Anda di halaman 1dari 32

yakit endemik

Penyakit Endemik Indonesia

Malaria adalah suatu infeksi pada bagian dari sel darah yaitu infeksi pada sel darah merah. Ditularkan
oleh nyamuk yang membawa parasit yang menyebabkan malaria. Apabila nyamuk pembawa parasit ini
menggigit anda, parasit dapat masuk ke dalam darah anda.
Parasit tersebut bertelur, yang kemudian akan berkembang, melakukan replikasi sehingga menjadi
banyak, dan parasit tersebut hidup dari sel darah anda sampai anda menjadi sakit. Jika tidak dilakukan
pengobatan, malaria dapat sangat fatal sehingga berakibat pada kematian seseorang.

Pencegahan Penyakit Malaria


Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), berusaha
menghindarkan diri dari gigitan nyamuk, atau upaya pencegahan penyakit malaria dengan pemberian
obat Chloroquine bila mengunjungi daerah endemik malaria.

Selain itu ada 3 cara efektif pencegahan penyakit malaria:

Menghindari gigitan nyamuk, menggunakan obat nyamuk, memakai obat oles anti nyamuk, pasang
kawat kasa pada ventilasi, menjauhkan kandang ternak dari rumah, kurangi berada di luar rumah pada
malam hari,hal ini sangat penting untuk pencegahan penyakit malaria.

Pengobatan pencegahan penyakit malaria,2 hari sebelum berangkat ke daerah malaria, minum obat
doksisilin 1 x 1 kapsul/ hari sampai 2 minggu setelah keluar dari lokasi endemis malaria.

Membersihkan lingkungan, Menimbun genangan air,gotong royong membersihkan lingkungan sekitar


merupakan cara pencegahan penyakit malaria.

Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan menebarkan pemakan jentik, Menekan
kepadatan nyamuk dengan menebarkan ikan pemakan jentik. Seperti ikan kepala timah, nila merah,
gupi, mujair dll.

Obat-obat medis yang dapat digunakan untuk pencegahan penyakit malaria

Untuk pencegahan penyakit malaria,Obat malaria prophylactic digunakan atau dikonsumsi pada
beberapa hari atau satu minggu sebelum memulai bepergian atau melakukan perjalanan.  Selama dalam
perjalanan dan setelah perjalanan selama 1-4 minggu, hal ini tergantung pada obat apa yang diminum
dan penting untuk tetap mengkonsumsi obat ini setelah perjalanan selesai, dikarenakan parasite malaria
dapat tetap hidup dalam darah. Atovaquone atau proguanil (Malarone) dan Mefloquine (Lariam) adalah
dua jenis obat yang dapat anda minum.

Penyakit TBC
Penyakit TBC merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. Penyakit TBC dapat menyerang pada siapa saja tak terkecuali pria, wanita,
tua, muda, kaya dan miskin serta dimana saja. Di Indonesia khususnya, Penyakit TBC terus berkembang
setiap tahunnya dan saat ini mencapai angka 250 juta kasus baru diantaranya 140.000 menyebabkan
kematian. Bahkan Indonesia menduduki negara terbesar ketiga didunia dalam masalah penyakit TBC.

Tanda-tanda orang terkena penyakit TBC yaitu dapat dilihat dari gejalanya yaitu, demam tidak terlalu
tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang
serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul. Penurunan nafsu makan dan berat
badan. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). Tidak selalu bahwa orang
batuk-batuk lama pasti menderita penyakit TBC, karena dapat disebabkan oleh berbagai macam sebab,
bisa karena penyakit paru-parulainnya,harus dipastikan dengan pemeriksaan laboratorium dan foto
rontgen.

Penyebab Penyakit TBC                           

Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa, Bakteri ini berbentuk batang dan
bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Penyakit TBC pada paru-
paru dikenal sebagai Koch Pulmonum (KP).

Cara Penularan Penyakit TBC

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa
yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal
dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan
berkembang biak menjadi banyak dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah
bening. Oleh sebab itulah infeksi penyakit TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti:
paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain.

Pengobatan Penyakit TBC

Pengobatan bagi penderita penyakit TBC akan menjalani proses yang cukup lama, yaitu berkisar dari 6
bulan sampai 9 bulan atau bahkan bisa lebih. Penyakit TBC dapat disembuhkan secara total apabila
penderita penyakit TBC secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan
memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik.
Selama proses pengobatan, untuk mengetahui perkembangannya yang lebih baik maka disarankan pada
penderita penyakit TBC untuk menjalani pemeriksaan baik darah, sputum, urine dan X-ray atau rontgen
setiap 3 bulannya. Adapun obat-obtan yang umumnya diberikan adalah Isoniazid dan rifampinsebagai
pengobatan dasar bagi penderita penyakit TBC, namun karena adanya kemungkinan resistensi dengan
kedua obat tersebut maka dokter akan memutuskan memberikan tambahan obat sepertipyrazinamide
dan streptomycin sulfate atau ethambutol HCL

Demam Berdarah
Demam Berdarah (DB) adalah penyakit demam akut disebabkan oleh virus Dengue, itulah sebabnya
penyakit ini disebut juga dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditemukan di daerah tropis,
dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Demam berdarah disebabkan oleh salah satu
dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Demam berdarah disebarkan kepada
manusia oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang mengisap darah dari penderita Demam Berdarah
Dengue kemudian menggigit orang lain yang sehat membuat virus yang ada berpindah ke orang yang
sehat dan akan menyebabkan orang tersebut menderita Demam Berdarah. Pasien demam berdarah
dengue akan tampak bintik bintik perdarahan. Selain perdarahan pada kulit, penderita demam berdarah
dengue juga dapat mengalami perdarahan dari gusi, hidung, usus dan lain lain. Bila tidak ditangani
segera, demam berdarah dengue dapat menyebabkan kematian.

Tanda dan gejala Demam Berdarah

Demam Berdarah ditunjukkan melalui munculnya demam tinggi terus menerus, disertai adanya tanda
perdarahan, contohnya ruam. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh
penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila penderita Demam Berdarah
mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita Demam Berdarah atau keluarga
penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.

Sesudah masa tunas atau inkubasi selama 3 – 15 hari orang yang tertular dapat mengalami atau
menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :

•           Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.

•           Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 – 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang,
diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.

•           Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue) gejalanya sama dengan dengue klasik
ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut, dubur, dsb.

•           Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok atau presyok. Bentuk
ini sering berujung pada kematian.

Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi.
Oleh karena itu, setiap penderita yang diduga menderita demam berdarah dalam tingkat yang manapun
harus segera dibawa ke dokter atau rumah sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok atau
kematian.

Pencegahan Demam Berdarah

Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah. Pencegahan utama
demam berdarah yaitu mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Salah satunya menguras bak
mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal – hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk
demam berdarah (Aedes aegypti).
Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit demam berdarah,
sebagai berikut:

1.         Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, olahraga rutin, dan istirahat yang
cukup.

2.         Memasuki masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan melakukan
3M, yaitu Menguras bak mandi, Menutup wadah yang dapat menampung air, dan Mengubur barang-
barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-jentik nyamuk.

3.         Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk abate akan
mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan
nyamuk.

4.         Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami demam atau
panas tinggi.

Tanda-tanda orang terjangkit Demam Berdarah

1.         Sakit kepala yang hebat

2.         Pening disekitar mata

3.         Rasa nyeri dan ngilu disekitar otot dan persendian

4.         Keinginan untuk muntah yang frekuentatif

Beberapa penderita kehilangan kesadarannya. Keadaan ini disebut Dengue Shock. Shock ini menyerupai
shock akibat penyakit kolera

PENYAKIT ENDEMIK

A. Penyebaran Penyakit

W abah adalah istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan
pada banyak orang, juga untuk menyebut penyakit yang menyebar itu. Wabah dipelajari
dalam epidemiologi. Kata epidemi berasal dari bahasa yunani yaitu epi yang
berarti pada dandemos yang berarti rakyat. Jadi, epidemi adalah wabah yang terjadi secara lebih cepat
daripada yang diduga.

            Lalu ada juga istilah pandemi. Pandemi adalah keadaan di mana suatu masalah kesehatan
(umumnya penyakit), frekuensinya dalam waktu singkat meningkat tinggi dan penyebarannya telah
mencakup wilayah yang luas. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), suatu pandemi dikatakan
terjadi bila ketiga syarat berikut telah telah terpenuhi:

Timbulnya penyakit yang bersangkutan merupakan suatu hal baru pada populasi bersangkutan,

Agen penyebab penyakit menginfeksi manusia dan menyebabkan sakit serius,

Agen penyebab penyakit menyebar dengan mudah dan berkelanjutan pada manusia.

            Jadi penyebaran suatu wabah penyakit dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu yang
disebut serangan penyakit, lingkup yang lebih luas disebut epidemiatau bahkan lingkup global
disebut pandemi. Penyakit yang umum terjadi pada laju yang konstan namun cukup tinggi pada suatu
populasi disebut sebagaiendemik.

B. Penyakit Endemik

            Kata endemik berasal dari bahasa yunani yaitu en yang berarti di dalamdan demos yang


berarti rakyat. Jadi suatu masalah penyakit dikatakan sebagai endemik pada suatu populasi tersebut
tanpa adanya pengaruh dari luar. Suatu infeksi penyakit dikatakan sebagai endemik bila setiap orang
yang terinfeksi penyakit tersebut menularkannya kepada tepat satu orang lain (secara rata-rata).

Berikut adalah contoh penyakit endemik di beberapa daerah di Indonesia, yaitu:

1. Demam Berdarah Dengue (DBD)

            Apa itu penyakit demam berdarah dengue (DBD)? Penyakit demam berdarah dengue adalah
penyakit akut akibat infeksi virus dengue pada manusia. Infeksi virus ini dibawa oleh nyamuk yang
dikenal dengan sebutan Aedes Aegyptiserta Aedes Albopictus betina. Orang yang berisiko terkena
demam berdarah adalah orang yang tinggal di daerah pinggiran dan kumuh, orang yang tinggal di
lingkungan yang lembab, serta anak-anak berusia di bawah 15 tahun.

            Penyebaran penyakit ini adalah melalui gigitan nyamuk Aedes betina yang sebelumnya telah
membawa virus dalam tubuhnya dari penderita demam berdarah. Virus memasuki tubuh manusia
melalui gigitan nyamuk ini yang menembus kulit. Setelah itu disusul oleh periode tenang selama kurang
lebih 4 hari, saat itu virus melakukan replikasi secara cepat dalam tubuh manusia. Apabila jumlah virus
sudah cukup maka virus akan memasuki sirkulasi darah dan pada saat ini manusia yang terinfeksi akan
mengalami gejala panas.
a. Gejala

            Gejala seseorang terkena demam berdarah adalah demam tinggi (38-40oC) yang berlangsung 2
sampai 7 hari. Kepala akan terasa sangat sakit, terdapat bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya
pembuluh darah, pendarahan pada hidung dan gusi, mudah timbul memar pada kulit. Gejala yang
lainnya biasanya ditandai dengan rasa sakit pada perut, mual, muntah, jatuhnya tekanan darah, pucat,
rasa dingin yang tinggi terkadang disertai pendarahan dalam.

b. Pencegahan

            pencegahan demam beerdarah dapat dilakukan dengan memberantas jentik-jentik nyamuk


demam berdarah dengan cara melakukan PSN (pembersihan sarang nyamuk). Berikut upaya/cara
mudah untuk mencegah demam berdarah, yaitu:

Bersihkan dan kuras tempat penyimpanan air seperti bak mandi,drum, dan lain-lain  minimal seminggu
sekali

Tutuplah rapat-rapat tempat penampungan air

Kubur atau buanglah barang-barang bekas pada tempatnya

Tutuplah lubang-lubang pagar pada pagar bambu dengan tanah atau adukan semen

Lipatlah pakaian/kain yang bergantungan dalam kamar agar nyamuk tidak hinggap

Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras,taburkan serbuk ABATE ke dalam
genangan air tersebut.

Cara untuk memberantas nyamuk demam berdarah, yaitu:

Penyemprotan dengan menggunakan zat kimia

Pengasapan dengan insektisida (fogging)

Memasukkan ikan cupang ke dalam tempayan

Memutus daur hidup nyamuk dengan menggunakan ovitrap

c. Penanggulangan
            Jika telah didiagnosis dan telah ditetapkan bahwa penderita terinfeksi virus dengue maka
penderita harus segera diberi pengobatan, dengan cara:

Untuk mengatasi demam dapat diberikan parasetamol, selama demam mencapai 39 oC paling banyak 6
dosis dalam 24 jam.

Untuk mengganti cairan yang hilang, untuk pertolongan pertama dapat diberi oralit atau jus buah-
buahan

Antibiotik dapat diberikan apabila terjadi infeksi sekunder

Oksigen dapat diberikan pada saat penderita syok atau pingsan

Transfusi darah diberikan apabila penderita mengalami pendarahan yang signifikan.

2. Malaria

                Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata lainnya, hewan
melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus plasmodium dan mudah
dikenali dari gejala meriang (panas dingin menggigil) serta demam berkepanjangan.

a. Daur Hidup Malaria

                penyakit malaria ada 4 jenis, dan masing-masing disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda-
beda, yaitu:

Malaria tertiana, disebabkan oleh plasmodium vivax, penderita merasakan demam yang muncul setiap
hari ketiga.

Malaria quartana, disebabkan oleh plasmodium malariae, penderita merasakan demam setiap hari


keempat.

Malaria serebral, disebabkan oleh plasmodium falciparum, penderita mengalami demam tidak teratur


dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang
mendadak

Malaria pernisiosa, disebabkan oleh plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat mendadak, mirip
stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.

                Infeksi malaria pada manusia terjadi bila nyamuk anopheles betina menggigit manusia dan
nyamuk akan melepaskan parasit-parasit ke dalam pembuluh darah, sebagian besar dalam waktu 45
menit akan menuju ke hati dan sebagian kecil sisanya akan mati di darah. Parasit akan berkembang di
dalam hati yang akan merubah bentuk dan menyebar di seluruh pembuluh darah, dan pada plasmodium
vivax dan ovale akan menjadi bentuk yang dapat bertahan bertahun-tahun yang memungkinkan
terjadinya malaria berulang.

b. Gejala

                Tanda dan gejala penyakit malaria pada umumnya biasanya masa tunas atau inkubasi penyakit
ini dapat terjadi selama beberapa hari sampai beberapa bulan yang kemudian barulah muncul tanda dan
gejala yang dikeluhkan oleh penderita seperti demam, menggigil, linu atau nyeri persendian, kadang
sampai muntah, tampak pucat, hati serta limpa membesar, air kencing tampak keruh atau pekat karena
mengandung hemoglobin (Hemoglobinuria), terasa geli pada kulit dan mengalami kekejangan.

                Namun demikian, tanda yang ditampakkan adalah adanya perasaan tiba-tiba kedinginan yang
diikuti dengan kekakuan dan kemudian munculnya demam dan banyak berkeringat setelah 4-6 jam
kemudian, hal ini berlangsung tiap dua hari.

c. Pencegahan

                Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit malaria, sebagai berikut:

Pembersihan sarang nyamuk (PSN)

Pemberian obat chloroquine bila mengunjungi daerah endemik malaria

Berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk

d. Penanggulangan

                Upaya penanggulangan dilakukan dengan pencarian penderita, yaitu dengan mass fever


survey (pemeriksaan massal penderita demam) dilanjutkan pengobatan massal, penyuluhan,
pemberantasan vektor malaria, yaitu nyamuk Anopheles sp., serta peningkatan peran serta aktif
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, lintas sektor dan dunia usaha.

                Tujuan penanggulangan malaria dengan cara pengobatan adalah untuk menyembuhkan


penderita, mencegah kematian, mengurangi kesakitan, mencegah komplikasi, serta mengurangi
kerugian sosial ekonomi akibat malaria.

3. Demam Tifoid
                Demam tifoid atau lebih dikenal dengan nama tifus dapat ditemukan pada semua umur, tetapi
yang paling sering pada anak usia 5-9 tahun. Cara penularannya dapat disingkat 3F, yaituFeces (kotoran
manusia), Fly (lalat), Food (makanan).

                Demam tifoid diakibatkan infeksi oleh bakteri Salmonella typhi yang memasuki tubuh penderita
melalui saluran pencernaan. Cara penyebarannya melalui muntahan, urin, dan kotoran dari penderita
yang kemudian secara pasif terbawa oleh lalat (kaki-kaki lalat).

a. Gejala

                Gejala timbul secara bertahap dalam waktu 8-14 hari setelah terinfeksi. Gejala bisa berupa:

Demam yang biasanya tinggi (39-40oC)

Sakit kepal 

Lemah dan lelah

Sakit tenggorokan

Nyeri perut

Diare terutama anak-anak atau konstipasi (sembelit) terutama pada orang dewasa

Memasuki minggu ke-2, pada penderita bisa timbul bercak kecil kemerahan di bagian bawah dada atau
bagian atas perut, yang biasanya hilang dalam 3-4 hari.

b. Pencegahan

                Usaha pencegahan demam tifoid dapat dibagi menjadi:

1.       Usaha terhadap lingkungan hidup, yang meliputi:

Penyediaan air minum yang memenuhi syarat

Pembuangan kotoran manusia yang higienis

Pemberantasan lalat

Pengawasan terhadap rumah makan dan penjual makanan.

2.       Usaha terhadap manusia, yang meliputi:


Imunisasi KOTIPA (perlu diulang setiap 5 tahun)

Menemukan dan mengawasi orang pembawa (karier) demam tifoid

Pendidikan kesehatan terhadap masyarakat

                Untuk mencegah penyebaran bakteri dari penderita atau orang yang baru sembuh dari demam
tifoid dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:

Mencuci tangan sesering mungkin dengan benar, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan
toilet. Gunakan air hangat, gosokkan sabun minimal 30 detik sebelum dibilas

Bersihkan peralatan rumah tangga setiap hari minimal sekali sehari dengan cairan pembersih dan tisu
atau kain sekali pakai.

Hindari menyiapkan makanan dan minuman untuk orang lain sampai dokter menyatakan benar-benar
sembuh.

Gunakan barang pribadi secara terpisah. Beberapa barang perlu direndam terlebih dahulu dalam cairan
diesinfektan.

c. Penanggulangan

                orang yang terkena demam tifoid harus dilakukan perawatan dan pengobatan. Perawatan dan
pengobatan terhadap penderita bertujuan menghentikan invasi kuman, memperpendek perjalanan
penyakit, mencegah terjadinya komplikasi, serta mencegah agar tak kambuh kembali.

4. Chikungunya

                Chikungunya berasal dari bahasa Shawill berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti
(posisi tubuh) meliuk atau melengkung, mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri
sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini terjadi pada lutut pergelangan kaki serta persendian tangan dan
kaki.

                Demam chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya (CHIKV). CHIKV termasuk keluarga
Togaviridae, Genus alphavirus. Penyakit chikungunya hampir sama dengan demam berdarah, karena
penyebarannya adalah nyamuk yang sama, yakni nyamuk Aedes aegypti atauAedes albopictus.

                Penyakit chikungunya tidak mematikan. Masa inkubasi penyakit ini mencapai 2-4 hari.
Sementara manifestasinya 3-10 hari.

a. Gejala

                Gejala utama terkena penyakit chikungunya, yaitu:

Demam tinggi mencapai 39oC


Linu di persendian, timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, timbul rasa sakit pada tulang-tulang

Badan menggigil kedinginan

Sakit ruam pada kaki, tangan, dan badan

Kurang selera makan

Sakit kepala

Mata merah

Sedikit fotofobia

Badan lemas dan disertai muntah-muntah.

b. Pencegahan

                Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mencegah penyakit chikungunya, yaitu:

Upaya pencegahan chikungunya dapat dilakukan dengan memberantas sarang nyamuk melalui gerakan
“3M” yaitu, menguras dan menutup wadah air, serta mengubur sampah yang dapat menimbulkan
genangan air walaupun sedikit.

Penaburan larvasida (bubuk abate) ditempat penyimpanan ar secara teratur setiap minggu atau
pemeliharaan ikan pemakan jentik di kolam-kolam juga dapat dilakukan untuk menekan
perkembangbiakan nyamuk penular.

Tidur menggunakan kelambu. Memakai baju berlengan panjang terutama ketika berada di luar rumah
pada sore hari untuk menghindari gigitan nyamuk aedes, serta penggunaan gel anti nyamuk juga cukup
efektif mencegah gigitan nyamuk.

Memasang kawat kasa pada tiap ventilasi jendela.

Bersihkan halaman atau kebun di sekitar rumah dari benda-benda yang memungkinkan menampung air
bersih, terutama pada musim hujan.

Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore hari, agar udara segar
dan sinar matahari dapat masuk.

Pengasapan dengan insektisida.

c. Penanggulangan

                Apabila kita menemukan kasus chikungunya yang harus dilakukan adalah hal berikut ini:
·         Segera laporkan ke Puskesmas atau Dinas Kesehatan setempat

·         Hindari penderita dari gigitan nyamuk seperti tidur memakai kelambu agar tidak menyebarkan ke
orang lain

·         Anjurkan penderita untuk beristirahat selama fase akut

·         Pada keadaan kejadian luar biasa (KLB) perlu dilakukan penyemprotan atau pengasapan

·         Lakukan pemeriksaan jentik di rumah dan sekitar rumah.

5. Kaki Gajah (Filariasis)

                Penyakit kaki gajah termasuk penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria yang
ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Cacing penyebab penyakit filariasis dapat bertahan hidup selama
4-6 tahun dalam kelenjar getah bening. Filariasis disebabkan oleh 3 jenis cacing filaria, yaitu: Wuchereria
bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia tintori.

                Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah seseorang yang telah tertular
sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan mengandung larva akan ditularkan ke orang lain pada saat
nyamuk yang terinfeksi menggigit atau menghisap darah orang tersebut. Tidak seperti malaria dan
demam berdarah, filariasis dapat ditularkan oleh 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex,
Mansonia, Aedes, dan Armigeres. Karena itulah, filariasis dapat menular dengan sangat cepat.

a. Gejala

                Adapun gejala akut yang dapat terjadi adalah, sebagai berikut:

Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah
bekerja berat

Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau
pangkal lengan ke arah ujung.

Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha, ketiak yang tampak
kemerahan, panas, dan sakit.

Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan
mengeluarkan nanah serta darah.

Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas.

b. Pencegahan
                Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah serangan penyakit kaki gajah, seperti
berikut ini:

1.       Menghindari gigitan nyamuk dengan cara sebagai berikut:

Berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk vektor dengan cara menggunakan kelambu sewaktu
tidur

Menutup lubang angin (ventilasi) rumah dengan kasa nyamuk

Menggunakan obat nyamuk semprot atau bakar

Mengoleskan kulit dengan obat anti nyamuk

2.     Pemberantasan nyamuk di wilayah masing-masing sangatlah penting untuk memutus mata rantai
penularan penyakit ini. Cara yang dapat dilakukan untuk memberantas nyamuk, yaitu:

Membersihkan tempat-tempat perindukan nyamuk

Menyemprot untuk membunuh nyamuk dewasa

Membersihkan semak-semak di sekitar rumah

Memberantas jentik-jentik nyamuk pada bak air di rumah

Membersihkan pekarangan dan lingkungan di sekitar rumah.

3.       Mengikuti program pengobatan masal filariasis yang dilaksanakan di puskesmas

4.       Memeriksakan diri ke puskesmas bila keluarga atau tetangga terkena filariasis.

c. Penanggulangan

                Penanggulangan penyakit filariasis adalam dengan melakukan penanganan dini terhadap


penderita penyakit kaki gajah yaitu dengan membasmi parasit atau larva yang berkembang dalam tubuh
penderita, sehingga tingkat penularan dapat ditekan dan dikurangi.

                Dietilkarbamasin (DEC) adalah satu-satunya obat filariasis yang ampuh, baik untuk filariasis
bancrofti maupun malayi, bersifat makrofilarisidal dan mikrofilarisidal. Obat ini tergolong murah, aman,
dan tidak ada resistensi obat.

6. Tuberkulosis (TBC)

                Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteriMycobacterium tuberkulosis, Mycobacterium bovis, atau Mycobacterium africanum.
                Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar oleh bakteri Mycobacterium
tuberkulosis, yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk.

a. Gejala

                Gejala sistemik/umum adalah sebagai berikut:

Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat
malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul

Penurunan nafsu makan dan berat badan

Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah)

Terdapat rasa sakit pada dada atau punggung atas

Pada anak-anak seringkali dapat diraba di tepi kanan atau kirinya terdapat benjolan (pembengkakan
kelenjar-kelenjar).

                Gejala khusus yang terlihat tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, gejalanya adalah
sebagai berikut:

·         Bila terjadi sumbatan sebagian bronkus akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar,
akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai sesak.

·         Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat
membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah

·         Pada anak-anak dapat mengenai otak dan disebut sebagi meningitis (radang selaput otak),
gejalanya demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

                Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya
kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru
dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan-5 tahun yang tinggal serumah
dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan
pemeriksaan serologi/darah.

b. Pencegahan

                Ada 2 macam cara pencegahan yaitu pencegahan primer dan pencegahan sekunder.
Pencegahan primer merupakan upaya yang dilaksanakan untuk mencegah timbulnya penyakit pada
populasi yang sehat. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan penyakit TBC, yaitu:
Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) yang diberikan pada bayi usia 3-14 bulan. Imunisasi akan
memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit TBC

Melakukan pola hidup sehat

Selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan hidup, rumah harus mendapat sinar matahari yang cukup
dan udara segar masuk terutama ke dalam ruang tempat tidur, serta menjemur kasur, bantal, dan
tempat tidur terutama pada pagi hari

Hindari terkena percikan batuk dari penderita TBC

Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan tidak boleh
digunakan oleh orang lain.

                Pencegahan sekunder adalah upaya untuk menemukan penyakit TBC sedini mungkin,
mencegah meluasnya penyakit, serta mengurangi bertambah beratnya penyakit.

c. Penanggulangan

                apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu dilakukan
untuk menegakkan diagnosis, adalah:

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak)

Pemeriksaan patologi anatomi (PA)

Rontgen dada (thorax photo)

Uji tuberkulin.

                Penderita TBC harus minum obat secara teratur dan rutin sesuai dengan dosis yang dianjurkan,
serta mengkonsumsi makanan yang bergizi cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya.

PENGERTIAN PENYAKIT ENDEMIK

Endemik adalah suatu keadaan dimana penyakit secara menetap berada dalam masyarakat pada suatu
tempat / populasi tertentu. Epidemik ialah mewabahnya penyakit dalam komunitas / daerah tertentu
dalam jumlah yang melebihi batas jumlah normal atau yang biasa.Sedangkan pandemik ialah epidemik
yang terjadi dalam daerah yang sangat luas dan mencakup populasi yang banyak di berbagai daerah /
negara di dunia.
Suatu infeksi dikatakan sebagai endemik pada suatu populasi jika infeksi tersebut berlangsung di dalam
populasi tersebut tanpa adanya pengaruh dari luar.

Suatu infeksi penyakit dikatakan sebagai endemik bila setiap orang yang terinfeksi penyakit tersebut
menularkannya kepada tepat satu orang lain (secara rata-rata). Bila infeksi tersebut tidak lenyap dan
jumlah orang yang terinfeksi tidak bertambah secara eksponsial, suatu infeksi dikatakan berada dalam
keadaan tunak endemik (endemic steady state) suatu infeksi yang dimulai sebagai suatu epidemik pada
akhirnya akan lenyap atau mencapai tunak endemik, bergantung pada sejumlah faktor termasuk
virotensi dan cara penulisan penyakit bersangkutan.

Dalam bahasa percakapan, penyakit endemik sering diartikan sebagai suatu penyakit yang ditemukan
pada daerah tertentu, sebagai contoh AIDS sering dikatakan “endemik” di Afrika. Walaupun kasus AIDS
di Afrika masih terus meningkat (sehingga tidak dalam keadaan tunak endemik) lebih tepat untuk
menyebut kasus AIDS di Afrika sebagai suatu epidemi.

CONTOH PENYAKIT ENDEMIK DI INDONESIA

1.HIV AIDS

AIDS disebabkan salah satu kelompok virus yang disebuat dengan retroviruses yang sering disebut
dengan HIV. Seseorang yang terkena atau terinfeksi HIV AIDS sistejm kekebalan tubuhnya akan menurun
drastic. Virus AiDS menyerang sel darah putih khusus yang disebut dengan T-lymphocytes. Tanda
pertama penderita HIV biasanya akan mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya
tahan tubuh. Setelah kondisi membaik orang yang terinfeksi HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun
dan secara perlahan kekebalan tubuhnya akan menurun karena serangan demam yang berulang.

Gejala-gejala penyakit HIV AIDS adalah :

Demam tinggi berkepanjangan

Penderita akan mengalami napas pendek, batuk, nyeri dada dan demam

Hilangnya nafsu makan, mua dan muntah

Mengalami diare yang kronis

Penderita akan kehilangan berat badan tubuh hingga 10% di bawah normal.
Batuk berekepanjangan

Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan

Pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh (dibawah telinga, leher, ketiak, dan lipatan paha)

Kurang ingatan

Sakit kepala

Sulit berkonsentrasi

Respon anggota gerak melambat

Sering nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki

Mengalami tensi darah rendah

Reflek tendon yang kurang

Terjadi serangan virus cacar air dan cacar api

Infeksi jaringan kulit rambut

Kulit kering dengan bercak-bercak.

Penularan HIV AIDS adalah :

Hubungan seks kelamin

Hubungan seks oral

Hubungan seks melalui anus

Transfusi darah

Penggunaan jarum bersama (akupuntur, jarum tattoo, harum tindik).

Antara ibu dan bayi selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui.

Obat - Obatan Penyakit HIV AIDS :

NRTI  (nucleoside atau nucleotide reverse transcriptase inhibitor)

NNRTI (non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor)

PI (protease inhibitor) Fusion Inhibitor

Cara Mencegahnya adalah dengan :


Jangan melakukan hubungan seksual diluar nikah

Jangan berganti-ganti pasangan seksual

Abstrinensi (tidak melakukan hubungan seks)

Gunakan kondom, terutama untuk kelompok perilaku resiko tinggi jangan menjadi donor darah

Seorang ibu yang didiagnosa positif HIV sebaiknya jangan hamil.

Penggunaan jarum suntik sebaiknya sekali pakai

2.Chikungunya

Chikungunya merupakan jenis demam yang disebabkan oleh alphavirus yang disebabkan oleh gigitan
nyamuk Aedes aegypti (nyamuk yang juga dapat menularkan penyakit demam berdarah dengue).
Penyakit chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus chikungunya.

Penyakit yang juga dikenal dengan demam tulang atau flu tulang ini memiliki gejala yang sepertii tubuh
yang tiba – tiba mengalami demam diikuti dengan linu di persendian, serta timbul juga rasa ngilu dan
sakit pada tulang. Gejala yang dialami sedikit mirip dengan infeksi virus dengue dengan sedikit berbeda
pada hal – hal tertentu.

Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan. Ruam – ruam merah muncul
setelah 3 – 5 hari. Mata pun terlihat merah dan disertai tanda – tanda seperti flu. Sering dijumpai anak
kejang demam. Sedangkan pada anak yang lebih besar, demam diikuti dengan rasa sakit pada otot dan
sendi, serta pembesaran kelenjar getah bening. Pada umumnya demam yang terjadi pada anak
berlangsung selama tiga hari. Dan pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan
sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa
mual sampai muntah.

Belum obat khusus untuk menyembuhkan penyakit chikungunya. Walaupun sama - sama disebabkan
oleh virus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti, penyakit chikungunya ini berbeda dengan
penyakit demam berdarah dengue karena pada penyakit chikungunya tidak terjadi pendarahan hebat
dan tidak bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini cukup diobati dengan cara istirahat yang cukup,
mengkonsumsi obat demam bila perlu karena sudah merasa tidak nyaman, serta antisipasi terhadap
kejang demam bila terdapat riwayat kejang pada keluarga. Penyakit chikungunya akan sembuh sendiri
dalam kurun waktu kurang lebih 7 hari sejak merasakan gejala nyeri dan ngilu tulang.
3.FLU BURUNG

Virus Flu Burung yang pada awalnya diketahui hanya bisa menular antar sesama unggas, menciptakan
mutasi baru yang dapat juga menyerang manusia. Mutasi virus ini dapat menginfeksi manusia yang
berkontak langsung dengan sekresi unggas yang telah terinfeksi. Manusia yang memiliki resiko tinggi
tertular adalah anak-anak, karena memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah, pekerja peternakan
unggas, penjual dan penjamah unggas, serta pemilik unggas peliharaan rumahan.

Tanda gejala flu burung pada manusia biasanya menimbulkan gejala seperti berikut ini :

Menderita ISPA.

Timbulnya demam tinggi (> 38 derajat Celcius).

Batuk, mengeluarkan ingus, nyeri otot.

Sakit tenggorokan yang tiba-tiba.

Timbulnya radang paru-paru (pneumonia) yang bila tidak mendapatkan penanganan tepat dapat
menyebabkan kematian.

Lemas mendadak.

Sakit kepala.

Karena mengingat gejala Flu burung mirip dengan flu biasa, maka tidak ada yang bisa membedakan flu
burung dan flu biasa. Jika ada penderita yang batuk, pilek dan demam yang tidak kunjung turun, maka
disarankan untuk segera mengunjungi dokter atau pun rumah sakit terdekat untuk menegakkan
diagnosa yang sebenarnya sedang terjadi.

Pemerintah dalam hal ini telah melakukan 8 strategi utama dalam pengendalian virus H5N1 yaitu
dengan melakukan :

Biosekuriti.

Depopulasi.

Surveilans.

Vaksinasi.

Pengawasan lalu lintas unggas.

Restrukturisasi usaha pengunggasan.

Kesadaran publik dan penegakan peraturan.


Penerapan prosedur operasi standar. Dan inipun termasuk dalam langkah pencegahan flu burung atau
pun mencegah wabah flu burung terjadi lagi.

Penyebab flu burung ini adalah tipe virus Avian Influenza yang paling berbahaya. Dikenal sebagai
penyebab utama flu unggas. H5N1 adalah virus yang sangat berbahaya. Berdasarkan penelitian para
ahli, pasien yang terjangkiti virus H5N1 hanya memiliki kemungkinan sembuh kurang dari 20 persen.
Meskipun hanya ditularkan lewat unggas, H5N1 merupakan pembunuh yang efektif. Daya bunuhnya 12
kali lebih dahsyat dibanding sub tipe virus avian influenza yang lain.

Penanganan dan pengobatan flu burung adalah dengan pemberian obat flu seperti Tamiflu atau jenis
lainnya, tapi harus tetap dalam pengawasan dokter atau pihak rumah sakit yang ditunjuk oleh Dinas
Kesehatan RI.

Pencegahan flu burung dapat dilakukan dengan beberapa langkah yang perlu kita terapkan dalam
mengantisipasi menyebarnya flu burung ini.  Tips Untuk Mecegah flu burung dapat dilakukan dengan
beberapa cara seperti berikut ini :

Gunakan pelindung (Masker, kacamata renang, sarung tangan) setiap berhubungan dnegan bahan yang
berasal dari saluran cerna unggas.

Setiap hal yang berasal dari saluran cerna unggas seperti sekresi harus ditanam/dibakar supaya tidak
menular kepada lingkungan sekitar.

Cuci alat yang digunakan dalam peternakan dengan desinfektan.

Kandang dan Sekresi unggas tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan.

Memasak daging ayam dengan benar pada suhu 80 derajat dalam 1 menit dan membersihkan telur
ayam serta dipanaskan pada suhu 64 derajat selama 5 menit.

Menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri.

3. MALARIA

Plasmodium Protista Eukariotik yang ditularkan oleh nyamuk adalah penyebab utama dari Penyakit
Malaria. Di dalam tubuh manusia parasit ini bersembunyi dan berkembang biak di dalam hati (liver)
kemudian menginfeksi sel darah merah sehingga menyebabkan gejala seperti demam dan sakit kepala,
yang mana pada kasus yang parah akan megarah ke koma(tidak sarkan diri) dan kematian. Diperkirakan
pada tahun 2009 dari 225 juta kasus malaria di seluruh dunia
781.000 ribu diantaranya berakhir dengan kematian.Nyamuk dengan Plasmodium ini tersebar luas di
belahan dunia khususnya daerah tropis dan sub-tropis seperti sebagian besar daerah Asia (khususnya
Asia Tenggara), Amerika (khususnya Amerika Selatan) dan Sub-Sahara Afrika.

Ada empat jenis plasmodium yaitu plasmodium vivax, plasmadium ovale, malariae plasmodium dan
plasmodium falciparum yang menyebabkan penyakit malaria. Khusus untuk plasmodium falciparum
sering menjurus kepada sakit malaria berat yang sangat sering menyebabkan kematian (pada tahun
2010 diperkirakan 90% angka kematian akibat malaria terjadi di Sub-Sahara Afrika dimana plasmodium
falciparum bertanggung jawab atas sebagian besar kasus malaria yang terjadi), sedangkan tiga jenis
plasmodium lainnya adalah penyakit ringan yang sangat jarang menjurus pada Penyakit Malaria akut.
Selain itu adapula plasmodium knowlesi yang umumnya menyebabkan malaria pada spesies hewan kera
tetapi dapat juga menginfeksi manusia walaupun sangat kecil kemungkinannya.

Diperkirakan oleh para ahli selama lebih dari 50.000 tahun manusia telah diinfeksi oleh Penyakit malaria.
Menurut rekaman sejarah demam periodik penyakit malaria telah ditemukan pada tahun 2700 SM di
China dan kekaisaran
Romawi, dan  rekaman sejarah abad 19 mencatat bahwa pada perang pasifik diperkirakan sekitar
500.000 tentara AS terinfeksi,  dimana 60.000 diantaranya terbunuh karenanya.

Parasit malaria yang ditemukan pada jenis hewan mamalia orang utan dan gorila sangat mirip dengan
parasit malaria yang ditemukan pada manusia. Diperkirakan berdasarkan bukti-bukti terkini bahwa
penyakit malaria pada manusia mungkin berasal dari gorila.
Kata Malaria berasal dari bahasa Italia “Mala Aria” yang berarti “bad air” atau dalam bahasa Indonesia
“udara buruk”. Penyakit ini pernah juga disebut penyakit demam rawa. Penyakit malaria pernah
mewabah di Eropa dan Amerika Utara walaupun saat ini penyakit ini semakin jarang ditemukan di
belahan dunia tersebut, dikarenakan oleh perubahan geografi yang telah menyingkirkan rawa rawa
tempat sebagian besar nyamuk penyebar malaria tinggal dan berkembang biak.

5.TBC 

Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan
dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar
140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga
terbesar dengan masalah TBC di dunia.

Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa
prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan
TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002
mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan
kasus baru.

Penyebab Penyakit TBC


Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa.
Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam
(BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk
mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru
kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

Cara Penularan Penyakit TBC

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa
yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal
dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan
berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan
dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC
dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan,
tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena
yaitu paru-paru.

Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh


koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri
TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.
Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan
bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat
sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.

Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya.
Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami
perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah
ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak).
Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan
tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.

Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan beberapa
keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan
kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan
adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan
jumlah kuman merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.

Gejala Penyakit TBC

Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan
organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup
sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
Gejala sistemik/umum

Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat
malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.

Penurunan nafsu makan dan berat badan.

Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).

Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

Gejala khusus

Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang
menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan
suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.

Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.

Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat
membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.

Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran
dan kejang-kejang.

Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak
dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa
memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan � 5 tahun yang tinggal serumah dengan
penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan
serologi/darah.

6.Diare

Penyakit Diare dapat menjangkit pada siapa saja. Tidak hanya anak- anak, namun juga pada orang
dewasa. Penyebab terjangkitnya penyakit ini biasanya dikarenakan kurangnya kebersihan akan
lingkungan tempat tinggal yang kita huni. Bila seseorang terkena diare akan mempunyai masalah pada
bagian usus terutama adanya sindrom iritasi di daerah usus besar hingga anus. Diare sendiri merupakan
penyakit dimana seseorang akan mengalami buang air besar berualang kali dengan keadaan tinja berair
( osmotik / sekretori / eksudatif).

Penyebab
Pada umumya penebab diare adanya virus yang menyerang dan menginfeksi pada bagian usus. Adapun
penyebab yang lain sebagai berikut:

Keracunan makanan, sehingga bakteri menginfeksi usus.

Infeksi yang terjadi akibat adanya organisme lain yang masuk ke tubuh.

Memakan makanan yang dapat menganggu pencernaan.

Alergi makanan.

Alergi obat-obatan.

Penyakit yang terjadi pada bagian usus.

Penyalagunaan alkohol, laksatif dan lain sebagainya.

Diabetes

Dan ganguan lainya yang  menginfeksi bagian usus.

Gejala

Penderita yang mengalami diare biasanya akan mengalami buang air besar secara terus menerus.
Kebanyakan terjadi masalah buang air besar setiap harinya paling sedikit 3 kali dalam waktu satu kali
dua puluh empat jam. Kejadian ini akan berulang dan diikuti adanya rasa mulas, muntah, hingga
dehidrasi. Dan apapun gejala lain yang dapat timbul berupa rasa nyeri pada bagian punggung dan bunyi
perut.

Penanggulangan

- Menjaga keseimbangan elektolit dalam tubuh.

- Perbanyak makan dan minum dengan frekuensi makanan dan minum yang seimbang.

- Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.

- Bila telah terjadi diare dapat meminum oralit karena oralit dapat dengan mudah diserap oleh tubuh.
Penyakit Kaki Gajah (Filariasis atau Elephantiasis) adalah golongan penyakit menular yang disebabkan
oleh cacing Filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Setelah tergigit nyamuk, parasit (larva)
akan menjalar dan ketika sampai pada jaringan sistem lympa maka berkembanglah menjadi penyakit
tersebut. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan, dapat
menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan
maupun laki-laki. Penyakit Kaki Gajah bukanlah penyakit yang mematikan, namun demikian bagi
penderita mungkin menjadi sesuatu yang dirasakan memalukan bahkan dapat mengganggu aktifitas
sehari-hari. Penyakit Kaki Gajah umumnya banyak terdapat pada wilayah tropis. Menurut info dari
WHO, urutan negara yang terdapat penderita mengalami penyakit kaki gajah adalah Asia Selatan (India
dan Bangladesh), Afrika, Pasifik dan Amerika. Belakangan banyak pula terjadi di negara Thailan dan
Indonesia (Asia Tenggara). Penularan Penyakit Kaki Gajah Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk yang
menghisap darah seseorang yang telah tertular sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan mengandung
larva dan akan ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk yang terinfeksi menggigit atau menghisap
darah orang tersebut. Tidak seperti Malaria dan Demam berdarah, Filariasis dapat ditularkan oleh 23
spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres. Karena inilah, Filariasis
dapat menular dengan sangat cepat. Tanda dan Gejala Penyakit Kaki Gajah Seseorang yang terinfeksi
penyakit kaki gajah umumnya terjadi pada usia kanak-kanak, dimana dalam waktu yang cukup lama
(bertahun-tahun) mulai dirasakan perkembangannya. Adapun gejala akut yang dapat terjadi antara lain :
Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah
bekerja berat Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiak
(lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit Radang saluran kelenjar getah bening yang
terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde
lymphangitis) Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat
pecah dan mengeluarkan nanah serta darah Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang
terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema) Sedangkan gejala kronis dari penyakit
kaki gajah yaitu berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada,
buah zakar (elephantiasis skroti). Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Kaki Gajah Penyakit kaki gajah ini
umumnya terdeteksi melalui pemeriksaan mikroskopis darah, Sampai saat ini hal tersebut masih
dirasakan sulit dilakukan karena microfilaria hanya muncul dan menampilkan diri dalam darah pada
waktu malam hari selama beberapa jam saja (nocturnal periodicity). Selain itu, berbagai methode
pemeriksaan juga dilakukan untuk mendiagnosa penyakit kaki gajah. Diantaranya ialah dengan system
yang dikenal sebagai Penjaringan membran, Metode konsentrasi Knott dan Teknik pengendapan.
Metode pemeriksaan yang lebih mendekati kearah diagnosa dan diakui oleh pihak WHO adalah dengan
jalan pemeriksaan sistem "Tes kartu", Hal ini sangatlah sederhana dan peka untuk mendeteksi
penyebaran parasit (larva). Yaitu dengan cara mengambil sample darah sistem tusukan jari droplets
diwaktu kapanpun, tidak harus dimalam hari. Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kaki Gajah Tujuan
utama dalam penanganan dini terhadap penderita penyakit kaki gajah adalah membasmi parasit atau
larva yang berkembang dalam tubuh penderita, sehingga tingkat penularan dapat ditekan dan dikurangi.
Dietilkarbamasin {diethylcarbamazine (DEC)} adalah satu-satunya obat filariasis yang ampuh baik untuk
filariasis bancrofti maupun malayi, bersifat makrofilarisidal dan mikrofilarisidal. Obat ini tergolong
murah, aman dan tidak ada resistensi obat. Penderita yang mendapatkan terapi obat ini mungkin akan
memberikan reaksi samping sistemik dan lokal yang bersifat sementara dan mudah diatasi dengan obat
simtomatik. Dietilkarbamasin tidak dapat dipakai untuk khemoprofilaksis. Pengobatan diberikan oral
sesudah makan malam, diserap cepat, mencapai konsentrasi puncak dalam darah dalam 3 jam, dan
diekskresi melalui air kemih. Dietilkarbamasin tidak diberikanpada anak berumur kurang dari 2 tahun,
ibu hamil/menyusui, dan penderita sakit berat atau dalam keadaan lemah. Namun pada kasus penyakit
kaki gajah yang cukup parah (sudah membesar) karena tidak terdeteksi dini, selain pemberian obat-
obatan tentunya memerlukan langkah lanjutan seperti tindakan operasi. Pencegahan Penyakit Kaki
Gajah Bagi penderita penyakit gajah diharapkan kesadarannya untuk memeriksakan kedokter dan
mendapatkan penanganan obat-obtan sehingga tidak menyebarkan penularan kepada masyarakat
lainnya. Untuk itulah perlu adanya pendidikan dan pengenalan penyakit kepada penderita dan warga
sekitarnya. Pemberantasan nyamuk diwilayah masing-masing sangatlah penting untuk memutus mata
rantai penularan penyakit ini. Menjaga kebersihan lingkungan merupakan hal terpenting untuk
mencegah terjadinya perkembangan nyamuk diwilayah tersebut. Penyakit Kolera (Cholera) Penyakit
kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio
cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi. Bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin (racunnya) pada saluran usus sehingga
terjadilah diare (diarrhoea) disertai muntah yang akut dan hebat, akibatnya seseorang dalam waktu
hanya beberapa hari kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi. Apabila
dehidrasi tidak segera ditangani, maka akan berlanjut kearah hipovolemik dan asidosis metabolik dalam
waktu yang relatif singkat dan dapat menyebabkan kematian bila penanganan tidak adekuat. Pemberian
air minum biasa tidak akan banyak membantu, Penderita (pasien) kolera membutuhkan infus cairan gula
(Dextrose) dan garam (Normal saline) atau bentuk cairan infus yang di mix keduanya (Dextrose Saline).
Penyebaran Penularan Penyakit Kolera Kolera dapat menyebar sebagai penyakit yang endemik,
epidemik, atau pandemik. Meskipun sudah banyak penelitian bersekala besar dilakukan, namun kondisi
penyakit ini tetap menjadi suatu tantangan bagi dunia kedokteran modern. Bakteri Vibrio cholerae
berkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran) manusia, bila kotoran yang mengandung
bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air
tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu juga. Misalnya cuci tangan yang tidak bersih lalu makan,
mencuci sayuran atau makanan dengan air yang mengandung bakteri kolera, makan ikan yang hidup di
air terkontaminasi bakteri kolera, Bahkan air tersebut (seperti disungai) dijadikan air minum oleh orang
lain yang bermukim disekitarnya. Gejala dan Tanda Penyakit Kolera Pada orang yang feacesnya
ditemukan bakteri kolera mungkin selama 1-2 minggu belum merasakan keluhan berarti, Tetapi saat
terjadinya serangan infeksi maka tiba-tiba terjadi diare dan muntah dengan kondisi cukup serius sebagai
serangan akut yang menyebabkan samarnya jenis diare yg dialami. Akan tetapi pada penderita penyakit
kolera ada beberapa hal tanda dan gejala yang ditampakkan, antara lain ialah : - Diare yang encer dan
berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus. - Feaces atau kotoran (tinja) yang semula
berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk
ataupun amis, tetapi seperti manis yang menusuk. - Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini
bila diendapkan akan mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih. - Diare terjadi berkali-kali dan dalam
jumlah yang cukup banyak. - Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita
tidaklah merasakan mual sebelumnya. - Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang
hebat. - Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan tanda-tandanya
seperti ; detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung, hypotensi dan lain-lain yang bila
tidak segera mendapatkan penangan pengganti cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan
kematian. Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kolera Penderita yang mengalami penyakit kolera
harus segera mandapatkan penaganan segera, yaitu dengan memberikan pengganti cairan tubuh yang
hilang sebagai langkah awal. Pemberian cairan dengan cara Infus/Drip adalah yang paling tepat bagi
penderita yang banyak kehilangan cairan baik melalui diare atau muntah. Selanjutnya adalah
pengobatan terhadap infeksi yang terjadi, yaitu dengan pemberian antibiotik/antimikrobial
seperti Tetrasiklin, Doxycycline atau golonganVibramicyn. Pengobatan antibiotik ini dalam waktu 48 jam
dapat menghentikan diare yang terjadi. Pada kondisi tertentu, terutama diwilayah yang terserang
wabah penyakit kolera pemberian makanan/cairan dilakukan dengan jalan memasukkan selang dari
hidung ke lambung (sonde). Sebanyak 50% kasus kolera yang tergolang berat tidak dapat diatasi
(meninggal dunia), sedangkan sejumlah 1% penderita kolera yang mendapat penanganan kurang
adekuat meninggal dunia. (massachusetts medical society, 2007 : Getting Serious about Cholera).
Pencegahan Penyakit kolera Cara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah
dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces) pada
tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak terlebih
dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci sayuran dangan air
bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang
dimasak setengah matang. Bila dalam anggota keluarga ada yang terkena kolera, sebaiknya diisolasi dan
secepatnya mendapatkan pengobatan. Benda yang tercemar muntahan atau tinja penderita harus di
sterilisasi, searangga lalat (vektor) penular lainnya segera diberantas. Pemberian vaksinasi kolera dapat
melindungi orang yang kontak langsung dengan penderita. Penyakit Cacar (Herpes) Penyakit Cacar atau
yang disebut sebagai 'Herpes' oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit yang ditandai dengan
pembentukan gelembung-gelembung berisi air secara berkelompok. Penyakit Cacar atau Herpes ini ada
2 macam golongan, Herpes Genetalis dan Herpes Zoster. Herpes Genetalis adalah infeksi atau
peradangan (gelembung lecet) pada kulit terutama dibagian kelamin (vagina, penis, termasuk dipintu
dubur/anus serta pantat dan pangkal paha/selangkangan) yang disebabkan virus herpes simplex (VHS),
Sedangkan Herpes Zoster atau dengan nama lain 'shingles' adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh
virus varicella-zoster yang menimbulkan gelembung cairan hampir pada bagian seluruh tubuh. Herpes
zoster juga dikatakan penyakit infeksi pada kulit yang merupakan lanjutan dari pada chickenpox (cacar
air) karena virus yang menyerang adalah sama, Hanya terdapat perbedaan dengan cacar air. Herpes
zoster memiliki ciri cacar gelembung yang lebih besar dan berkelompok pada bagian tertentu di badan,
bisa di bagian punggung, dahi atau dada. Cara Penularan Penyakit Cacar (Herpes) Secara umum, seluruh
jenis penyakit herpes dapat menular melalui kontak langsung. Namun pada herpes zoster, seperti yang
terjadi pada penyakit cacar (chickenpox), proses penularan bisa melalui bersin, batuk, pakaian yang
tercemar dan sentuhan ke atas gelembung/lepuh yang pecah. Pada penyakit Herpes Genitalis
(genetalia), penularan terjadi melalui prilaku sex. Sehingga penyakit Herpes genetalis ini kadang diderita
dibagian mulut akibat oral sex. Gejalanya akan timbul dalam masa 7-21 hari setelah seseorang
mengalami kontak (terserang) virus varicella-zoster. Seseorang yang pernah mengalami cacar air dan
kemudian sembuh, sebenarnya virus tidak 100% hilang dari dalam tubuhnya, melainkan bersembunyi di
dalam sel ganglion dorsalis sistem saraf sensoris penderita. Ketika daya tahan tubuh (Immun) melemah,
virus akan kembali menyerang dalam bentuk Herpes zoster dimana gejala yang ditimbulkan sama
dengan penyakit cacar air (chickenpox). Bagi seseorang yang belum pernah mengalami cacar air, apabila
terserang virus varicella-zoster maka tidak langsung mengalami penyakit herpes zoster akan tetapi
mengalami cacar air terlebih dahulu. Tanda dan Gejala Penyakit Cacar (Herpes) Tanda dan gejala yang
timbul akibat serangan virus herpes secara umum adalah demam, menggigil, sesak napas, nyeri
dipersendian atau pegal di satu bagian rubuh, munculnya bintik kemerahan pada kulit yang akhirnya
membentuk sebuah gelembung cair. Keluhan lain yang kadang dirasakan penderita adalah sakit perut.
Penanganan dan Pengobatan Penyakit Cacar (Herpes) Pada penderita penyakit cacar hal yang terpenting
adalah menjaga gelembung cairan tidak pecah agar tidak meninggalkan bekas dan menjadi jalan masuk
bagi kuman lain (infeksi sekunder), antara lain dengan pemberian bedak talek yang membantu
melicinkan kulit. Penderita apabila tidak tahan dengan kondisi hawa dingin dianjurkan untuk tidak
mandi, karena bisa menimbulkan shock. Obat-obatan yang diberikan pada penderita penyakit cacar
ditujukan untuk mengurangi keluhan gejala yang ada seperti nyeri dan demam, misalnya diberikan
paracetamol. Pemberian Acyclovir tablet(Desciclovir, famciclovir, valacyclovir, dan penciclovir) sebagai
antiviral bertujuan untuk mengurangi demam, nyeri, komplikasi serta melindungi seseorang dari
ketidakmampuan daya tahan tubuh melawan virus herpes. Sebaiknya pemberian obat Acyclovir saat
timbulnya rasa nyeri atau rasa panas membakar pada kulit, tidak perlu menunggu munculnya
gelembung cairan (blisters). Pada kondisi serius dimana daya tahan tubuh sesorang sangat lemah,
penderita penyakit cacar (herpes) sebaiknya mendapatkan pengobatan terapy infus (IV) Acyclovir.
Sebagai upaya pencegahan sebaiknya seseorang mendapatkan imunisasi vaksin varisela zoster. Pada
anak sehat usia 1 - 12 tahun diberikan satu kali. Imunasasi dapat diberikan satu kali lagi pada masa
pubertas untuk memantapkan kekebalan menjadi 60% - 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya,
berikan imunisasi sekali lagi saat dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa bertahan sampai 10 tahun. -
See more at: http://adymoeslim.blogspot.co.id/2011/10/penyakit-endemik-kaki-
gajah.html#sthash.EOVfejlG.dpuf

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

Penyakit Kaki Gajah (Filariasis atau Elephantiasis) adalah golongan penyakit menular yang disebabkan
oleh cacing Filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Setelah tergigit nyamuk, parasit (larva)
akan menjalar dan ketika sampai pada jaringan sistem lympa maka berkembanglah menjadi penyakit
tersebut. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan, dapat
menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan
maupun laki-laki. Penyakit Kaki Gajah bukanlah penyakit yang mematikan, namun demikian bagi
penderita mungkin menjadi sesuatu yang dirasakan memalukan bahkan dapat mengganggu aktifitas
sehari-hari. Penyakit Kaki Gajah umumnya banyak terdapat pada wilayah tropis. Menurut info dari
WHO, urutan negara yang terdapat penderita mengalami penyakit kaki gajah adalah Asia Selatan (India
dan Bangladesh), Afrika, Pasifik dan Amerika. Belakangan banyak pula terjadi di negara Thailan dan
Indonesia (Asia Tenggara). Penularan Penyakit Kaki Gajah Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk yang
menghisap darah seseorang yang telah tertular sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan mengandung
larva dan akan ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk yang terinfeksi menggigit atau menghisap
darah orang tersebut. Tidak seperti Malaria dan Demam berdarah, Filariasis dapat ditularkan oleh 23
spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres. Karena inilah, Filariasis
dapat menular dengan sangat cepat. Tanda dan Gejala Penyakit Kaki Gajah Seseorang yang terinfeksi
penyakit kaki gajah umumnya terjadi pada usia kanak-kanak, dimana dalam waktu yang cukup lama
(bertahun-tahun) mulai dirasakan perkembangannya. Adapun gejala akut yang dapat terjadi antara lain :
Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah
bekerja berat Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiak
(lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit Radang saluran kelenjar getah bening yang
terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde
lymphangitis) Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat
pecah dan mengeluarkan nanah serta darah Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang
terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema) Sedangkan gejala kronis dari penyakit
kaki gajah yaitu berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada,
buah zakar (elephantiasis skroti). Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Kaki Gajah Penyakit kaki gajah ini
umumnya terdeteksi melalui pemeriksaan mikroskopis darah, Sampai saat ini hal tersebut masih
dirasakan sulit dilakukan karena microfilaria hanya muncul dan menampilkan diri dalam darah pada
waktu malam hari selama beberapa jam saja (nocturnal periodicity). Selain itu, berbagai methode
pemeriksaan juga dilakukan untuk mendiagnosa penyakit kaki gajah. Diantaranya ialah dengan system
yang dikenal sebagai Penjaringan membran, Metode konsentrasi Knott dan Teknik pengendapan.
Metode pemeriksaan yang lebih mendekati kearah diagnosa dan diakui oleh pihak WHO adalah dengan
jalan pemeriksaan sistem "Tes kartu", Hal ini sangatlah sederhana dan peka untuk mendeteksi
penyebaran parasit (larva). Yaitu dengan cara mengambil sample darah sistem tusukan jari droplets
diwaktu kapanpun, tidak harus dimalam hari. Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kaki Gajah Tujuan
utama dalam penanganan dini terhadap penderita penyakit kaki gajah adalah membasmi parasit atau
larva yang berkembang dalam tubuh penderita, sehingga tingkat penularan dapat ditekan dan dikurangi.
Dietilkarbamasin {diethylcarbamazine (DEC)} adalah satu-satunya obat filariasis yang ampuh baik untuk
filariasis bancrofti maupun malayi, bersifat makrofilarisidal dan mikrofilarisidal. Obat ini tergolong
murah, aman dan tidak ada resistensi obat. Penderita yang mendapatkan terapi obat ini mungkin akan
memberikan reaksi samping sistemik dan lokal yang bersifat sementara dan mudah diatasi dengan obat
simtomatik. Dietilkarbamasin tidak dapat dipakai untuk khemoprofilaksis. Pengobatan diberikan oral
sesudah makan malam, diserap cepat, mencapai konsentrasi puncak dalam darah dalam 3 jam, dan
diekskresi melalui air kemih. Dietilkarbamasin tidak diberikanpada anak berumur kurang dari 2 tahun,
ibu hamil/menyusui, dan penderita sakit berat atau dalam keadaan lemah. Namun pada kasus penyakit
kaki gajah yang cukup parah (sudah membesar) karena tidak terdeteksi dini, selain pemberian obat-
obatan tentunya memerlukan langkah lanjutan seperti tindakan operasi. Pencegahan Penyakit Kaki
Gajah Bagi penderita penyakit gajah diharapkan kesadarannya untuk memeriksakan kedokter dan
mendapatkan penanganan obat-obtan sehingga tidak menyebarkan penularan kepada masyarakat
lainnya. Untuk itulah perlu adanya pendidikan dan pengenalan penyakit kepada penderita dan warga
sekitarnya. Pemberantasan nyamuk diwilayah masing-masing sangatlah penting untuk memutus mata
rantai penularan penyakit ini. Menjaga kebersihan lingkungan merupakan hal terpenting untuk
mencegah terjadinya perkembangan nyamuk diwilayah tersebut. Penyakit Kolera (Cholera) Penyakit
kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio
cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi. Bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin (racunnya) pada saluran usus sehingga
terjadilah diare (diarrhoea) disertai muntah yang akut dan hebat, akibatnya seseorang dalam waktu
hanya beberapa hari kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi. Apabila
dehidrasi tidak segera ditangani, maka akan berlanjut kearah hipovolemik dan asidosis metabolik dalam
waktu yang relatif singkat dan dapat menyebabkan kematian bila penanganan tidak adekuat. Pemberian
air minum biasa tidak akan banyak membantu, Penderita (pasien) kolera membutuhkan infus cairan gula
(Dextrose) dan garam (Normal saline) atau bentuk cairan infus yang di mix keduanya (Dextrose Saline).
Penyebaran Penularan Penyakit Kolera Kolera dapat menyebar sebagai penyakit yang endemik,
epidemik, atau pandemik. Meskipun sudah banyak penelitian bersekala besar dilakukan, namun kondisi
penyakit ini tetap menjadi suatu tantangan bagi dunia kedokteran modern. Bakteri Vibrio cholerae
berkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran) manusia, bila kotoran yang mengandung
bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air
tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu juga. Misalnya cuci tangan yang tidak bersih lalu makan,
mencuci sayuran atau makanan dengan air yang mengandung bakteri kolera, makan ikan yang hidup di
air terkontaminasi bakteri kolera, Bahkan air tersebut (seperti disungai) dijadikan air minum oleh orang
lain yang bermukim disekitarnya. Gejala dan Tanda Penyakit Kolera Pada orang yang feacesnya
ditemukan bakteri kolera mungkin selama 1-2 minggu belum merasakan keluhan berarti, Tetapi saat
terjadinya serangan infeksi maka tiba-tiba terjadi diare dan muntah dengan kondisi cukup serius sebagai
serangan akut yang menyebabkan samarnya jenis diare yg dialami. Akan tetapi pada penderita penyakit
kolera ada beberapa hal tanda dan gejala yang ditampakkan, antara lain ialah : - Diare yang encer dan
berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus. - Feaces atau kotoran (tinja) yang semula
berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk
ataupun amis, tetapi seperti manis yang menusuk. - Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini
bila diendapkan akan mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih. - Diare terjadi berkali-kali dan dalam
jumlah yang cukup banyak. - Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita
tidaklah merasakan mual sebelumnya. - Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang
hebat. - Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan tanda-tandanya
seperti ; detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung, hypotensi dan lain-lain yang bila
tidak segera mendapatkan penangan pengganti cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan
kematian. Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kolera Penderita yang mengalami penyakit kolera
harus segera mandapatkan penaganan segera, yaitu dengan memberikan pengganti cairan tubuh yang
hilang sebagai langkah awal. Pemberian cairan dengan cara Infus/Drip adalah yang paling tepat bagi
penderita yang banyak kehilangan cairan baik melalui diare atau muntah. Selanjutnya adalah
pengobatan terhadap infeksi yang terjadi, yaitu dengan pemberian antibiotik/antimikrobial
seperti Tetrasiklin, Doxycycline atau golonganVibramicyn. Pengobatan antibiotik ini dalam waktu 48 jam
dapat menghentikan diare yang terjadi. Pada kondisi tertentu, terutama diwilayah yang terserang
wabah penyakit kolera pemberian makanan/cairan dilakukan dengan jalan memasukkan selang dari
hidung ke lambung (sonde). Sebanyak 50% kasus kolera yang tergolang berat tidak dapat diatasi
(meninggal dunia), sedangkan sejumlah 1% penderita kolera yang mendapat penanganan kurang
adekuat meninggal dunia. (massachusetts medical society, 2007 : Getting Serious about Cholera).
Pencegahan Penyakit kolera Cara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah
dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces) pada
tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak terlebih
dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci sayuran dangan air
bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang
dimasak setengah matang. Bila dalam anggota keluarga ada yang terkena kolera, sebaiknya diisolasi dan
secepatnya mendapatkan pengobatan. Benda yang tercemar muntahan atau tinja penderita harus di
sterilisasi, searangga lalat (vektor) penular lainnya segera diberantas. Pemberian vaksinasi kolera dapat
melindungi orang yang kontak langsung dengan penderita. Penyakit Cacar (Herpes) Penyakit Cacar atau
yang disebut sebagai 'Herpes' oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit yang ditandai dengan
pembentukan gelembung-gelembung berisi air secara berkelompok. Penyakit Cacar atau Herpes ini ada
2 macam golongan, Herpes Genetalis dan Herpes Zoster. Herpes Genetalis adalah infeksi atau
peradangan (gelembung lecet) pada kulit terutama dibagian kelamin (vagina, penis, termasuk dipintu
dubur/anus serta pantat dan pangkal paha/selangkangan) yang disebabkan virus herpes simplex (VHS),
Sedangkan Herpes Zoster atau dengan nama lain 'shingles' adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh
virus varicella-zoster yang menimbulkan gelembung cairan hampir pada bagian seluruh tubuh. Herpes
zoster juga dikatakan penyakit infeksi pada kulit yang merupakan lanjutan dari pada chickenpox (cacar
air) karena virus yang menyerang adalah sama, Hanya terdapat perbedaan dengan cacar air. Herpes
zoster memiliki ciri cacar gelembung yang lebih besar dan berkelompok pada bagian tertentu di badan,
bisa di bagian punggung, dahi atau dada. Cara Penularan Penyakit Cacar (Herpes) Secara umum, seluruh
jenis penyakit herpes dapat menular melalui kontak langsung. Namun pada herpes zoster, seperti yang
terjadi pada penyakit cacar (chickenpox), proses penularan bisa melalui bersin, batuk, pakaian yang
tercemar dan sentuhan ke atas gelembung/lepuh yang pecah. Pada penyakit Herpes Genitalis
(genetalia), penularan terjadi melalui prilaku sex. Sehingga penyakit Herpes genetalis ini kadang diderita
dibagian mulut akibat oral sex. Gejalanya akan timbul dalam masa 7-21 hari setelah seseorang
mengalami kontak (terserang) virus varicella-zoster. Seseorang yang pernah mengalami cacar air dan
kemudian sembuh, sebenarnya virus tidak 100% hilang dari dalam tubuhnya, melainkan bersembunyi di
dalam sel ganglion dorsalis sistem saraf sensoris penderita. Ketika daya tahan tubuh (Immun) melemah,
virus akan kembali menyerang dalam bentuk Herpes zoster dimana gejala yang ditimbulkan sama
dengan penyakit cacar air (chickenpox). Bagi seseorang yang belum pernah mengalami cacar air, apabila
terserang virus varicella-zoster maka tidak langsung mengalami penyakit herpes zoster akan tetapi
mengalami cacar air terlebih dahulu. Tanda dan Gejala Penyakit Cacar (Herpes) Tanda dan gejala yang
timbul akibat serangan virus herpes secara umum adalah demam, menggigil, sesak napas, nyeri
dipersendian atau pegal di satu bagian rubuh, munculnya bintik kemerahan pada kulit yang akhirnya
membentuk sebuah gelembung cair. Keluhan lain yang kadang dirasakan penderita adalah sakit perut.
Penanganan dan Pengobatan Penyakit Cacar (Herpes) Pada penderita penyakit cacar hal yang terpenting
adalah menjaga gelembung cairan tidak pecah agar tidak meninggalkan bekas dan menjadi jalan masuk
bagi kuman lain (infeksi sekunder), antara lain dengan pemberian bedak talek yang membantu
melicinkan kulit. Penderita apabila tidak tahan dengan kondisi hawa dingin dianjurkan untuk tidak
mandi, karena bisa menimbulkan shock. Obat-obatan yang diberikan pada penderita penyakit cacar
ditujukan untuk mengurangi keluhan gejala yang ada seperti nyeri dan demam, misalnya diberikan
paracetamol. Pemberian Acyclovir tablet(Desciclovir, famciclovir, valacyclovir, dan penciclovir) sebagai
antiviral bertujuan untuk mengurangi demam, nyeri, komplikasi serta melindungi seseorang dari
ketidakmampuan daya tahan tubuh melawan virus herpes. Sebaiknya pemberian obat Acyclovir saat
timbulnya rasa nyeri atau rasa panas membakar pada kulit, tidak perlu menunggu munculnya
gelembung cairan (blisters). Pada kondisi serius dimana daya tahan tubuh sesorang sangat lemah,
penderita penyakit cacar (herpes) sebaiknya mendapatkan pengobatan terapy infus (IV) Acyclovir.
Sebagai upaya pencegahan sebaiknya seseorang mendapatkan imunisasi vaksin varisela zoster. Pada
anak sehat usia 1 - 12 tahun diberikan satu kali. Imunasasi dapat diberikan satu kali lagi pada masa
pubertas untuk memantapkan kekebalan menjadi 60% - 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya,
berikan imunisasi sekali lagi saat dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa bertahan sampai 10 tahun. -
See more at: http://adymoeslim.blogspot.co.id/2011/10/penyakit-endemik-kaki-
gajah.html#sthash.EOVfejlG.dpuf

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

Anda mungkin juga menyukai