Anda di halaman 1dari 78

ASKEB III

Deteksi dini komplikasi pada


masa nifas dan penanganannya
Titi Purwitasari H, SST
Deteksi dini komplikasi pada masa
nifas dan penanganannya
1. Perdarahan Pervaginaam
2. Infeksi masa nifas
3. Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur
4. Pembengkakan diwajah dan ekstremitas
5. Demam Muntah rasa sakit waktu berkemih
6. Payudara menjadi merah, panas dan atau terasa sakit
7. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
8. Rasa sakit, merah, lunak dan/atau pembengkakan
dikaki
9. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya
dan diri sendiri
PERDARAHAN POSTPARTUM
Perdarahan post partum adalah perdarahan
lebih dari 500 cc dalam masa 24 jam setelah
melahirkan. Menurut waktu terjadinya di bagi
atas dua bagian :
Perdarahan postpartum primer yang terjadi
dalam 24 jam setelah anak lahir.
Perdarahan postpartum sekunder yang terjadi
setelah 24 jam setelah anak lahir.
Dalam kenyataannya tidak mudah
memperkirakan jumlah perdarahan dalam
persalinan. Estimasi jumlah perdarahan hanya
mengandalkan visual belaka (sangat subyektif
dan tidak akurat)
Darah tercampur cairan ketuban/urin
Darah terserap di alas partus/kain kassa/pakaian
ibu/sprei
Darah tercecer di lantai
lebih sering : underestimation !
MENGENALI SEBAB/SUMBER
PERDARAHAN PASCASALIN
(PRIMER)4T
1. TONUS Atonia uteri
2. TEARTrauma jalan lahir:
laserasi vulva/vagina
Luka episiotomi meluas (ekstensi)
hematoma vulva/vagina
robekan serviks
ruptura uteri
hematoma ligamentum latum, dsb
3. TISSUERetensi plasenta/sisa plasenta
4. TROMBITGangguan pembekuan darah
GEJALA & TANDA YANG TANDA & GEJALA YANG DIAGNOSIS
SELALU ADA KADANG-KADANG ADA KERJA
Fundus di atas pusat, K.U. Ibu segera
uterus teraba lembek memburuk: presyok
tidak berkontraksi s/d syok
Perdarahan banyak
Atonia uteri
segera setelah
plasenta lahir
Perdarahan segera Pucat
setelah bayi lahir Lemah
Darah segar Menggigil Robekan
Uterus berkontraksi
jalan lahir
baik
Plasenta lengkap

Plasenta belum lahir Tali pusat bisa putus


setelah 30 menit, akibat traksi berlebih
disertai perdarahan Inversio uteri akibat Retensio
pervaginam tarikan tali pusat + plasenta
Uterus berkontraksi dorongan fundus
Perdarahan lanjutan
GEJALA & TANDA YANG TANDA & GEJALA YANG DIAGNOSIS
SELALU ADA KADANG-KADANG ADA KERJA
Plasenta atau sebagian Uterus berkontraksi
selaput tidak lengkap tetapi tinggi fundus Sisa
Perdarahan segera tidak berkurang plasenta
atau selaput

Fundus tak teraba Syok neurogenik


Lumen vagina terisi Pucat dan limbung
masa
Tampak tali pusat (bila Inversio uteri
plasenta begum lahir)
Nyeri ringan s/d berat

Kontraksi uterus Ibu kesakitan, lekas


kurang tegas, nyeri presyok syok
pada palpasi Abdomen cembung Ruptura
Perdarahan uteri
pervaginam bisa
banyak/biasa
ATONIA UTERI: uterus gagal
berkontraksi dengan baik
setelah bayi & plasenta lahir
Faktor Presdiposisi
Hal hal yang menyebabkan uterus meregang
lebih dari kondisi normal
Persalinan lama
Persalinan dengan induksi atauy akselerasi
oksitosin
Paritas tinggi
Kelainan uterus : mioma uteri
Tanda dan gejala
Fundus di atas pusat, uterus teraba
lembek tidak berkontraksi
Perdarahan banyak segera setelah
plasenta lahir
Masase fundus uteri
Segera sesudah plasenta lahir
(maksimal 15 detik)

Uterus kontraksi ? Ya Evaluasi rutin

Tidak

Evaluasi / bersihkan bekuan darah /


selaput ketuban
Kompresi Bimanual Interna (KBI)
maks. 5 menit

Pertahankan KBI selama 1-2 menit


Uterus kontraksi ? Ya Keluarkan tangan secara hati-hati
Lakukan pengawasan kala IV

Tidak

Ajarkan keluarga melakukan Kompresi Bimanual


Eksterna (KBE)
Keluarkan tangan (KBI) secara hati-hati
Suntikan Methyl ergometrin 0,2 mg i.m
Pasang infus RL + 20 IU Oksitosin, guyur
Lakukan lagi KBI
Uterus kontraksi ? YA Pengawasan
kala IV
Tidak

Rujuk ke RS (disiapkan laparotomi)


Lanjutkan pemberian infus + 20 IU Oksitosin
minimal 500 cc/jam hingga mencapai tempat
rujukan
Selama perjalanan dapat dilakukan Kompresi
Aorta Abdominalis atau Kompresi Bimanual
Eksternal

Ligasi arteri uterina dan/atau hipogastrika Perdarahan Pertahankan


B-Lynch method berhenti uterus

Perdarahan
berlanjut

Histerektomi
Kompresi bimanual interna
Kompresi bimanual eksterna
Kompresi aorta
Retensio plasenta
Tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga
atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir
Faktor presdiposisi
Grandemulti
Jarak persalinan yang pendek
Persalinan yang dilakukan tindakan :
persalinan oleh dukun, persalinan dengan
narkosa
Asuhan kebidanan
Identifikasi keadaan ibu
Perbaiki kondisi ibutentukan jenis retensio
plasenta yang terjadi
Manajemen kebidanan pada retensio
plasenta
Pastikan kandung kemih kosong
Bila plasenta belum lahir dalam 15 menit
sesudah bayi lahir ulangi penatalaksanaan
aktif kala III dengan memberikan oksitosin
10UI IM
Teruskan penegangan tali pusat terkendali
dengan hati hati, teruskan melakukan
penatalaksanaan aktif kala III, selama 15 menit
Perdarahan karena robekan jalan lahir
Tanda dan gejala
Kontraksi uterus kuat
Darah berwarna muda karena berasal darei
arteri
Asuhan kebidanan pada ruptur
perineum dan robekan dinding vagina
Lakukan eksplorasi untuk menentukan lokasi
laserasi dan sumber perdarahan
Evaluasi sumber perdarahan
Jepit dengan ujung klem sumber perdarahan
kemudian ikat dengan benang
Jika ditemukan ruptur derajat I dan II lakukan
penjahitan luka mulai dari bagian paling distal
kearah operator
Jika ruptur perineum derajat III dan IV rujuk
pasien untuk penanganan lebih lanjut
Setelah tindakan periksa tanda vital, kontraksi
uterus, TFU, perdarahan pasca tindakan
Perdarahan postpartum sekunder
Penyebab utama
Sisa plasenta atau selaput ketuban/retensi
fragmen plasenta
Infeksi pada endometrium
Subinvolusi
Gejala klinis
Perdarahan yang lama melebihi nifas normal
(24 jam 42 hari post partum)
Perdarahan yang cukup banyak
Rasa sakit didaerah uterus
subinvolusi
Asuhan kebidanan
Periksa tanda dan gejala perdarahan post
partum
Pantau dengan hati hati ibu yang mengalami
risiko mengalami PP sekunder paling sedikit
selama 10 hari pertama
Observasi tanda tanda vital secara teratur,
catat dengan teliti riwayat perdarahan (kapan
mulainya dan berapa banyak yang sudah
keluar
Bila kondisi buruk atau mengalami gejala syok
rujuk segera kerumah sakit
Berikan suplemen zat besi selama 90 hari
Berikan antibiotik ampisilin 1 gr IV
Berikan obat obatan oksitosik 10 UI IM atau
metergin 0,2 mg IM
Obat-obatan Oksitosika
Oksitosin Ergometrin/ Misoprostol
Methyl ergometrin
Dosis dan cara IV: 20 units dlm 1 IM atau IV: 0.2 mg Oral atau rektal 400
pemberian L dgn laju 60 ug
tetes/menit
IM: 10 units
Dosis lanjutan IV: 20 units dlm 1 Ulangi 0.2 mg IM 400 ug 2-4 setelah
L dgn laju 40 setelah 15 menit. dosis awal
tetes/menit Jika perlu, beri 0.2
mg IM atau IV
setiap 4 jam
Dosis maksimum Tdk lebih dari 3 L Total 1 mg atau 5 Total 1200 ug atau 3
cairan IV dosis dosis
Kontraindikasi Pemberian IV Pre-eklampsia, Jangan beri secara
secara cepat atau hipertensi, IV, Asthma
bolus penyakit jantung
Obat-Obat Oksitosika : Oksitosin
Keuntungannya
Membuat uterus berkontraksi
Bekerja dalam waktu 2 1/2 menit bila diberikan IM
Pada umumnya tidak ada efek samping
Kerugiannya
Lebih mahal dari ergometrin
Hanya preparat IM atau IV saja
Tidak stabil dalam suhu panas
Obat-Obat Oksitosika : Ergometrin

Keuntungannya
Harga murah
Efeknya bertahan hingga 2-4 jam
Kerugiannya
Memakan waktu 6-7 menit untuk menjadi efektif bila diberikan secara
IM; bentuk oral tidak cukup efektif
Membuat kontraksi tonik uterus
Meningkatkan Resiko hipertensi, muntah, sakit kepala .
Kontraindikasi bagi ibu-ibu dengan hipertensi atau sakit jantung.
Tidak stabil pada suhu panas
Obat-Obat Oksitosika: Syntometrin
Keuntungannya
Efek kombinasi antara reaksi cepat dari oksitosin dan reaksi yang
berkesinambungan dari ergometrin
Kerugian
Meningkatkan resiko hipertensi, mual dan muntah
Tidak stabil dalam suhu panas
Oksitosin vs. Ergometrine
Mulainya Lamanya respon
respon dari dari uteri
uteri
Oksitosin
IV Segera 1
IM 3-5 min. 2-3
Ergometrin/methyl ergometrin
IV Segera 45 min.
IM 2-5 min. 3

Physicians Desk Reference 1998. ASDR 2000.


Stabilitas Oksitosika dalam iklim
Tropis:
Kondisi yang Ergometrin/methyl Oksitosin
disimulasikan ergometrin
Pendinginan 4-5 % unsur Tidak hilang
selama 12 bulan aktifnya hilang
30oC, gelap 25% hilang 14% hilang
21-25oC, terang 21-27% hilang Cahaya tidak
dalam satu bulan berpengaruh
>90% hilang dalam
12 bulan
40oC gelap 50% hilang Cahaya tidak
berpengaruh
WHO 1993.
Stabilitas Oksitosika dalam iklim Tropis:
Kesimpulan
Stabilitas oksitosin lebih baik dari ergometrin/ methyl ergometrin,
terutama menyangkut cahaya
Simpan dalam lemari pendingin, di tempat gelap, dan diberi label
Keluarkan dari dalam kotaknya hanya jika segera dipakai
Tanpa pendinginan untuk jangka waktu singkat diperbolehkan (1 bulan
pada 30C, 2 minggu pada 40C)

WHO 1993.
2. INFEKSI MASA NIFAS
Definisi
Infeksi alat genital dalam masa nifas yang
ditandai dengan meningkatnya suhu 380yang
terjadi selama 2 hari berturut-turut dalam waku
10 hari pertama pasca salin, kecuali 24 jam
pertama pasca salin.
Penyebab
berasal dari luar (eksogen) dan jalan lahir
penderita sendiri (endogen)
Stroptococcus, basil coli, staphylococcus
FAKTOR PREDISPOSISI
Partus lama, terutama yang Manipulasi intrauterine (misal,
disertai dengan ketuban sudah fetal monitoring internal,
pecah ekspolari uterus, plasenta
manual)
Ketuban pecah sebelum
waktunya Hematoma
Pemeriksaan dalam yang Perdarahan
sering saat persalinan, Persalinan dengan tindakan
terutama jika ketuban sudah operatif (persalinan traumatis)
pecah Plasenta atau selaput
Teknik aseptic yang tidak tepat tertinggal
Cara cuci tangan yang kurang Perawatan perineum yang
tepat tidak tepat
Infeksi pada vagina/ serviks
yang tidak terobati atau
penyakit menular seksual
Penanganan
Dibawa ke RS
Konsultasi dengan dokter
Berikan obat antimikroba spektrum luas
INFEKSI LUKA PERINEAL DAN LUKA
ABDOMINAL
Tanda dan gejala
Nyeri yang terlokalisir Inflamsi pada tempat
luka
Disuria
Pus, eksudat berwarna
Demam ringan
kelabu kehiajauan
(biasanya dibawah 38,3
0 c) Luka membuka
Nadi dibawah 100 kali Ulkus atau luka yang
permenit lama
Edema
ENDOMETRITIS
Tanda dan gejala
Lochea sedikit dan tidak
Takikardi, 100-140x/ berbau, atau banyak,
mnt berbau busuk,
Suhu 380 c 400c mengandung darah
Mengigil Awitan 2 sampai 5 hari
Nyeri tekan uterus yang pasca partum, kecuali
meluas secara lateral jika disertai infeksi
Sub involusi streptopcocus
Distensi abdomen Jumlah sel darah putih
meningkat
Salpingitis
Terjadi pada minggu ke 2
Demam menggigil
Nyeri perut bagian bawah biasanya kiri dan
kanan
Penanganan
Rujuk ke rumah sakit
Konsultasi ke dokter
Berikan obat anti mikroba spectrum luas atau
therapy antibiotic tripel, biasanya secara IV
Pulangkan jika dalam 24 jam menjadi afebris
Sepsis Puerperalis
Suhu tinggi 40 C
Menggigil
k/u buruk (nadi kecil dan tinggi, nafas cepat
dan gelisah)
Hb menurun karena leukositosis dan hemolisis
MASTITIS
Mastitis merupakan peradangan pada
payudara yang bisa terjadi kapan saja pada
masa nifas, namun biasanya terjadi sebelum
hari ke-8 post partum.

Dua tipe mastitis :


1. Adentitis (pada dua pyudara)
2. Cellulitis (pada satu payudara)
TANDA DAN GEJALA
Demam ringan
Nyeri sedang pada salah satu kuadran payudara
Seperti gejala flu; nyeri otot, nyeri kepala, mersa
lelah. Letih
Peningkatan yang cepat dari suhu tubuh
mencapai 39,5 0 C sampai dengan 40 0C
Menggigil, Tidak enak badan, sakit kepala
Daerah Payudara menjadi merah, tegang, nyeri
disertai benjolan yang keras
PENANGANAN
Perawatan payudara dan personal hygiene dimulai
sejak masa kehamilan
Mengoleskan sedikit colostrum pada payudara setiap
hari dimulai pada usia kehamilan 36 minggu
Mengajarkan ibu tentang teknik menyusui,
perawatan payudara dan diet makanan ibu
Memberikan dukungan dan perhatian kepada ibu
secara simpati dan penuh pengertian
Lanjutan Penanganan
Mendukung suami agar memberikan
dorongan dan support kepada istrinya untuk
menyusui dengan teknik yang tepat
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai
perawatan payudara dan puting susu pada
masa nifas, serta penanganan gangguan pada
payudara
Pemberian antibiotika dan analgetik
antipiretik
Mengirimkan spesimen air susu ke
laboratorium untuk di periksa
ABSES PAYUDARA
Mastitis terlambat ditangani atau
terdeteksi Abses.
Terjadi pada hari ke 10 ke 14 setelah
kelahiran
Tanda dan Gejala
Pengeluaran pus
Demam terus-menerus dengan menggigil
Payudara membengkak, sangat nyeri, masa
yang keras dan besar dengan area yang
berfluktuasi, warna menjadi merah, warna
kebiru-biruan pada kulit mengindikasikan
lokasi yang terisi oleh pus/nanah
Penanganan
Rujuk ke rumah sakit Yakinkan ibu untuk :
Pemberian antibiotika Tetap meneteki
dan analgetika meskipun masih keluar
antipiretik rumah
Drain Abses Gunakan bra
Jika masih banyak pus, Kompres dingin
tetap berikan tampon sebelum meneteki
dalam lubang dan buka untuk mengurangi
tepinya bengkak dan nyeri.
Tromboflebitis
Klasifikasi :
Pelviotromboflebitis/tromboflebitis vena
dalam: mengenai vena-vena dinding uterus
dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika,
vena uterin dan vena hipogastrika.
Tromboflebitis femoralis/tromboflebitis
superficial : mengenai vena-vena pada tungkai
misalnya vena femoralis, vena poplitea dan
vena safena
Tromboflebitis
Demam tinggi dengan takikardi
Nyeri pada tungkai
Edema kaki dan paha
Homan sign positif
Terjadi pada hari 10-20
Tanda dan Gejala
Tromboflebitis vena dalam
Tromboflebitis superficial
Demam tinggi, takikardi,
menggigil
Sedikit peningkatan Awitan nyeri berat pada tungkai
pada nadi dan suhu yang mendadak
Nyeri pada tungkai Edema pergelangan kaki,
tungkai, paha
Panas pada daerah
Tanda Homan positif
setempat
Nyeri dengan tekanan pada
Kemerahan dan nyeri betis
tekan Nyeri tekan sepanjang
pembuluh darah yang terkena.
Penanganan
Pemeriksaan vena dengan ultrasuara
Tirah baring
Menaikkan ekstremitas
Pemakaian kaus kaki elastis
Analgesik
Konsultasi dengan dokter untuk terapi
antikoagulan dan atau antibiotik
DEMAM MUNTAH DAN SAKIT WAKTU
BERKEMIH
sensitivitas kandung kemih berkurang akibat
peregangan, trauma, dan retensi dari urin residu.
SISTITIS, Sistitis adalah peradangan kandung
kemih tanpa disertai peradangan bagian
atas saluran kemih.
PIELONEFRITIS, Pielonefritis adalah infeksi
pada ginjal yang biasanya disebabkan oleh
bakteri yang naik dari saluran kemih bawah
SISTITIS

Faktor predisposisi :
Uretra wanita yang pendek
Sistokel
Sisa air kemih yang tertinggal
Penggunaan kateter
Sistitis
Tanda dan gejala :
Rasa sakit waktu berkemih
Meningkatnya frekuensi berkemih
Pada penekanan suprasimpisis, akan terasa nyeri
lokal yang juga menyebar ke daerah lipat paha,
prosedur pemeriksaan ini juga menyebabkan
pasien ingin berkemih
Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan
lekosit dan eritrosit dan kadang kadang
ditemukan bakteri
Kadang kadang terdapat hematuria
PIELONEFRITIS
Pyelonefritis terjadi akibat perubahan fisiologis
dan anatomi yang diasosiasikan dengan
kehamilan. Perubahan tersebut diantaranya :
Penekanan ureter pada pinggir pelvik oleh
uterus
Penurunan kondisi kandung kemih saat
nifas
Dilatasi dan penurunan kondisi ureter
akibat efek hormonal
PIELONEFRITIS

Gejala dan tanda ;


Disuria
Demam tinggi
Sering kencing
Nyeri perut
Nyeri suprapubik
Nyeri pinggang/KOSTOVERTEBRAL
Nyeri dada belakang
Anoreksia
Mual/muntah
Peran bidan :
1.Melakukan deteksi dini pada kasus
infeksi saluran kemih
2.Mencegah terjadinya infeksi saluran
kemih
3.Melakukan perawatan dengan segera
dan melakukan kolaborasi dengan dokter
dalam penanganan kasus infeksi saluran
kemih
Infeksi saluran kemih
Asuhan bidan :
Menganjurkan ibu untuk berkemih setiap 2 4 jam,
Ibu sebaiknya sedikitnya minum 8 gelas cairan khususnya
air setiap hari
Menganjurkan ibu untuk menjaga personal higiene
Kaji bila terdapat rasa sakit menyengat dan rasa panas
pada saat berkemih
Kaji bila ada keluhan ketidaknyaman pada area
suprapubik atau abdomen bagian bawah, nyeri punggung
bagian bawah atau nyeri berat pada panggul.
Kaji tanda tanda vital 4 jam dan bila ada pengaruh
pada tanda sistemik
BENGKAK PADA WAJAH dan EKSTREMITAS

Keadaan pembengkakan wajah dan ekstremitas,


sering menyertai kelainan kelainan pada ma
nifas, sebagai berikut

1. Eklampsi
2.Syndrom Nefrotik
EKLAMPSI POSTPARTUM
Gejala :
Peningkatan tekanan darah
Oluguria
Peningkatan jumlah proteinuri ( karena
vasospasme akut )
Sakit kepala berat dan persisten
Rasa mengantuk
Penglihatan kabur
Nyeri epigastrik
Hiperefleksi
FAKTOR RESIKO
Primigravida
Wanita dengan hipertensi esensial
Wanita dengan kehamilan kembar
Wanita dengan diabetes, mola hidatidosa,
polihidramnion
Wanita dengan riwayat eklamsia atau preeklamsia
pada kehamilan sebelumnya
Riwayat keluarga eklamsi
PERAN BIDAN

Mendeteksi terjadinya eklamsi


Mencegah terjadinya eklamsi
berkolaborasi dengan dokter untuk
penanganan kasus eklamsia
Memberikan penanganan awal
sebelum merujuk pada kasus eklamsi
SYNDROM NEFROTIK
Syndrom nefrotik adalah suatu spektrum
penyakit ginjal yang penyebabnya beragam.
Pada gambaran mikroskopis ginjal, terdapat
kelainan pada sawar dinding kapiler
glomerulus, yang menyebabkan filtrasi protein
plasma yang berlebihan.
GEJALA
Proteinuria > 3 gr/hari
Hipoalbuminemia
Hiperlipidemia
8. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
Gastroenteritis biasanya memiliki jangka waktu terbatas
seringkali tidak lebih dari 24 jam, kadang kadang saja
sampai 72 jam. Sejauh ibu masih bisa menelan cairan
yang keluar melalui muntah atau diare dan kondisi ibu
masih mampu untuk menyusui bayi nya ibu di anjurkan
untuk menyusui bayinya
9. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh
sendiri bayinya atau diri sendiri

Empat aspek yang menuntut kemampuan koping,


ialah : penyesuaian fisik, ketidakamanan awal,
system pendukung, dan kehilangan identitas
sebelumnya
Gangguan emosional pascapartum dapat
dikelompokkan ke dalam 3 kategori : postpartum
blues, depresi pascapartum, dan psikosis
pascapartum.
Postpartum blues
Postpartum blues biasanya terjadi pada >50% ibu.
Dimulai beberapa hari setelah kelahiran dan selesai
10-14 hari. Karakteristik postpartum blues meliputi
menangis, merasa letih karena melahirkan, gelisah,
perubahan dalam perasaan, menarik diri dan reaksi
negatif terhadap anak atau keluarga.kunci untuk
mendukung wanita dalam melalui periode ini adalah
dukungan yang konsisten dari keluarga dan
pemberian perawatan, dan memberikan kesempatan
untuk meningkatkan istirahat
Depresi postpartum
Depresi pascapersalinan terjadi pada 8%-15% ibu. Faktor
resiko mencakup riwayat depresi (30%) atau depresi
pascapersalinan sebelumnya (70-85%).
Dalam depresi post partum terdapat ciri-ciri sebagai berikut,
yaitu :
Gejala muncul 2-3 bulan setelah persalinan
Berlangsung selama tiga-enam bulan, bahkan sampai
delapan bulan.
Terjadi secara konstan dan terus menerus.
Tidak dapat tidur.
Hiburan apapun tidak bisa mengembalikan
kegembiraannya
psikosis
Psikosis jarang ditemukan (1-2/1000 kelahiran
hidup). Bentuk psikiatri yang paling parah. Faktor
risiko mencakup usia muda, primiparitas dan riwayat
penyakit mental pribadi atau dalam keluarga. Gejala
umum dimulai pada 10-14 hari setelah melahirkan
Bidan perlu melakukan rujukan. Penanganan pada
ibu dengan psikosis antara lain adalah rawat inap,
terapi farmakologis
10. Merasa sangat letih atau nafas terengah
engah

11. Sakit kepala yang terus menerus,


nyeri ulu hati, atau masalah
penglihatan
Peran dan tanggung jawab bidan
Peran dan tanggung jawab bidan pada masa nifas
diantaranya yaitu mendeteksi komplikasi dan
perlunya rujukan, memberikan konseling untuk ibu
dan keluarganya mengenai tanda tanda bahaya,
menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan
kebersihan yang aman, memfasilitasi hubungan
ikatan batin antara ibu dan bayi, memberi dan
mendorong pemberian ASI.
evaluasi
Tentukan diagnosa dan penanganan kasusberikut:
Kelompok I : Ny. R postpartum 3 hari, datang pada
anda dengan keluhan suhu tubuh panas selama 3
hari
Kelompok II : Ny. S postpartum 4 hari, datang pada
anda dengan keluhan sakit pada waktu berkemih dan
urine berwarna merah

Anda mungkin juga menyukai