Anda di halaman 1dari 9

F6 - Upaya Pengobatan Dasar

Judul Lap. Kegiatan      :  Laporan Kasus Vertigo


LATAR BELAKANG
Vertigo merupakan perasaan atau sensasi tubuh yang berputar terhadap lingkungan atau
sebaliknya, perasaan lingkungan sekitar dirasakan berputar. Etiologi dari vertigo dapat
disebabkan oleh adanya abnormalitas dari organ-organ vestibuler, visual, ataupun sistem
propioseptif. Vertigo dibedakan menjadi vertigo perifer dan vertigo sentral. Jika tidak
berhubungan dengan gerakan, kemungkinan vertigo disebabkan oleh gangguan sistem
vestibuler perifer yang meliputi hampir 85% dari kasus. Kelainan ataupun gangguan ini
dapat terjadi baik pada end-organ (utrikulus maupun kanalis semisirkularis) maupun pada
saraf perifer. Lesi vertigo sentral dapat terjadi pada daerah organ pons, medulla, maupun
serebelum. Vertigo ini hanya sekitar 20% - 25% dari kasus vertigo, namun gejala gangguan
keseimbangan ataupun disekulibrium dapat terjadi pada 50% dari kasus vertigo.

PERMASALAHAN
Dalam laporan ini, kasus yang diangkat adalah pasien dewasa yang mengeluhkan pusing
beputar sejak 5 jam sebelum ke Puskesmas. Pasien mengeluh mual dan muntah disertai
nyeri kepala yang tidak mereda. Suara mendenging (-) Penurunan pendengaran (-). Riwayat
Vertigo (+) Dyspepsia (-).

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI


Nama: Ny. H
Jenis Kelamin: Perempuan
Usia: 64 tahun
Alamat: Kadipolo

Anamnesis:
Keluhan Utama: pusing berputar
Riwayat Penyakit Sekarang: pusing berputar sejak 5 jam sebelum ke Puskesmas. Pasien
mengeluh mual dan muntah disertai nyeri kepala yang tidak mereda. Suara mendenging (-)
Penurunan pendengaran (-).
Riwayat Penyakit Dahulu: Vertigo (+) Dyspepsia (-)

Pemeriksaan Fisik:
KU: Baik, CM
TD: 140/80 mmHg
HR: 75 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 36,8 C
VAS: 5

PELAKSANAAN
Diagnosis Banding:
Vertigo Perifer
Vertigo Sentral
Meniere disease

Diagnosis Kerja: Vertigo Perifer

MONITORING & EVALUASI


Terapi
Inj. Ondansetron 4 mg/2ml 1A
PO. Tab Domperidone 10mg/8 jam
PO. Tab Betahistine Mesylate 6mg/12 jam
Edukasi
- Rehabilitasi vestibular
- Ketika akan berpindah posisi, usahakan tidak melakukan gerakan yang mendadak
- Ketika akan bangun dari tempat tidur, usahakan miringkan kepala ke kanan dan kiri
kemudian duduk terlebih dahulu kemudian berdiri

PROGNOSIS
Qua ad vitam = ad bonam
Qua ad sanam = ad bonam
Qua ad fungsional = ad bonam
F6 - Upaya Pengobatan Dasar
Judul Lap. Kegiatan      : Laporan Kasus Scabies
LATAR BELAKANG
Skabies merupakan penyakit infeksi parasit pada kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes
scabiei. Skabies merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di seluruh
dunia dengan estimasi prevalensi sebanyak 300 juta individu yang terserang. Prevalensi
skabies di Indonesia menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI)
berdasarkan data dari puskesmas seluruh Indonesia tahun 2008 adalah 5,6%-12,95% dan
menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit terbanyak. Faktor yang mengakibatkan
tingginya prevalensi skabies antara lain kelembapan yang tinggi, rendahnya sanitasi,
kepadatan, malnutrisi, higiene personal yang buruk, pengetahuan, sikap dan perilaku yang
kurang mendukung pola hidup sehat. Meskipun skabies bukan merupakan keadaan yang
fatal atau mengancam jiwa, tetapi penyakit ini dapat menjadi berat dan persisten, yang
dapat mengarah ke kelemahan tubuh dan infeksi kulit sekunder.

PERMASALAHAN
Dalam laporan ini, kasus yang diangkat adalah pasien yang mengeluhkan gatal-gatal di
seluruh tubuh sejak 1 bulan terakhir. Pasien mengeluh muncul binik-bintik merah bernanah
di tangan dan kaki. Gatal semakin bertambah ketika tidur dan selalu menggaruk kulit yang
gatal. Pasien mandi 2 kali sehari dan mengganti pakaian setiap hari. Pasien tinggal di
pesantren dan ada teman satu kamar yang mengalami hal serupa. Riwayat Scabies (+),
Alergi (-). RPK (-).

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI


Data Pasien:
Nama: An. Y
Jenis Kelamin: Laki-laki
Usia: 18 tahun
Alamat: Kuton

Anamnesis:
Keluhan Utama: Gatal-gatal di seluruh tubuh
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien anak yang mengeluhkan gatal-gatal di seluruh tubuh sejak 1 bulan terakhir. Pasien
mengeluh muncul bitnik-bintik merah bernanah di tangan dan kaki kemudian. Gatal semakin
bertambah ketika anak tidur dan anak selalu menggaruk kulit yang gatal. Pasien mandi 2 kali
sehari dan mengganti pakaian setiap hari. Pasien tinggal di pesantren dan ada teman satu
kamar yang mengalami hal serupa.
Riwayat Dahulu: Riwayat Scabies (+), Alergi (-)
Riwaya Penyakit Keluarga: (-).
Pemeriksaan Fisik
Ekstremitas: akral hangat (+), papul multiple diskret dengan ekskoriasi dan pus (+) di
ekstremitas atas dan bawah dengan infeksi sekunder

PELAKSANAAN
Diagnosis Banding:
Scabies
Folikulitis
DKA
DKI Toksik

Diagnosa Kerja: Scabies

MONITORING & EVALUASI


Terapi:
- PO. Tab Cetirizine 10mg/24 jam
- PO. Tab Amoxicilin 500mg/8 jam
- Zalf permethrine 5% dioleskan pada seluruh tubuh dan dibilas setelah 8-14 jam, dianjurkan
pengolesan malam hari kemudian dicuci pada esok harinya
- Edukasi untuk mencuci seluruh kain yang dikenakan dengan air panas, menjemur
Kasur di bawah terik matahari, tidak bergantian pakaian dengan teman pondok
lainnya.

PROGNOSIS
Qua ad vitam = ad bonam
Qua ad sanam = ad bonam
Qua ad fungsional = ad bonam
 F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Judul Lap. Kegiatan      :  Penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD


Berbasis Perilaku Masyarakat

LATAR BELAKANG

Penyebab DBD ini adalah virus Dengue (DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4) yang
dibawa oleh vektor nyamuk genus Aedes (terutama A.Aegpty dan A.Albopticus).
Nyamuk ini berkembang biak di air bersih misalnya di bak mandi, pot tanaman dan
kaleng bekas. Dalam menekan kejadian DBD, pencegahan adalah cara yang paling
tepat yakni melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) lewat gerakan 3M Plus.

PERMASALAHAN

Gerakan 3M plus meliputi gerakan menguras, menutup dan mengubur ditambah


dengan mencegah gigitan nyamuk, misalnya dengan memakai lotion anti nyamuk,
menggunakan larvasida dan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk. Diharapkan
melalui gerakan 3M Plus ini, Angka Bebas Jentik (ABJ) semakin meningkat setiap
tahunnya.

Masih kurangnya angka cakupan jumah bebas jentik di wilayah kerja Puskesmas
Berbah ini disinyalir karena masih rendahnya perilaku masyarakat terhadap tindakan
pemberantasan sarang nyamuk.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Metode yang dilakukan adalah penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD


Berbasis Perilaku Masyarakat.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD Berbasis Perilaku


Masyarakat dilakukan di Sumberkulon pada tanggal 03 Juni 2020.

MONITORING & EVALUASI

Evaluasi menggunakan sesi tanya jawab interaktif untuk melihat tingkat pengetahuan
masyarakat setelah dilakukannya edukasi
F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Judul Lap. Kegiatan      :  Penyuluhan Etika Batuk

LATAR BELAKANG

Faktor–faktor yang mempengaruhi kesehatan baik individu, kelompok, dan masyarakat


dikelompokkan menjadi 4, yaitu: lingkungan (mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya,
politik, ekonomi, dan sebagainya), perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Keempat
faktor tersebut dalam mempengaruhi kesehatan tidak berdiri sendiri, namun masing–
masing saling mempengaruhi satu sama lain. Faktor lingkungan selain langsung
mempengaruhi kesehatan juga mempengaruhi perilaku, dan perilaku sebaliknya juga
mempengaruhi lingkungan.

PERMASALAHAN

Masyarakat masih banyak yang tidak mengetahui pentingnya etika batuk dan bagaiamana
cara melakukannya

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

- Penyuluhan merupakan sarana yang efektif dan efisien untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat dan menerapkan perilaku hidup sehat.

- Memberikan edukasi tentang etika batuk

PELAKSANAAN

Program peningkatan pengetahuan masyarakat melalui metode penyuluhan tersebut dapat


dilaksanakan dengan lancar di puskesmas berbah dengan materi penyuluhan : Definisi
etika batuk, tujuan mengetahui etika batuk, kebiasaan batuk yang salah, cara batuk yang
benar, dan manfaat bila menerapkan etika batuk di kehidupan sehari-hari

MONITORING & EVALUASI

Evaluasi jangka panjang dari kegiatan ini adalah diharapkan masyarakat bisa mempraktekan
etika batuk dan bersin sehingga penularan penyakit melalui droplet dapat ditekan.
F2 - Upaya Kesehatan Lingkungan

Judul Lap. Kegiatan      :  Penyuluhan Kebiasaan Bermanfaat Cuci Tangan


Dengan Sabun dan air mengalir

LATAR BELAKANG

Cuci tangan menggunakan sabun sebagai upaya pencegahan dalam melindungi diri dari
berbagai penyakit manular. Cuci tangan menggunakan sabun dapat dilakukan pada waktu-
waktu berikut: sebelum menyiapkan makanan, sebelum dan sesudah makan, setelah BAK
dan BAB, setelah membuang ingus, setelah membuang atau menangani sampah, kemudian
setelah bermain/ memberi makan/ memegang hewan, serta setelah batuk atau bersin pada
tangan. Cuci tangan menggunakan sabun yang dipraktikkan secara tepat dan benar
merupakan cara termudah dan efektif untuk mencegah terjangkitnya penyakit.

PERMASALAHAN

Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun lebih efektif menghilangkan kotoran dan
debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara bermakna mengurangi jumlah
mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus, bakteri dan parasit lainnya pada kedua
tangan.

Masyarakat belum sepenuhnya menyadari bahwa penggunaan air mengalir dan sabun dapat
meminimalisir terjadinya penyakit. Masyarakat di Berbah juga masih banyak yang mencuci
tangan tidak menggunakan sabun karena masyarakat beranggapan bahwa dengan
menggunakan air saja sudah cukup.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Metode yang dilakukan adalah penyuluhan Kebiasaan Bermanfaat Cuci Tangan Dengan
Sabun dan air mengalir

PELAKSANAAN

Pelaksanaan penyuluhan Kebiasaan Bermanfaat Cuci Tangan Pakai Sabun dilakukan di


Puskesmas Berbah pada tanggal 3 Juni 2020.

MONITORING & EVALUASI

Evaluasi dilakukan dengan sesi tanya jawab serta roleplay untuk mengetahui tingkat
pemahaman masyarakat.
F5 - Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular

Judul Lap. Kegiatan      :  Upaya Pencegahan Penyakit Covid-19 pada


masyarakat wilayah kerja Puskesmas Berbah

LATAR BELAKANG

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-
2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Pada 31 Desember
2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui
etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina
mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru
coronavirus (coronavirus disease, COVID-19). Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah
menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/ Public
Health Emergency of International Concern (KKMMD/PHEIC). Penambahan jumlah kasus
COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara. Sampai
dengan tanggal 12 Juni 2020, dilaporkan total kasus konfirmasi 36. 306 dari 34 provinsi

Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui
percikan batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular
penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang
merawat pasien COVID-19. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi
adalah melalui cuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air bersih, menerapkan
etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar
serta menghindari kontak dekat dengan siapapun yang menunjukkan gejala penyakit
pernapasan seperti batuk dan bersin.

PERMASALAHAN

Masyarakat memiliki misleading information dari berbagai sumber informasi

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Peninjauan dan edukasi mengenai penyakit covid-19

PELAKSANAAN

Penyuluhan diawali dengan penyampaian informasi oleh penyuluh dan dilanjutkan


dengan tanya jawab. Dalam proses penyampaian informasi tersebut, para peserta
dipersilakan untuk langsung bertanya jika ada yang kurang jelas.

MONITORING & EVALUASI

Masyarakat mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan dan memberikan respon


yang cukup baik. Evaluasi jangka panjang dari kegiatan ini adalah diharapkan masyarakat
dapat lebih bijak dalam memilih sumber informasi yang tepat dan tidak mudah percaya
akan informasi yang belum dapat dibuktikan berdasarkan penelitian ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai