Anda di halaman 1dari 21

KASUS MEDIS

“SEORANG ANAK PEREMPUAN USIA 15 BULAN DENGAN

DIARE AKUT DEHIDRASI RINGAN SEDANG”

Disusun oleh :

dr. Rizka Aulia Tsani


Dokter Internsip RSI Sunan Kudus

Pendamping :

dr. Utari, M.M

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RUMAH SAKIT ISLAM SUNAN KUDUS
JAWA TENGAH
2021
Nama Peserta : dr. Rizka Aulia Tsani
Nama Wahana : Rumah Sakit Islam Sunan Kudus
Topik : Seorang anak usia 15 bulan dengan diare akut dehidrasi ringan sedang
Tanggal (kasus) : 4 Juni 2021 Presenter : dr. Rizka Aulia Tsani
Tanggal Presentasi : 10 Juni 2021 Pendamping : dr. Utari, M.M

Tempat Presentasi : Rumah Sakit Islam Sunan Kudus


Obyek presentasi :
Neonatus Bayi √ Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Tujuan: Menegakkan diagnosis dan melakukan manajemen terapi yang tepat pada anak
dengan “Diare Akut dengan Dehidrasi Ringan Sedang”
Bahan Bahasan: Tinjauan pustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas: Diskusi Presentasi E-mail Pos
dan diskusi
Data Pasien: Nama : An. PAA
Umur : 15 bulan
No.RM : 366466
Alamat : Rekesan Pringtulis RT 04 RW 04, Nalumsari, Jepara

Nama DPJP DPJP: dr. Ma’mun, Sp.A


ANAMNESIS
Alloanamnesis dengan ibu kandung pasien pada tanggal 4 Juni 2021 jam 22.40 di IGD
RSI Sunan Kudus.
Keluhan Utama : Diare
Riwayat Penyakit Sekarang :
± 1 hari SMRS ibu pasien mengeluhkan pasien mengalami diare cair, disertai
lendir (+), ampas sedikit (+), darah (-), warna kuning. Diare kurang lebih sebanyak ¼
gelas belimbing setiap kali BAB, dengan frekuensi >10x/hari, nyemprot dan berbau.
Pasien muntah 1x isi air sebanyak ¼ gelas belimbing. Keluhan disertai demam. Suhu
tidak diukur. Batuk (-), pilek (-). Makan sedikit. Minum masih mau sebanyak ±400 cc
susu formula dan ASI. BAK dalam batas normal. Anak tampak rewel. Oleh Ibu pasien
dibawa ke dokter keluarga kemudian disarankan ke rumah sakit untuk perawatan lebih
lanjut.
1 hari SMRS jam 19.00 MRS

Demam (+) Demam (+)


Riwayat Penyakit Dahulu :
• Riwayat sakit serupa sebelumnya disangkal
• Riwayat ganti susu formula disangkal
• Riwayat alergi obat dan makanan disangkal
• Riwayat opname disangkal
1. Riwayat Penyakit Keluarga :
• Riwayat keluarga dengan keluhan serupa disangkal
• Riwayat alergi obat dan makanan disangkal
2. Riwayat Sosial Ekonomi
Ayah pasien bekerja sebagai pegawai swasta dan ibu pasien sebagai ibu rumah
tangga. Penghasilan orangtua ± Rp3.500.000,-/bulan. Pasien merupakan anak tunggal.
Pasien tinggal satu rumah dengan ayah dan ibu pasien. Biaya pengobatan ditanggung oleh
JKN Non PBI. Kesan sosial ekonomi cukup.
5
6 Riwayat Perinatal:
• Riwayat Prenatal:
Ibu berusia 26 tahun pada saat hamil An. PAA. Ibu melakukan ANC rutin di
bidan sebanyak >4x. Keluhan selama hamil seperti riwayat demam tinggi disertai
kulit kemerahan/ruam disangkal, hipertensi (-), dan DM (-). Selama hamil, ibu
tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, tidak pernah minum jamu, dan obat di
luar resep dokter. Ibu rutin minum asam folat dan tablet penambah darah yang
diberikan oleh dokter.
• Riwayat Natal:
Lahir seorang bayi perempuan dari ibu berusia 26 tahun dengan status
paritas G1P0A0. Usia kehamilan 38 minggu, lahir secara pervaginam ditolong oleh
dokter kandungan di RSIA Permata Hati. Bayi lahir langsung menangis, biru (-),
kuning (-). Berat lahir 3620 gram, panjang lahir 50 cm.
• Riwayat Postnatal:
Riwayat demam tinggi (-), kuning (-), kebiruan (-). Imunisasi rutin di Puskesmas.
Riwayat Imunisasi:
No
Vaksinasi Kali Usia (bulan)
.
1. Hepatitis B 4 kali 0, 2, 3, 4 bulan
2. BCG 1 kali 1 bulan
3. Polio 4 kali 0, 2, 3, 4 bulan
4. DPT 3 kali 2, 3, 4 bulan
5. HiB 3 kali 2, 3, 4 bulan
6. Campak 1 kali 9 bulan
Kesan : Imunisasi dasar lengkap

Riwayat Pertumbuhan:
 PBL : 50 cm
 BBL : 3620 gram BB Ideal: 9,5 kg
 Berat badan bulan lalu : 8,8 kg WHZ -0,66 SD
 Berat badan sekarang : 9 kg WAZ -1,45 SD
 Tinggi badan sekarang : 75 cm HAZ -2,09 SD
 Lingkar kepala : 46 cm HC -0,8 SD
 Lingkar lengan atas : 14 cm

Gambar 1. Kurva BB/U


Gambar 2. Kurva PB/U

Gambar 3. Kurva BB/TB


Kesan Pertumbuhan:
- BB/U : Berat badan normal
- TB/U : Perawakan normal
- BB/TB : Gizi baik
Riwayat Perkembangan:
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Anak Usia 15 Bulan

Hasil : Skor KPSP 10/10


Kesan: Tidak ada penyimpangan perkembangan

Riwayat Makan dan Minum Anak:


 0 - 6 bulan : ASI
 6 – 12 bulan : ASI + susu formula + puree sayur buah + nasi tim/bubur
 12 bulan – sekarang : ASI + susu formula + masakan keluarga
Food Recall
02/06/2021 03/04/2021 04/06/2021
Pagi Nasi ½ porsi + sayur + Nasi ¼ porsi + sayur + Susu 200 ml
ayam + susu 100 ml + susu 100 ml
Siang Nasi ½ porsi + sayur + Nasi ¼ porsi + sayur + Susu 100 ml
ayam + susu 100 ml susu 100 ml
Malam Nasi ¼ porsi + sayur + Susu 100 ml Susu 100 ml
susu 100 ml

PEMERIKSAAN FISIK :
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 4 Juni 2021 pukul 22.45 WIB di IGD RSI
Sunan Kudus.
 Keadaan umum : Tampak rewel
 Kesadaran : Compos mentis, GCS: E4V5M6
 Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : -
Nadi : 118x/menit, isi dan tegangan cukup
Frekuensi nafas : 24x/menit, reguler
SpO2 : 99%
Suhu tubuh : 380C
 Antropometri
Tanggal Lahir : 4 Maret 2020
Tanggal Pemeriksaan : 4 Juni 2021
BB lahir : 3,620 gram HAZ : - 2,09 SD
BB sekarang : 9 kg WAZ : - 1,45 SD
PB lahir : 50 cm WHZ : - 0,66 SD
PB sekarang : 75 cm BB ideal : 9,5 kg
LILA : 14 cm HC-for-age : - 0,8 SD
LK : 46 cm

Kesan : Gizi baik, berat badan normal, perawakan normal


 Status Internus
Kepala : Mesosefal, LK: 46 cm
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat
sentral regular isokor 3mm/3mm, reflex pupil (+/+), reflex
cahaya (+/+) , cekung (+/+)
Hidung : Nafas cuping (-/-). discharge (-/-)
Telinga : Discharge (-), microtia (-)
Mulut : Sianosis (-), mukosa kering (-)
Tenggorokan : Uvula di tengah, faring (-), tonsil T1-1 hiperemis (-), detritus (-)
Leher : Pembesaran nnll (-)
Paru
 Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-)
 Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
 Perkusi : Sonor pada seluruh lapangan paru
 Auskultasi : Suara dasar : vesikuler (+/+)
Suara tambahan : wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
 Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC IV LMCS
 Perkusi : Konfigurasi jantung dalam batas normal
 Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal, bising (-), gallop (-)
Abdomen
 Inspeksi : Datar
 Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
 Perkusi : Timpani
 Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)

Kulit : Turgor kulit abdomen menurun


Ekstremitas Superior Inferior
 Akral dingin -/- -/-
 Sianosis -/- -/-
 Capillary refill time <2”/<2’’ <2”/<2”
 Edema -/- -/-
Genitalia : Perempuan, normal
Anus : Ekskoriasi (+)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah Lengkap (4 Juni 2021)
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 12,0 gr/dl 10,7 – 13,1
Hematokrit 32,4 % 35 – 43
Leukosit 12,9 ribu/mm3 6 – 17
Trombosit 312 ribu/mm3 150 – 400
Eritrosit 4,05 juta/mm3 3,6 – 5,2
MCV 80,0 fL 74 – 102
MCH 29,6 pg 23 – 31
MCHC 36,9 g/dL 28 – 32
Eosinofil 0,5 % 1–5
Basofil 1,7 % 0–1
Segmen 55,9 % 28 – 78
Limfosit 33,1 % 20 – 50
Monosit 8,8 % 1–6
Neutrofil Absolut 7,21 103/uL
Limfosit Absolut 4,27 103/uL
NLR 1,69
Golongan Darah B+

DIAGNOSIS
- Diare akut dengan dehidrasi ringan sedang et causa bakterial dd/ rotavirus
- Febris 2 hari dd/ Infeksi bakteri
dd/ Infeksi viral
dd/ Non infeksi : dehidrasi

TATALAKSANA AWAL
IpDx : S : -
O : Pemeriksaan feses rutin
IpTx :
- Infus RL loading 90 cc dilanjutkan 10 tpm
- Inj. Paracetamol 90 mg iv
- L-Bio 1x1 p.o
- L-Zinc syr 1x1 p.o
- Inj. Ranitidine 1/3 ampul iv
- Inj. Ondansetron 1/3 ampul iv
IpMx : Monitoring suhu, tanda dehidrasi, frekuensi BAB, urin output
IpEx :
- Menjelaskan kepada keluarga mengenai kondisi pasien
- Menjelaskan kepada keluarga mengenai pengobatan pasien
- Menjelaskan cara aturan minum obat
- Memantau suhu anak, jika demam di kompres
- Memberikan edukasi kepada orang tua pasien mengenai PHBS seperti cuci tangan
sebelum dan sesudah memberikan makanan ke anak

PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad sanam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
LEMBAR FOLLOW UP
Waktu Observasi Terapi
5 Juni 2021 S/ BAB cair 4x warna kuning, ampas (+), lendir (+), Advis dr. Ma’mun, Sp.A
(10.00) darah (-), muntah (-), BAK dbn, makan (-), minum
ASI (+) Infus RL 10 tpm
O/ KU tampak lemas, composmentis Inj. Cepraz 0,5 g iv/12 jam
T = 37,80C ; HR = 110x/menit ; RR = 24x/menit ; Inj. paracetamol 90 mg iv
SpO2 = 99% Nifural Syr 3 x 1 cth
Mata : cowong (+/+), air mata berkurang (+/+) L-Bio 2x1
Abdomen : BU meningkat
Turgor kulit abdomen menurun
Anus : ekskoriasi (+)
A/ Diare akut dengan dehidrasi ringan sedang ec
bakterial
Pemeriksaan Feses Rutin (5 Juni 2021)
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Warna Kehijauan
Konsistensi Lembek
Bakteri ++ /LPB Negatif
Bakteri Batang ++ /LPB Negatif
Leukosit - /LPB Negatif
Eritrosit - /LPB Negatif
Lemak + /LPB Negatif
Jamur/yeast - /LPB Negatif
Telur cacing - /LPB Negatif
Amoeba - /LPB Negatif
6 Juni 2021 S/ BAB cair 2x warna kuning, ampas (+), lendir (+), Advis dr. Ma’mun, Sp.A
darah (-), muntah (-), BAK dbn, makan (-), minum
ASI (+) Infus RL 10 tpm
O/ KU baik, composmentis Inj. Cepraz 0,5 g iv/12 jam
T = 37,50C ; HR = 104x/menit ; RR = 24x/menit ; Paracetamol 3x1/2 cth
SpO2 = 99% Nifural Syr 3 x 1 cth
Mata : cowong (+/+) L-Bio 2x1
Abdomen : BU meningkat
Turgor kulit abdomen mulai normal
Anus : ekskoriasi (+)
7 Juni 2021 S/ BAB 1x warna kuning, ampas (+), lendir (-), darah Advis dr. Ma’mun, Sp.A
(-), muntah (-), BAK dbn, makan (+) sedikit, minum
ASI (+) Betametason cream sue
O/ KU baik, composmentis Paracetamol 3x1/2 cth jika
T = 370C ; HR = 102x/menit ; RR = 24x/menit ; SpO 2 demam
= 99% Nifural Syr 3 x 1 cth
Mata : cowong (-/-) L-Bio 1x1
Abdomen : BU sedikit meningkat Boleh pulang, kontrol ke poli
Turgor kulit abdomen kembali cepat anak
Anus : ekskoriasi (+)
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Diare
Diare didefinisikan sebagai keadaan berubahnya konsistensi tinja menjadi
lebih lembek/ cair dan disertai frekuensi defekasi yang meningkat. Buang air besar
tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah. WHO mendefinisikan diare
sebagai keluarnya tinja encer dengan frekuensi 3 atau lebih dalam periode 24 jam.
Episode diare dibedakan menjadi akut dan persisten berdasarkan durasinya. Diare
akut terjadi secara mendadak dan tidak lebih dari 14 hari. Diare persisten
didefinisikan sebagai episode diare yang terjadi lebih dari 14 hari.

B. Etiologi Diare
Penyebab paling umum adalah agen-agen infeksius, namun penyebab-
penyebab lainnya yang menyebabkan manifestasi klinis yang sama tidak boleh
diabaikan. Penyebab diare akut meliputi.
Tabel 1. Etiologi Penyebab Diare Akut
Infeksi Infeksi intestinal (virus, bakteri, parasit )
Infeksi ekstra intestinal (OMA, ISK, pneumonia

Obat-obatan Antibiotika
Pencahar
Antasida yang mengandung magnesium
Withdrawal opiat
Obat-obatan lainnya
Alergi makanan atau Cow’s milk protein allergy (CMPA)
Alergi protein kedelai
intoleransi
Alergi makanan multipel
Kelainan proses Defisiensi enzim sukrase-isomaltase
Hipolaktase awitan lambat (atau tipe dewasa)
cerna/absorpsi
Defisiensi vitamin Defisiensi niasin
Defisiensi folat
Tertelan logam berat Co, Zn, cat
Kemoterapi atau radiasi
Bakteri Virus Parasit
Vibrio cholera 01 Rotavirus Protozoon microsporida
V cholera 0139 Norovirus (calicivirus) Enzipalitozoon bieneusi
V parahaemolyticus Adenovirus (serot. 40/41) Enterocitozoon intestinal
E coli Astrovirus Giardia intestinal
Plesiomonas Cytomegalovirus Cryptosporidium hominis
Aeromonas Coronavirus Entamoeba histolitika
Bacteroides fragilis Isospora belli
Campylobacter jejeni Cyclospora
C coli Dientamoeba fragilis
C upsaliensis Blastocistis hominis
Nontyphoidal
Salmonellae Helminth
Clostridium difficale Strongyloides stercolaris
Yersinia enterocolitica Angiostrongilus
Y pseudotuberculosis Schistosoma
Shiggela species Japonicum
Cappilaria philippinensis

C. Patofisiologi
1. Diare Osmotik
Diare osmotik disebabkan karena adanya substrat yang tidak dapat
diserap di saluran gastrointestinal dan secara umum berhubungan dengan
kerusakan usus halus. Contoh klasik diare osmotik adalah intoleransi laktosa
disebabkan karena defisiensi enzim sehingga laktosa tidak dapat diserap di
usus halus dan mencapai kolon dalam keadaan intak. Bakteri kolon kemudian
memfermentasi laktosa yang tidak terserap tersebut menjadi asam organik
rantai pendek, membangkitan osmosis sehingga air disekresikan ke lumen.
Contoh lain adalah konsumsi minuman berkarbonasi yang mengandung gula
dalam jumlah berlebihan melampaui kapasitas transpor, terutama pada balita,
dan konsumsi sorbitol serta garam magnesium yang keduanya tidak
diabsorbsi. Diare osmotik berhenti dengan puasa dan memiliki pH asam.

2. Diare Sekretorik
Mekanisme diare sekretorik terdapat aktivasi mediator intraselular
seperti cAMP, cGMP, dan Ca 2+ intraselular, yang menstimulasi sekresi Cl- aktif
dari sel kripta dan menginhibisi absorbsi natrium klorida coupled netral.
Mediator ini mengganggu ion flux paraselular karena cedera akibat toxin yang
terjadi di tight junction. Contoh klasik diare sekretorik yang ditimbulkan oleh
kolera dan enterotoksin Escherichia coli yang berikatan dengan reseptor
permukaan enterosit (monosialoganglioside GM1). Fragmen dari toksin kolera
kemudian akan masuk ke dalam sel dan mengaktivasi adenilat siklase pada
membran basolateral melalui interaksi dengan protein G. Kejadian ini
meningkatkan cAMP intraselular yang mengaktivasi protein spesifik yang
kemudian membangkitkan pembukaan kanal klorida. E. coli akan memediasi
diare sekretorik dengan menghasilkan heat-labile toxin (LT) dan heat-stable
toxin (ST) di usus halus. Aksi LT serupa dengan toksin kolera dan berikatan
dengan reseptor permukaan yang sama. Diare sekretorik biasanya memiliki
volume yang banyak, tinja mengandung banyak sekali air. Analisis feses
menunjukkan natrium dan klorida yang tinggi.

3. Diare infeksi
Diare infeksi dibagi menjadi:
 Non-invasif  bakteri yang tidak merusak mukosa, misalnya Vibrio
cholerae Eltor, Enterotoxigenic E.coli (ETEC), dan Clostridium
perfringens. V.cholerae eltor mengeluarkan toksin yang terikat pada
mukosa usus halus 15-30 menit sesudah diproduksi. Enterotoksin ini
menyebabkan kegiatan berlebihan nikotinamid adenin dinukleotid
pada dinding sel usus, sehingga meningkatkan kadar adenosin 3’,
5’cAMP dalam sel yang menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke
dalam lumen usus yang diikuti oleh air, ion bikarbonat, kation natrium
dan kalium.
 Invasif (enterovasif)bakteri yang merusak mukosa misalnya
Enteroinvasive E.coli (EIEC), Salmonella, Shigella, Yersinia, C.perfringens
tipe C. Diare disebabkan oleh kerusakan dinding usus berupa nekrosis
dan ulserasi. Sifat diarenya sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat
tercampur lendir dan darah. Penyebab parasit yang sering yaitu
E.histolytica dan G.lamblia.

D. Dehidrasi
Diare berat dan asupan oral terbatas dapat menyebabkan dehidrasi.
Manifestasi dari dehidrasi antara lain rasa haus meningkat, berkurangnya jumlah
buang air kecil, urin berwarna gelap, tidak mampu berkeringat dan perubahan
ortostatik. Pada keadaan diare berat dapat terjadi gagal ginjal akut dan perubahan
status mental (bingung dan pusing). Pada semua anak dengan diare, status hidrasi
diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat, sedang, atau tanpa dehidrasi.

Tabel 2. Klasifikasi Keparahan Dehidrasi pada Anak dengan Diare menurut WHO
Klasifikasi Gejala atau tanda
Dehidrasi berat Dua atau lebih dari:
Lethargi/tidak sadar
Mata cekung
Tidak dapat minum atau minum sedikit
Cubitan pada kulit kembali sangat lambat (≥2 detik)
Dehidrasi Dua atau lebih dari:
ringan sedang Gelisah, iritabilitas
Mata cekung
Minum seperti kehausan
Cubitan kulit kembali dengan lambat
Tanpa Tidak cukup tanda untuk memenuhi klasifikasi dehidrasi
dehidrasi berat dan sedang

E. Penatalaksanaan Diare Menurut WHO


Prinsip tatalaksana diare :
1. Rehidrasi
2. Nutrisi
3. Suplementasi zinc
4. Antibiotik selektif
5. Edukasi
Tatalaksana diare berdasarkan derajat dehidrasi :
a. Plan A (Diare Tanpa Dehidrasi)
 Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah
dehidrasi. Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan, seperti oralit,
makanan yang cair (seperti sup, air tajin). Jika anak berusia kurang dari 6
bulan dan belum makan makanan padat lebih baik diberi oralit dan air
matang daripada makanan cair). Teruskan pemberian larutan ini hingga
diare berhenti.
 Beri tablet zinc selama 10 hari berturut-turut.
Anak di bawah umur 6 bulan : 10 mg (1/2 tablet) per hari
Anak di atas umur 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per hari
Untuk bayi, tablet zinc dapat dilarutkan dengan air matang, asi, atau oralit.
Untuk anak-anak yang lebih besar, zinc dapat dikunyah atau dilarutkan
dalam air matang atau oralit.
 Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi. Teruskan asi. Bila anak 6
bulan atau lebih atau telah mendapat makanan padat, berikan bubur, bila
mungkin campur dengan kacang-kacangan, sayur, daging, atau ikan.
Tambahkan 1 atau 2 sendok the minyak sayur tiap porsi. Berikan makanan
yang segar. Bujuklah anak untuk makan, berikan makanan sedikitnya 6 kali
sehari.
 Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari
atau menderita sebagai berikut :
- Buang air besar cair lebih sering
- Muntah terus menerus
- Rasa haus yang nyata
- Makan atau minum sedikit
- Demam
- Tinja berdarah

b. Plan B (Diare dengan Dehidrasi Ringan-Sedang)


Tentukan jumlah oralit untuk 3 jam pertama
Umur <4 bulan 4-12 1-2 tahun 2-5 tahun
bulan
Berat <6kg 6 - <10kg
10 - <12kg 12 – 19kg
Volume 200-400 400-700 700-900 900-1400
(ml)
- Jumlah oralit yang diperlukan= 75ml/kg BB
- Jika anak menginginkan oralit lebih banyak dari pedoman di atas, berikan
sesuai kehilangan cairan yang sedang berlangsung.
- Mulai memberi makan segera setelah anak ingin makan.
- Lanjutkan pemberian ASI.
- Berikan tablet zink selama 10 hari.
- Tunjukkan kepada ibu cara memberikan larutan oralit: minumkan sedikit-
sedikit tetapi sering dari cangkir/ mangkok/ gelas. Jika anak muntah,
tunggu 10 menit, kemudian lanjutkan lagi dengan lebih lambat
- Lanjutkan ASI selama anak mau
- Setelah 3 jam:
Ulangi penilaian dan klasifikasi kembali derajat dehidrasinya
Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan
- Jelaskan 4 aturan perawatan:
Beri cairan tambahan
Lanjutkan pemberian makan
Beri tablet zink selama 10 hari
Kapan harus kembali

c. Plan C (Diare dengan Dehidrasi Berat)


- Harus ditangani cepat dengan cairan intravena karena keadaan
emergensi, Ringer Laktat atau Normal Saline 0,9% diberikan 100 ml/kg
yang dibagi sebagai berikut:
<1 tahun pemberian pertama 30 ml/kg selama 1 jam, dilanjutkan
pemberian 70mg/kg selama 5 jam.
1 – 5 tahun pemberian pertama 30 ml/kg selama 30 menit, dilanjutkan
pemberian 70 mg/kg selama 2 setengah jam.
- Antibiotik tidak rutin diberikan. Antiemetik, antidiare dan antimotilitas
tidak digunakan. Tinjau ulang setiap 1 jam, jika tidak membaik,
dipercepat. Jika anak dapat minum ORS secara oral saat cairan infus
disiapkan, berikan 5ml/kg secepatnya.
- Tinjau ulang setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) untuk status hidrasi
dan pilih plan A, B, C untuk selanjutnya. Jika akses intravena tidak bisa
secara cepat, pikirkan pemberian ORS dengan NGT. Anak sadar dan tidak
terdapat ileus, 20 ml/kg/jam. Jika diharuskan, akses intraosseus dapat
dikerjakan pada anak di bawah 6 tahun.
F. Penatalaksanaan Lain
- Antibiotik
Digunakan atas indikasi tertentu yaitu infeksi bakteri spesifik atau protozoa,
kolera, Shigella, Giardia. Pada pasien dengan diare berat dan persisten, dengan
penyakit lain seperti gagal jantung, penyakit paru, dan AIDS.
• Kolera – tetrasiklin 12,5 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis.
• Shigella disentri – cefixime 8 mg/kgBB/hari dibagi dalam 5 dosis.
• Amoebiasis – Metronidazole 30-40 mg/kgBB/hari dibagi dalam 7-10 dosis.
• Giardiasis – Metronidazole 30-40mg/kgBB/hari dibagi dalam 10 dosis
- Adsorbents (kaolin, pektin, arang aktif)
Hanya sedikit mengubah konsistensi tinja, namun tidak mengurangi kehilangan
cairan dan garam.
- Antimotilitas (difenoksilat, tingtura opium atau loperamide)
Memperlambat eliminasi organisme penyebab diare dan dapat memperpanjang
penyakit.
- Probiotik
Beberapa strain probiotik (bakteri asam laktat atau mycetes) ditemukan efektif sebagai adjuvan
dalam menangani anak dengan diare akut. Data dari randomized controlled trial yang didesain
dengan baik menunjukkan keuntungan yang secara statistik signifikan dalam hal memperpendek
masa sakit. Saat ini strain probiotik (terbanyak Lactobacillus GG dan Saccharomyces boulardii)
banyak digunakan pada tatalaksana diare cair akut pada bayi dan anak di negara berkembang.
DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Diarrhoea Disease Fact Sheet. Available at


http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs330/en/index.html#. Geneva. 2017.

2. Kliegman RM, Behrman RE, Stanton BMD, Geme JS, Schor N. Nelson textbook of
pediatrics. Edisi 19. Saunders. 2011.
3. Guandilini S, Frye RE, Tamer MA. Diarrhea. Available at URL
http://emedicine.medscape.com/article/928598-overview. Accessed Januari 31 2020.
4. Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM. Panduan Pelayanan Medis RSCM. 2008.

Anda mungkin juga menyukai