Kondiloma
Akuminata
Disusun Oleh :
Bunga Octavia
Pembimbing :
Autonamnesis dilakukan pada tanggal 11 November 2019 di Poliklinik Lantai 2 RSUD Pasar Minggu pada Pukul 11.00 WIB.
Keluhan Utama:
Keluhan Tambahan:
Pasien datang ke poli kulit dan kelamin RSUD Pasar Minggu dengan keluhan terdapat benjolan di daerah kemaluannya sejak
4 bulan yang lalu. Awalnya benjolan yang muncul berukuran kecil, namun lama-kelamaan benjolan bertambah banyak dan ukurannya
membesar hingga seperti sekarang. Benjolan tersebut disertai rasa gatal dan perih terutama jika terkena air. Pasien mengaku sering
menggaruk benjolan tersebut hingga berdarah. Keluhan demam disangkal. 1 minggu sebelum pasien datang ke RS pasien berobat ke
puskesmas namun tidak diberi obat dan dirujuk ke RSUD Pasar Minggu. Suami pasien telah meninggal pada tahun 2012 namun pasien
tidak mengetahui penyakit suaminya. Menurut pasien, mendiang suami sering mengonsumsi alkohol dan narkoba, namun pasien tidak
tahu apakah mendiang suami pernah melakukan hubungan seksual selain dengan pasien
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat keluhan serupa : tidak ada
Riwayat penyakit kulit sebelumnya : tidak ada
Riwayat alergi : tidak ada
Riwayat asma : tidak ada
Riwayat diabetes, hipertensi, penyakit kronis lainnya : tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat keluhan serupa : tidak ada
Riwayat alergi : tidak ada
Riwayat asma : tidak ada
Riwayat diabetes, hipertensi, penyakit kronis lainnya : tidak ada
Riwayat Pengobatan:
Pasien sehari-hari bekerja sebagai buruh cuci. Pasien tinggal di rumah bersama kedua mertua dan anak
perempuannya yang berusia 10 tahun . Pasien mengaku keadaan rumah bersih dengan ventilasi yang
cukup dan sumber air berasal dari air tanah yang cukup bersih. Lingkungan sekitar rumah tidak ada
yang memiliki keluhan serupa.
Pasien mengaku tidak pernah berhubungan seksual dengan selain mendiang suaminya, pasien tidak
merokok, tidak mengkonsumsi alkohol maupun obat – obatan terlarang, serta makan terartur 3 kali
dalam sehari.
Pemeriksaan fisik
Status Generalis
Dilakukan pada tanggal 11 November 2019 pada jam 11.00 WIB
Keadaaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Vital Sign :
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36.8° C
BB, TB : 58 kg, 160 cm
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil
ulat isokor 3mm/3mm, reflex cahaya +/+
Telinga : Bentuk normal, sekret (-)
Hidung : Bentuk normal, Napas cuping hidung (-),
deviasi septum (-), sekret (-)
Mulut : Sianosis (-), Mukosa bibir lembab
Tenggorokan: faring hiperemis (-), Tonsil T1/T1
Leher : tidak terdapat pembesaran KGB
– Thorax
– Paru
– Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak terdapat jejas, pergerakan dada simetris (tidak ada gerakan nafas yang
tertinggal), retraksi (-)
– Palpasi : Gerakan dada simetris, vocal fremitus kanan sama dengan kiri
– Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
– Auskultasi : Suara dasar nafas vesikuler +normal/+normal, RBK -/- RBH -/- wheezing -/-
– Jantung
– Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis
– Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba
– Perkusi : Batas jantung kanan atas ICS II LPSD
– Batas jantung kanan bawah ICS IV LPSD Batas jantung kiri atas ICS II LPSS
– Batas jantung kiri bawah ICS IV LMCS
– Auskultasi : S1>S2 reguler, murmur (-) gallop (-)
a. Abdomen
− Inspeksi : Datar, tidak terdapat jejas
− Auskultasi : Bising usus (+) normal
− Perkusi : Timpani
− Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), massa (-),
organomegali(-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik
Status Dermatovenerologi
– Lokasi: Regio labia mayora bilateral
– Efloresensi: massa hiperpigmentasi,
permukaan tidak rata, multiple
diskret lentikular
Resume
– Pasien perempuan, 37 tahun dengan keluhan benjolan di daerah kemaluannya sejak 4 bulan yang lalu. Awalnya
benjolan yang muncul berukuran kecil, namun lama-kelamaan benjolan bertambah banyak dan ukurannya membesar
hingga seperti sekarang. Benjolan tersebut disertai rasa gatal dan perih terutama jika terkena air. Pasien mengaku
sering menggaruk benjolan tersebut hingga berdarah. Suami pasien telah meninggal pada tahun 2012 namun pasien
tidak mengetahui penyakit suaminya. Menurut pasien, mendiang suami sering mengonsumsi alkohol dan narkoba,
namun pasien tidak tahu apakah mendiang suami pernah melakukan hubungan seksual selain dengan pasien Pasien
mengaku tidak pernah memiliki keluhan seperti ini sebelumnya, riwayat alergi (-), asma(-), diabetes melitus(-),
hipertensi(-). Keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan serupa, riwayat alergi(-), asma(-), diabetes melitus(-),
hipertensi(-).Pasien mengaku tidak pernah berhubungan seksual dengan selain mendiang suaminya.Warga lingkungan
sekitar rumah tidak ada yang memiliki keluhan serupa. Pada Status Dermatovenerologi massa hiperpigmentasi,
permukaan tidak rata, multiple diskret lentikular.
Diagnosis Banding
1. Kondiloma akuminata
2. Veruka vulgaris
Diagnosis Kerja
– Kondiloma akuminata
Penatalaksanaan
Medikamentosa
- Loratadine 1x10 mg
Non Medikamentosa
– Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan cara pengobatannya.
– Menjelaskan bahwa kondiloma akuminata adalah penyakit menular seksual
– Menerangkan bahwa kemungkinan kambuh lagi ada
– Menerangkan kepada pasien bahwa pengobatan yang terbaik adalah pembedahan dengan bius
lokal
– Menerangkan bahwa pengobatan selain bedah dapat dilakukan tutul TCA 90% seminggu sekali.
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Definisi
– Virus HPV
– Lebih 120 jenis subtipe HPV telah dapat diidentifikasi. Tapi tidak semua tipe dapat
menyebabkan kondiloma akuminata. Sekitar 90 % kondiloma akuminata diyakini
berhubungan dengan tipe 6 dan tipe 11
– Virus HPV 6 dan 11 memiliki masa inkubasi 3 minggu sampai 8 bulan
– Penularan infeksi biasanya melalui hubungan seksual dengan orang yang telah
terinfeksi sebelumnya, penularan ke janin atau bayi dari ibu yang telah terinfeksi
sebelumnya dan risiko mengembangkan karsinoma sel skuamosa
Epidemiologi
Gejala
• Kebanyakan pasien hanya mengeluhkan adanya lesi, yang dinyatakan tanpa gejala. Jarang terdapat gejala seperti gatal,
perdarahan, atau dispaurenia
Tanda-Tanda Fisik
• Lesi sering ditemukan di daerah yang mengalami trauma selama hubungan seksual dan mungkin soliter
• Sering akan ada 5 sampai 15 lesi dari 1-5 mm diameter
• Kutil dapat menyatu menjadi plak yang lebih besar
• Pada pria yang tidak disunat, rongga prepusium (glans penis, sulkus koronal, frenulum) yang paling sering terkena, sementara
pria yang telah disunat biasanya terdapat di batang penis
• Kandiloma Akuminata pada pria dapat juga terjadi pada orificium uretra, pubis, skrotum, pangkal paha, perineum, daerah
perianal, dan anus.
• Pada perempuan, lesi dapat terjadi pada labia minora, labia mayora, pubis, klitoris, orificium uretra, perineum, daerah
perianal, anus, introitus, vagina, dan ectocervix
• Kondiloma Akuminata umumnya berupa lesi yang tidak berpigmen. Lesi berpigmen sebagian besar dapat terlihat pada labia
mayora, pubis, selangkang, perineum, dan daerah perianal
Diagnosis
– Veruka Vulgaris
Tatalaksana
– Topikal
• Podophyllin
• Bichloracetic Acid atau Trichloracetic Acid
• Kemoterapi
– Bedah Terapi
• Elektrokauter
• Terapi Laser
• Eksisi bedah
Pencegahan
– Pasien wanita harus diberitahu tentang skrining sitologi serviks sesuai dengan
pedoman lokal/nasional. Rekomendasi di Inggris adalah bahwa perempuan
dengan kondiloma akuminata harus diskrining sesuai dengan pedoman standar.
– Konseling tentang PMS (Penyakit Menular Seksual) dan pencegahan
penularannya.
– Analisis apakah kondom melindungi terhadap penularan HPV yang lebih
kompleks dengan hasil yang beragam. Namun data terbaru menunjukkan
bahwa penggunaan kondom laki-laki dapat melindungi perempuan terhadap
penularan HPV.
Komplikasi