PERMASALAHAN
Dalam laporan ini, kasus yang diangkat adalah pasien dewasa yang mengeluhkan pusing
beputar sejak 5 jam sebelum ke Puskesmas. Pasien mengeluh mual dan muntah disertai
nyeri kepala yang tidak mereda. Suara mendenging (-) Penurunan pendengaran (-). Riwayat
Vertigo (+) Dyspepsia (-).
Anamnesis:
Keluhan Utama: pusing berputar
Riwayat Penyakit Sekarang: pusing berputar sejak 5 jam sebelum ke Puskesmas. Pasien
mengeluh mual dan muntah disertai nyeri kepala yang tidak mereda. Suara mendenging (-)
Penurunan pendengaran (-).
Riwayat Penyakit Dahulu: Vertigo (+) Dyspepsia (-)
Pemeriksaan Fisik:
KU: Baik, CM
TD: 140/80 mmHg
HR: 75 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 36,8 C
VAS: 5
PELAKSANAAN
Diagnosis Banding:
Vertigo Perifer
Vertigo Sentral
Meniere disease
PROGNOSIS
Qua ad vitam = ad bonam
Qua ad sanam = ad bonam
Qua ad fungsional = ad bonam
F6 - Upaya Pengobatan Dasar
Judul Lap. Kegiatan : Laporan Kasus Scabies
LATAR BELAKANG
Skabies merupakan penyakit infeksi parasit pada kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes
scabiei. Skabies merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di seluruh
dunia dengan estimasi prevalensi sebanyak 300 juta individu yang terserang. Prevalensi
skabies di Indonesia menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI)
berdasarkan data dari puskesmas seluruh Indonesia tahun 2008 adalah 5,6%-12,95% dan
menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit terbanyak. Faktor yang mengakibatkan
tingginya prevalensi skabies antara lain kelembapan yang tinggi, rendahnya sanitasi,
kepadatan, malnutrisi, higiene personal yang buruk, pengetahuan, sikap dan perilaku yang
kurang mendukung pola hidup sehat. Meskipun skabies bukan merupakan keadaan yang
fatal atau mengancam jiwa, tetapi penyakit ini dapat menjadi berat dan persisten, yang
dapat mengarah ke kelemahan tubuh dan infeksi kulit sekunder.
PERMASALAHAN
Dalam laporan ini, kasus yang diangkat adalah pasien yang mengeluhkan gatal-gatal di
seluruh tubuh sejak 1 bulan terakhir. Pasien mengeluh muncul binik-bintik merah bernanah
di tangan dan kaki. Gatal semakin bertambah ketika tidur dan selalu menggaruk kulit yang
gatal. Pasien mandi 2 kali sehari dan mengganti pakaian setiap hari. Pasien tinggal di
pesantren dan ada teman satu kamar yang mengalami hal serupa. Riwayat Scabies (+),
Alergi (-). RPK (-).
Anamnesis:
Keluhan Utama: Gatal-gatal di seluruh tubuh
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien anak yang mengeluhkan gatal-gatal di seluruh tubuh sejak 1 bulan terakhir. Pasien
mengeluh muncul bitnik-bintik merah bernanah di tangan dan kaki kemudian. Gatal semakin
bertambah ketika anak tidur dan anak selalu menggaruk kulit yang gatal. Pasien mandi 2 kali
sehari dan mengganti pakaian setiap hari. Pasien tinggal di pesantren dan ada teman satu
kamar yang mengalami hal serupa.
Riwayat Dahulu: Riwayat Scabies (+), Alergi (-)
Riwaya Penyakit Keluarga: (-).
Pemeriksaan Fisik
Ekstremitas: akral hangat (+), papul multiple diskret dengan ekskoriasi dan pus (+) di
ekstremitas atas dan bawah dengan infeksi sekunder
PELAKSANAAN
Diagnosis Banding:
Scabies
Folikulitis
DKA
DKI Toksik
PROGNOSIS
Qua ad vitam = ad bonam
Qua ad sanam = ad bonam
Qua ad fungsional = ad bonam
F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
LATAR BELAKANG
Penyebab DBD ini adalah virus Dengue (DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4) yang
dibawa oleh vektor nyamuk genus Aedes (terutama A.Aegpty dan A.Albopticus).
Nyamuk ini berkembang biak di air bersih misalnya di bak mandi, pot tanaman dan
kaleng bekas. Dalam menekan kejadian DBD, pencegahan adalah cara yang paling
tepat yakni melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) lewat gerakan 3M Plus.
PERMASALAHAN
Masih kurangnya angka cakupan jumah bebas jentik di wilayah kerja Puskesmas
Berbah ini disinyalir karena masih rendahnya perilaku masyarakat terhadap tindakan
pemberantasan sarang nyamuk.
PELAKSANAAN
Evaluasi menggunakan sesi tanya jawab interaktif untuk melihat tingkat pengetahuan
masyarakat setelah dilakukannya edukasi
F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
LATAR BELAKANG
PERMASALAHAN
Masyarakat masih banyak yang tidak mengetahui pentingnya etika batuk dan bagaiamana
cara melakukannya
- Penyuluhan merupakan sarana yang efektif dan efisien untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat dan menerapkan perilaku hidup sehat.
PELAKSANAAN
Evaluasi jangka panjang dari kegiatan ini adalah diharapkan masyarakat bisa mempraktekan
etika batuk dan bersin sehingga penularan penyakit melalui droplet dapat ditekan.
F2 - Upaya Kesehatan Lingkungan
LATAR BELAKANG
Cuci tangan menggunakan sabun sebagai upaya pencegahan dalam melindungi diri dari
berbagai penyakit manular. Cuci tangan menggunakan sabun dapat dilakukan pada waktu-
waktu berikut: sebelum menyiapkan makanan, sebelum dan sesudah makan, setelah BAK
dan BAB, setelah membuang ingus, setelah membuang atau menangani sampah, kemudian
setelah bermain/ memberi makan/ memegang hewan, serta setelah batuk atau bersin pada
tangan. Cuci tangan menggunakan sabun yang dipraktikkan secara tepat dan benar
merupakan cara termudah dan efektif untuk mencegah terjangkitnya penyakit.
PERMASALAHAN
Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun lebih efektif menghilangkan kotoran dan
debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara bermakna mengurangi jumlah
mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus, bakteri dan parasit lainnya pada kedua
tangan.
Masyarakat belum sepenuhnya menyadari bahwa penggunaan air mengalir dan sabun dapat
meminimalisir terjadinya penyakit. Masyarakat di Berbah juga masih banyak yang mencuci
tangan tidak menggunakan sabun karena masyarakat beranggapan bahwa dengan
menggunakan air saja sudah cukup.
Metode yang dilakukan adalah penyuluhan Kebiasaan Bermanfaat Cuci Tangan Dengan
Sabun dan air mengalir
PELAKSANAAN
Evaluasi dilakukan dengan sesi tanya jawab serta roleplay untuk mengetahui tingkat
pemahaman masyarakat.
F5 - Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular
LATAR BELAKANG
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-
2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Pada 31 Desember
2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui
etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina
mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru
coronavirus (coronavirus disease, COVID-19). Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah
menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/ Public
Health Emergency of International Concern (KKMMD/PHEIC). Penambahan jumlah kasus
COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara. Sampai
dengan tanggal 12 Juni 2020, dilaporkan total kasus konfirmasi 36. 306 dari 34 provinsi
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui
percikan batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular
penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang
merawat pasien COVID-19. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi
adalah melalui cuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air bersih, menerapkan
etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar
serta menghindari kontak dekat dengan siapapun yang menunjukkan gejala penyakit
pernapasan seperti batuk dan bersin.
PERMASALAHAN
PELAKSANAAN