Oleh:
Jemmy Haryadi Sima — G991903025
Steven Irving — G991903056
Pembimbing:
dr. Maria Galuh Kamenyangan Sari, Sp.A, M.Kes
01 STATUS
PASIEN
1
Identitas Pasien
Nama : An. APP
Umur : 1 tahun 4 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Windan, Gumpang, Kartasura
No RM : 073***
Suku : Jawa
Status : Belum Menikah
Tanggal Masuk : 14 Februari 2021
2
Anamnesis
Keluhan utama: Kejang
Sejak sakit, pasien masih mau makan sebanyak 3 kali sehari namun
dengan porsi yang sedikit-sedikit. Pasien terlihat rewel daripada biasanya dan sering
merasa kehausan. Di rumah, pasien masih bisa beraktivitas seperti biasa, masih mau
bermain dan berinteraksi dengan keluarga. Menurut ibu pasien, pasien semakin
jarang buang air kecil dan jumlah urinnya pun sedikit berkurang daripada biasanya.
3
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Serupa Diakui. Kejang 1 kali pada usia 7 bulan yang didahului dengan demam.
5
Riwayat Kehamilan & Persalinan
6
Riwayat Sosial Ekonomi
7
Pohon Keluarga
Imunisasi lengkap
0 bulan : HB0
1 bulan : BCG, Polio 1
2 bulan : DPT-HB 1 , Polio 2
4 bulan : DPT-HB 2 , Polio 3
6 bulan : DPT-HB 3 , Polio 4
9 bulan : Campak
7
Kebutuhan Kalori
Status gizi
Berat badan : 14 kg
Tinggi badan : 84 cm
8
Interpretasi:
Hidung Mata
Nafas cuping hidung (-/-), Mata cekung (+/+), konjungtiva pucat
deformitas (-), darah (-/-), (-/-), sklera ikterik (-/-), konjunctiva
sekret (-/-) hiperemis (-), refleks cahaya (+/+),
pupil isokor (3mm/3mm), oedem
Mulut palpebra (-/-), sekret (-/-)
Chvostek sign (-), bibir kering (-),
lidah kotor tepi hiperemis (-), tremor
bila lidah dijulurkan (-), sianosis (-),
lidah simetris, tonsil T1-T1, faring Leher
hiperemis (-), stomatitis (-), mukosa pembesaran kelenjar getah
pucat (-), gusi berdarah (-), gusi bening (-), nyeri tekan (-), benjolan
bengkak (-), papil lidah atrofi (-), (-), kaku kuduk (-)
mukosa mulut kering 9
Abdomen Pemeriksaan Fisik Jantung
Inspeksi : dinding perut sejajar Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
dinding dada, distended (-) Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
Auskultasi : bising usus (+), 15x per Perkusi : Batas jantung kesan tidak
menit melebar
Perkusi : timpani Auskultasi : terdengar bunyi jantung I
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan II reguler, intensitas normal, bising (-)
dan lien tidak teraba
Thorax
Ekstremitas Inspeksi
dinding
: Pengembangan
dada kanan dan kiri
simetris, retraksi dinding dada (-)
- - - - Palpasi : fremitus teraba kanan
dan kiri sama,
- - - - Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler
AD Oed normal, RBK (-/-)
ADP kuat angkat , CRT <2 detik RBH (-/-), wheezing (-/-)
10
Pemeriksaan
Hemoglobin
Hasil
10.5
Satuan
g/dl
Rujukan
11.5 – 13.5
Pemeriksaan
Eritrosit 4.54 Juta/ul 3.90 – 5.90 Penunjang
Leukosit 24.56 ribu/ul 5.5 – 17
Hematokrit 31.3 % 34 – 40
Hasil Pemeriksaan Lab
MCV 68.9 fL 79.0 – 99.0
MCH 23.1 pg 27.0 – 31.0
Darah Lengkap
MCHC 33.5 % 33.0 – 37.0 (14 Februari 2021)
Trombosit 408 Ribu/ul 150 – 450
RDW-CV 14.4 % 11.5 – 14.5
PDW 8.7 fL 9.0 – 13.0
MPV 8.9 fL 7.2 – 11.1
11
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan Pemeriksaan
Limfosit 9.6 % 60 – 66
Monosit 8.0 % 0–6 Penunjang
Neutrofil 82.3 % 29 – 72
0–2
Eosinofil 0.0 %
Hasil Pemeriksaan Lab
Basofil 0.1 % 0–1
Darah Lengkap
NLR 9.11
ALC 2190 /uL >1500
(14 Februari 2021)
HFLC 0.7 % 0 – 1.4
Anti SARS- Non Non Reaktif
CoV (IgG) Reaktif
Anti SARS- Non Non Reaktif
CoV (IgM) Reaktif
11
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Makroskopis Pemeriksaan
Penunjang
Warna Kuning muda Kuning muda -
kuning
Kejernihan Agak keruh Jernih
Kimia Urine
pH 6.0 4.8 – 7.8 Hasil Pemeriksaan Lab
Berat Jenis 1.010 1.005 – 1.03 Urin Lengkap
Protein urin Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
(14 Februari 2021)
Keton urin Negatif Negatif
Urobilinogen Normal Normal
Bilirubin urin Negatif Negatif
Darah Negatif Negatif
Leukosit ++ Negatif
11
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Mikroskopis Urin Pemeriksaan
0–2 /LPB 0–1
Penunjang
Eritrosit
Leukosit 10 – 15 /LPB 0 – 12
Sel Epitel
Squamous 0–2 /LPB Negatif
Transisional Negatif /LPB Negatif
Hasil Pemeriksaan Lab
Bulat Negatif /LPB Negatif Urin Lengkap
Silinder (14 Februari 2021)
Hyalin Negatif /LPK 0–3
Granuler Negatif /LPK Negatif
Leukosit Negatif /LPK Negatif
Eritrosit Negatif /LPK Negatif
Kristal Negatif Negatif
Bakteri 1+ Negatif
11
Pemeriksaan
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Makroskopis Penunjang
Warna Kuning Kuning kecoklatan
kecoklatan
Konsistensi Lembek Lunak Hasil Pemeriksaan Lab
Darah Negatif Negatif
Feses Lengkap
Lendir Positif Negatif
Lemak Negatif Negatif
(14 Februari 2021)
Pus Negatif Negatif
Makanan tidak Positif Negatif/sedikit
tercerna
Parasit Negatif Negatif
11
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Mikroskopis
Hasil Satuan Rujukan Penunjang
Epitel Negatif Negatif / sedikit
Leukosit 4–6 Negatif / sedikit Hasil Pemeriksaan Lab
Eritrosit 1–3 Negatif Feses Lengkap
Makanan tidak
tercerna
Positif Negatif / sedikit
(14 Februari 2021)
Kista Negatif Negatif
Telur cacing Negatif Negatif
Bakteri Positif Negatif
11
Pemeriksaan
Penunjang
Hasil Pemeriksaan
Radiologi Foto Thoraks AP
(14 Februari 2021)
Ekspertise:
Cor tidak membesar
Gambaran bronkopneumonia
Tak tampak limfadenopati hilus
kanan kiri 11
Assesment
16
Tatalaksana
17
Tatalaksana
17
02 FOLLOW UP
19
Follow Up DPH-1 (15 Februari 2021)
S O A P
Muntah 1x berisi KU: Compos mentis - Diare akut - Inf. Asering 50 cc/jam
makanan. HR: 84 x/menit dehidrasi ringan - Inj. Ceftriaxon 350 mg/12
BAB 4x sehari, RR: 24 x/menit, sedang jam
konsistensi cair dengan SpO2: 98% O2 ruang (terehidrasi) - Inj. Metronidazole 250
sedikit ampas. T: 36,7◦C - Riwayat kejang mg/8 jam
Demam dan kejang Kepala: Mesocephal, kaku kuduk (-) demam sederhana - Inj. MP 25 mg/ 8 jam
disangkal. Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera - ISK simpleks - Inj. Paracetamol 150 mg
ikterik (-/-), mata cekung (-/-) - Anemia mikrositik (k/p T>37.5)
Hidung: napas cuping hidung (-) hipokromik ec susp - Inj. Antrain 150 mg (k/p
Mulut: mukosa mulut basah ADB T>38.5)
Leher: Tidak ada pembesaran KGB - Gizi kurang - Lacto B 2x1 sach
Toraks: simetris, retraksi (-/-) - Zinc Drop 2x1 ml
Pulmo: SDV (+/+), wheezing (-/-),
RBH (-/-), RBK (-/-)
Abdomen: Supel, BU (+) 16x/menit,
Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba
Kulit: turgot kulit kembali cepat
Ekstremitas: Akral dingin (-), ADP
teraba kuat, CRT <2 detik 20
Follow Up DPH-2 (16 Februari 2021)
S O A P
BAB 1x konsistensi KU: Compos mentis - Diare akut - Cefixime syr 2x4 ml
lembek dengan ampas HR: 90 x/menit dehidrasi ringan - Lacto B 2x1 sach
yang lebih banyak. RR: 23 x/menit, sedang - Zinc drop 2x1 ml
SpO2: 99% O2 ruang (perbaikan) - Diazepam supp 10 mg
Muntah, demam, dan T: 36,6◦C - Riwayat kejang (k/p kejang)
kejang disangkal. Kepala: Mesocephal, kaku kuduk (-) demam sederhana - Diet rendah serat, susu
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera - ISK simpleks formula diencerkan
ikterik (-/-), mata cekung (-/-) - Anemia mikrositik
Hidung: napas cuping hidung (-) hipokromik ec susp
Mulut: mukosa mulut basah ADB
Leher: Tidak ada pembesaran KGB - Gizi kurang
Toraks: simetris, retraksi (-/-)
Pulmo: SDV (+/+), wheezing (-/-),
RBH (-/-), RBK (-/-)
Abdomen: Supel, BU (+) 16x/menit,
Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba
Kulit: turgot kulit kembali cepat
Ekstremitas: Akral dingin (-), ADP
teraba kuat, CRT <2 detik 20
03 TINJAUAN
PUSTAKA
22
KEJANG DEMAM
DEFINISI
17
KLASIFIKASI
Kejang Demam Sederhana Kejang Demam Kompleks
(80%) (20%)
• Durasi < 15 menit • Durasi > 15 menit (8%)
• Tipe kejang umum (tonik • Tipe fokal / parsial satu
dan atau klonik) sisi, atau kejang umum
• Tidak berulang dalam didahului kejang parsial
waktu 24 jam • Berulang atau lebih dari 1
kali dalam waktu 24 jam
(16%)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
• Untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam.
Pungsi lumbal
• Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan
meningitis.
• Indikasi :
• Tanda dan gejala rangsang meningeal
• Kecurigaan infeksi SSP berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
EEG (Elektroensefalografi)
• EEG tidak diperlukan untuk kejang demam, KECUALI bangkitan bersifat fokal
Kejang demam
Riwayat epilepsi pada
sederhana yang
orangtua atau saudara
berulang 4 episode atau
kandung
lebih dalam satu tahun.
TATALAKSANA SAAT KEJANG
TATALAKSANA SAAT KEJANG
Antipiretik
● Tidak ditemukan bukti bahwa penggunaan antipiretik mengurangi risiko
terjadinya kejang demam (level of evidence 1, derajat rekomendasi A).
Diare
Diare Akut Diare Kronis
Persisten
• < 14 hari • 14-29 hari • >= 30 hari
ETIOLOGI (INFEKTIF) → 90%
Bakteri
• Shigella sp, E.coli, Vibrio cholera, Yersinia enterolytica,
Campylobacter jejuni, Staph aureus, Streptococcus aureus,
Klebsiella, Pseudomonas, Aeromonas, Proteus, dsb.
Jamur • Candida
ANTIMIKROBA EDUKASI
KLASIFIKASI DEHIDRASI
Tatalaksana
Diare tanpa dehidrasi
Tatalaksana
Diare dehidrasi
ringan sedang
Tatalaksana
Diare dehidrasi
berat
Tatalaksana
Syok Hipovolemik
tanpa Gizi Buruk
Tatalaksana
Syok Hipovolemik
dengan Gizi Buruk
INFEKSI
SALURAN
KEMIH
DEFINISI dan TERMINOLOGI
Infeksi saluran • Bertumbuh dan berkembang biaknya kuman atau mikroba dalam saluran kemih dalam jumlah
bermakna.
kemih
• Bila urin diambil dengan cara mid stream, kateterisasi urin, dan urine collector, maka disebut
bermakan bila ditemukan kuman ≥ 105 CFU/ml (colony forming unit), sedangkan bila diambil
Bakteriuria dengan cara aspirasi supra pubik, disebutkan bermakna jika ditemukan kuman dalam jumlah
berapa pun.
Bakteriuria • Terdapatnya bakteri dalam saluran kemih tanpa menimbulkan manifestasi klinis.
asimtomatik
ISK simpleks •Infeksi pada saluran kemih yang normal tanpa kelainan struktural maupun
fungsional saluran kemih yang menyebabkan stasis urin.
• ISK yang disertai dengan kelainan anatomik dan atau fungsional saluran
kemih yang menyebabkan stasis ataupun aliran balik (refluks) urin.
ISK kompleks • Kelainan saluran kemih dapat berupa batu saluran kemih, obstruksi, anomali
saluran kemih, kista ginjal, bulibuli neurogenik, benda asing, dan sebagainya
EPIDEMIOLOGI
● ISK lebih banyak terjadi pada WANITA, kecuali pada
kelompok usia bayi (<1 tahun) dan usia tua (>50 tahun).
● Pada usia bayi, ISK lebih banyak ditemukan ada bayi
laki-laki karena lebih banyak mengalami kelainan
saluran kemih kongenital
● Pada usia >50 tahun, insiden ISK pada laki-laki dan
perempuan hampir sama, hal ini disebabkan oleh
mulai adanya obstruksi saluran kemih akibat hipertrofi
prostat
ETIOLOGI
Klebsiella Citobacter
Acinetobacter
Enterococcus
Morganella
Citrobacter Bakteri gram positif dan jamur
FAKTOR RISIKO
Penggunaan
instrument pada
Kebiasaan menahan
Higiene kurang saluran kemih
BAK
(diafragma, kondom,
spermisida, kateter)
Kelainan anatomis
Riwayat
genitalia : Fimosis,
penggunaan
hipospadia, Spina bifida
imunosupresan,
epispadia, sinekia
terapi hormon
vulva
GEJALA DAN TANDA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Urine (sampel diambil sebelum terapi antibiotik)
•Urinalisis : hematuria (>5/LPB), Piuria (leukosit >5/LPB pada anak, >10/LPB pada dewasa), serta
leukosit esterase dan nitrit positif
•Hitung koloni bakteri ≥ 105 pada urin pancar tengah
•Kultur urine → GOLD STANDARD
•Sensitivitas antibiotik
Darah lengkap
Fungsi ginjal