Anda di halaman 1dari 4

TIFOID

SKENARIO KASUS
Andi, anak kelas 5 SD, tidak masuk sekolah karena demam 7 hari. Demam dikeluhkan
terutama malam hari, disertai nyeri kepala dan nyeri perut, tidak BAB hampir 1 minggu.
Demam turun dengan penurun panas, namun naik kembali, tidak ada perdarahan spontan
mimisan, gusi berdarah, BAB hitam. Andi sudah berobat ke puksesmas, hanya diberi obat
penurun panas, belum di cek laborat.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, usulan pemeriksaan peunjang,
menegakkan diagnosis dan diagnosis banding, serta melakukan tatalaksana kasus tifoid
anak.

MATERI
Demam tifoid merupakan penyakit endemis di Indonesia yang disebabkan oleh infeksi
sistemik Salmonella typhi.
Anamnesis demam tifoid :
1. Demam naik secara bertahap tiap hari, mencapai suhu tertinggi pada akhir minggu
pertama, minggu kedua demam terus menerus tinggi, demam mulai berkurang pada
minggu ketiga
2. Gangguan pencernaan : anoreksia, nyeri perut, diare atau konstipasi, muntah,
kembung.
3. Pada demam tifoid berat dapat dijumpai penurunan kesadaran, mengigau (delirium),
kejang.

Pemeriksaan fisik :
Bervariasi dari yang ringan sampai berat dengan komplikasi : Lidah tifoid, meteorismus,
hepatomegali, kesadaran dapat menurun atau delirium.

Diagnosis banding :
1. Gastroenteritis
2. Tuberkulosis
3. Infeksi jamur sistemik
4. Sigelosis
5. Malaria
6. Sepsis
7. Leukemia
8. Limfoma dan Penyakit Hodgkin

Pemeriksaan penunjang :
1. Darah tepi perifer: anemia, leukopenia (jarang kurang dari 3000/µL), limfositosis relatif,
trombositopenia (terutama pada demam tifoid berat)
2. Pemeriksaan serologi: Antibodi anti-Salmonela O9
3. Pemeriksaan biakan darah (minggu 1-2 perjalanan penyakit), biakan sumsum tulang
(sampai minggu ke-4)
4. Pemeriksaan radiologi:
a. Foto rontgen dada, apabila diduga terjadi komplikasi pneumonia
b. Foto abdomen, apabila diduga terjadi komplikasi intraintestinal seperti perforasi
usus atau perdarahan saluran cerna

Tatalaksana
1. Antipiretik bila suhu tubuh >38,5°C.
2. Dexametason, digunakan pada demam tifoid berat dengan perubahan status mental atau
syok. Dexametason 3mg/kg/kali (1x) IV, dilanjutkan 1mg/kg/kali, setiap 6 jam
(penggunaan lebih dari 48 jam akan meningkatkan angka relaps)
3. Antibiotik (berturut-turut sesuai lini pengobatan)
Lini pertama:
 Kloramfenikol (drug of choice) 100 mg/kg/hari, oral atau IV, dibagi dalam 4 dosis
selama 10 – 14 hari, kontraindikasi pada leukosit <2000/µl , dosis maksimal 2g/hari
atau
 Amoksisilin 150-200 mg/kg/hari, oral atau IV selama 14 hari
 Kotrimoksazol TMP 4 mg/kg/kali, selama 10 hari
Lini kedua / Multidrug resisten Salomonella typhi
 Seftriakson 80 mg/kg/hari IV selama 5 hari
 Sefixime 10-15 mg/kgBB/kali diberikan 2 kali sehari per oral
Karier S. typhi (S. typhi tetap ada dalam urin atau feses selama lebih dari 6-12 bulan):
 ampisillin 100 mg/kg/hari, 4x hari atau
 trimetoprim-sulfametoksazol 4-20 mg/kg/hari selama 6-12 minggu
4. Tindakan bedah diperlukan pada penyulit perforasi usus

Edukasi :
1. Demam tifoid ringan dapat dirawat di rumah
2. Imunisasi
3. Tirah baring
4. Isolasi memadai
5. Kebutuhan cairan dan kalori dipenuhi
6. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan

PENUGASAN
1. Bermain peran dokter-pasien untuk melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
pasien tifoid
2. Cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
3. Menulis usulan pemeriksaan penujang
4. Menulis resep tatalaksana rawat jalan dan rawat inap
5. Konseling dan edukasi pasien

DAFTAR PUSTAKA
1. American Academy of Pediatrics. Salmonella infections. Dalam: Pickering LK, Baker
CJ, Long SS,McMillan JA, penyunting. Red Book: 2006 report of the committee in
infectious diseases. Edisi ke-27.Elk Grove Village, IL. American Academy of Pediatrics;
2006, h.579-84.
2. Cleary TG. Salmonella species. Dalam: Dalam : Long SS, Pickering LK, Prober CG,
penyunting. Principles and Practice of Pediatric Infectious Diseases. Edisi ke- 2.
Philadelphia, PA: Elsevier Science; 2003. h. 830-5.
3. Cleary TG. Salmonella. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting.
Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia: Saunders; 2004, h. 912-9.
4. Pickering LK dan Cleary TG. Infections of the gastrointestinal tract. Dalam: Anne AG,
Peter JH, Samuel LK, penyunting. Krugman’s infectious diseases of children. Edisi ke-
11. Philadelphia; 2004, h. 212-3

RANGKUMAN
Demam tifoid disebabkan kuman Salmonella thypi. Penularan secara fekal oral. Gejala klinis
meliputi demam terutama malam hari, gangguan pencernaan, dan gangguan kesadaran.
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menemukan penyebab bakteri Salmonella thypi.
Tatalaksana antibiotik definitif sesuai uji sensitivas kuman. Tindakan suportif antara lain
meliputi dukungan nutrisi, cairan, tirah baring.

CONTOH SOAL
Tiwi, anak kelas 3 SD, BB 25 kg, mengeluh demam 8 hari. Demam terutama malam hari,
disertai muntah dan diare 5 x /hari, ampas (+), lendir (-), darah (-). Demam turun dengan
penurun panas, namun naik kembali, tidak ada perdarahan spontan mimisan, gusi berdarah,
BAB hitam. Anak sudah berobat ke klinik 24 jam. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan lidah
tremor dan kotor. Hasil laboratorium Hb : 9,3 g/dL, Ht 30 %, Leukosit 3500 / mmk, trombosit
135.000/mmk. Usulan pemeriksaan penunjang apa yang perlu ditambahkan ? tatalaksana
pasien ?

Anda mungkin juga menyukai