnya sehingga untuk memastikan diagnosis diperlukan
pemeriksaan biakan kuman untuk konfirmasi.
 Demam naik secara bertahap tiap hari,mencapai suhu tertinggi
pada akhir minggu pertama,minggu kedua demam terus
menerus tinggi terutama malam hari
 Anak dapat mengigau
2. Anamnesis
(delirium), malaise, letargi, anoreksia, nyeri kepala, nyeri
perut,diare atau konstipasi, muntah, perut kembung
 Pada demam tifoid berat dapat dijumpai penurunan kesadaran,
kejang, dan ikterus
Gejala klinis bervariasi dari yang ringan sampai berat dengan
komplikasi. Kesadaran menurun, delirium, sebagian besar anak
mempunyai lidah tifoid yaitu di bagian tengah kotor dan bagian
3. Pemeriksaan Fisik pinggir hiperemis , meteorismus, hepatomegali lebih sering
dijumpai dari pada splenomegali. Kadang-kadang terdengar ronki
pada pemeriksaan paru.

Jika terdapat tiga dari tanda:


- Demam naik secara bertahap tiap hari lebih dari 7 hari
malam hari
- Keluhan saluran cerna seperti: muntah, diare, obstipasi,
meteorismus
- Gangguan kesadaran
- Lidah tifoid
4. Kriteria Diagnosis - Darah perifer lengkap: leukopenia / aneosinofilia /
limfositosis relative
- Peningkatan laju endap darah
- Peningkatan SGOT/SGPT
- kenaikan titer S. typhi titer O 1: 160 pada demam hari ke-6
atau kenaikan 4 kali titer fase akut ke fase konvalesens
-
5. Diagnosis Kerja Demam Tifoid
Stadium dini: influenza, gastroenteritis, bronkitis,
6. Diagnosis Banding bronkopneumonia, tuberculosis, infeksi jamur sistemik, malaria
Demam tifoid berat: sepsis, leukemia, limfoma
7. Pemeriksaan 1. Darah tepi perifer:
Penunjang  Anemia, pada umumnya terjadi karena supresi sumsum
tulang, defisiensi Fe,atau perdarahan usus
 Leukopenia, namun jarang kurang dari 3000/ul-Limfositosis
relatif
 Trombositopenia (terutama pada demam tifoid berat)
2. Pemeriksaan serologi:
 Serologi Widal: kenaikan titer S. typhi titer O 1: 160 pada
demam hari ke-6atau kenaikan 4 kali titer fase akut ke fase
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

DEMAM TIFOID
konvalesens
3. Pemeriksaan radiologik:
 Fototoraks, apabila diduga terjadi komplikasi pneumonia
 Foto abdomen, apabila diduga terjadi komplikasi intra
intestinal seperti perforasi usus atau perdarahan saluran
cerna.
 Pada perforasi usus tampak: distribusi udara tak merata-air
fluid level
 Bayangan radio lusen di daerah hepar- udara bebas pada
abdomen
Antibiotik oral
 Kloramfenikol (drug of choice) 100mg/kgbb/hari oral maks 2
gram,dibagi dalam 4 dosis selama 10-14 hari
 Trimetroprim 10mg/kgBB/hari / Sulfametoksazol 50
mg/kgBB/hari selama 10-14 hari
 Amoksisilin 100mg/kgbb/hari oral,selama 10hari
 Sefiksim 10mg/kgbb/hari,oral,dibagi dalam 2 dosis, selama 10
8. Tata Laksana hari
 Azitromisin 15 mg/kgBB/hari, oral selama 7 hari
Antibiotik intravena
 Seftriakson 80mg/kgbb/hari, intravena atau intra muskular, sekali
sehari, selama 5 hari
 Kortikosteroid diberikan pada kasus berat dengan gangguan
kesadaran Deksametason 1-3mg/kgbb/hari intravena, dibagi 3
dosis hingga kesadaran membaik
Higiene perorangan dan lingkungan, higiene dalam pengasuhan
anak. Demam tifoid ditularkan melalui rute oro-fekal, maka
9. Edukasi (Hospital pencegahan utama memutuskan rantai tersebut dengan
Health Promotion) meningkatkan higiene perorangan dan lingkungan, seperti
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, penyediaan air
bersih, dan pengamanan pembuangan limbah feses.
Ad vitam: dubia ad bonam/malam
10. Prognosis Ad sanactionam: dubia ad bonam/malam
Ad functionam: dubia ad bonam
Pasien dapat dipulangkan apabila tidak demam selama 24 jam
11. Kriteria Pulang tanpa antipiretik, nafsu makan membaik, klinis perbaikan, dan
tidak dijumpai komplikasi. Pengobatan dapat dilanjutkan di rumah.
12. Kepustakaan 1. American Academy of Pediatrics. Salmonella infections.
Dalam:Pickering LK,Baker CJ, Long SS, McMillan JA,
penyunting. RedBook: 2006 report of the committee in
infectious diseases. Edisi ke-27. Elk Grove Village,IL.
American Academy of Pediatrics; 2006,h.579-84.
2. Cleary TG.Salmonella species.Dalam:Dalam:Long
SS,Pickering LK,Prober CG,penyunting.Principles and
Practice of Pediatric Infectious Diseases.Edisi ke-2.
Philadelphia, PA: Elsevier Science; 2003.h.830-5.
3. Cleary TG. Salmonella. Dalam: Behrman RE, Kliegman
RM, Jenson HB, penyunting. Nelson text book of pediatrics.
Edisi ke-17. Philadelphia: Saunders; 2004,h.912-9.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

DEMAM TIFOID
4. Pickering LK dan Cleary TG. Infections of the gastr
ointestinal tract. Dalam: Anne AG, Peter JH, Samuel LK,
penyunting. Krugman’s infectious diseases of children.Edisi
ke-11. Philadelphia; 2004,h.212-3.

Jakarta, ….. ………………. ……


Mengetahui,
KSM Non Bedah Komite Medik Rumah Sakit Umum
Daerah Tebet

dr. Nurbari, Sp.A. dr. B. A. R. Oggy, M.Biomed, Sp.B


SIP : 026/2.104.2/31.74.01/1.779.3/2016 SIP : 001/2.30.2/31.74.01/1.779.3/2016

Anda mungkin juga menyukai