Anda di halaman 1dari 51

TUTORIAL KLINIK

Ikterus Neonatorum pada Neonatus Laki-laki Usia 10


hari, Berat Badan Lahir Cukup, Cukup Bulan, Sesuai
Masa Kehamilan, Gizi Baik
Pembimbing: dr. Astri Tantri Sp.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2021
1
2

Anggota Kelompok :

Afifah Husnun F
Alifia Ramadhani
Anas Yahya A
Cantika Dewi
FadhillahArdiana A
Frisca Erika
Jemmy Haryadi S
Muhammad Rasyid
Nanda Kurnia R
Rahel Permata S
Reinaldo Bobby Y
3

STATUS PASIEN
4

Identitas
Nama Pasien : By. Ny. K
Tanggal Lahir : 26 Februari 2021
Berat Badan Lahir : 3160 gram
Panjang Badan : 47 cm
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Suryodingratan, Matrijeron
Tanggal Masuk : 8 Maret 2021
Tanggal Pemeriksaan : 8 Maret 2021
No RM : 074xxx
5

Keluhan Utama
Bayi tampak kuning
6

Riwayat Penyakit Sekarang


• Pasien dibawa orang tuanya ke IGD RS UNS dikeluhkan tampak kuning pada hari ke-
5 setelah lahir. Pasien tampak kuning sejak hari ke-4 setelah lahir
• Bayi tampak kuning pada bagian kepala, leher, dada, perut, punggung hingga lutut
dan masih tampak kuning sampai dibawa ke RS UNS pada 8 Maret 2021
• Saat lahir, anak membuka mata, menangis kuat dan gerak aktif. Tidak didapatkan
demam maupun muntah
• Bayi langsung diberi ASI ketika lahir dan sampai saat ini menyusui ASI ekslusif tiap 2
jam
7

Riwayat Penyakit Sekarang


• Golongan darah Ibu pasien O Rh+, Ayah pasien B Rh+, dan pasien O Rh+
• BAB dempul disangkal dan BAK dalam batas normal
• Pasien merupakan anak kedua, kakak pasien juga sempat mengalami keluhan serupa,
namun kuning dapat membaik dengan sendirinya tanpa terapi.
8

Riwayat Penyakit Dahulu


Keluhan Serupa : Disangkal
Rawat Inap : Disangkal
Alergi obat/makanan : Disangkal
Asma : Disangkal
9

Riwayat Penyakit Keluarga


Keluhan Serupa : (+) kakak pasien (kuning membaik tanpa
terapi)
Penyakit Jantung : Disangkal
Asma : Disangkal
Alergi : Disangkal
10

Riwayat Sosial Ekonomi


Ayah pasien bekerja sebagai pedagang. Ibu pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Pasien berobat menggunakan fasilitas BPJS kesehatan. Pasien tinggal bersama dengan
ayah dan ibunya. Kesan riwayat sosio-ekonomi baik.
11

Riwayat Kehamilan dan Persalinan


 Status Ibu P2A0

 Ibu rutin kontrol selama masa kehamilan di bidan dan menerima vitamin.

 Tidak memiliki riwayat penyakit saat kehamilan

 Pasien lahir secara spontan, cukup bulan 39 minggu dan berat lahir 3110 gram,
panjang badan 47 cm, langsung menangis kuat, tidak biru, gerak aktif dan tidak
kuning.
12

Riwayat Imunisasi
 0 bulan : Hep B 0

Kesan imunisasi lengkap sesuai dengan jadwal Kemenkes 2017


13

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


 Pasien lahir dengan berat badan 3110 gram dengan Panjang badan 47 cm, saat
ini berat badan pasien 3225 gram dengan Panjang badan 47 cm.

 Pasien dirawat di ruang pemulihan HCU neonatus RS UNS karena tampak


menguning pada bagian kepala, leher, dada, perut, punggung hingga lutut.
14

Riwayat Nutrisi
 Pasien mendapatkan ASI eklusif yang diperas setiap 2 jam sekitar 20-30 ml.
Kesan kualitas dan kuantitas nutrisi cukup
Status 15
Gizi

PB/U =
- 2 SD < z score < 0 SD
Kesan : normoheight
16

BB/U =
-2 SD < z score < 0 SD
Kesan : normoweight
17

BB/PB =
z score = +1 SD
Kesan : gizi baik
18

Status gizi secara antropoetri berdasarkan chart WHO

 PB/U : - 2 SD < z score ≤ 0 SD

Kesan : normoheight
 BB/U : - 2 SD < z score < 0 SD

Kesan : normoweight
 BB/PB : +1 SD

Kesan : gizi baik


19
Pohon Keluarga

Tn. G Ny. K

By.Ny. K (10 Hari)

Laki-laki Perempuan Pasien


20

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Menangis kuat, aktif

GCS : E4V5M6

Tanda Vital

Frekuensi Nadi : 149 x/menit

Frekuensi Napas : 43 x/menit

Suhu : 37 °C

SpO2 : 99%
Kulit
Warna sawo matang, petechie (-),
ikterik (+), Kepala
Mesocephal, ubun-ubun datar

Mata
Telinga
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
darah (-/-), sekret (-/-)
(+/+), fiksasi cahaya (+/+)

Hidung
Mulut
Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-),
Mukosa basah (+), sianosis (-)
darah (-/-), sekret (-/-)

Leher
Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Pulmo

Inspeksi : Pengembangan dinding Jantung


dada kanan dan kiri simetris, retraksi
Inspeksi: iktus kordis tidak tampak
dinding dada (-), jejas (-)
Palpasi : iktus kordis tidak kuat
Palpasi : Fremitus teraba kanan dan
angkat
kiri sama
Perkusi : Batas jantung kesan
Perkusi : Sonor//sonor
normal
Auskultasi : Suara dasar vesikuler
Auskultasi : Terdengar bunyi
(+/+), RBK (-/-), RBH (-/-)
jantung I dan II reguler, intensitas
normal, bising (-)
Abdomen
Inspeksi: dinding perut sejajar
dinding dada, ikterik (+),
Auskultasi: bising usus (+) normal Ekstremitas
Perkusi : timpani, pekak alih (-)
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak - - - -
- - - -
teraba melebar
Edema Akral hangat

Ateri dorsalis pedis teraba kuat


CRT <2 detik
24

Pemeriksaan Penunjang (8/3/2021 RS UNS)

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL


HEMATOLOGI
Golongan Darah O/Rh+

KIMIA KLINIK
Fungsi Hati
Bilirubin Total 15.26 (H) mg/dL 0.3 ~ 1.2
Bilirubin Direk 0.42 (H) mg/dL
Bilirubin Indirek 14.85 (H) mg/dL 0 ~ 0.75
25

Diagnosis

1. Ikterus neonatorum ec breastmilk jaundice

2. Neonatus laki-laki usia 10 hari BBLC CB SMK lahir spontan

3. Gizi baik
26

Planning

1. MRS HCU Neonatus

2. Fototerapi 2x24 jam

3. Observasi KUVS
27

TERIMAKASIH
28

Tinjauan Pustaka
Definisi
Ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh
pewarnaan ikterus pada kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin tak
terkonjugasi yang berlebih.
Hiperbilirubinemia
Terjadinya
peningkatan kadar
plasma bilirubin lebih
dari kadar yang
diharapkan
berdasarkan umur
bayi.

Kadar normal
maksimal adalah 12-
13 mg% (205-220
µmol/L).1
Etiologi
 Hiperbilirubinemia fisiologis

 Inkompatibilitas golongan darah ABO

 Breast Milk Jaundice

 Inkompatibilitas golongan darah rhesus

 Infeksi

 Hematoma sefal, hematoma subdural, excessive bruising

 Infant of Diabetic Mother

 Polisitemia / hiperviskositas

 Prematuritas / BBLR

 Asfiksia (hipoksia, anoksia), dehidrasi – asidosis, hipoglikemia


Ikterus Prahepatik
(Pembentukan bilirubin,
Transpor plasma )

Ikterus Hepatik (Konjugasi


bilirubin)

Ikterus Posthepatik
(Ekskresi bilirubin)
Klasifikasi

Ikterus fisiologis Ikterus patologis


1. Timbul pada hari ke-2 dan 3 1. Timbul pada 24 jam pertama kehidupan

2. Kadar bilirubik indirek setelah 2x24jam < 12mg/dL 2. Kadar bilirubin indirek >12 mg/dL pada neonates
pada neonates cukup bulan dan 10mg/dL pada cukup bulan dan 10 mg/dL pada kurang bulan
kurang bulan
3. Kecepatan peningkatan bilirubin >5mg/dL per hari
3. Kecepatan peningkatan bilirubin <5mg/dL per hari
4. Kadar bilirubin direk >1mg/dL
4. Kadar bilirubin direk <1mg/dL
5. Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama
5. Ikterus menghilang pada 10 hari pertama
6. Ada hubungan dengan proses hemolitik, infeksi
6. Tidak ada hubungan dengan keadaan patologis atau keadaan patologis lain
tertentu
Tanda & Gejala
 Perubahan warna kuning pada kulit bayi baru lahir
Ikterus Fisiologis
 Malas minum
Ikterus Patologis
 BAK yang lebih dari 6 kali

 Demam
 Berat badan yang tidak bertambah
 Kadar billirubin dalam darah meningkat dalam waktu
bayi berusia >14 hari
Anamnesis
Waktu terjadinya onset ikterus.

Riwayat kehamilan dengan komplikasi

Usia gestasi

Riwayat persalinan dengan tindakan atau komplikasi

Riwayat ikterus, kernikterus, kematian, defisiensi G6PD, terapi sinar, atau

transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Inkompatibilitas darah (golongan darah ibu dan janin)


Anamnesis
 Riwayat keluarga yang menderita anemia, pembesaran hepar dan limpa.

 Munculnya gejala-gejala abnormalitas seperti apnu, kesulitan menyusu, intoleransi

susu, dan ketidakstabilan temperatur.

 Bayi menunjukkan keadaan lesu, dan nafsu makan yang jelek

 Gejala-gejala kernikterus
Pemeriksaan fisik
 Kondisi umum, penentuan usia gestasi neonatus, berat badan, tanda-tanda sepsis,
status hidrasi.

 Tanda-tanda kernikterus : letargi, hipotonia, kejang, opistotonus, high pitch cry.

 Pucat, plethora, sefalhematom, perdarahan subaponeurotik.

 Tanda-tanda infeksi intrauterin, peteki dan splenomegali.

 Progresi ikterus sefalo-kaudal pada ikterus berat.


Peeriksaan penunjang
 Golongan darah dan Coombs test

 Darah lengkap dan hapusan darah tepi

 Hitung retikulosit, skrining G6PD

 Bilirubin total, direk, dan indirek.


Derajat Ikterus

• Kramer I pada Daerah kepala (Bilirubin total ± 5 – 7 mg)

• Kramer II pada Daerah dada – pusat (Bilirubin total ± 7 – 10 mg%)

• Kramer III pada Perut dibawah pusat - lutut (Bilirubin total ± 10 – 13 mg)

• Kramer IV pada Lengan sampai pergelangan tangan, tungkai bawah sampai


pergelangan kaki (Bilirubin total ± 13 – 17 mg%)

• Kramer V pada hingga telapak tangan dan telapak kaki (Bilirubin total >17
mg%)
MANAGEMENT
TATALAKSANA
FOTOTER
API
 Tindakan ini dapat menurunkan
bilirubin dalam kulit.

 Diberikan pada kadar bilirubin


indirek 4-5 mg/dl.

 Sakit (BB <1000 gr) dan


konsentrasi bilirubin 5 mg/dl.

 Profilaksis 24 jam pertama pada


bayi berisiko tinggi dan BBLR.
IVIG
Intravena Immunoglobulin

Pemberian IVIG digunakan pada kasus


yang berhubungan dengan faktor imunologik.
Pada hiperbilirubinemia yang disebabkan oleh
inkompatibilitas golongan darah ibu dan bayi,
pemberian IVIG dapat menurunkan
kemungkinan dilakukannya transfusi tukar.
TRANSFUSI
TUKAR

 Mengatasi anemia akibat eritrosit yang rentan


terhadap antibodi eritrosit maternal
 Menghilangkan eritrosit yang tersensitisasi
 Mengeluarkan bilirubin serum
 Meningkatkan albumin yang masih bebas bilirubin
dan meningkatkan keterikatannya dangan bilirubin.
PENGHENTIAN
ASI
Pada hiperbilirubinemia akibat
pemberian ASI, penghentian ASI
selama 24-48 jam akan menurunkan
bilirubin serum. Mengenai
penghentian pemberian ASI
(walaupun hanya sementara) masih
terdapat perbedaan pendapat.
MEDIKAMENTOSA

Phenobarbital  merangsang hati untuk menghasilkan enzim yang meningkatkan


konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya. Obat ini efektif diberikan pada ibu hamil
selama beberapa hari sampai beberapa minggu sebelum melahirkan. Penggunaan
phenobarbital post natal masih menjadi pertentangan oleh karena efek sampingnya
(letargi).

Coloistrin  mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya melalui urin sehingga


dapat menurunkan kerja siklus enterohepatika.
PROGNOSIS
Hiperbilirubinemia baru akan berpengaruh buruk apabila bilirubin indirek telah
melalui sawar darah otak. Pada keadaan ini penderita mungkin menderita kern
icterus atau ensefalopati biliaris.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai