LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. abdullah
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 39 tahun
Agama : Islam
Suku : Makassar
Alamat : Samata
No. RM : 479736
Tgl. Pemeriksaan : 14 Agustus 2017
Tempat Pemeriksaan : Poli Mata RSUD Syekh Yusuf
B. ANAMNESIS
Keluhan utama : adanya benda asing yang masuk ke mata kanan
Pasien datang ke Poli Mata RSUD Syekh Yusuf dengan keluhan adanya
benda asing yang masuk ke mata sebelah kanan yang dirasakan sejak 3 hari
yang lalu. Benda asing tersebut berasal dari percikan las ketika pasien sedang
bekerja. Pasien mengeluh rasa tidak nyaman atau rasa ada yang menghalangi
saat mata dipejamkan, mata merah (+), nyeri (+), silau (-), kotoran mata (-),
pasien juga mengeluh penglihatan kabur dan berair.
Tidak ada.
1
Riwayat Pengobatan
Tidak ada.
C. STATUS GENERAL
Kesadaran : Compos mentis.
Tekanan Darah : 120/80 mmHg.
Nadi : 74 x/menit.
Suhu : 36,6oC.
Respirasi Rate : 20x/ menit
OD OS
Palpebra Edema (-) Edema (-)
Silia Sekret (-) Sekret (-)
2
Apparatus Lakrimalis Lakrimasi (+) Lakrimasi (-)
Konjungtiva Hiperemis (+) Hiperemis (-)
2. Pemeriksaan Palpasi
Palpasi OD OS
TIO Tn Tn
Nyeri tekan (-) (-)
3. Tonometri
TOD: 13 mmHg
TOS : 13 mmHg
4. Visus
VOD : 20/70
VOS : 20/20
3
5. Pemeriksaan Slit Lamp
tidak dilakukan pemeriksaan Slit Lamp.
E. RESUME
Pasien Laki-laki usia 39 tahun datang ke Poli Mata RSUD Syekh
Yusuf dengan keluhan adanya benda asing yang masuk ke mata sebelah kanan
yang dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Benda asing tersebut berasal dari
percikan las ketika pasien sedang bekerja. Pasien mengeluh rasa tidak nyaman
atau rasa ada yang menghalangi saat mata dipejamkan, mata merah (+), nyeri
(+), silau (-), kotoran mata (-), pasien juga mengeluh penglihatan kabur dan
berair. Riwayat penyakit sebelumnya disangkal. Riwayat pengobatan
disangkal.
F. DIAGNOSIS KERJA
Corpus Alienum kornea OD e.c kecelakaan kerja
G. DIAGNOSIS BANDING
1. Corpus Alienum konjungtiva
H. TERAPI
1. Ekstraksi corpus alienum
2. Medikamentosa
- Eye drop :
R/ LFX (Levofloxacin) ED 4 dd gtt 1 OD
4
- Oral :
R/ Na. Diklofenat 2 dd 1
3. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanationam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad cosmeticam : bonam
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kornea
Kornea adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang
tembus cahaya dam merupakan lapisan jaringan yang menutup bola mata
sebelah depan.15 Kornea ini disisipkan ke dalam sklera pada limbus,
lekukan melingkar pada sambungan ini disebut sulcus scleralis. Kornea
dewasa rata-rata mempunyai tebal 550 m di pusatnya (terdapat variasi
menurut ras); diameter horizontalnya sekitar 11,75 mm dan vertikalnya 10,6
mm. Dari anterior ke posterior kornea mempunyai lima lapisan, yaitu:
6
a. Epitel. Tebal dari epitel ini adalah 50 m. Epitel kornea mempunyai
lima lapis sel epitel tak bertanduk yang terdiri dari sel basal, sel
poligonal, dan sel gepeng. Bagian terbesar ujung saraf kornea berakhir
pada epitel ini.Setiap gangguan epitel akan memberikan gangguan
sensibilitas kornea berupa rasa sakit atau mengganjal. Daya regenerasi
epitel cukup besar, sehingga apabila terjadi kerusakan akan diperbaiki
dalam beberapa hari tanpa membentuk jaringan parut.2,3
b. Membran Bowman. Terletak di bawah membran basal epitel kornea
yang merupakan kolagen kuat yang mempertahankan bentuk kornea,
yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian
depan stroma. Merupakan lapisan jernih aseluler, yang merupakan
bagian dari stroma yang berubah. Bila terjadi kerusakan pada
membrane bowman maka akan berakhir dengan terbentuknya jaringan
parut.2,3
c. Stroma. Stroma Merupakan lapisan yang paling tebal dari kornea dan
terdiri atas jaringan kolagen yang tersusun dalam lamel-lamel dan
berjalan sejajar dengan permukaan kornea.Di antara serat-serat
kolagen ini terdapat matriks. Stroma bersifat higroskopis yang
menarik air dari bilik mata depan. Kadar air di dalam stroma kurang
lebih 70%. Kadar air dalam stroma relative tetap yang diatur oleh
fungsi pompa sel endotel dan penguapan oleh epitel. Apabila fungsi
sel endotel kurang baik maka akan terjadi kelebihan kadar air,
sehingga timbul sembab kornea (edema kornea). Serat di dalam
stroma demikian teratur sehingga memberikan gambaran kornea yang
transparan atau jernih. Bila terjadi gangguan dari susunan serat di
dalam stroma seperti edema kornea dan sikatriks kornea akan
mengakibatkan sinar yang melalui kornea terpecah dan kornea terlihat
keruh.2,3
7
lamina basalis kornea, dimana pada saat lahir tebalnya sekitar 3 um
dan terus menebal selama hidup, mencapai 10-12 um. Lapisan ini
merupakan pelindung atau barrier infeksi dan masuknya pembuluh
darah.2,3
e. Endotel. Terdiri atas satu lapis sel yang merupakan jaringan terpenting
untuk mempertahankan kejernihan kornea.Sel endotel adalah sel yang
mengatur cairan di dalam stroma kornea. Endotel tidak mempunyai
daya regenerasi sehingga bila terjadi kerusakan, endotel tidak akan
normal lagi. Endotel dapat rusak atau terganggu fungsinya akibat
trauma bedah, penyakit intraocular.Usia lanjut akan mengakibatkan
jumlah endotel berkurang.Kornea tidak mengandung pembuluh darah,
jernih dan bening, selain sebagai dinding, juga berfugsi sebagai media
penglihatan. Dipersarafi oleh nervus V. Endotel cukup rentan terhadap
trauma dan kehilangan sel-selnya seiring dengan penuaan. Kegagalan
fungsi endotel akan menimbulkan edema kornea.2,3
8
2. Fisiologi Kornea
B. Corpus Alienum
1. Definisi
Corpus alienum adalah benda asing, merupakan salah satu penyebab
terjadinya cedera mata, sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva.
Meskipun kebanyakan bersifat ringan, beberapa cedera bisa berakibat
9
serius. Apabila suatu corpus alienum masuk ke dalam bola mata maka akan
terjadi reaksi infeksi yang hebat serta timbul kerusakan dari isi bola mata.
Oleh karena itu, perlu cepat mengenali benda tersebut dan menentukan
lokasinya di dalam bola mata untuk kemudian mengeluarkannya.4,5
2. Penyebab
1) Benda mati
a. Benda inert, adalah benda yang terbuat dari bahan-bahan yang
tidak menimbulkan reaksi jaringan mata, jika terjadi reaksinya
hanya ringan dan tidak mengganggu fungsi mata. Contoh : emas,
platina, batu, kaca, dan porselin.5
b. Benda reaktif, terdiri dari benda-benda yang dapat menimbulkan
reaksi jaringan mata sehingga mengganggu fungsi mata. Contoh :
timah hitam, seng, nikel, alumunium, tembaga.5
2) Benda hidup:
a. Tumbuhan
b. serangga
3) Bahan kimia
a. Bahan Alkali: Amonia ( biasa di produk pembersih dan pupuk),
NaOH (pembersih saluran, Ca(OH)2 (kapur atau semen), KOH
(pasta gigi), MgOH (petasan).7
10
b. Bahan Asam: Asam sulfurik (ACCU), Asam sulforus (bahan
pemutih atau pendingin), asam hidroflorida (bahan pemoles dan
pembersih kaca), asam asetik (cuka).7
3. Patofisiologi
11
floride dengan cepat melakukan penetrasi ke kornea dan menyebabkan
destruksi bilik mata anterior.3,7
Regenerasi epitel akibat asam lemah dan alkali sangat lambat yang
biasanya sempurana setelah 3-7 hari. Pengaruh bahan kimia sangat
bergantung pada pH, kecepatan dan jumlah bahan kimia yang mengenai
mata.3
4. Gambaran Klinik
5. Diagnosis
1) Anamnesis adanya riwayat terpajan benda asing, waktu dan durasi dari
pajanan, gejala yang timbul setelah terpajan, serta penatalaksanaan yang
telah diberikan ditempat kejadian.
2) Pemeriksaan tajam penglihatan kedua mata
3) Pemeriksaan dengan oftalmoskop
4) Pemeriksaan keadaan mata yang terkena trauma
5) Bila ada perforasi, maka dilakukan pemeriksaan x-ray orbita
12
6. Penatalaksanaan
a. Benda Mati
b. Benda hidup
Penatalaksanaan pada benda hidup baik dari tumbuhan dan
hewan, hampir sama dengan penanganan pada benda mati dan bahan
kimia. Pada benda hidup juga diirigasi dengan larutan salin atau ringer
laktat selama minimal 15-30 menit untuk mengeluarkan corpus alienum.
Jika corpus alienum tersebut sulit untuk dikeluarkan engan irigasi, maka
13
dapat digunakan kapas lidi atau jarum suntik tumpul atau tajam untuk
mengeluarkannya. Setelah itu diberikan anibiotik topikal unuk profilaksis
dan analgetik topikal (cycloplegic). Dan mata dibebat dengan kassa steril
lalu diperban.6
c. Bahan kimia
14
g) Steroid dapat diberikan secara hati-hati. Steroid topikal maupun
sistemik dapat diberikan 7 hari pertama pasca trauma. Berikan
dexametason 0.1% ED setiap 2 jam atau prednison 0.1% ED.
h) Vitamin C.
i) Bebat mata.
j) Air mata buatan.
7. Pencegahan
Untuk itulah mari kita mengenal beberapa alat keselamatan kerja las
yang perlu dipakai agar tidak mencelakai saat bekerja:
Adalah alat untuk melindungi mata dari pijaran api las. Kaca mata ini
dibuat warna hitam sebab percikan api pengelasan mempunyai tingkat
cahaya yang sangat kuat.
c. Pelindung dada
Alat ini diletakan didada seperti celemek. Terbuat dari bahan asbes,
yaitu bahan yang sulit terbakar.
d. Kaos tangan
Seringkali kita lupa pada bahan yang baru di las dan langsung kita
pegang, akibatnya tangan kita melepuh karena panasnya.
15
e. Sepatu
Bertugas melindungi kaki dari benda- benda yang masih panas setelah
kita kerjakan.
8. Komplikasi
Bila ukuran corpus alienum tidak besar, dapat diambil dan reaksi
sekunder seperti inflamasi ditangani secepatnya, serta tidak menimbulkan
sikatrik pada media refraksi yang berarti, prognosis bagi pasien adalah
baik.4,5,6
16
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien datang ke Poliklinik dengan keluhan adanya benda asing yang masuk
ke mata sebelah kanan yang dirasakan sejak 3 hari yang lalu, disertai mata
kanannya merah, banyak berair, hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa sekresi kelenjar lakrimal (terutama kelenjar krause dan wolfring) dipicu
oleh iritasi fisik yang menyebabkan air mata mengalir berlimpah, ini merupakan
suatu homeostasis tubuh untuk mengeluarkan benda asing dan mencegah infeksi
lebih lanjut.2 Pasien juga merasakan perih, hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa kornea memiliki banyak serat nyeri, kebanyakan lesi kornea,
baik superficial maupun yang dalam(benda asing kornea) menimbulkan rasa nyeri
dan fotofobia. Rasa nyeri ini diperberat oleh gerakan palpebra terutama palpebra
superior dan biasanya menetap sampai sembuh.2 Hal ini juga dirasakan oleh
pasien ketika menutup mata dan rasa mengganjal. Selain itu pasien juga mengeluh
penglihatan kabur, berdasarkan teori bahwa karena kornea berfungsi sebagai
jendela bagi mata dan membiaskan berkas cahaya, jadi lesi kornea umumnya
mengaburkan penglihatan, terutama bila letaknya di pusat.2 Riwayat penyakit
sebelumnya disangkal. Riwayat pengobatan disangkal.
Pada pemeriksaan ophtalmologi pada Okuler Dekstra didapatkan segmen
anterior tampak konjungtiva hiperemis dan lakrimasi serta Pada bagian tengah
permukaan kornea tampak adanya bintik kecil berwarna hitam dan tampak
disekelilingnya ada halo. Dengan Visus Okuler Dekstra 20/70 dan Visus Okuler
Sinistra 20/20.
Dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat corpus alienum gram pada
kornea kanan pasien. Hal tersebut dikuatkan dengan adanya riwayat pasien yang
terkena serbuk besi 3 hari sebelumnya.
Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah Ekstraksi corpus alienum
dengan pemberian anestesi lokal dengan pantocain drop 0,5%, pengeluaran gram
dengan ujung jarum suntik dan kapas basah steril. Setelah corpal di ambil, diberi
betadine atau antibiotik lokal, kemudian diberi bebat mata. Dapat diberikan cindo
17
aebuvit tetes mata untuk mengurangi keluhan nyeri. dan pemberian terapi
medikamentosa dengan Eye drop LFX (Levofloxacin) dengan pemberian 4 kali
sehari sebagai antibiotik dalam mengobati infeksi bakteri dan sebagai profilaksis,
serta diberikan juga obat anti analgetik oral dengan Natrium Diklofenat dengan
dosis 2 kali sehari. Prognosis pada mata kanan pasien Quo ad vitam : ad bonam
dan Quo ad functionam : ad bonam.
18