Anda di halaman 1dari 21

CASE BASED DISCUSSION

ABORTUS INKOMPLIT

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah


Satu Syarat Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan
RSI Sultan Agung Semarang

Pembimbing :
dr. Inu Mulyantoro, Sp.OG (K)

Disusun oleh:
Nabila Annisa Fitri
30101607697

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KANDUNGAN DAN KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2021
STATUS ILMU KANDUNGAN DAN KEBIDANAN
SMF KANDUNGAN DAN KEBIDANAN
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2021

A. IDENTITAS
 Nama Pasien            : Ny. J
 Usia                        : 18 tahun
 Jenis kelamin            : Perempuan
 No. CM                    : 01-42-xx-xx
 Agama                      : Islam
 Pekerjaan                  : Ibu Rumah Tangga
 Alamat                         : Genuk
 Pendidikan terakhir : SMA
 Status penikahan      : Menikah
 Nama suami : Tn. B
 Tanggal Masuk         : 21 Desember 2020
 Ruang                       : Baitunnisa 2

B. ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 21
Desember 2020 pukul 10.00 WIB di Baitunnisa 2.
 Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan keluar darah dari jalan lahir.
 Riwayat Penyakit Sekarang
- Lokasi : Jalan lahir (Vagina)
- Onset : Sejak jam 19.00
- Kualitas : darah warna merah segar

2
- Kuantitas : darah yang keluar sedikit ± 5cc
- Kronologi : darah tiba tiba keluar saat duduk dirumah
- Faktor Modifikasi : (-)
- Pengobatan : belum berobat
- Keluhan Penyerta : mual, muntah, dan kencang-kencang
Pasien usia 18 tahun hamil 10 minggu, datang ke IGD RSI Sultan
Agung Semarang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir jam
01.30. Darah yang keluar sedikit ±5cc. Darah warna merah kecoklatan,
terdapat gumpalan darah. Sebelumnya pasien tidak mengalami trauma
atau jatuh, tidak minum jamu, tidak dipijat dan tidak melakukan
hubungan suami istri selama kehamilan.

 Riwayat Menstruasi
- HPHT : 10/10/2020
- Menarche : 12 tahun
- Siklus : 28 hari
- Lama : 5 hari
- Dismenorrhea : (-)
- Leukhorea : (-)

 Riwayat Pernikahan
Pasien menikah yang pertama kali dengan suami sekarang. Usia
pernikahan ± bulan. Pasien menikah di usia 18 tahun.
 Riwayat Obstetri
G1P0A0
- HPHT : 26/07/2020
- HPL : 03/05/2021
- UK : 10 minggu
Hamil ini usia 10 minggu
 Riwayat ANC
Pasien sudah 3x melakukan ANC di bidan, belum pernah diperiksa
di dokter spesialis kandungan dan belum melakukan USG.

3
 Riwayat KB
Pasien tidak pernah menggunakan kontrasepsi.
 Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat hipertensi : disangkal
- Riwayat diabetes melitus : disangkal
- Riwayat alergi : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat keluhan serupa : disangkal
 Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat keluhan serupa : disangkal
- Riwayat hipertensi : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat diabetes mellitus : disangkal
- Riwayat alergi : disangkal
 Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang wiraswasta. Suami pasien bekerja sebagai
pegawai swasta dan biaya kesehatan ditanggung BPJS.
 Riwayat Gizi
Pasien mengatakan tidak ada masalah pada nafsu makan selama
kehamilan. Makanan yang dikonsumsi mencakup 4 sehat 5 sempurna
berupa ikan, ayam, sayur, susu, dan lain-lain.

C. PEMERIKSAAN FISIK
 Status Present (21 Desember 2020)
Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis
TB : 150 cm
BB : 38 kg
Vital Sign

4
- Tekanan Darah : 120/87 mmHg
- Nadi : 93 x/menit
- RR : 20 x/menit
- Suhu : 36,20C
 Status Internus
- Kepala : Mesocephale
- Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
- Hidung : Discharge (-), septum deviasi (-), nafas cuping
hidung (-)
- Telinga : Discharge (-)
- Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-)
- Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)
- Kulit : Turgor baik, ptekiae (-)
- Mamae : Simetris, mamae membesar, hiperpigmentasi
areola mamae, papila mamae menonjol.
- Jantung
 Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : ictus cordis tidak teraba
 Perkusi : redup, batas batas jantung tidak dapat ditentukan
karena terhalang pembesaran pada mammae
 Auskultasi : suara tambahan (-)
- Paru
 Inspeksi : hemithorax dextra dan sinistra simetris
 Palpasi : stemfremitus dextra dan sinistra sama
 Perkusi : sonor seluruh lapang paru
 Auskultasi : suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
- Abdomen
 Inspeksi : Perut cembung, striae gravidarum (+), linea
nigra (+) bekas operasi (-)
 Auskultasi : Bising usus dalam batas normal

5
 Perkusi : timpani
 Palpasi : nyeri tekan ( + ), di daerah simfisis, skala nyeri 2
- Extremitas
Superior Inferior
Oedem -/- -/-
Varises -/- -/-
Refleks patologis -/- -/-
Reflek fisiologis +/+ +/+

A. STATUS GINEKOLOGI
 Genitalia Eksterna

Inspeksi: terdapat darah (+) pada jalan lahir, vulva oedem (-),
massa (-), perlukaan (-), eritema (-),

 Genitalia Interna (VT)


Dinding vagina licin, rugae (+), massa (-), porsio licin, kenyal,
nyeri goyang portio (-), uterus sebesar telur bebek konsistensi
kenyal, pembukaan OUE (+), penonjolan cavum douglas (-),
adnexa kanan dan kiri tidak teraba pembesaran, ppv (+).

 Inspekulo

Dinding vagina licin, massa (-), perdarahan merah kecoklatan,


gumpalan darah (+), porsio sebesar jari jempol tangan, OUE
terbuka, erosi (-), polip (-)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium Klinik (19 Desember 2020)

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN


HEMATOLOGY
Hemoglobin 12.5 11.7-15.5 g/dl
Hematokrit 37.1 33-45 %
Leukosit 10.01 3.6-11.0 ribu/uL
Trombosit 302 150-440 ribu/Ul

6
HITUNG JENIS LEUKOSIT
Eosinofil % 1.0 1-3 %
Basofil % 0.6 0-1 %
Neutrofil % 70.8 50-70 %
Limfosit % 20.2 25-40 %
Monosit % 7.1 2-8 %
IG % 0.3 %
INDEX ERITROSIT
MCV 84.5 80-100 fL
MCH 28.5 26-34 Pg
MCHC 33.7 32-36 g/dL
KIMIA KLINIK
CRP Kuantitatif 0.3 ≤3 Mg/L

2. USG
USG Kandungan (29 Desember 2020)
Uterus ukuran besar, tak tampak gambaran GS intrauterine, endometrial
line menebal dan heterogen curiga abortus incomplete.

E. RESUME
Pasien G1P0A0 usia 18 tahun hamil 10 minggu, datang ke IGD RSI
Sultan Agung Semarang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir
jam 01.30. Darah yang keluar sedikit ±5cc. Darah warna merah
kecoklatan, terdapat gumpalan darah. Sebelumnya pasien tidak
mengalami trauma atau jatuh, tidak minum jamu, tidak dipijat dan tidak
melakukan hubungan suami istri selama kehamilan.

Riwayat Obstetri
G1P0A0
- HPHT : 10/10/2020
- HPL : 17/09/2021
- UK : 10 minggu
- Status pasien : Keadaan umum lemah
Status Ginekologi
 Genitalia Eksterna

7
Inspeksi: terdapat darah (+) pada jalan lahir, vulva oedem (-),
massa (-), perlukaan (-), eritema (-),

 Genitalia Interna (VT)


Dinding vagina licin, rugae (+), massa (-), porsio licin, kenyal,
nyeri goyang portio (-), uterus sebesar telur bebek konsistensi
kenyal, pembukaan OUE (+), penonjolan cavum douglas (-),
adnexa kanan dan kiri tidak teraba pembesaran, ppv (+).

 Inspekulo

Dinding vagina licin, massa (-), perdarahan merah kecoklatan,


gumpalan darah (+), porsio sebesar jari jempol tangan, OUE
terbuka, erosi (-), polip (-)

F. DIAGNOSA
Diagnosa Masuk : Wanita 18 tahun G1P0A0 hamil 10 minggu dengan
Abortus Inkomplit.

G. TATALAKSANA

 Rawat inap
 Pengawasan: KU, TTV
 Terapi:
a. Kuretase
b. Cefixime 2 x 200 mg PO
c. Methergin 3x1 PO
d. As.mefenamat 3x500 mg PO

H. EDUKASI
- Memberitahu kepada pasien untuk rawat inap

- Memberitahu kondisi ibu dan janin pada keluarga

- Memberitahu tujuan terapi serta kemungkinan terjadinya komplikasi

- Memberi tahu untuk kontrol satu minggu setelah keluar dari RS

8
Pasien pertama kali kontrol (21 Desember 2020) IGD
S O A P
- Pasien TD : 120/80 G1P0A0 Planning Tx:
mmHg - Non Farmako:
mengatakan hamil ± 10
 Infus RL 20 tpm
keluar darah Nadi : 80x/menit minggu  Asam traneksamat
jam 19.00 dengan Ab. 500 mg
Suhu : 36,0 C  Cygest 400 mg
Imminens supposutoria
RR : 20x/menit
- Monitoring TTV & KU

PPV : Darah
merah
kecoklatan
(prongkolan) ± 5
cc
Follow up pasien rawat inap (22 Desember 2020) Baitunnisa 2
S O A P
- Pasien TD : 110/70 Kuretase Planning Tx:
mmHg - Non Farmako:
mengatakan
• Pro kuretase
masih Nadi : • Infus RL 20 tpm
86x/menit • Cefixime 2 x 1
keluar darah
• Methergin 3x1
merah Suhu : 36,4 C • As.mefenamat 3x1
sedikit
RR : 20x/menit - Monitoring TTV & KU

Follow up pasien rawat inap (23 Desember 2020)


S O A P
- Pasien TD : 127/80 Post kuretase Non Farmako:
mmHg • Pengawasan

9
mengatakan pasien post
Nadi kuretase
masih keluar
89x/menit • Infus RL 20 tpm
darah merah • Cefadroxyl 2 x 1
Suhu : 36,5 C • Metil ergometrin
sedikit
3x1
RR : 20x/menit • Ferosfat 1 x 1
• As. mefenamat 3
x1
- Monitoring TTV & KU

- Boleh pulang

10
BAB I

PENDAHULUAN
1. Definisi
Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan. Batasan yang digunakan adalah kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Abortus
dapat dibagi menjadi abortus spontan dan abortus provokatus. Abortus
spontan merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan atau terjadi
secara spontan.
Menurut Arthur T. Evans dalam bukunya manual of obstetrics,
definisi aborsi adalah pengakhiran kehamilan dengan pengeluaran janin
immature atau nonviable fetus dan usia janin kurang dari 20 minggu
dihitung dari hari pertama haid terakhir ( HPHT ) atau berat badan janin
kurang dari 500 g.

2. Epidemiologi
Insiden aborsi dipengarui oleh umur ibu dan riwayat obstetriknya
seperti kelahiran normal sebelumnya, riwayat abortus spontan, dan
kelahiran dengan anak memiliki kelainan genetik. Frekuensi abortus
diperkirakan sekitar 10-15 % dari semua kehamilan. Namun, frekuensi
angka kejadian sebenarnya dapat lebih tinggi lagi karena banyak kejadian
yang tidak dilaporkan, kecuali apabila terjadi komplikasi; juga karena
abortus spontan hanya disertai gejala ringan, sehingga tidak memerlukan
pertolongan medis dan kejadian ini hanya dianggap sebagai haid yang
terlambat. Delapan puluh persen kejadian abortus terjadi pada usia
kehamilan sebelum 12 minggu. Hal ini banyak disebabkan karena
kelainan pada kromosom.
Dari 1.000 kejadian abortus spontan, setengahnya merupakan
blighted ovum dan 50-60 % dikarenakan abnormalitas kromosom.
Disamping kelainan kromosom, abortus spontan juga disebabkan oleh

11
penggunaan obat dan faktor lingkungan, seperti konsumsi kafein selama
kehamilan.

3. Etiologi
Abortus spontan meiliki banyak etiologi yang satu dan lainnya
saling terkait. Abnormalitas dari kromosom adalah etiologi yang paling
sering menyebabkan abortus, 50% angka kejadian abortus pada trimester
pertama, lalu insiden menurun pada trimester kedua sekitar 20-30 %, dan
5-10 % pada trimester ketiga. Penyebab yang lain dari aborsi dengan
persentasi yang kecil adalah infeksi, kelainan anatomi, factor endokrin,
factor immunologi, dan penyakit sistemik pada ibu. Dan ada banyak pula
penyebab yang belum diketahui hingga sampai saat ini

a. Abnormalitas kromosom
Kelainan kromosom yang tersering menyebabkan kelainan
kromosom seperti aneuploidy ( kelainan jumlah kromosom ) pada
Turner’s syndrome, Monosomy X, trisomi 16, dan triploidy yang
menyebabkan sekitar 20 % dari seluruh abortus. Konsepsi
poliploid menghasilkan yolk sacs yang kosong atau blighted ovum
dengan perubahan ke arah mola hidatidiosa.

b. Maternal infection
Infeksi pada ibu dapat mengakibatkan kematian janin atau abortus.
Organisme yang sering ditemukan pada abortus spontan adalah
Treponema Pallidum, Chlamydia Trachomatis, Nisseria
Gonorrhoeae, Streptococcus agalactiae, herpes simplex virus,
Cytomegalovirus, dan Listeria monocytogenes. Walaupun
organisme tersebut sering ditemukan pada wanita hamil yang
mengalami abortus, patofisiologi dari infeksi tersebut hingga
menyebabkan abortus belum dapat diketahui sampai saat ini.

12
c. Penyakit lain
Gangguaan pada system endokrin seperti hyperthyroid dan
diabetes mellitus yang tidak terkontrol; penyakit cardiovascular
seperti hipertensi; dan penyakit jaringan ikat seperti sistemik lupus
erithematosus, mungkin berhubungan dengan kejadian abortus.

d. Defek pada uterus


Kelainan congenital pada uterus wanita hamil seperti unicornuate,
bicornuate, atau uterus yang bersepta dapat mengurangi ruang dari
uterus sehingga menyebabkan abortus. Selain itu adanya mioma
uteri baik yang submukosa maupun intramural juga berhubungan
kejadian abortus.
Skar yang terjadi pada uterus akibat adanya tindakan bedah seperti
dilatasi dan kuretasi, myomectomi, dapat menyebabkan inkompeten
pada rahim dan serviks sehingga dapat menyebabkan abortus
spontan.

e. Immunologic Disorders
Golongan darah ABO, Rh, Kell, atau lainnya mempunyai antigens
yang memiliki hubungan dengan abortus spontan. Pada kejadian
abortus yang disebabkan factor immunologic dapat ditemukan
Human Leukocyte Antigens (HLA) ibu pada janin.

f. Malnutrition
Malnutrisi berat dapat berhubungan dengan abortus spontan

g. Toxic Factors

Radiasi, obat-obatan anti-kanker, gas anastesi, alcohol, nikotin,


adalah zat-zat embryotoxic. Sehingga jika dipakai pada wanita

13
hamil dapat mengakibatkan kelainan pada janin bahkan dapat
menimbulkan abortus spontan.

h. Trauma
Trauma di bagian abdomen atau pelvis dapat mengakibatkan abortus
seperti terkena tembakan senjata api dan cidera fisik.

4. Mekanisme Abortus

Mekanisme awal terjadinya abortus adalah lepasnya sebagian atau


seluruh bagian embrio akibat adanya perdarahan minimal pada desidua.
Kegagalan fungsi plasenta yang terjadi akibat perdarahan subdesidua
tersebut menyebabkan terjadinya kontraksi uterus dan mengawali adanya
proses abortus.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu :
Embrio rusak atau cacat yang masih terbungkus dengan sebagian desidua
dan villi chorialis cenderung dikeluarkan, meskipun sebagian dari hasil
konsepsi masih tertahan dalam cavum uteri atau di canalis servikalis.
Perdarahan pervaginam terjadi saat proses pengeluaran hasil konsepsi.

Pada kehamilan 8-14 minggu :


Mekanisme di atas juga terjadi dan diawali dengan pecahnya selaput
ketuban telebih dahulu dan di`ikuti dengan pengeluaran janin yang cacat
namun plasenta masih tertinggal dalam cavum uteri. Jenis ini sering
menimbulkan perdarahan pervaginam banyak.

Pada kehamilan minggu ke 14-22 :


Janin biasanya sudah dikeluarkan dan diikuti dengan keluarnya plasenta
beberapa saat kemudian. Kadang-kadang plasenta masih tertinggal dalam
uterus sehingga menimbulkan gangguan kontraksi uterus dan terjadi

14
perdarahan pervaginam banyak. Perdarahan pervaginam umumnya lebih
sedikit namun rasa sakit lebih menonjol.

5. Klasifikasi
a. Abortus Spontan
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului
faktor-faktor mekanis ataupun medialis, semata-mata disebabkan oleh
faktor-faktor alamiah. Biasanya disebabkan karena kurang baiknya
kualitas sel telur dan sel sperma.

- Abortus imminens (threaned abortion)


Pengertian abortus imminens adalah perdarahan yang
berasal dari intra uterine sebelum usia kehamilan kurang dari 20
minggu dengan atau tanpa kontraksi, tanpa dilatasi cerviks, dan
tanpa ekspulsi hasil konsepsi. Ostium uteri masih tertutup, besar
uterus sesuai dengan umur kehamilan dan tes kehamilan urin masih
positif. Untuk menentukan prognosis abortus imminens dapat
dilakukan dengan melihat kadar hormone hCG pada urin dengan
cara melakukan tes urin kehamilan menggunakan urin tanpa
pengenceran dan pengenceran 1/10. Bila hasil tes urin keduanya
masih positif prognosisnya adalah baik, bila hasil pngenceran urin
1/10 negatif prognosisnya adalah dubia ad malam. Pengelolaan
pada abortus imminens ini pasien diminta untuk melakukan tirah
baring sampai perdarahan berhenti. Bisa diberi spasmolitik agar
uterus tidak berkontraksi atau diberi tambahan hormonal
progesterone atau drivatnya untuk mencegah terjadinya abortus.
Pasien boleh dipulangkan setelah tidak terjadi perdarahan dengan
pesan khusus tidak boleh berhubungan seksual dulu sampai kurang
lebih 2 minggu.

15
- Abortus insipiens (inivitable)
Merupakan suatu abortus yang sedang berlangsung,
ditandai dengan perdarahan pervaginam <20 minggu dengan
adanya pembukaan serviks, namun tanpa pengeluaran hasil
konsepsi. Pada keadaan ini didapatkan juga nyeri perut bagian
bawah atau nyeri kolik uterus yang hebat.
Pemeriksaan vagina pada kelainan ini memperlihatkan
dilatasi ostium serviks dengan bagian kantong konsepsi menonjol.
Hasil pemeriksaan USG mungkin didapatkan jantung janin masih
berdenyut, kantong gestasi kosong (5-6,5 minggu), uterus kosong
(3-5 minggu) atau perdarahan subkhorionik banyak di bagian
bawah. Kehamilan biasanya tidak dapat dipertahankan lagi dan
pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum
atau dengan cunam ovum disusul dengan kerokan.

- Abortus komplit
Adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat badan kurang dari 500 gram dan
masih terdapat hasil konsepsi yang tertinggal di dalam uterus.

- Abortus inkomplet
Adalah pengeluaran hasil konsepsi. Pada penderita
ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan
uterus sudah banyak mengecil. Selain ini, tidak ada lagi gejala
kehamilan dan uji kehamilan menjadi negatif. Pada pemeriksaan
USG didapatkan uterus yang kosong.
b. Abortus Provokatus

Abortus provokatus adalah pengakhiran kehamilan sebelum 20


minggu akibat tindakan baik menggunakan alat maupun obat-obatan.

16
Jenis abortus provokatus dibagi berdasarkan alasan melakukan abortus
adalah :
- Abortus terapeutik adalah abortus provokatus yang
dilakukan atas indikasi medis
- Abortus kriminalis adalah abortus provokatus yang
dilakukan bukan karena indikasi medis tetapi perbuatan
yang tidak legal atau melanggar hukum

Gambar 1. Macam –macam abortus spontan

17
6. Diagnosis dan Tatalaksana

Perdarahan Serviks Uterus Gejala/ Diagnosis Tindakan


Tanda
Bercak Tertutup Sesuai Kram perut Abortus Observasi
ringan dengan bawah Imminens perdarahan,
hingga usia uterus lunak istirahat,
Sedang gestasi hindarkan
coitus
Sedikit Limbung / Kehamilan Laparotomi
membesar pingsan ektopik dan parsial
dari Nyeri perut yang salpingekto
normal bawah terganggu mi atau
Nyeri salpingesto
goyang mi
porsio
Masa
adneksa
Cairan
bebas intra
abdomen
Tertutup/ Lebih kecil Sedikit/ Abortus Tidak perlu
terbuka dari usia tanpa nyeri komplit terapi
gestasi perut bawah spesifik
Riwayat kecuali
ekspulsi perdarahan
hasil berlanjut
konsepsi atau terjadi
infeksi
Sedang Terbuka Sesuai usia Kram atau Abortus Evakuasi
hingga kehamilan nyeri perut insipiens
massif/ bawah

18
banyak belum
terjadi
ekspulsi
hasil
konsepsi
Kram atau Abortus evakuasi
nyeri perut inkomplit
bawah
ekspulsi
sebagian
hasil
konsepsi
Terbuka Lunak dan Mual/ Abortus Evakuasi
lebih besar muntah mola tatalaksana
dari usia Kram perut mola
gestasi bawah
Sindroma
mirip
preeklamsia
Tak ada
jenin keluar
jaringan
seperti
anggur

7. Prognosis

19
Prognosis buruk bila dijumpai pada pemeriksaan USG adanya :
- Kantong kehamilan yang besar dengan dinding tidak beraturan dan
tidak adanya kutub janin
- Perdarahan retrochorionic yang luas (>25 % ukuran kantung
kehamilan)
- DJJ yang perlahan ( < 85 dpm )

20
Daftar Pustaka
1. Prawirohardjo, Sarwono. Kelainan dalam lamanya
kehamilan. Ilmu Kebidanan. Jakarta.2007.
2. Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF. Abortion. In
Williams Obstetrics 20th Ed.  Appleton Lange, 1997, p 579.
3. DeCherney, Alan H. Spontaneous Abortion. In current
Diagnosis and Treatment in Obstetrics and gynecology. McGraw-Hill
Companies, 2003.
4. Evans, Artur T. Pregnancy Loss and Spontaneous
Abortion. In Manual of Obstetrics 7th Ed . Lippincott Williams & Wilkins,
2007.

21

Anda mungkin juga menyukai