Anda di halaman 1dari 12

Kasus 1

Ny. T; 53th; 158cm; 51kg

S: Pasien datang kontrol bulanan DM tipe II, HT, dan hiperkolesterolemia ke BP umum Puskesmas
Berbah dengan keluhan gatal pada pantat sebelah kanan. Awalnya muncul sedikit, disertai warna
kemerahan. Pasien mengatakan akan bertambah gatal jika sedang berkeringat. Karena tidak
tertahan akan rasa gatalnya, pasien terus-menerus menggaruknya hingga warna kulit berubah
menjadi warna putih.

O:
KU: baik
Kesadaran: compos mentis
TD: 140/90 mmHg
T: 36,8 C
HR: 94x/menit
RR: 20x/menit
GDS = 258
Kolesterol = 214

Pada status dermatologis, pada pantat sebelah kanan tampak plak hipopigmentasi, batas jelas,
berbentuk tidak teratur, batas sirkumstrip dengan tepi aktif dan central healing disertai skuama
tebal diatasnya.

A:
- Tinea corporis
- DM tipe II
- Hipertensi stage I
- Hiperkolesterolemia
P:

Penatalaksanaan umum yaitu dengan memberikan edukasi kepada pasien seperti:


- Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit dan penatalaksanaanya
- Menganjurkan untuk menjaga daerah lesi agar tetap kering
- Menganjurkan untuk menjaga kebersihan badan
- Menghindari pakaian yang panas dan tidak menyerap keringat, menganjurkan menggunakan
pakaian yang menyerap keringat
- Menghindari pemakaian handuk dan baju secara bersama-sama
- Menghindari garukan apabila gatal, karena garukan dapat menyebabkan infeksi
- Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Harus memperhatikan kebiasaan makan
penderita hipertensi
- Pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan,
terutama yang menggunakan obat penurun glukosa darah dengan aturan sbb: Karbohidrat
46-65% dari total asupan energi, lemak 20-25% dari kebutuhan kalori, protein 10-20% total
asupan energi, anjuran konsumsi natrium pasien DM sama dengan masyarakat umum < 1
sendok teh garam dapur, pasien DM dianjurkan mengonsumsi cukup serat dari kacang-
kacang an, buah, dan sayuran serta sumber kabohidrat yang tinggi serat
- Dianjurkan untuk melakukan latihan jasmani secara teratur, 3-4 kali per minggu selama 30
menit yang sesuai dengan prinsip CRIPE. Perlu diingat bahwa jangan memulai olahraga
sebelum makan, menggunakan sepatu yang ukurannya sesuai, harus didampingi orang yang
tahu mengatasi hipoglikemia, harus selalu membawa permen dan memeriksa kaki secara
cermat setelah berolahraga.

Penatalaksaan khusus yaitu dengan memberikan farmakologi, berupa


- PO. Tab Cetirizine 10mg/24 jam
- PO. Tab Glimepirid 1mg/12 jam
- PO. Tab Metformin 500mg/ 12 jam
- PO. Tab Amlodipin 5mg/24 jam
- PO. Tab Simvastatin 10mg/24 jam
- Zalf Miconazole 2 x 1 ue dioleskan tipis-tipis pada lesi
Kasus 2

Tn. R; 72th; 166cm; 52kg

S: Pasien datang ke BP umum Puskesmas Berbah dengan keluhan gatal di kedua tangan dan kaki
maupun ketiak ± 1 bulan yang lau. Pasien mengatakan akan bertambah gatal jika sedang berkeringat
maupun cuaca panas. Pasien mengatakan akan berkurang gatal jika diolesi obat remason dan mandi.
Apabila terasa gatal, pasien juga sering menggaruk dan bercak tersebut semakin melebar dan
bertambah banyak.

O:
KU: baik
Kesadaran: compos mentis
TD: 120/80 mmHg
T: 36,8 C
HR: 87x/menit
RR: 20x/menit

Pada status dermatologis, pada kedua tangan dan kaki maupun ketiak tampak plak hipopigmentasi
ukuran plak ± 3 cm x 1 cm, berbentuk tidak teratur, batas sirkumstrip dengan tepi aktif dan central
healing disertai skuama tipis diatasnya.

A:
- Tinea corporis regio antebrachial dextra dan sinistra
- Tinea cruris

P:
Penatalaksanaan umum yaitu dengan memberikan edukasi kepada pasien seperti:
- Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit dan penatalaksanaanya
- Menganjurkan untuk menjaga daerah lesi agar tetap kering
- Menganjurkan untuk menjaga kebersihan badan
- Menghindari pakaian yang panas dan tidak menyerap keringat, menganjurkan menggunakan
pakaian yang menyerap keringat
- Menghindari pemakaian handuk dan baju secara bersama-sama
- Menghindari garukan apabila gatal, karena garukan dapat menyebabkan infeksi

Penatalaksaan khusus yaitu dengan memberikan farmakologi, berupa


- Sistemik  Tab Cetirizine 1x10mg
- Topikal  Zalf Miconazole 2 x 1 ue dioleskan tipis-tipis pada lesi
Kasus 3

Tn. W; 60th; 165cm; 53kg

S: Pasien datang ke BP umum Puskesmas Berbah dengan keluhan pendengaran berkurang pada
telinga kiri ± 4 hari yang lalu. Keluhan ini dirasakan ketika lawan bicara memiliki suara kecil dan
berjauhan. Pasien juga mengatakan telinga terasa penuh dan gatal. Pasien sudah sempat
membersihkan telinga dengan cotton bud namun tidak ada perubahan. Pasien juga memiliki
kebiasaan mengorek telinganya seminggu sekali.

O:
KU: baik
Kesadaran: compos mentis
TD: 120/80 mmHg
T: 36,8 C
HR: 89x/menit
RR: 19x/menit
MAE: lapang, hiperemis, tampak serumen banyak pada 2/3 dalam telinga kiri

A:
- Serumen prop auris sinistra

P:
Penatalaksanaan umum yaitu dengan memberikan edukasi kepada pasien seperti:
- Tidak boleh mengorek telinga dengan tangan atau benda apapun
- Tidak boleh kemasukan air/basah pada telinga

Penatalaksaan khusus yaitu dengan memberikan farmakologi, berupa


- Irigasi telinga
- TT. Kloramfenikol 3xgtt II
- PO. Tab Paracetamol 500mg/8 jam
Kasus 4

Ny. S; 70th; 158cm; 45kg

S: Pasien datang kontrol bulanan HT dengan pengobatan rutin ke BP umum Puskesmas Berbah
dengan keluhan badan terasa pegal-pegal sudah ± 1 bulan yang lalu. Kedua mata timbul kotoran
(blobok) pada kedua mata ± 1 bulan. Riwayat penyakit dahulu stroke.

O:
KU: baik
Kesadaran: compos mentis
TD: 160/90 mmHg
T: 36,8 C
HR: 89x/menit
RR: 19x/menit
Status Lokalis: terdapat sekret purulen pada kedua mata

A:
- Konjungtivitis ODS
- Hipertensi stage II
- Myalgia

P:
Penatalaksanaan non medikamentosa seperti:
- Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Harus memperhatikan kebiasaan makan
penderita hipertensi
- Menghindari stress. Ciptakan suasana yang menenangkan bagi pasien penderita hipertensi
- Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat. Menganjurkan kepada pasien penderita
hipertensi untuk melakukan senam aerobic atau jalan cepat selama 30-45 menitsebanyak 3-
4 kali seminggu.

Penatalaksaan medikamentosa, berupa:


- PO. Tab Amlodipin 5mg/24 jam
- PO. Tab Vitamin B complex 1x1
- TM. Kloramfenikol 4 x gtt I ODS
Kasus 5

Tn.M; 61th; 162cm; 56kg

S: Pasien datang kontrol bulanan tekanan darah tinggi ke BP umum Puskesmas Berbah dengan
keluhan nyeri punggung terasa ± 1 minggu yang lalu. Skala nyeri VAS=4. Selama ± 1 minggu ini pasien
mengaku sedang aktif memacul. Saat ini pasien rutin mengonsumsi obat tekanan darah tinggi yaitu
amlodipin 5 mg.

O:
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TD : 170/90 mmHg
HR : 82x/mnt
RR : 20x/mnt
T : 36,8oC
Lasegue: (+/+)
Braggard: (+/+)
Patrick: (+/+)
Kontra patrick: (+/+)

A:
- Low back pain
- Hipertensi stage II

P:
Penatalaksanaan non medikamentosa seperti:
- Tirah baring
- Fisioterapi
- Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Harus memperhatikan kebiasaan makan
penderita hipertensi
- Menghindari stress. Ciptakan suasana yang menenangkan bagi pasien penderita hipertensi
- Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat. Menganjurkan kepada pasien penderita
hipertensi untuk melakukan senam aerobic atau jalan cepat selama 30-45 menitsebanyak 3-
4 kali seminggu.

Penatalaksaan medikamentosa, berupa:


- PO. Tab Amlodipin 5mg/24 jam
- PO. Tab Natrium diklofenak 25mg/12 jam
- PO. Tab Vitamin B complex 1x1
Kasus 6

Ny. S; 54th; 155cm; 48kg

S: Pasien datang kontrol bulanan DM tipe II dan HT ke BP umum Puskesmas Berbah dengan keluhan
ulu hati terasa perih, mudah bersendawa serta mudah kembung ± 2 minggu ini. Keluhan ini dirasa
hilang timbul.

O:
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TD : 150/90 mmHg
HR : 84x/mnt
RR : 22x/mnt
T : 36,8oC
Abdomen: supel, BU (+), nyeri tekan epigastrium (+)
GDS: 183

A:
- Dyspepsia
- Diabetes Melitus tipe II
- Hipertensi stage II

P:
Penatalaksanaan non medikamentosa pada pasien ini seperti:
- Modifikasi gaya hidup (menganjurkan makan dalam porsi yang lebih kecil namun lebih
sering)
- Merubah perilaku/pola gaya hidup menjadi perilaku yang sehat
- Menghindari stress, konsumsi teh, kopi, coklat, alkohol, soda, kecut
- Pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan,
terutama yang menggunakan obat penurun glukosa darah dengan aturan sbb: Karbohidrat
46-65% dari total asupan energi, lemak 20-25% dari kebutuhan kalori, protein 10-20% total
asupan energi, anjuran konsumsi natrium pasien DM sama dengan masyarakat umum < 1
sendok teh garam dapur, pasien DM dianjurkan mengonsumsi cukup serat dari kacang-
kacang an, buah, dan sayuran serta sumber kabohidrat yang tinggi serat
- Dianjurkan untuk melakukan latihan jasmani secara teratur, 3-4 kali per minggu selama 30
menit yang sesuai dengan prinsip CRIPE. Perlu diingat bahwa jangan memulai olahraga
sebelum makan, menggunakan sepatu yang ukurannya sesuai, harus didampingi orang yang
tahu mengatasi hipoglikemia, harus selalu membawa permen dan memeriksa kaki secara
cermat setelah berolahraga.
C (Continous)  latihan berkesinambungan dan dilakukan terus-menerus tanpa berhenti
R (Ritmik)  olahraga berirama yaitu kontraksi dan relaksasi otot secara teratur, seperti
berjalan kaki, berenang, berlari, bersepeda atau mendayung
I (Interval)  latihan dilakukan selang seling antara gerak cepat dan lambat
P (Progresif)  latihan secara bertahap sesuai kemampuan dari intensitas rendah sampai
sedang hingga mencapai 30-60 menit
E (Endurance)  latih daya tahan untuk meningkatkan pernafasan dan jantung seperti jalan,
jogging, berenang dan bersepeda

Penatalaksanaan Medikamentosa berupa:

- PO. Tab Glimepiride 1mg/24 jam (a.c.)


- PO. Tab Metformin 500mg/12 jam (p.c.)
- PO. Tab Amlodipin 5mg/24 jam
- PO. Tab Omeprazole 20mg/12 jam (a.c.)
- PO. Tab Antasid /12 jam (a.c.)

Kasus 7

An. A; 14th; 146cm; 39kg

S: Pasien datang kontrol ISK ke BP umum Puskesmas Berbah dengan keluhan perut masih terasa
nyeri jika berkemih serta nyeri pada ulu hati. Riwayat demam 3 hari sebelum dibawa berobat
pertama kali ke puskesmas. Pasien juga mengeluhkan menjadi sering berkemih.

O:
KU: sedang
Kesadaran: compos mentis
T: 36,7 C
HR: 83x/menit
RR: 17x/menit
Abdomen: datar, supel (+), bising usus (+), nyeri tekan (+) suprapubik dan epigastrium

A:
- Infeksi saluran kemih
- Gastritis

Px Penunjang:
Pemeriksaan Urinalisis:
- Kejernihan: keruh
- Leukosit: +
- Eritrosit: 0-1
- Bakteri: ++
- Leukosit Esterase: ++

P:
Penatalaksanaan non medikamentosa pada pasien ini seperti:
- Minum banyak air putih
- Jangan menunda keinginan untuk berkemih
- Menjaga kebersihan alat kelamin
Penatalaksanaan medikamentosa pada pasien ini seperti:
- PO. Tab Cotrimoxazole 480mg/12 jam
- PO. Paracetamol 500 mg/8 jam k/p
- PO. Tab Antacid /8 jam
Kasus 8

Tn. A; 43th; 164cm; 82kg

S: Pasien datang kontrol bulanan DM tipe II dan HT ke BP umum Puskesmas Berbah dengan keluhan
ulu hati terasa perih, mudah bersendawa serta mudah kembung ± 2 minggu ini. Keluhan ini dirasa
hilang timbul.

O:
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TD : 150/90 mmHg
HR : 84x/mnt
RR : 22x/mnt
T : 36,8oC
Status gizi : Obes II dengan IMT 30,59 kg/m2
GDS: 165

A:
- Diabetes Melitus tipe II
- Hipertensi stage II
- Obesitas grade II

P:
Penatalaksanaan non medikamentosa pada pasien ini seperti:
- Modifikasi gaya hidup (menganjurkan makan dalam porsi yang lebih kecil namun lebih
sering)
- Merubah perilaku/pola gaya hidup menjadi perilaku yang sehat
- Menghindari stress, konsumsi teh, kopi, coklat, alkohol, soda, kecut
- Pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan,
terutama yang menggunakan obat penurun glukosa darah dengan aturan sbb: Karbohidrat
46-65% dari total asupan energi, lemak 20-25% dari kebutuhan kalori, protein 10-20% total
asupan energi, anjuran konsumsi natrium pasien DM sama dengan masyarakat umum < 1
sendok teh garam dapur, pasien DM dianjurkan mengonsumsi cukup serat dari kacang-
kacang an, buah, dan sayuran serta sumber kabohidrat yang tinggi serat
- Dianjurkan untuk melakukan latihan jasmani secara teratur, 3-4 kali per minggu selama 30
menit yang sesuai dengan prinsip CRIPE. Perlu diingat bahwa jangan memulai olahraga
sebelum makan, menggunakan sepatu yang ukurannya sesuai, harus didampingi orang yang
tahu mengatasi hipoglikemia, harus selalu membawa permen dan memeriksa kaki secara
cermat setelah berolahraga.
C (Continous)  latihan berkesinambungan dan dilakukan terus-menerus tanpa berhenti
R (Ritmik)  olahraga berirama yaitu kontraksi dan relaksasi otot secara teratur, seperti
berjalan kaki, berenang, berlari, bersepeda atau mendayung
I (Interval)  latihan dilakukan selang seling antara gerak cepat dan lambat
P (Progresif)  latihan secara bertahap sesuai kemampuan dari intensitas rendah sampai
sedang hingga mencapai 30-60 menit
E (Endurance)  latih daya tahan untuk meningkatkan pernafasan dan jantung seperti jalan,
jogging, berenang dan bersepeda

Penatalaksanaan Medikamentosa berupa:

- PO. Tab Glimepiride 1mg/24 jam (a.c.)


- PO. Tab Metformin 500mg/12 jam (p.c.)
- PO. Tab Amlodipin 5mg/24 jam

Kasus 9

An. N; 12th; 139cm; 27kg

S: Pasien datang ke IGD Puskesmas Berbah dengan keluhan tertusuk paku pada telapak kaki kanan ±
30 menit yang lalu. Awalnya pasien sedang bermain di samping rumah yang terdapat renovasi
bangunan dan tidak memakai alas kaki, tiba-tiba pasien menginjak paku, kemudian meminta
kakaknya untuk mencabut paku dari telapak kakinya. Paku berukuran 0,5 cm, paku sedikit berkarat.
Perdarahan (-), bengkak (-), nyeri (+), demam (-).

O:
KU : Baik
Kesadaran : Compos mentis
HR : 95x/mnt
RR : 20x/mnt
T : 36,8oC
Status Lokalis regio plantar dextra:
- Look: tampak luka tusuk berukuran 0,3cm, perdarahan aktif (-), deformitas (-)
- Feel: nyeri tekan (+), sensibilitas (+)
- Move: ROM tidak terbatas, pergerakan bebas

A:
- Vulnus punctum regio plantar dextra

P:

Penatalaksanaan non medikamentosa berupa:


- Pasien diminta untuk menjaga lukanya agar tetap kering
- Minum obat yang diberikan secara teratur
- Kontrol kembali luka tiga hari berikutnya
Penatalaksanaan medikamentosa berupa:
- Dilakukan cross insisi
- Pemberian antibiotik  Tab Amoxicilin 3x1/2 tab
- Pemberian analgetik  Tab Paracetamol 3x1 tab
- Inj. TT 1 amp (im)

Kasus 10

An. A; 14th; 145cm; 38kg

S: Pasien datang ke IGD Puskesmas Berbah dengan keluhan mengalami luka terbuka pada dagu dan
luka lecet pada kedua tangan dan kaki sejak 15 menit yang lalu. Pasien mengalami luka akibat
terjatuh dari sepeda, awalnya orangtua pasien mencoba menghentikan perdarahannya dengan
membalut dengan kain, namun darah tidak berhenti dan merasakan nyeri.

O:
KU: baik
Kesadaran: compos mentis
T: 36,8oC
HR: 88x/menit
RR: 16x/menit

Status Lokalis :
- Inspeksi  terdapat luka terbuka regio mentalis, dengan tepi rata, berukuran panjang ± 1,5
cm, dengan dasar jaringan, luka bersih.
- Palpasi  suhu disekitar luka hangat, hilang sensasi disekitar luka (-)

A:
- Vulnus Laceratum regio mentalis
- Vulnus excoriatum

P:
Penatalaksanaan non medikamentosa berupa:
- Pasien diminta untuk menjaga lukanya agar tetap kering
- Minum obat yang diberikan secara teratur
- Kontrol kembali luka tiga hari berikutnya

Penatalaksanaan medikamentosa berupa:


- Dilakukan hecting sebanyak 3 jahitan
- Pemberian antibiotik  Syr Amoxicilin 3x2 cth
- Pemberian analgetik  Tab Paracetamol 3x2 cth

Anda mungkin juga menyukai