Anda di halaman 1dari 21

PLASENTA AKRETA DAN

PERDARAHAN POST PARTUM

Dr Acholder Sirait,SpOG,MKes

BAG KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
Pendahuluan
• Perkembangan plasenta manusia
mempunyai keunikan yang sama dengan
dengan perkembangan janin
• Dalam masa intrauteri, janin tergantung
pada plasenta yang berperan sebagai
paru-paru, hati dan ginjal sampai janin
menjadi matur dan memungkinkan untuk
hidup di luar uterus
Pendahuluan
• Plasenta manusia berbentuk hampir bundar
dengan diameter 15-20 cm dan tebal lebih
kurang 2 - 3 cm, beratnya rata-rata 500 gr
• Tali pusat berhubungan dengan plasenta
biasanya ditengah disebut insersio sentralis bila
agak kepinggir disebut insersio lateralis
• Terbentuk lengkap pada kehamilan lebih kurang
16 minggu dengan ruang amnion telah mengisi
seluruh kavum uteri sehingga amnion kearah
korion.
Fungsi Plasenta

Fungsi plasenta adalah mengusahakan janin tumbuh dengan baik.


Untuk pertumbuhan ini dibutuhkan adanya penyaluran oksigen,
glukosa, asam amino, vitamin dan mineral dari ibu ke janin, dan
pembuangan CO2 serta sampah-sampah metabolisme janin ke
peredaran darah ibu.
Dapat dirangkumkan bahwa fungsi plasenta adalah :
•Sebagai alat memberi makanan pada janin ( nutrisi) .
•Sebagai alat yang mengeluarkan sisa metabolisme( ekskresi)
•Sebagai alat memberi O2 dan pengeluaran CO2.(respirasi)
•Sebagai alat pembentuk hormon( sekresi ).
•Sebagai alat menyalurkan berbagai antibodi ke janin
•Sebagai transport panas .
•Mungkin hal-hal lain yang belum diketahui
Plasenta Akreta
Masalah Utama:
• Perdarahan masih
• komplikasi
Penatalaksanaan
PERDARAHAN POST
PARTUM
• Definisi: Perdarahan post partum
adalah perdarahan melebihi 500 ml
yang terjadi setelah bayi lahir.
• Perdarahan yang lebih dari normal
yang telah menyebabkan perubahan
tanda vital (ibu mengeluh lemah,
limbung, berkeringat dingin,
menggigil, hiperpnea, tekanan
sistolik < 90 mmHg, nadi >
100/menit, Hb < 8 g%)
PENYEBAB KEMATIAN MATERNAL
MASALAH
● Perdarahan post partum dini yaitu perdarahan
setelah bayi lahir dalam 24 jam pertama
persalinan dan perdarahan post partum lanjut
yaitu perdarahan setelah 24 jam persalinan.
● Perdarahan post partum dapat disebabkan
oleh atonia uteri, robekan jalan lahir, retensio
plasenta, sisa plasenta dan kelainan
pembekuan darah.
DIAGNOSIS
GEJALA & TANDA TANDA & GEJALA LAIN
KERJA
▪ Uterus tidak berkontraksi ▪ Syok
dan lembek ▪ Bekukan darah pada
▪ Perdarahan segera sete-lah serviks / posisi terlen-tang
anak lahir akan menghambat aliran Atonia uteri
darah keluar

▪ Darah segar yang meng-alir ▪ Pucat


segera setelah bayi lahir ▪ Lemah
▪ Uterus kontraksi dan keras ▪ Menggigil
▪ Plasenta lengkap Robekan jalan
lahir

▪ Plasenta belum lahir setelah ▪ Tali pusat putus akibat


30 menit traksi berlebihan
▪ Perdarahan segera (P3) ▪ Inversio uteri akibat tarikan Retensio
▪ Uterus berkontraksi dan ▪ Perdarahan lanjutan plasenta
keras
GEJALA & TANDA TANDA & GEJALA LAIN DIAGNOSIS KERJA
▪ Plasenta / sebagian ▪ Uterus berkontraksi
selaput (mengan-dung tetapi tinggi fundus tidak
pembuluh da-rah) tidak berkurang Tertinggalnya
lengkap sebagian plasenta
▪ Perdarahan segera (P3)
atau ketuban

▪ Uterus tidak teraba ▪ Neurogenik syok


▪ Lumen vagina terisi ▪ Pucat dan limbung
masa
▪ Tampak tali pusat (bila Inversio uteri
plasenta belum lahir)

▪ Sub-involusi uterus ▪ Anemia


▪ Nyeri tekan perut bawah ▪ Demam Endometritis atau sisa
dan uterus fragmen plasenta
▪ Perdarahan Late postpartum
▪ Lokhia mukopurulen hemorrhage
Perdarahan postpartum
dan berbau
sekunder
EVALUASI DAN
PENATALAKSANAAN AWAL
▪ Evaluasi cepat:
- Apakah ada syok?
- Perkirakan jumlah darah
yg hilang
▪ Masase → keluarkan bekuan
darah, apakah ada
kontraksi?
▪ Berikan oksitosin 10 unit IM
16
PENATALAKSANAAN AWAL

▪ Cairan parenteral : tetesan


cepat (jarum besar)
▪ Kandung kemih harus kosong
▪ Apakah plasenta telah keluar?
Periksa kelengkapannya
▪ Apakah ada robekan pada jalan
lahir?

17
DIAGNOSIS BANDING

▪ Atonia uteri
▪ Retensio plasenta
▪ Sisa plasenta
▪ Robekan jalan lahir
▪ Ruptura uteri
▪ Inversio uteri
▪ Gangguan pembekuan darah
18
OBAT-OBATAN OKSITOSIKA
Oksitosin Ergometrin/ 15-methyl
Methyl ergometrin prostaglandin F2

Dosis IV: 20 IU dlm 1 L/ IM atau IV: 0.2 IM: 0.25 mg


60 tetes/menit mg
IM: 10 units

Dosis lanjutan IV: 20 IU dlm 1 L/ Ulangi 0.2 mg IM 0.25 mg setiap 15


40 tetes/menit setelah 15 menit. menit
Jika perlu, beri
setiap 4 jam

Dosis maksimum Tdk lebih dari 3 L 5 dosis 8 dosis


cairan IV
Hati-hati/ Jangan berikan Pre-eklampsia, Jangan beri secara
Kontraindikasi sebagai bolus IV hipertensi, IV, Asma
penyakit jantung
19
STRATEGI PENCEGAHAN
• Kesiapan melahirkan • Penatalaksanaan
• Penolong yang aktif Kala tiga:
terampil pada ▪ Oksitosin 10 U
persalinan I.m (2 menit
• Pengobatan anemia setelah bayi lahir)
• Penatalaksanaan ▪ PTT
aktif Kala Tiga
▪ Masase fundus
• Hindari yg tidak perlu
(mis. episiotomi)

20
TERIMA KASIH

21

Anda mungkin juga menyukai