Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Puskesmas Sempaja Samarinda
Uretritis Gonore
Pembimbing:
dr. Rahmat Bakhtiar, MPPM
dr. Tiara Ramadhani
[Type here]
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan
rahmat, anugrah, dan karunianya sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan
“Uretritis Gonore” ini dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. DR. Krispinus Duma, S.KM, M.Kes selaku Kepala Laboratorium IKM-IKK
FK Unmul.
2. dr. Rahmat Bakhtiar, MPPM dan dr. Tiara Ramadhani selaku pembimbing
yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian makalah ini.
3. Seluruh dokter pengajar di Laboratorium IKM-IKK FK Unmul yang telah
memberikan masukan dan bimbingan dalam penyelesaian makalah ini.
4. Seluruh dokter dan staf Puskesmas Sempaja atas kesediaan menjadi sumber
informasi dalam penyelesaian makalah ini.
5. Kepada rekan-rekan Dokter Muda Laboratorium IKM-IKK, khususnya di
wilayah kerja Puskesmas Semapaja, Lempake dan Puskesmas Palaran atas
kerjasamanya.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih terdapat
ketidaksempunaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca agar kedepannya penulis dapat memperbaiki dan
menyempurnakan tulisan selanjutnya.
Penulis berharap agar laporan ini berguna bagi pembaca terutama Dokter
Muda FK Unmul dan dapat digunakan sebaik-baiknya sebagai sumber informasi.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih banyak.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Penyusunan laporan kedokteran keluarga tentang “Uretritis Gonore” ini
bertujuan untuk mengetahui penegakkan dan penatalaksanaan kasus uretritis
gonore, yang didapat di lingkungan Puskesmas Sempaja dan sebagai
pembelajaran sebagai dokter keluarga yang merupakan kompetensi wajib bagi
seorang dokter umum.
BAB II
LAPORAN KASUS
2.2 Anamnesis
Autoanamnesis dan heteroanamnesis dilakukan pada tanggal 15 Januari
2019
2.3.1 Anamnesis Umum
a. Keluhan utama
b. Pasien datang dengan keluhan buang air kecil disertai nanah dan nyeri.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke puskesmas sempaja samarinda dengan keluhan nyeri
saat buang air kecil sejak 1 minggu yang lalu. Selain nyeri pasien juga
merasakan panas dan perih di lubang kemaluan saat buang air kecil.
Pasien mengatakan kemaluannya juga mengeluarkan cairan putih
kekuningan kental seperti nanah dan agak berbau. Setiap kali
dibersihkan, cairan putih kekuningan kental muncul kembali.
Frekuensi buang air kecil menjadi lebih sering dan setiap buang air
kecil jumlah sedikit dan tidak puas. Pasien juga mengatakan bahwa
lubang kemaluannya seperti membengkak dan tampak kemerahan.
Pasien mengatakan ada demam selama 2 hari namun sekarang sudah
tidak. Keluhan lain ditempat lain seperti pembesaran daerah inguinal
dan pembesaran testis disangkal pasien.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lain seperti penyakit hipertensi,
jantung, diabetes melitus, gagal ginjal, asma maupun alergi, keganasan
dan tidak ada riwayat dirawat di Rumah Sakit.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
- Ibu pasien memiliki riwayat penyakit diabetes melitus.
f. Riwayat Pengobatan
- Tidak ada riwayat pengobatan yang dikonsumsi oleh pasien.
g. Riwayat Kebiasaan dan Psikososial
Pasien tinggal bersama keluarganya. Status pasien sekarang ialah
sebagai mahasiswa. Hubungan dengan keluarga, tetangga dan teman
kerja harmonis. Makan sehari sebanyak 3 kali. Pasien tidak aktif dalam
berolahraga dan memiliki kebiasaan merokok setengah bungkus per
hari. Pasien mengaku belum menikah dan sudah pernah melakukan
hubungan seksual dan bergonta-ganti pasangan. Pasien berhubungan
seksual dengan pasanganya terakhir 2 minggu yang lalu.
Antropometri
Berat Badan : 61 kg
Tinggi Badan : 168 cm
IMT : 21.6
Status Gizi : Normal
Status Generalisata
Kepala/ Leher : Mata konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Pupil isokor (3mm/3mm), refleks cahaya (+/+)
Pernafasan cuping hidung (-), bibir sianosis (-)
Mulut : Mukosa mulut lembab, faring hiperemi (-),
pembesaran tonsil (-), sariawan(+)
Leher : Pembesaran KGB (-/-)
Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan dinding dada
simetris, retraksi intercosta (-).
Palpasi : Pergerakan dada simetris, raba fremitus simetris.
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara napas simetris, rhonki (-/-), wheezing (-/-).
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada midclavicula line ICS V
sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan: ICS IV parasternal line dekstra
Batas jantung kiri : ICS V midclavicula line sinistra
Auskultasi : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Distensi(-)
Palpasi : Soefl, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan
epigastrium (-)
Perkusi : Timpani di seluruh lapangan abdomen
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas
Atas : Oedem (-/-), akral hangat, CRT <2 s
Bawah : Oedem (-/-), akral hangat, CRT <2 s
Refleks fisiologis dalam batas normal
Refleks patologis (-)
Status Lokalis
Regio penis : Tidak tampak adanya discharge mukopurulen pada
orificium uretra externum, setelah dilakukan
pengurutan baru didapatkan adanya discharge
mukopurulen berwarna putih kental. Daerah oue
dan ujung gland penis tampak merah dan oedem
Regio inguinalis & regio skrotum :
Tidak ada pembesaran KGB, tidak oedem, dan tidak ada nyeri
Penatalaksanaan
2.8.1 Edukasi
a) Edukasi tentang penyakit yang diderita serta upaya pengobatannya
b) Menjelaskan tentang pentingnya minum obat
c) Jika dalam 7 hari masih keluar cairannya kembali ke dokter
d) Jangan berhubungan seksual sebelum sembuh
e) Pasangan pasien juga harus diperiksa dan diobati
f) Gunakan kondom sebagai pencegahan infeksi
g) Hindari bergonta-ganti pasangan dalam berhubungan seksual
h) Tes HIV
2.8.2 Medikamentosa
-Cefixime 400 mg dosis tunggal
-Azytromisin 1 gram dosis tunggal
-Ibu Profen 400 mg 3 x 1
2.8.4 Saran
Perlu segera mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan apabila muncul
efek samping dari obat
Perlu dilakukan evaluasi pengobatan
Perlu evaluasi tes HIV
2.5 Prognosis
Prognosis Ad Vitam : Dubia ad bonam
Prognosis Ad Functionam : Dubia ad bonam
Prognosis Ad Sanationam : Dubia ad bonam
BAB III
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA
1. Nama Tn. F
2. Umur 55 tahun
5. Agama Protestan
7. Pendidikan SMA
8. Pekerjaan Swasta
Pendidikan
No Nama Status Usia Suku Pekerjaan Agama
Terakhir
1 Ny. RD Menikah 53 Dayak SMA Wiraswasta Protestan
3.1.3 Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
Keterangan :
Total skor 8-10 = Fungsi keluarga sehat
Total skor 6-7 = Fungsi keluarga kurang sehat
Total skor ≤ 5= Fungsi keluarga sakit
Kesimpulan:
Nilai skor keluarga ini adalah 7, artinya keluarga ini menunjukan fungsi keluarga
kurang sehat.
Jawaban
No Indikator Pertanyaan Keterangan
Ya Tidak
A. Perilaku Sehat
1 Tidak merokok
Apakah ada yang memiliki Tidak ada anggota √
kebiasaan merokok? keluarga yang merokok
2 Persalinan √
Dimana Istri melakukan Anak ke-1 lahir ditolong
persalinan? oleh bidan kampung di
rumah
Anak ke-2 lahir ditolong
oleh bidan kampung di
rumah
3 Imunisasi
Apakah anak sudah di Riwayat imunisasi anak √
imunisasi lengkap? lengkap
4 Balita di timbang
√
Apakah balita ibu sering Balita ditimbang di
ditimbang? Dimana? Posyandu setiap bulannya
5 Sarapan pagi
Apakah seluruh anggota Pasien dan keluarga
keluarga memiliki pasien sarapan pagi √
kebiasaan sarapan pagi? sebelum memulai
aktivitas
6 Dana sehat/ Askes
Apakah anda ikut menjadi Pasien dan anggota √
peserta jaminan kesehatan? kelurga pasien memiliki
jaminan berupa BPJS
7 Cuci tangan
Apakah seluruh anggota Seluruh anggota keluarga
keluarga mempunyai mencuci tangan dengan
√
kebiasaan mencuci tangan air dan sabun sebelum
menggunakan sabun makan dan sesudah
sebelum makan dan buang air besar
sesudah buang air besar ?
8 Sikat gigi
Apakah anggota keluarga Seluruh anggota keluarga
√
memiliki kebiasaan gosok melakukan kebiasaan
gigi menggunakan pasta menggosok gigi dengan
gigi? pasta gigi
9 Aktivitas fisik/ Olahraga √
Apakah anggota keluarga Pasien dan keluarga
melakukan aktivitas fisik jarang melakukan
atau olahraga teratur? olahraga
B. Lingkungan Sehat
1 Jamban
Apakah di rumah tersedia Di rumah terdapat
jamban dan seluruh jamban yang bergabung √
keluarga menggunakannya? dengan kamar mandi
2 Air bersih dan bebas
jentik
Apakah di rumah tersedia Di rumah menggunakan
air bersih dengan tempat/ sumber air berasal dari
tendon air tidak ada jentik ? air PDAM. √
Di kamar mandi terdapat
2 drum penampung air
dan tidak terdapat
jentik-jentik nyamuk
3 Bebas sampah
Apakah dirumah tersedia Tersedianya tempat
tempat sampah? Dan di sampah dilingkungan
√
lingkungan sekitar rumah sekitar dan di dalam
tidak ada sampah rumah
berserakan?
4 SPAL
Apakah ada/ tersedia SPAL Pembungan limbah ke
disekitar rumah? saluran pembuangan
√
yang terletak di
belakang rumah pasien
5 Ventilasi
Apakah ada pertukaran Ya. Terdapat pertukaran √
udara didalam rumah? udara di dalam rumah
6 Kepadatan
Apakah ada kesesuaian Rumah sesuai untuk 2
rumah dengan jumlah orang penghuni √
anggota keluarga?
7 Lantai
Apakah lantai bukan dari Seluruh lantai rumah √
tanah? terbuat dari semen
C. Indikator Tambahan
1 ASI Eksklusif
Apakah ada bayi usia 0-6 Anak pertama sampai
√
bulan hanya mendapat ASI anak kedua
saja sejak lahir sampai 6 menggunakan susu asi
bulan
2 Konsumsi buah dan sayur
Apakah dalam 1 minggu
√
terakhir anggota keluarga Keluarga mengkonsumsi
mengkonsumsi buah dan buah dan sayur dalam 1
sayur? minggu terakhir
Jumlah 16 2
Klasifikasi :
SEHAT I : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 1-5 pertanyaan (merah)
SEHAT II : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 6-10 pertanyaan (Kuning)
SEHAT III : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 11-15 pertanyaan (Hijau)
SEHAT IV : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 16-18 pertanyaan (Biru)
Kesimpulan :
Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab ”Ya” ada 16 pertanyaan yang
berarti identifikasi keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya
masuk dalam klasifikasi SEHAT IV.
3.5 Resume Faktor Resiko Keluarga
Analisa Aspek Diagnosis Holistik
LINGK. FISIK
-
PELAYANAN KESEHATAN
Komunitas
-
3.9 Skoring Kemampuan Penyelesaian Masalah dalam Keluarga
No Masalah yang Rencana Sasaran Skor Upaya penyelesaian Resume hasil akhir Skor akhir
dihadapi Pembina Pembinaan awal perbaikan
an
1. Masalah Edukasi Pasien dan 3 - Edukasi tentang penyakit - Pasien 5
perilaku keluarga infeksi menular seksual memahami
kesehatan : gonore dan AIDS tentang penyakit
pengetahuan - Mulai dari definisi, faktor - infeksi menular
pasien dan faktor yang dapat gonore dan faktor
keluarga mempengaruhi sampai – faktor yang
tentang penatalaksanaan dapat
penyakitnya mempengaruhi
terjadinya
penyakit tersebut
Skor 2 : Keluarga mau melakukan tapi tidak mampu, tidak ada sumber (hanya keinginan); penyelesaian masalah dilakukan
sepenuhnya oleh provider.
Skor 3 : Keluarga mau melakukan namun perlu penggalian sumber yang belum dimanfaatkan, penyelesaian masalah dilakukan
sebagian besar oleh provider.
Skor 4 : Keluarga mau melakukan namun tak sepenuhnya, masih tergantung pada upaya provider.
Pada kasus ini, Tn. DA, uisa 19 tahun, datang dengan keluhan buang air kecil
disertai nanah dan nyeri sejak 1 minggu yang lalu. Dilakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik, dan didiagnosis dengan urethritis gonore. Kemudian diberikan
tatalaksana dan edukasi pada pasien tersebut.
4.1 Diagnosis
Pada anamnesa diketahui keluhan pasien yaitu terdapat buang air kecil
disertai nanah dan nyeri sejak 1 minggu yang lalu. Selain nyeri pasien juga
merasakan panas dan perih di lubang kemaluan saat buang air kecil. Pasien
mengatakan kemaluannya juga mengeluarkan cairan putih kekuningan kental
seperti nanah dan agak berbau. Setiap kali dibersihkan, cairan putih kental
muncul kembali. Frekuensi buang air kecil menjadi lebih sering dan setiap buang
air kecil sedikit dan tidak puas. Pasien juga mengatakan bahwa lubang
kemaluannya seperti membengkak dan memerah. Pasien mengatakan ada demam
1 hari. Pasien juga mengaku berhubungan seksual bergonta-ganti pasangan dan
berhubungan seksual dengan teman wanitanya terakhir 2 minggu yang lalu
sebelum keluhan muncul. Keluhan ini memberi gambaran kemungkinan pasien
menderita suatu infeksi urethritis gonore. Berdasarkan anamnesa, faktor-faktor
yang mendukung timbulnya urethritis gonore ini yaitu berupa rasa gatal, panas di
bagian distal uretra di sekitar orifisium uretra eksternum, kemudian disusul
disuria, polakisuria, keluar duh tubuh dari ujung uretra yang kadang-kadang
disertai darah, dan disertai perasaan nyeri pada waktu ereksi.
Pada pemeriksaan tampak orifisium uretra eksternum eritematosa, edematosa,
dan ektropion. Tampak duh tubuh mukopurulen dan dapat terjadi pembesaran
kelenjar getah bening inguinal unilateral dan bilateral.
Gejala Klinis
Diagnosis
1) Anamnesis
2) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan di daerah sekitar genital pria atau wanita
dengan bantuan lampu sorot yang dilakukan oleh tenaga kesehatan ahli.
Jenis pemeriksaan yang dilakukan pada wanita dan pria memiliki
perbedaan seperti:
Diagnosis Banding
Adapun diagnosis banding pada kasus ini adalah sebagai berikut
1. Trikomoniasis : pada wanita akan terlihat sekret vagina seropurulen
kekuning-kuningan ,kuning-hijau, berbusa, dapat disertai
uretritis.Untuk mendiagnosa trikomiasis dapat dipakai sediaan basah
dicampur dengan garam faal dan dapat dilihat pergerakan aktif.
2. Kandidosis vulvovaginitis sering menimbulkan gejala klinis gatal
dengan eksudat berupa gumpalan-gumpalan seperti kepala susu
berwarna putih kekuningan.Diagnosis tergantung dari identifikasi
dengan smear dan kultur.
3. Vaginosis Bakterial: duh tubuh vagina berwarna abu-abu, homogen
berbau, dan pada pemeriksaan ditemukan clue cells( yaitu sel epitel
vagina yang granular diliputi oleh kokobasil sehingga batas sel tidak
jelas).
4. Uretritis non spesifik pada pria menimbulkan gejala berupa disuria
ringan,perasaan tidak enak di uretra, sering kencing dan keluarnya duh
tubuh seropurulen.Dibandingkan dengan gonore,perjalanan penyakit
lebih lama.Sedangkan uretritis non spesifik pada wanita seperti gonore
umumnya tidak menunjukkan gejala.
4.2 Penatalaksanaan
Penatalaksana gonore menurut Kemenkes RI (2011)b dilakukan secara kombinasi
yaitu terhadap kuman gonokokus ( N.gonorrhoeae ) dan non gonokokus
(Chlamydia trachomatis) yang dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Lanjutan
Jenis Infeksi Pengobatan Alternatif
pengobatan
Gonore konjungtivitis
neonatorum
Pengobatan untuk bayi Seftriakson 50-100 mg/kgBB
IMa dosis tunggal atau
kanamisin 25 mg/kgBB
(maksimal 75 mg) IM
dosis tunggal
4.3 Komplikasi
Komplikasi gonore sangat erat hubungannya dengan susunan anatomi dan faal
genitalia. Komplikasi lokal pada pria bisa berupa tisonitis (radang kelenjar Tyson),
parauretritis, littritis (radang kelnjar Littre), dan cowperitis (radang kelenjar
Cowper). Namun, penyulit yang paling sering adalah epididimoorkitis. Selain itu,
infeksi dapat pula menjalar ke atas (asendens), sehingga terjadi prostatitis,
vesikulitis, funikulitis, epididimitis, yang dapat menimbulkan infertilitas. Infeksi
dari uretra pars posterior, dapat mengenai trigonum kandung kemih menimbulkan
trigonitis, yang memberi gejala poliuria, disuria terminal, dan hematuria.
Komplikasi diseminata pada pria dan wanita dapat berupa artritis, miokarditis,
endokarditis, perikarditis, meningitis, dan dermatitis. Kelainan yang timbul akibat
hubungan kelamin selain cara genito-genital, pada pria dan wanita dapat berupa
infeksi nongenital, yaitu orofaringitis, proktitis, dan konjungtivitis.
Sedangkan untuk uretritis non gonore, komplikasi yang timbul biasanya
berupa tisonitis, cowperitis, abses periuretra, striktur uretra, epididimitis, dan
mungkin prostatitis.
DAFTAR PUSTAKA
Habif, T.P. Viral Infection. In : Skin Disease Diagnosis and Treatment. 3rd ed.
Philadelphia : Elseiver Saunders. 2011 .p. 235 -239
Handoko RP, Djuanda A, Hamzah M. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.4.
Jakarta: FKUI; 2005.
Mandal BK, dkk. Lecture Notes :Penyakit Infeksi.6th ed. Jakarta : Erlangga
Medical Series. 2008 : 115 – 119
Siregar, RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2009.
Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ. In :
Fitzpatrick. Dermatology in General Medicine. 7 thed. New York : McGraw
Hill Company.2008.p. 1885-1898.
Kemenkes RI. (2011). Penatalaksaan Gonore di Indonesia.